Anda di halaman 1dari 2

Trend menurut Cambridge Dictionary adalah perkembangan umum atau perubahan

dalam situasi atau cara orang berperilaku. Tren adalah unsur penting dalam berbagai pendekatan
analisa yang dapat didefinisikan sebagai informasi fakta yang sedang popular di suatu lingkup
masyarakat. Stuart dan Sudden memberikan batasan tentang keperawatan jiwa, yaitu suatu
proses interpersonal yang berupa untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku, yang
mengontribusi pada fungsi yang terintegrasi (Yusuf. AH., Nihayati. H.,E., PK., R., F, 2015).

Sedangkan American Nurses Association (ANA) mendefinisikan keperawatan kesehatan


jiwa adalah suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku
manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri secara terapeutik sebagai kiatnya (Stuart, 2007).
Trend keperawatan jiwa adalah permasalahan kesehatan jiwa yang sedang popular di
masyarakat, dimana permasalahan tersebut dapat dianggap menjadi ancaman kepada
keperawatan jiwa baik secara regional maupun global.

Berdasarkan data dari Our World in Data, lebih dari 1,1 miliar di dunia mengidap
masalah kejiwaan atau penyalahgunaan narkoba dengan jumlah paling banyak menderita
gangguan kecemasan. Sebanyak 275 juta orang mengidap gangguan kecemasan. Gangguan
kecemasan yang dialami mucul dalam beberapa bentuk, seperti Obsessive Complusive Disorder
(ODC), Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), gangguan kecemasan umum, dll. 268 juta orang
menderita depresi, 100 juta orang dengan gangguan pecandu alkohol, 62 juta orang dengan
gangguan penggunaan narkoba, 40 juta orang dengan gangguan bipolar, 21 juta orang dengan
skizofrenia, dan 10,5 juta orang dengan gangguan makan.

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, sebanyak 1,7%
dari penduduk Indonesia mengidap masalah kejiwaan. Data tersebut cukup melonjak hingga
tahun 2018 yang menunjukan peningkatan sebanyak 6% yaitu menjadi 7,1% orang yang
menderita masalah kejiwaan. Menurut data Riskesdas yang telah dikombinasikan dengan data
Pusdatin, 6% penduduk Indonesia yang setara dengan 14 juta orang mengalami gejala depresi
dan kecemasan sejak berumur 15 tahun dan pravelensi gangguan jiwa berat seperti skizofrenia
sebesar 7/1000 dan pravelensi gangguan emosional pada remaja yang berumur lebih dari 15
tahun sebesar 9,8%.
Bentuk gangguan kecemasan yang dialami antara lain Obsessive Complusive Disorder
(ODC), Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), fobia, dll. Gejala yang mucul pada penderita
gangguan ini menurut World Health Organization (WHO) yaitu perasaan gelisah, kekhawatiran
mengenai hal buruk yang mungkin terjadi, sulit berkonsentrasi, ketegangan motorik, dan
gangguan sistem saraf. Banyaknya bencana alam yang terjadi akhir-akhir ini menyebabkan
bertambahnya jumlah individu yang mengalami gangguan kecemasan, seperti Post Traumatic
Stress Disorder (PTSD).

Gejala yang muncul setelah bencana dapat berupa gangguan tidur, hyperarousal, cemas,
depresi, dll. Sedangkan gejala depresi menurut World Health Organization (WHO) diantaranya
berkurangnya konsentrasi dan perhatian, menurunnya harga dan kepercayaan diri, merasa
bersalah dan tidak berguna, pesimis, mengalami gangguan tidur dan nafsu makan, berpikir dan
mencoba melukai diri, bahkan bunuh diri.

Berbeda dengan trend, isu adalah suatu masalah yang dikedepankan atau untuk
ditanggapi (KBBI, 2019). Jika trend adalah informasi berdasarkan fakta, sebaliknya, isu adalah
suatu kabar yang tidak terjamin kebenarannya, yang biasa disebut kabar angin atau desas-desus.
Walapun begitu isu dapat menjadi peristiwa yang mungkin akan terjadi di masa yang akan
datang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada 2017 yang memperkirakan
terdapat lebih dari 350 juta orang di dunia mengalami depresi. Hal ini dapat dijadikan tolak ukur
yang memungkinkan pada tahun 2020 masalah kejiwaan akan meningkat dan menempati urutan
kedua setelah penyakit jantung dan pembuluh darah.

Anda mungkin juga menyukai