BAB I
DEFINISI
A. PENGERTIAN
Bed Side Counseling ( Pendidikan Perseorangan ) adalah kegiatan pendidikan
kesehatan kepada pasen/keluarga supaya pasen/keluarga mendapatkan
pengetahuan dan keterampilan untuk mengatasi masalah kesehatannya.
Populasi adalah sekelompok orang di suatu tempat tertentu yang mempunyai ciri
– ciri tertentu pasien adalah orang sakit Jadi Populasi Pasien dapat diartikan
adalah sekelompok orang sakit yang di suatu tempat tertentu yang mempunyai ciri
– ciri tertentu. Populasii Pasien di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat adalah
1
2
sekelompok orang sakit yang berada di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat
yang mempunyai ciri-ciri jenis kelamin, umur, ras/etnis, agama dan bahasa yang
digunakan. Yang dimaksud dengan jenis kelamin adalah keadaan seseorang yang
menunjukan wanita atau pria. Umur adalah usia. Ras/etnis adalah golongan
bangsa yang berdasarkan ciri-ciri fisik atau rumpun. Agama adalah ajaran atau
system yang mengatur tata keimanan ( kepercayaan ) dan kepribadian kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah seperti Islam, Kristen atau Budha.
Bahasa yang digunakan adalah percakapan / kata-kata yang digunakan oleh
anggota suatu masyarakat untuk berinteraksi dan untuk mengidentifikasikan diri.
B. TUJUAN
Panduan pemberian edukasi disusun sebagai acuan bagian staf atau tenaga
kesehatan dalam memberikan pengetahuan kepada pasien dan atau keluarganya.
2
3
1. Pasien dan atau keluarga mendapat edukasi yang jelas tentang hak pasien,
asuhan pelayanan, rencana pelayanan dan pengobatan
2. Pasien dan atau keluarga dapat memahami dan mengerti informasi yang telah
dijelaskan oleh staf Rumah Sakit
3. Pasien dan atau keluarga mengerti tentang penyakit yang diderita
4. Pasien dan atau keluarga dapat mengambil keputusan pelayanan dengan
kompromi tanpa merasa dipaksa dan takut
5. Staf Rumah Sakit mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien
dan keluarga tentang asuhan pelayanan
Tenaga kesehatan lebih transparan dalam asuhan pelayanan, rencana pelayanan
dan pengobatan dan dapat bekerjasama baik dengan pasien.
3
4
BAB II
RUANG LINGKUP
A. SASARAN
Sasaran pendidikan kesehatan individu ( BSC ) ditargetkan kepada pasien dan
keluarga pasien yang berada atau yang sedang dirawat di Rumah Sakit Paru
Provinsi Jawa Barat.
Yang dijadikan populasi di Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat adalah orang
sakit yang berkujung dan memerlukan pelayananRumah Sakit Paru Provinsi Jawa
Barat.
B. PETUGAS
Petugas pemberi edukasi adalah, dokter spesialis paru,, dokter spesialis lainnya,
dokter umum, dokter gigi, perawat, apoteker, nutrisionis, fisioterafis.
NO PETUGAS KUALIFIKAS
FORMAL NON FORMAL
4
5
C. TEMPAT
Tempat pelaksanaan pemberian edukasi adalah Instalasi gawat Darurat, Instalasi
Rawat Jalan, Instalasi rawat Inap.
D. WAKTU
Waktu pemberian edukasi adalah pada saat pasien dan keluarga pasien
membutuhkan edukasi terkait. Dan disesuaikan dengan kondisi pasien dan
keluarga. Atau sesuai dengan permintaan keluarga.
Petugas memberikan edukasi dengan waktu yang adequat, disesuaikan dengan
materi, kondisi pasien dan atau keluarga serta metode yang digunakan.
