Sistem Politik Dan Struktur Politik
Sistem Politik Dan Struktur Politik
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Untuk mengetahui kelompok-kelompok dalam struktur politik
3. Untuk mengetahui fungsi-fungsi politik
BAB II
PEMBAHASAN
Struktur politik terdiri dari dua kata, yaitu “struktur” berarti badan atau
organisasi, dan “politik” berarti urusan negara. Maka secara harfiah, struktur politik
adalah badan atau lembaga yang berkenaan dengan urusan negara. Struktur politik
Indonesia diatur dalam UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan lainnya, yang
secara garis besar terdiri dari suprastruktur politik dan infrastruktur politik.
A. Suprastruktur Politik
Istilah supra struktur politik berasal dari gabungan kata supra artinya atas,
struktur artinya bangunan atau tata hubungan, dan politik artinya kekuasaan.
Suprastruktur politik merupakan bangunan atau tata hubungan kekuasaan yang
dipandang sebagai pembagian kekuasaan secara horizontal-fungsional yang ada
dalam negara yang bersangkutan.
1. Badan Legislatif
a. MPR
MPR terdiri dari anggota DPR dan DPD yang dipilih secara langsung. MPR
bersidang sedikitnya sekali dalam 5 tahun.
Tugas-tugas DPR :
1) Membentuk undang-undang
2) Membahas rancangan RUU bersama Presiden
3) Membahas RAPBN bersama presiden
Fungsi DPR :
Kewenangan DPD :
2. Badan Eksekufif
3. Badan Yudikatif
BPK mempunyai tugas dan wewenang yang berkaitan dengan sumber dan
penggunaan anggaran serta keuangan negara.
Dari tugas dan wewenang tersebut, BPK mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu :
1) Fungsi Operatif
Yaitu melakukan pemeriksaan, pengawasan, dan penelitian atas penguasaan dan
pengurusan keuangan negara.
2) Fungsi Yudikatif
Yaitu melakukan tuntutan perbendeharaan dan tuntutan ganti rugi terhadap
pegawai negeri yang perbuatannya melanggar hukum atau melalaikan
kewajibannya, serta menimbulkan kerugian bagi negara.
3) Fungsi Rekomendatif
Yaitu memberikan pertimbangan kepada pemerintah tentang pengurusan
keuangan negara.
B. Infrastruktur Politik
Istilah infrastruktur politik berasal dari gabungan kata infra artinya bawah,
struktur artinya bangunan atau tata hubungan, dan politik artinya kekuasaan. Jadi,
infrastruktur politik adalah struktur politik masyarakat, yang merupakan struktur, atau
bangunan, pranata yang tidak tampak secara jelas, atau tidak terlihat wujudnya namun
keberadaannya dapat dirasakan karena adanya fungsi-fungsi yang mengalir.
1) Fungsi Informasi
Media dijadikan sarana diseminasi informasi yang terkait dengan politik dengan
kekuasaan, serta sosialisasi politik.
2) Fungsi Edukasi
Media dijadikan sebagai sarana pendidikan politik melalui pesan-pesan politik
yang disampaikan media.
3) Fungsi Korelasi
Media dijadikan penghubung antara aktor politik dan khalayak melalui isi
media yang berkaitan dengan aktivitas aktor poltik.
4) Fungsi Kontrol Sosial
Media sebagai agen kritik atau koreksi terhadap aktor politik atau kegiatan
politik.
5) Fungsi Pembentukan Opini Publik, berkaitan dengan persoalan politik.
A. Kelompok Elite
Teori elit bersandar pada kenyataan bahwa setiap masyarakat terbagi dalam 2
kategori yang luas, yang mencakup :
1) Kelompok asosiasi
2) Kelompok institusional
Pada umumnya terdiri atas berbagai kelompok manusia yang berasal dari
lembaga yang ada, dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan
orang-orang yang menjadi anggota lembaga yang dimaksudkan. Misalnya PGRI, IDI,
dan organisasi seprofesinya.
3) Kelompok non-asosiasi
Didirikan secara khusus dan kegiatannya juga tidak dijalankan secara teratur,
tetapi aktivitasnya kelihatan dari luar apabila masyarakat memerlukan dan dalam
keadaan mendesak. Yang dimaksud dengan masyarakat dalam hal ini, dapat berwujud
masyarakat setempat tinggal, masyarakat seasal pendidikan, masyarakat seketurunan,
dan lain lain.
4) Kelompok anomik
Dapat terjadi secara mendadak dan tidak bernama. Aktivitasnya berupa aksi
demontrasi. Apabila kegiatannya tidak terkendalikan, dapat menimbulkan keresahan
dan kerusuhan yang dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat secara
stabilitas nasional. Maka dari itu pemerintah mengeluarkan UU No.9 Th 1998 tentang
hak mengeluarkan pendapat dimuka umum.
