Anda di halaman 1dari 9

EVAPORASI DAN KRISTALISASI

SISTEM VAKUM PADA EVAPORATOR

Disusun Oleh :
1. Indah Dwi Handayani (I0517043)
2. Marttina Rahman (I0517054)
3. Muhammad Hakim M (I0517058)
4. Wahyu Daut Utomo (I0517087)
5. Yohanita Restu W (I0517091)

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNK KIMIA


UNIVERSSITAS SEBELAS MARET
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1. Pengertian Evaporator Vakum


Alat Evaporator Vakum (evaporator vacuum) adalah alat yang biasa digunakan
untuk mengurangi kadar air pada bahan berbentuk cair. Prinsip kerjanya hampir
sama dengan mesin vacuum drying, yaitu pemanasan langsung pada bahan,
dengan pengaturan suhu yang bisa diinginkan.
Media Pemanasan evaporator vakum ini meskipun menggunakan pemanasan
langsung, namun menggunakan double jaket, hal ini untuk menghindari kontak
panas yang terlalu tinggi. Penggunaan vakum menyebabkan kondisi suhu dalam
ruangan vakum menjadi rendah, sehingga akan menjaga kualitas bahan seperti
nutrisi dan gizi tetap baik.

Sistem evaporasi terdiri dari ruang hampa, pompa mekanik, pompa difusi,
katup-katup dan lain-lain. Jika dibutuhkan kehampaan hanya pada orde 10-3
Torr, maka dapat digunakan pompa mekanik. Pengoprasian pompa difusi yang
dibantu dengan gas nitrogen cair. Nitrogen cair ini berfungsi untuk mencegah
kontaminasi dari oli dari pompa difusi dan pompa mekanik. Serta perlu diketahui
bahwa jika menggunakan Rotary Pump maksimal pemvakumannya adalah 10-2
Torr sedangkan untuk Difution Pump maksimal 10-6 Torr.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam teknik evaporasi adalah sumber
evaporasi (evaporan). Evaporan yang biasa digunakan adalah diantaranya
evaporasi filamen (filamen evaporation) dan evaporasi pancaran elektron
(elektron beam evaporation). Pada evaporasi filamen, material sumber evaporasi
diletakan dekat atau pada filamen yang dibentuk. Kelemahan evaporasi filamen
adalah sulit mengambil ketebalan film. Banyak jenis dan bentuk filamen
sehingga harus disesuaikan dengan evaporan untuk menghindari kemungkinan
terjadinya reaksi. Pada sistem evaporasi pancaran elektron, filamen bersuhu
tinggi ditempatkan bersama dengan pengarah elektron. Pancaran elektron
berintensitas tinggi (dengan tegangan mencapai 15kV) difokuskan pada material
sumber yang ditempatkan pada krusibel air dingin. Tenaga dari pancaran elektron
ini melelehkan target sehingga material tadi terevaporasi pada substrat sehingga
terbentuk lapisan tipis.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sistem Kerja Evaporator Vakum

Gambar Skema susunan pompa vakum rotary

Prinsip kerja :
Menurunkan tekanan udara pada bejana tertutup dengan jalan menarik
udara dalam bejana tertutup tersebut. Caranya dengan menggunakan
prinsip jet ejektor atau pompa vakum (bisa piston maupun rotary).

a. Pemvakuman Sistem
Sebelum menggunakan pompa rotary untuk menvakumkan alat
distilasi, penting meyakini bahwa zat-zat volatil yang ada dalam sistem
hanya dalam jumlah yang kecil, lalu dihubungkan dengan aspirator air
untuk mengeluarkan zat-zat volatil tersebut. Perangkap yang dingin dapat
saja mengakumulasikan zat-zat volatil dalam jumlah yang kecil, tapi tidak
aman untuk membiarkan zat-zat tersebut terakumulasi dalam perangkap air
karena berpotensi resiko ledakan pada saat pengisian udara kembali di
akhir distilasi. Setelah zatzat volatil dikeluarkan dari sistem dengan
menggunakan aspirator air, selanjutnya pemakuman dilakukan dengan
pompa vakum rotary .
Perhatikan gambar, isolasi pompa dari alat distilasi dengan metutup
kran D, dari udara luar dengan menutup kran C, dan dari manometer
dengan menutup kran B. Dengan posisi demikian itu dimaksudkan untuk
terjadinya pemakuman pada perangkap. Jangan menambahkan zat
pendingin ke dalam perangkap, tapi kalau menggunakan aseton-CO2
padat, perangkap boleh diisi sepertiga bagian dengan aseton (lihat gambar
a). Nyalakan pompa dan segera tambahkan CO padat atau nitrogen cair ke
dalam aseton secara hati-hati untuk menghindari percikan pendingin ke
tubuh sendiri. Setelah kurang lebih 1 menit, periksa kualitas kevakuman
dengan menggunakan manometer kembalikan kran manometer ke posisi
horizontal setelah memperoleh hasil pembacaan. Jika tarikan pompa sudah
mencapai kevakuman yang memuaskan (paling kurang 1,0 mmHg), buka
secara pelan-pelan kran D untuk memakumkan alat (gunakan pelindung!).
Biarkan beberapa menit untuk menghilangkan zat-zat volatil yang tersisa
dalam contoh sampai tekanan dalam sistem menjadi stabil, kemudian
periksa ulang kevakuman dengan menggunakan manometer. Jika tekanan
sudah memuaskan maka distilasi dapat dimulai. Jangan lupa memeriksa
tekanan secara berkala selama berlangsungnya distilasi, dan memastikan
apakah perangkap tidak perlu penambahan pendingin lagi (umumnya tidak
perlu kecuali jika distilasi pernah dihentikan.