E. MATERI
Materi edukasi yang dapat diberikan kepada pasien atau keluarga adalah :
e. Risiko
f. Komplikasi
g. Prognosis
5. Manajemen nyeri
a. Informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama berakhir,
antisipasi ketidak nyamanan
b. Cara untuk mengontrol faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi
respon pasien mengalami ketidak nyamanan
c. Cara mengurangi atau menghilangkan faktor yang menjadi presitipasi atau
meningkatkan pengalaman nyeri
d. Memberikan pilihan untuk memfasilitasi penurun nyeri
e. Cara mempertimbangkan jenis dan sumber nyeri ketika memilih srategi
penurun nyeri
f. Menganjurkan pasien untuk memantau nyerinya sendiri dan intervensi
segera
6. Penggunaan obat yang aman
a. Nama obat dan penggunaannya
b. Aturan pemakaiannya
c. Jumlah obat yang diberikan
d. Cara penyimpanan obat
e. Efek samping obat
f. Interaksi obar dengan obat
g. Interaksi obat dengan makanan
7. Aspek sosial
a. Relasi sosial dan dukungan lingkungan
b. Kehidupaan psikososial
c. Komunikasi dan peran keluarga
d. Motivasi dan disiplin pasien dalam menjalani proses pemulihan
8. Diet
a. Status gizi
b. Nutrisi
c. Diet selama dirawat
d. Diet di rumah
9. Penggunaan alat medis yang aman dan efektif
a. Informasi tentang peralatan medis yang digunakan
b. Penjelasan tentang tujuan penggunaan peralatan medis
c. Penjelasan tentang bagaimana penggunaan peralatan medis yang tepat
d. Penjelasan akibat yang akan terjadi jika menghentikan penggunaan
peralatan medis sebelum selesai program
e. Penjelasan tentang efek sampng yang mungkin ada dari pemakaian
peralatan medis tersebut
10. Teknik rehabilitasi
a. Cara terapi latihan
b. Cara elektroterapi
11. Teknik terapi okupas
6
7
7
8
BAB III
TATA LAKSANA
1. Teori Komunikasi
a. Proses Komunikasi
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti
sebagaimana dimaksud oleh pengirim pesan/komunikator, pesan ditindak
lanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan/komunikan dan tidak
ada hambatan untuk hal itu
(Hardjana, 2003 ) Gambar berikut memberikan ilustrasi proses komunikasi.
8
9
9
10
4. Sifat komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (pelayanan
promosi).
Komunikasi yang bersifat informasi asuhan didalam rumah sakit adalah :
a. Jam pelayanan
b. Pelayanan yang tersedia
c. Cara mendapatkan pelayanan
d. Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kamampuan rumah sakit.
Akses informasi dapat diperoleh dengan melalui Customer Service, Admission,
dan Website.
Sedang komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi) adalah :
a. Edukasi tentang obat
b. Edukasi tentang penyakit
c. Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari
d. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
qualitas hidupnya pasca dari rumah sakit.
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information dan
nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS ( Penyuluhan Kesehatan Rumah
Sakit ).
10
11
11
12
Sumber : Wikipedia
12
13
13
14
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok
komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang
handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan hubungan dengan
orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect), karena inilah yang dapat
membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling
menguatkan.
Tujuan pengkajian
Memahami masalah
2. Siapa yang akan memecahkan masalah dan siapa yang perlu dilibatkan
3. Jenis bantuan yang akan diberikan
Prioritas masalah
Aktualisasi diri
Harga diri
Kasih sayang
Aman / Nyaman
Biologis / Fisiologi
Gangguan bicara
Kesulitan bicara
Tidak ada dukungan keluarga
Keterbatasan bahasa
Kurang motivasi
Gangguan fisik
Keyakinan/nilai
Gangguan emosi
Gangguan pendengaran
Gangguan penglihatan
Keterbatasan budaya
Kognitif
lainnya
7) Kesediaan menerima edukasi
8) Edukasi yang dibutuhkan :
Penyakit
Tindakan medis
Pengobatan
Penggunaan obat yang aman
Pengembangan potensi psikologi
Aspek sosial
Penanganan dan perawatan di rumah sakit
Penanganan dan perawatan di rumah
Sumber pelayanan komunitas
Diet
Penggunaan peralatan medis yang aman dan efektif
Manajemen nyeri
Teknik rehabilitasi
Bimbingan rohani/spiritual
c. Diperoleh dengan cara observasi dan atau menanyakan langsung kepada
pasien dan atau keluarga
d. Setelah dilakukan asesment, maka petugas terkait harus dihubungi oleh
perawat ruangan untuk dibuatkan rencana edukasi dan dilakukan edukasi
kepada pasien dan atau keluarga.