1) Independen, dimana dalam menjalankan visi, misi, tujuan, program, sasaran, dll
dilakukan secara bebas tanpa ada intervensi pihak lain.
2) Netral, dimana dalam menjalankan eksistensinya tidak tergantung pihak lain.
3) Kritis, dimana dalam menjalankan eksistensinya dilakukan berdasarkan pada
data, fakta dan analisis yang mendalam.
4) Mandiri, dimana dalam menjalankan eksistensinya dilakukan dengan konsep
dari, oleh dan masyarakat itu sendiri.
C. Kelompok Birokrasi
Birokrasi terdiri dari dua kata, yaitu “biro” artinya meja dan “krasi” artinya
kekuasaan. Pengertian birokrasi adalah kekuasaan yang bersifat formal yang
didasarkan pada peraturan (UU) dan prinsip-prinsip ideal bekerjanya suatu organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi birokrasi :
1) Faktor budaya
Budaya dan perilaku koruptif yang sudah terlembaga
Budaya “sungkan dan tidak enak” dari sisi masyarakat
Internalisasi budaya dalam mekanisme informal yang professional
2) Faktor individu
Perilaku individu bersifat unik dan tergantung pada mentalitas dan moralitas
Perilaku individu terkait dengan kesempatan yang dimiliki seseorang yang
memiliki jabatan dan otoritas
Individu yang jujur sering dianggap menyimpang dan tidak mendapat tempat
3) Faktor organisasi dan manajemen
Proses birokrasi belum memiliki dan tidak melaksanakan prinsip-prinsip
Birokrasi juga sangat ditentukan oleh peran kepemimpinan yang kredibel
Hubungan masyarakat dan pemerintah dalam birokrasi belum setara
Pengaduan dan partisipasi masyarakat masih belum memiliki tempat
4) Faktor politik
Ketidaksetaraan sistem birokrasi dengan sistem politik dan sistem hukum
Birokrasi menjadi “Geld Automaten” bagi partai politik
Kooptasi pengangkatan jabatan birokrasi oleh partai politik
D. Massa
2. Massa Konkrit
Merupakan massa yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a) Adanya ikatan batin, ini dikarenakan adanya persamaan kehendak, persamaan
tujuan, persamaan ide, dan sebagainya.
b) Adanya persamaan norma, ini dikarenakan mereka memiliki peraturan sendiri,
kebiasaan sendiri dan sebagainya.
c) Mempunyai struktur yang jelas, di dalamnya telah ada pimpinan tertentu.
1) Perumusan kepentingan
Adalah fungsi menyusun dan mengungkapkan tuntutan politik suatu negara.
Fungsi ini umumnya dijalankan oleh LSM atau kelompok-kelompok kepentingan.
2) Pemaduan kepentingan
Adalah fungsi menyatupadukan tuntutan-tuntutan politik dari berbagai pihak
dalam suatu negara dan mewujudkan sebuah kenyataan ke dsalam berbagai alternatif
kebijakan. pelakunya dalah Partai Politik.
3) Pembuatan kebijakan umum
Adalah fungsi untuk mempertimbangkan berbagai alternatif kebijakan yang
diusulkan oleh partai-partai politik dan pihak-pihak lain untuk dipilih, diantaranya
sebagai satu kebijakan pemerintah. pelakunya adalah lembaga eksekutif bersama
dengan legislatif.
4) Penerapan kebijakan
Adalah fungsi melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Pelaku fungsi ini adalah aparat birokrat atu PNS.
A. Sosialisasi Politik
Institusi dan sarana yang efektif dalam sosialisasi politik, antara lain :
B. Rekruitmen politik
1) Menjadi penghubung
2) Menyebarluaskan gagasan dan ide-ide
3) Mendidik warga negara
4) Menumbuhkan kesadaran akan loyalitas nasional
5) Mencari dan mengajak orang-orang yang berbakat dalam kegiatan politik
6) Mengatur konflik dan mencari bentuk penyelesaian yang bisa di terima semua
orang
1) Partisan
Yaitu merupakan pendukung yang kuat, loyalitas tinggi terhadap partai
sehingga bisa direkrut untuk menduduki jabatan strategis.
2) Compartmentalization
Yaitu proses rekrutmen yang didasarkan pada latar belakang pendidikan dan
pengalaman organisasi atau kegiatan sosial politik seseorang.
3) Immediate survival
Yaitu proses rekrutmen yang dilakukan oleh otoritas pemimpin partai tanpa
memperhatikan kemampuan orang-orang yang akan direkrut.
4) Civil service reform
Yaitu proses rekrutmen berdasarkan kemampuan dan loyalitas seorang calon
sehingga bisa mendapatkan kedudukan lebih penting atau lebih tinggi.
C. Komunikasi politik
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN