DOSEN TUTOR
drg. Dessy Racmawati, M.Kes Ph.D
Seorang ibu mengantarkan putra nya kontrol di bagian Ortodonti RSGM Unej.
Peranti ortodonti lepasan yang dipakai sejak 3 bulan yang lalu komponen pasif yaitu
klamer Adams dan busur labial pendek di bagian anterior sudah longgar demikian
juga plat akrilik yang sudah tidak terasa menekan pada gigi gigi lagi. Setiap 2
minggu sekali ibu tersebut mengantarkan putranya untuk melakukan aktivasi pada
komponen aktif yaitu skrup ekspansi sebanyak dua kali putaran. Penderita tersebut
sangat kooperatif karena selalu dilakukan motivasi oleh operatornya, terlihat
adanya kemajuan perawatan yang dapat dilihat pada model progress.
BAB 2
PROBLEM DEFINITION
BRAINSTORMING
Kontraindikasi :
1. Bila diperlukan pergerakan bodily, semua bagian gigi bergerak ke posisi yang
baru.
2. Diskrepansi skeletal yang jelas, seperti pada maloklusi klas 2
3. Bila terdapat problema ruangan, misal gigi berdesakan atau diastema yang
parah
4. Apa saja komponen piranti lepasan ortodonti?
1. Baseplate untuk mendukung alat yang lain, sebagai tempat penanaman
komponen, untuk melindungi pegas didaerah palatal, untuk mencegah
bergesernya gigi geligi yang sesuai tempat.
2. Komponen pasif : bite plane, lingual arch
3. Komponen aktif : auxillary spring, labial arch/bow, skrup expansi, elastic
rubber memiliki kemampuan untuk menyebabkan perpindahan gigi
4. Komponen retentif : klamer/clasp, kait/hook, busur labial/labial arch dalam
keadaan pasif memiliki kemampuan untuk mempertahankan gigi yang telah
ditentukan posisinya
5. Komponen penjangkaran : verkeilung, klamer modifikasi untuk meneruskan
gaya yang diterima komponen aktif, untuk memberikan gaya yang berlawanan
dengan gaya komponen aktif
5. Apa syarat alat orto lepasan yang baik?
1. Syarat biologis, bahan yang digunakan tidak menyebabkan iritasi, alat tersebut
harus dapat memberikan pergerakan gigi yang diinginkan, tidak boleh
mempengaruhi pertumbuhan gigi secara fisiologis
2. Syarat higienis, mudah dibersihkan
3. Syarat mekanis, alat harus dapat menahan tekanan mastikasi, dan mudah
dilepas pasang, agar stabilitas maksimal, plat dibuat seluas mungkin tetapi
tidak mengganggu lidah untuk berbicara
4. Syarat estetis, dapat diterima secara estetis
6. Di skenario, alat sudah menjadi longgar, apa yang menyebabkan alat
tersebut longgar?
Di skenario, dijelaskan bahwa busur labial pendek sudah longgar, berarti
overjet sudah normal, labial bow berfungsi untuk mengkoreksi gigi anterior ke
palatal
Diperlukan aktivasi skrup ekspansi
BAB 5
MAPPING
Piranti Lepasan
Ortodonti
Indikasi dan
Kontraindikasi
Aktivasi
Evaluasi
BAB 6
LEARNING OBJEKTIVE
1. Mahasiswa mampu mengkaji definisi dan fungsi dari piranti ortodonti lepasan
2. Mahasiswa mampu mengkaji syarat piranti ortodonti lepasan yang baik
3. Mahasiswa mampu mengkaji komponen-komponen piranti ortodonti lepasan
4. Mahasiswa mampu mengkaji indikasi dan kontraindikasi piranti ortodonti
lepasan
5. Mahasiswa mampu mengkaji aktivasi dan evaluasi perawatan ortodonti
lepasan
BAB 7
REPORTING/ GENERALISATION
Aktivasi
Dilakukan pada lengan pegas, mula-mula yang didekat koil yang
jauh dengan gigi, kemudian ujung lainnya yang mengenai gigi
(Devi dkk., 2015).
3. Pegas T
Digunakan untuk mengerakkan gigi premolar (atau kadang-kadang
kaninus) ke bukal. Dibuat dari kawat 0,5mm dengan prinsip mekanika yang
sama dengan pegas kantilever. Karena tidak mempunyai koil, kelenturan
pegas T lebih kecil, sehingga memerlukan defleksi yang kecil agar tidak
menyulitkan pasien sewaktu memasang peranti (Devi dkk., 2015).