17
18
5. Tahap evaluasi
a. Pasien dan atau keluarga telah memahami edukasi yang disampaikan,
apabila pada tahap verifikasi pasien dan atau keluarga bisa menyebutkan
kembali materi yang disampaikan
b. Apabila pasien dan atau keluarga tidak memahami informasi yang
disampaikan atau tidak ada respon sama sekali maka pemberian edukasi
dapat dilakukan pada waktu lain sesuai dengan kesepakatan antara
pasien dan atau keluarga dengan petugas
6. Tahap pendokumentasian
a. Pemberian edukasi di catat atau di dokumentasikan dalam formulir rekam
medik pasien pada lembar catatan edukasi
b. Catat tanggal dan jam pemberian edukasi
c. Catat durasi / lamanya pemberian edukasi : misal 30 menit
d. Catat materi edukasi yang disampaikan
e. Catat metode yang digunakan dalam pemberian edukasi
f. Catat media yang digunakan dalam pemberian edukasi
g. Catat hasil evaluasi pemberian edukasi
h. Catat tanggal re-edukasi apabila diperlukan pengulangan edukasi dengan
materi yang sama
19
20
22
23
c. Beri tanda checklist dan titik-titik diisi lengkap pada kotak yang telah
disediakan, dapat lebih dari satu sesuai dengan kebutuhan pasien dan
keluarga
d. Masing-masing petugas mengisi rencana edukasiyang akan diberikan
e. Kolom “materi diberikan oleh” : diisi oleh petugas / profesiyang akan
merencanakan dan memberikan edukasi
f. Kolom “materi” : diisi dengan edukasi yang dibutuhkan oleh pasien dan
keluarga
g. Jika tema materi tidak ada dikolom yang telah disediakan, maka tema
materi yang akan d edukasikan di tulis pada baris yang kosong dan ber
tanda checklist
E. TEKNIK EDUKASI
Upaya untuk menjalin hubungan baik dengan pasien atau keluarga pasien,
dimulai saat menyambut kedatangan pasien atau keluarga pasien. Perasaan
24
25
penerimaan akan kehadiran dirasakan pada saat petugas menyambut pasien atau
keluarga pasien dengan hangat, bersahabat dan wajar.
Menyambut pasien atau keluarga dapat diungkapkan dengan memberikan
salam atau dengan sapaan (menyapa) ramah. Bagaimana teknik menyambut
pasien atau keluarga pasien yang baik?, kita ingat bahwa komunikasi yang efektif
merupakan kombinasi antara komunikasi verbal, non-verbal dan emosional.
Pemahaman pasien dan keluarga pasien dipengaruhi oleh teknik komunikasi non-
verbal yaitu sebesar 70%, selanjutnya teknik penerapan nada bicara saat
berkomunikasi : yaitu sebesar 23% dan yang terakhir adalah teknik mengucapkan
kata-kata pada saat berkomunikasi yaitu sebesar 7%.
