Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Selatan Kabupaten Muna. Pada tahun 2016 nama desa yang awalnya Wale – Ale
berubah menjadi Waale – Ale. Jarak antara desa Waale – Ale dengan Ibu Kota
60 Km.
Secara umum penduduk Desa Waale – Ale terdir dari 3 keyakinan yakni
Islam, Kristen protestan dan Kristen katolik. Mayoritas Penduduk yang tinggal
Desa Waale - Ale terdiri dari 2 dusun yaitu dusun katibu dan dusun
wongko. Menurut data tahun 2017 Jumlah warga di desa ini yakni 181 Kepala
Keluarga dimana terdiri dari 197 orang Laki – laki dan 388 orang perempuan.
Dimana Jumlah penduduk dusun katibu sebanyak 110 Kepala Keluarga, yang
terdiri dari 119 orang laki – laki dan 249 orang perempuan, sedangkan dusun
wongko sebanyak 71 Kepala Keluarga, yang terdiri dari 78 orang laki – laki dan
berkebun dan bertani, selain itu sangat sedikit yang menjadi pegawai negeri sipil,
pengusaha, dan profesi lainnya. Fenomena lain yang ada di Desa Waale – Ale
Desa Waale – Ale merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan
ibu kota kecamatan dan 60 Km dari ibu kota kabupaten. Luas wilayah Desa Waale
Sedangakan peruntukan lahan Desa Waale – Ale dengan luas wilayah yang
4. Pekarangan : 30 Ha/m2
6. Lain – lain
2
Jumlah penduduk Desa Waale hingga data terakhir tahun 2017 berjumlah
585 jiwa dengan rincian laki – laki sebanyak 197 jiwa dan perempuan sebanyak
388 jiwa yang terdiri dari 181 Kepala Keluarga dengan mata pencaharian
Penghasilan utama di Desa Waale jika ditinjau dari sumber daya alamnya
adalah petani dan pekebun. Selain itu sebagian dari masyarakat Desa Waale – Ale
juga berprofesi sebagai pedagang, ini dikarenakan untuk memasarkan hasil dari
pertanian dan perkebunan yang di miliki oleh penduduk setempat. Untuk bidang
peternakan, juga ada sebagian masyarakat yang berprofesi sebagai peternak sapi,
Kantor Desa Waale – Ale berjumlah 485 Jiwa dengan keyakinan yang berbeda
berpegang teguh pada aturan adat istiadat, yang dimana kita melihat sikap saling
membantu masyarakat itu sendiri yang kemudian sangat terlihat sikap itu di
terapkan kepada orang – orang yang masuk di Desa Waale – Ale terkhusus kami
3
Pengakuan oleh Pemerintah setempat bahwa Desa Waale – Ale sebagai Desa
Adat. Namun disamping itu sebagian dari masyarakat juga terpengaruh dengan
arus – arus politk yang kurang mendidik saat ini sehingga batas interaksi antar
Mata pencaharian masyarakat Desa Waale – Ale dapat dilihat pada tael
berikut :
Jenis Kelamin
NO Mata Pencaharian
Laki – Laki Perempuan
2 Perkebunan 50 50
4 Pedagang Keliling 14 10
5 Dokter Swasta 1 -
8 TNI 1 -
9 Pensiunan TNI/Polri 2 1
10 Pengusaha keci/menengah 27 27
4
Berdasarkan table diatas Mayoritas penduduk Desa Waale – Ale adalah
petani dan pekebun dimana ini di dasari dengan kondisi geografis lahan yang ada
di desa ini.
b. Tingkat Pendidikan
Jumlah
No Tingkat Pendidikan
Laki – laki Perempuan
6 S-1 1 orang -
7 S-2 14 orang -
1 Kantor Desa 1
2 Gedung SD 1
5
3 Gedung SMP 1
4 Gedung TK 1
5 Gedung Posyandu 1
6 Masjid 1
7 Mushollah 1
8 Gereja 1
9 Puskesmas 1
10 Lapangan Voly 1
13 Mata Air 1
14 Sumur Bor 5
Jumlah 18
Waale – Ale dibangun beberapa sarana kesehatan. Demikian pula dengan tenaga
Pelayanan yang diberikan seperti mengobati penyakit yang biasa di derita oleh
Selain pelayanan kesehatan yang diterima masih ada beberapa factor yang bisa
6
Masyarakat Desa Waale – Ale dalam mengakses pengobatan pada
Tetapi masih ada sebagian masyarakat yang berobat dengan menggunakan jasa
dukun.
Desa Waale – Ale diusiiia yang relatif muda ini dimana penduduknya masih
hingga saat ini, untuk mendorong semangat demi terwujudnya desa yang sejahtera
maka perlu ada kerjasama antara masyarakat dengan pemerintah desa dan seluruh
manfaatnya masyarakat Desa Waale – Ale baik dari segi sarana prasarana,
pendididkan maupun yang lainnya adalah lewat program ADD dan pada tahun
2017 Desa Waale – Ale telah membangun pengairan air yang peruntukannya
Selatan. Namun kondisi pasar yang sepi sehingga mereka kesulitan untuk
7
mendapatkan keuntungan yang relatif besar. Sehingga kondisi ini
dimanfaatkan oleh para distributor di luar Desa Waale – Ale untuk membeli
hasil pertanian dan perkebunan dengan harga yang relatif murah sehingga
desa tersebut. Namun tantangan yang di hadapi saat ini adalah belum
pasar yang ada di wilayah tersebu. kurangnya modal dalam hal ini