Anda di halaman 1dari 3

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Jagung

Jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting selain gandum dan padi. Menurut Aryaningrum (2011) jagung memiliki
kadar karbohidrat yang cukup tinggi yakni 63,6% dalam 100 gr jagung. Tanaman
Jagung merupakan salah satu tanaman serelia yang tumbuh hampir di seluruh dunia
dan tergolng spesies denan variabilitas genetik terbesar. Di Indonesia jagung
merupakan bahan makanan pokok kedua setelah padi.

Salah satu provinsi penghasil jagung yaitu Provinsi Gorontalo. Di Gorontalo


Tanaman ini dikenal dengan nama Binthe. Menurut BPIJ Provinsi Gorontalo
(2010), pemerintah daerah provinsi gorontalo menjadikan jagung sebagai komoditi
unggulan disamping komoditi yang lainnya. Sebab prospek pengembangan jagung
di daerah ini sangat potensial yang tersebar pada beberapa kabupaten/kota, seperti
Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Boalemo dan Kabupaten Pohuwato. Di Provinsi
Gorontalo jagung merupakan komoditi tanaman pangan yang memegang peranan
penting dengan tingkat produksi yang tinggi.

Keunggulan jagung dibanding dengan komoditas pangan yang lain adalah


kandungan gizinya lebih tinggi dari beras, sumber budidaya alam ini juga sangat
mendukung untuk pembudidayaannya, harganya relatif murah dan tersedianya
teknologi budidaya hingga pengolahan. Selain sebagai bahan makanan pokok,
jagung juga dapat di gunakan sebagai bahan pakan ternak dan bahan industri serta
komoditas eksport (Suprapto dan Rasyid dalam Soeprijanto, 2012).
2.1.1 Sistematika tumbuhan jagung

Menurut iriani (2011) dalam taksonomi tumbuhan, tanaman jagung


diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (timbih-tumbuhan)


Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Subdivisio : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledoneae (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput rumputan)
Famili : Poceae (graminaceae)
Spesies : Zea mays

2.1.2 Komposisi kimia tongkol jagung


Tongkol jagung tersusun atas senyawa kompleks lignin, hemiselulosa dan
selulosa. Masing-masing merupakan senyawa yang potensial dapat dikonversi
menjadi senyawa lain secara biologi. Selulosa meripakan sumber karbon yang
dapan digunakan mikroorganisme sebagai substrat dalam proses fermentasi untuk
menghasilkan produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Suprapto dan rasyid
dalam Soeprijanto, 2008). Komposisi kimia limbah tongkol jagung menurut
Meryandani dkk (2009) dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Komposisi kimia tongkol jagung
No. Komposisi Jumlah (%)
1. Selulosa 65,96
2. Hemiselulosa 10,82
3. Lignin 23,74

Selulosa adalah polimer β-glukosa dengan ikatan β-1,4 diantara satuan


Glukosanya. Selulosa berfungsi sebagai bahan struktur dalam jaringan tumbuhan
dalam bentuk campuran polimer homolog dan biasanya disertai polisakarida lain
dan lignin dalam jumlah yang beragam. Molekul selulosa memanjang dan kaku,
meskipun dalam larutan. Gugus hidroksil yang menonjol dari rantai dapat
membentukikatan hidrogen dengan mudah, mengakibatkan kekristalan dalam batas
tertentu (john dalam Sari, 2009). Struktur selulosa dapat dilihat pada gambar 1.
Gambar 1. Struktur selulosa
Selulosa hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni di alam,
melainkan selalu berikatan dengan bahan lain yaitu lignin dan hemiselulosa. Serat
selulosa alami terdapat di dalam dinding sel tanaman dan material vegetatif
lainnya. Selulosa murni mengandung 44,4% C; 6,2% H; dan 49,3% O. Rumus
empiris selulosa adalah (C6 H10 O5)n. Pada proses hidrolisis yang sempurna akan
menghasilkan disakarida selobiosa (Sjostrom dalam Soeprijanto, 2008).

Anda mungkin juga menyukai