1. Penerapan Teknik Menyambut Pasien atau Keluarga Pasien
a. Begitu melihat pasien atau keluarga pasien datang, jangan sekali-sekali
bersifat masa bodoh, acuh atau melalaikan dia. Sambutlah mereka,
ucapkan terima kasih atas kedatangannya
b. Sampaikan assalamualaikum atau selamat pagi, apa kabar dengan nada
suara yang akrab disertai dengan ekspresi pandangan mata yang tertuju
pada pasien atau keluarga pasien, wajah tersnyum bersahabat, wajar dan
ada kontak perasaan (menyapa/ menyampaikan salam dengan hati)
c. Untuk anak dan remaja pakai bahasa yang bersahabat
d. Segera persilahkan masuk dan duduk
e. Usahakan untuk segera memberikan pelayanan dan bersikaplah sopan
terhadap pasien atau keluarga pasien. Bila pasien atau keluarga pasien
melakukan kontak melalui telepon, usahakan segera dijawab dengan baik
dan sopan
f. Jika pasien dan atau keluarga pasien telah berjanji pada jam tertentu
untukmenemui anda, maka usahakan untuk siap tepat waktu
25
26
26
27
27
28
a. Fisik
Berdasarkan pada rasa yang dialami tubuh, seperti rasa sakit, tidak
nyaman, atau rasa nikmat. Orang akan menghindari tingkah laku yang
menimbulkan rasa sakit, atau sebaliknya orang akan memilih tingkah laku
yang memberikan kesenangan
b. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu
situasi secara subjektif
c. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan. Orang akan mendapat informasi
memahami situasi dan berbagai konsekuensinya
d. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual serta kemampuan untuk
melaksanakannya. Seseorang akan menilai potensi diri dan kepercayaan
dirinya melalui kemampuannya dalam bertindak
e. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan-jaringan sosial yang ada. Hubungan
antara satu orang ke orang lainnya dapat mempengaruhi tindakan
individual
f. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin
memberikan hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku
tertentu
12. Cara Menyampaikan Berita Buruk atau Kabar buruk : (diadaptasi dari bucman,
1992)
“Breaking Bad News : A Six-Step Protokol”
S.P.I.K.E.S
S : Setting, listening skills
P : Patien preception
32
33
33
34
b. Patien preception
Sebelum menyampaikan kabar buruk kepada pasien, petugas sebaiknya
mengetahui persepsi pasien terhadap kondisi medis terhadap dirinya
sendiri dan harapan pasien terhadap hasil medikasi yang di tempuh. Tujuan
mengetahui kedua aspek tersebut bukan hanya untuk menguabah persepsi
pasien agar sesuai dengan kenyataan, melainkan sebagai jalan untuk
menilai kesenjangan antara persepsi dan harapan pasien dengan
kenyataan, melainkan jalan untuk menilai kesenjangan antara persepsi dan
harapan pasien dengan kenyataan (sebagai pertimbangan penyampaian
kabar buruk agar tidak terlalu membuat pasien terguncang)
d. Knowlage transmission
Pembukaan dilakukan sebelum menyampaikan kabar buruk dengan
mengatakan pada pasien bahwa ada kabar buruk yang akan disampaikan
pada pasien. Cara penyampaian :
1) Menggunakan bahasa yang sama dan menghindari istilah medis
2) Bila bahasa pasien berbeda, dapat dibantu penerjemah yang kompeten
Penerjemah mengerti dan dapat menggunakan bahasa yang
digunakan pasien
Penerjemah mengerti dan dapat menggunakan bahasa yang
digunakan dokter
34
35
35
36
2. Pembiayaan
a. Mengembangkan dan menghasilkan bahan materi membutuhkan banyak
waktu dan uang
b. Taksiran yang akurat dari biaya pengembangan materi promosi kesehatan
menjadi bagian dari proses perencanaan sehingga pembiayaan dapat
dipertimbangkan sebagai bagian dari keseluruhan perencanaan dan