b. Mengakhiri Kevakuman
Pada akhir distilasi, tutuplah kran D untuk mengisolasi alat dari
pompa dan tunggu hingga labu distilasi menjadi dingin. Pastikan
manometer berada pada posisi horizontal dan putar kran C sedemikian
sehingga perangkap terisolasi tetapi pompa terbuka ke udara luar. Anda
akan mendengarkan desisan udara yang melewati saluran keluar. Matikan
pompa tanpa penangguhan. Jangan mematikan pompa selagi saluran masih
dalam keadaan vakum, karena hal itu dapat menyebabkan minyak dari
pompa akan tersedot ke dalam saluran. Akhirnya buka kran D pelan-pelan.
Untuk membiarkan udara masuk ke dalam alat.

c. Pompa difusi
Pompa vakum difusi biasanya digunakan oleh bahan yang tekanan
penguapannya sangat rendah sekali. Prinsip kerja dari pompa difusi ini
adalah dengan cara mengalirkan uap sangat cepat yang diperoleh dari
mendidihkan minyak organik atau merkuri kemudian termampatkan ketika
bertumbukan dengan dinding pompa yang didinginkan. Pompa vakum
difusi ini berguna untuk menguapkan cairan dan untuk menambah tingkat
kevakuman.
Cara kerja pompa difusi adalah sebagai berikut:
Bagian bawah dari pompa ini adalah reservoir oli. Pada ujung cerobong
atas ditutup dengan suatu bentuk payung dan membentuk celah yang
disebut nozzle. Oli dipanaskan dengan filament sehingga menguap. Uap
oli yang mempunyai besar itu akan melalui cerobong karena di bagian atas
tertutup oleh payung, maka uap akan terpancar ke bawah sesuai dengan
bentuk paying tersebut. Karena pengaruh pendinguinan (cooling water),
uap yang terpancarkan ke bawah itu akan mengembun dan kembali ke
reservoir. Bersamaan dengan terpancarnya uap oli dengan nozzle
momentum uap oli itu akan mendesak gas yang ada disekitar nozzle.
Pompa mekanik yang dihubungkan dengan saluran gas dari pompa difusi
dan dapat berfungsi memperbesar momentum uap oli. Tanpa pompa depan
ini, pompa difusi tidak dapat berfungsi karena tidak dapat mengeluarkan
gas yang telah terdifusi, karena pompa mekanik inilah yang membuat
berfungsinya pompa utama. Dalam ruang vakum tersebut terdapat
molekul-molekul gas baik yang berasal dari gas sisa maupun yang berasal
dari sumber evaporasi yaitu bahan logam yang diuapkan. Keadaan vakum
tidak dapat langsung dilihat oleh mata, karena pengisi ruang berupa gas.
Untuk itu diperlukan besaran fisis lain yag memiliki aitan erat dengan
tingkat kevakuman agar kevakuman dapat diukur atau dapat diketahui
dengan mudah.
Keberhasilan dalam proses evaporasi sangat dipengaruhi oleh jumlah
molekul gas sisa dalam ruang vakum.
Bentuk filamen yang biasa dipakai dalam evaporator meliputi:
a. Hair source
b. Wire helix
c. Wire basket
d. Dimpled foil
BAB III
PEMANFAATAN

Pemanfaatan Evaporator Vacum


Alat Evaporator Vakum sering dimanfaatkan oleh industri yang
menghasilkan produk seperti: minyak (VCO), susu, madu, dan produk cair
lainnya.
Contoh dalam proses pembuatan Minyak VCO. Setelah melalui
berbagai proses pengolahan yang cukup panjang hingga sampai pada proses
sentrifugasi untuk pemisahan minyak dengan endapan santan kelapa, tahap
terakhir yang paling penting yaitu proses evaporasi untuk mengurangi atau
menghilangkan kadar air yang masih tersisa pada minyak VCO. Kadar air
sendiri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas minyak VCO.
Karena kadar air yang tinggi dapat mengakibatkan daya tahan minyak
berkurang yang menyebabkan minyak mudah tengik. Mesin VCO Evaporator
Vakum sangat berperan penting bagi pengolahan minyak kelapa, karena
semakin rendah kadar air semakin bagus pula kualitas VCO yang dihasilkan.
Intinya, untuk mendapatkan VCO berkualitas baik, diperlukan proses evaporasi
mengurangi kadar air. Mesin VCO evaporator vakum adalah pilihan yang tepat
untuk membantu proses tersebut.
Daftar Pustaka

Mahmudi.(2000). Studi Tentang Uniformitas Lapisan Tipis Alumunium pada Substrat


Kaca Terhadap Jarak Deposit Menggunakan Metode Evaporasi Termal Tipe Ladd
Research. Surakarta : Jurusan Fisika FMIPA UNS.
Dr. Firdaus, M. S. 2011.Teknik Dalam Laboratorium Kimia Organik. Makasar :
Universitas Hassanudin.

Anda mungkin juga menyukai