Kekuatan yang diberikan oleh pegas T mempunyai dua komponen, yaitu
horizontal dan vertikal. Bila permukaan gigi yang kontak dengan pegas
hampir vertikal (seperti premolar atas), komponen intrusifnya kecil. Tetapi
bila pegas T mengenai bidang miring seperti pada singulum insisivus,
komponen vertikalnya akan lebih besar, sedangkan komponen labialnya
menjadi lebih kecil (Devi dkk., 2015).
Pegas T dari kawat 0,5mm. Aktivasi dilakukan pada lup sehingga pegas
dapat memanjang apabila gigi bergera (Devi dkk., 2015)
Aktivasi
Dilakukan dengan cara menarik pegas menjauhi lempeng akrilik.
Pegas ini kaku dan hanya perlu diaktivasi sedikit, pegas akan
terletak dalam posisi yang benar sewaktu pasien memasang
peranti. Pegas dapat diperpanjang dengan cara membuka lup pegas
(Devi dkk., 2015).
4. Pegas Bukal
Digunakan pada kaninus yang labioversi untuk digerakkan ke distal
dan palatal. Dibuat dari kawat 0,7mm sehingga memerlukan sedikit deflesi
Aktivasi
Pegas ini boleh diaktivasi lebih dari 1mm. Caranya adalah dengan
membengkokkan ujung pegas kemudian memotong ujung pegas
sepanjang 1mm (Devi dkk., 2015).
Aktivasi
Dilakukan dalam dua tahap. Pertama membuka lup vertikal dengan
cara menekan ujung lup dengan tang. Ini akan menyebabkan busur
di daerah insisivi bergerak ke insisal. Kemudian busur harus
dibengkokkan pada dasar lup agar tinggi busur kembali seperti
semula. Aktivasi tidak boleh lebih dari 1mm (Devi dkk., 2015).
8. Sekrup Ekspansi
Terdapat berbagai macam sekrup ekspansi yang dapat digunakan
untuk menggerakkan gigi. Ada yang mempunyai guide pin tunggal maupun
ganda. Sekrup dengan pin ganda lebih stabil, tetapi sekrup dengan pin
tunggal lebih berguna apabila tempatnya sempit, misalnya di rahang
bawah. Salat satu keuntungan pemakaian sekrup adalah dapat digunakan
juga sebagai retensi peranti (Devi dkk., 2015).
Sekrup ekspansi dapat digunakan untuk mengkspansi lengkung
geligi ke arah transversal maupun sagital, anterior maupun posterior
tergantung jenis dan penempatan sekrup. Sekrup yang kecil dapat
menggerakkan satu gigi ke arah labial atau bukal (Devi dkk., 2015).
Aktivasi
Dilakukan pemutaran pada lubang sekrup menggunakan kunci yang
tersedia sesuai dengan arah perputaran yang ditandai dengan arah
panah. Sekrup diputar seperempat putaran seminggu sekali.
Operator perlu mengajari pasien atau orang tuanya bagaimana cara
memutar sekrup dengan benar untu melakukan aktivasi sendiri
(Devi dkk., 2015).
Sekrup ekspansi memberikan kekuatan intermittent yang besar,
yang akan berkurang setelah gigi bergerak. Karena kekuatan yang besar,
hanya diperlukan aktivasi yang kecil (kurang lebih 0,2mm setiap
seperempat putaran) (Devi dkk., 2015).
DAFTAR PUSTAKA
Adams, C. P. 1991. Desain, Konstruksi, dan Kegunaan Pesawat Ortodonti Lepas. Jakarta:
Widya Medika.
Al-enein, U., Shady, H. 2018. Orthodontic Devices. Egypt : Ala Azhar University Egypt
Bhalajhi, S. I. 2004. Orthodontic The Art and Science. New Delhi: Arya (MEDI)Publishing
House.
Devi Leliana Sandra, Joelijanto Rudy, Prijatmoko Dwi, Herniyati, Sutjiati Rina, A
Chandra, Farida Ida. 2015. Panduan Skills Lab Ortodonsia. Jember : Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Jember
Ditaprilia, Maharetta., W. Ardhana dan Chrisnawati. 2015. Perawatan Ortodontik Alat
Lepasan Kombinasi Semi-cekat Pada Kehilangan Gigi 46. MKGK. 1(1): 20-26.
Foster, T. D. (1997). Buku Ajar Ortodonsi (3rd ed.). Jakarta: EGC.
Goenharto, Sianiwati., E. Rusdiana dan I.N. Khairyyah. 2017. Comparison Between
Removable and Fixed Orthodontic Retainers. Journal of Vocational Health
Studies. 1(2) : 82-87.
Lohakare, Sandhya Shyam. 2008. Orthodontic Removable Appliances. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publishers.
Luther, F., Nelsoon Moon, Z.2013.Orthodontic Retainers and Removable
Appliances.British Library. United Kingdom.