program alokasi sumber daya
c. Pembiayaan dialokasikan dari DPA Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat
4. Desain
a. Membuat ringkasan
Ringkasan menjelaskan secara rinci maksud bahan materi pendidikan
kesehatan, kepada siapa ditujukan dan informasi apa yang harus
dimasukkan
b. Menulis teks
Menggunakan kata-kata dan bahasa yang sesuai. Kalimat yang pendek
dengan menggunakan kata-kata sederhana yang umum akan lebih mudah
dimengerti. Materi tertulis harus diperiksa kembali, untuk memudahkan
dibaca
c. Ilustrasi
Ilustrasi, bagan, diagram dapat digunakan dalam segala jenis materi
edukasi. Juga dapat mengasah kepahaman dan meningkatkan
pembelajaran. Banyak penerima edukasi yang mampu mengingat dengan
lebih baik jika materi disajikan dalam bentuk gambar-gambar atau diagram
d. Pengaturan letak atau urutan
36
37
Bahan yang menarik disajikan dalam urutan logis dan tidak hanya akan
meningkatkan minat pengguna, tetapi juga berkontribusi terhadap
pemahaman dan pembelajaran selanjutnya. Pada semua jenis materi, kunci
dari informasi harus ringkas dan diulang secara berkala untuk
meningkatkan pemahaman terhadap materi tersebut
5. Menguji hasil
Pengujian hasil materi harus sering dilakukan dengan melibatkan ulasan
pengamat dan penerima edukasi
6. Perbaikan
Pada setiap tahap, semua materi harus diperbaiki secara hati-hati, memeriksa
materi dan mengubah yang perlu saja sehinga pesan dapat disampaikan dan
orang lain mengerti apa yang dimaksudkan
7. Memperbanyak hasil
a. Penyalinan merupakan langkah yang mudah untuk memperbanyak hasil
dalam nilai yang sedikit
b. Untuk selebaran yang lebih banyak, percetakan akan lebih mudah
dilakukan dengan menggunakan alat bantu seperti mesin pencetak atau
mesin fotocopy
8. Evaluasi
Evaluasi materi harus dilakukan untuk menentukan keefektifan dalam mebantu
orang-orang dalammemahami dan belajar tentang informasi yang baru, agar
materi yang akan di sampaikan kedepannya menjadi lebih baik dengan melihat
acuan dari hasil evaluasi sebelumnya.
37
38
BAB IV
DOKUMENTASI
1. Setiap petugas dalam memberikan edukasi pasien, wajib untuk mengisi formulir
edukasi yang berisi materi edukasi dan ditandatangani kedua belah pihak antara
pemberi edukasi (dokter, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, nurisionis,
fisioterapis, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya) dan pasien atau keluarga yang
telah terdokumentasi di rekam medik. Hal ini dilakukan sebagai bukti bahwa pasien
dan keluarga pasien sudah diberikan pendidikan
2. Petugas yang berhak mengakses rekam medik dalam mengisi formulir edukasi,
yaitu : dokter, dokter spesialis, dokter gigi, perawat, nutrisionis, fisioterapis,
apoteker dan tenaga kesehatan lainnya yang memberikan pelayanan kepada
pasien. Jika pendidikan kepada pasien dan keluarga diberikan oleh petugas selain
yang ada di dalam Kebijakan Direktur Rumah Sakit Paru Provinsi Jawa Barat, maka
pencatatan pemberian pendidikan dilakukan terpisah, pada buku atau lembar
registrasi edukasi.
38
39
BAB V
PENUTUP
Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga bukanlah urusan mereka yang
bertugas di bidang PPK saja. Pemberian edukasi kepada pasien dan keluarga adalah
tugas bagi hampir seluruh jajaran Rumah Sakit.
Upaya pemberian edukasi ini akan lebih berhasil jika didukung upaya-upaya lain seperti
pembinaan kepada petugasnya serta sarana atau media yang digunakan untuk
memberikan edukasi memadai.
DIREKTUR
RUMAH SAKIT PARU
PROVINSI JAWA BARAT
39
40
40