Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PEMBUATAN METHANOL DAN PEMBUATAN


FORMALDEHYD

Disusun Oleh :
Muhammad Arfan 061830400298

Dosen pengampuh : Ir. Nyayu Zubaidah, M.T.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

I 1. Sejarah Proses
Dalam proses pengawetan mayat, orang Mesir kuno menggunakan berbagai
macam campuran, termasuk di dalamnya methanol, yang mereka peroleh dari pirolisis
kayu. Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle,
yang menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak
kayu. Nama itu kemudian lebih dikenal sebagai pyroxylic spirit (spiritus).Pada tahun
1834, ahli kimia Perancis Jean-Baptiste Dumas dan Eugene Peligot menentukan
komposisi kimianya. Mereka juga memperkenalkan nama methylene untuk kimia
organik, yang diambil dari bahasa Yunani methy = "anggur"; lene = kayu (bagian dari
pohon). Kata itu semula dimaksudkan untuk menyatakan "alkohol dari (bahan) kayu",
tetapi mereka melakukan kesalahan.
Kata methyl pada tahun 1840 diambil dari methylene, dan kemudian digunakan
untuk mendeskripsikan "metil alkohol". Nama ini kemudian disingkat menjadi
"methanol" tahun 1892 oleh International Conference on Chemical Nomenclature.
Pada tahun 1923, ahli kimia Jerman, Matthias Pier, yang bekerja untuk BASF
mengembangkan cara mengubah gas sintesis (syngas / campuran dari karbon dioksida
and hidrogen) menjadi methanol. Proses ini menggunakan katalis zinc chromate (seng
kromat), dan memerlukan kondisi ekstrim tekanan sekitar 30–100 MPa (300–1000
atm), dan temperatur sekitar 400 °C. Produksi methanol modern telah lebih effisien
dengan menggunakan katalis tembaga yang mampu beroperasi pada tekanan relatif
lebih rendah.
Penggunaan metanol sebagai bahan bakar mulai mendapat perhatian ketika
krisis minyak bumi terjadi di tahun 1970-an karena ia mudah tersedia dan murah.
Masalah timbul pada pengembangan awalnya untuk campuran methanol-bensin. Untuk
menghasilkan harga yang lebih murah, beberapa produsen cenderung mencampur
metanol lebih banyak. Produsen lainnya menggunakan teknik pencampuran dan
penanganan yang tidak tepat. Akibatnya, hal ini menurunkan mutu bahan bakar yang
dihasilkan. Akan tetapi, methanol masih menarik utuk digunakan sebagai bahan bakar
bersih. Mobil-mobil dengan bahan bakar fleksibel yang dikeluarkan oleh General
Motors, Ford dan Chrysler dapat beroperasi dengan setiap kombinasi etanol, metanol
dan/atau bensin.

I 2. Spesifikasi Bahan Baku


Metanol dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku seperti gas alam
dan batu bara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metanol paling ekonomis
diproduksi dari gas alam dibanding dari batu bara. Biaya produksi metanol dari gas
alam sekitar 0,736 USD/galon sedangkan dari batu bara sekitar 1,277 USD/galon.
Gas alam sering juga disebut sebagai gas bumi atau gas rawa, adalah bahan
bakar fosil berbentuk gas yang terutama terdiri dari metana CH4). Ia dapat ditemukan di
ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Ketika gas yang kaya
dengan metana diproduksi melalui pembusukan oleh bakteri anaerobik dari bahan-
bahan organik selain dari fosil, maka ia disebut biogas. Sumber biogas dapat ditemukan
di rawa-rawa, tempat pembuangan akhir sampah, serta penampungan kotoran manusia
dan hewan.
Batu bara atau batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian
umumnya adalah batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik,
utamanya adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.
Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara juga adalah
batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang kompleks yang dapat
ditemui dalam berbagai bentuk.

I 3. Spesifikasi Produk
Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol –
alkohol lain, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit larut
dalam lemak dan minyak. Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap
karbon dioksida dan hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada 64,7 oC dengan
panas pembentukan (cairan) –239,03 kJ/mol pada suhu 25 oC . Metanol mempunyai
panas fusi 103 J/g dan panas pembakaran pada 25 oC sebesar 22,662 J/g. Tegangan
permukaan metanol adalah 22,1 dyne/cm sedangkan panas jenis uapnya pada 25 oC
sebesar 1,370 J/(gK) dan panas jenis cairannya pada suhu yang sama adalah 2,533
J/(gK) [4].
Methanol, juga dikenal sebagai metil alkohol, wood alcohol atau spiritus. Ia
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia CH3OH. Sebagai alkohol alifatik yang
paling sederhana, reaktifitas metanol ditentukan oleh group hidroksil fungsional.
Metanol bereaksi melalui pemutusan ikatan C-O atau O-H yang dikarakterisasi dengan
penggantian group –H atau –OH. Pada "keadaan atmosfer" ia berbentuk cairan yang
ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun dengan bau
yang khas (berbau lebih ringan daripada etanol). Ia digunakan sebagai bahan pendingin
anti beku, pelarut, bahan bakar dan sebagai bahan additif bagi etanol industri.
Metanol diproduksi secara alami oleh metabolisme anaerobik oleh bakteri.
Hasil proses tersebut adalah uap metanol (dalam jumlah kecil) di udara. Setelah
beberapa hari, uap metanol tersebut akan teroksidasi oleh oksigen dengan bantuan sinar
matahari menjadi karbon dioksida dan air.
Reaksi kimia metanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida
dan air adalah sebagai berikut:

2 CH3OH + 3 O2 → 2 CO2 + 4 H2O

Api dari metanol biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, kita harus berhati-
hati bila berada dekat metanol yang terbakar untuk mencegah cedera akibat api yang
tak terlihat.
Karena sifatnya yang beracun, metanol sering digunakan sebagai bahan additif
bagi pembuatan alkohol untuk penggunaan industri; Penambahan "racun" ini akan
menghindarkan industri dari pajak yang dapat dikenakan karena etanol merupakan
bahan utama untuk minuman keras (minuman beralkohol). Dengan dosis 30 mL saja
yang dikonsumsi dapat menyebabkan kebutaan permanen karena kerusakan dari serat
saraf mata.Pada dosis 100 mL methanol ini dapat menyebabkan kematian. Methanol
sendiri sebenarnya bukanlah bahan beracun, namun dalam perjalanannya dia
mengalami metabolisme (penguraian zat) menjadi formaldehyde selanjutnya diurai lagi
menjadi asam format ( formic acid ) oleh enzym alcohol dehydrogenase. Asam format
inilah yang mempunyai daya rusak yang kuat pada hati ( lever ) dan ginjal ( kidney ).
Sebagian besar korban meninggal diakibatkan karena gagal hati dan gagal ginjal.
Metanol kadang juga disebut sebagai wood alcohol karena ia dahulu
merupakan produk samping dari distilasi kayu. Saat ini metanol dihasilkan melului
proses multi tahap. Secara singkat, gas alam dan uap air dibakar dalam tungku untuk
membentuk gas hidrogen dan karbon monoksida; kemudian, gas hidrogen dan karbon
monoksida ini bereaksi dalam tekanan tinggi dengan bantuan katalis untuk
menghasilkan metanol.Tahap pembentukannya adalah endotermik dan tahap
sintesisnya adalah eksotermik.

I 4. Penggunaan Produk
Di bawah ini adalah beberapa bidang yang memanfaatkan metanol, yaitu:
1. Digunakan sebagai bahan baku pembuatan bahan kimia lain, sepertiformalin dan
methyl ester.
2. Metanol merupakan campuran bahan anti beku (anti freezing) pada air pendingin,
yang suhunya bisa mencapai 0 derajat C.
3. Metanol digunakan sebagai bahan baku pembuatan cairan pembersih, seperti cairan
pembersih kaca.
4. Metanol adalah bahan baku pembuatan MTBE (methyl tertiary butyl ether), yaitu
bahan additive bahan bakar untuk memperbaiki proses pembakaran.
5. Sekitar 40% metanol diubah menjadi formaldehyde, dan dari sana menjadi berbagai
macam produk seperti plastik, plywood, cat, peledak, dan tekstil.
6. Metanol banyak digunakan sebagai pelarut.
7. Metanol adalah bahan baku pembuatan dimethyl ether, sebagai cairan aerosol.
8. Dalam beberapa pabrik pengolahan air limbah, sejumlah kecil metanol digunakan ke
air limbah sebagai bahan makanan karbon untuk denitrifikasi bakteri, yang
mengubah nitrat menjadi nitrogen.
9. Metanol kini sedang dikembangkan sebagai fuel cell untuk laptop.
Daftar manfaat metanol di atas akan terus berkembang, mengingat begitu pesatnya
kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini
BAB II
RANCANGAN PROSES

II 1.Mekanisme dan Reaksi Produksi


Ada beberapa metode dalam produksi metanol, diantaranya ada destilasi-
kering (pirolisis) kayu, sintesa dari campuran gas hydrogen dengan oksida karbon atau
biasa disebut “steam reforming”, dan oksidasi parsial gas metana.
Tahapan-tahapan produksi methanol dengan metode sintesa dari campuran gas
hydrogen dengan oksida karbon atau biasa disebut “steam reforming”.
CO + 2H2 CH3OH

CO2 + 3H2 CH3OH

Yaitu :

1. UNIT REFORMASI GAS


Unit reformasi gas adalah tempat pengubahan/pengorversian gas alam (natural gas) menjadi
gas sintetis yang umumnya terdiri dari CO, CO2, dan H2

2. PEMANASAN AWAL NATURAL GAS DAN DESULFURISASI


Gas alam untuk proses dan bahan bakar diumpankan pada tekanan 27 bar dan suhu 30°C. Gas
alam ini dipanaskan hingga bersuhu 385°C dan dimasukkan ke dalam unit desulfurisasi
berkatalis CoMo untuk menghilangkan kandungan belerang yang dapat merusak katalis
nikelpada reformer. Setelah proses ini, gas alam memiliki tekanan 24,3 bar dan suhu 385°C.
Sebagian besar gas alam ini diumpankan untuk proses reformasi dan sisanya diumpankan
sebagai bahan bakar burner.
3. PROSES REFORMASI DAN UNDERFIRING
Sebelum memasuki reformer, kukus proses dan gas alam yang telah memenuhi syarat
menjadi umpan reformer dicampur untuk mendapatkan umpan reformer yang lebih homogen.
Setelah itu, campuran kukus proses dan gas alam dialirkan ke pemanas hingga temperaturnya
mencapai 500°C. Katalis yang digunakan dalam proses ini berupa katalis berbasis nikel.
Selanjutnya, gas sisa pembakaran (flue gas) bertemperatur 900°C dilewatkan menuju sistem
pemanfaatan panas buangan (waste heat recovery).

4. REFORMED GAS WASTE HEAT RECOVERY


Gas reformasi meninggalkan reformer dengan suhu 870°C dan tekanan 19,1 bar. Panas dari
gas ini kemudian digunakan untuk pemanasan awal gas alam, menghasilkan kukus proses,
dan reboiler dalam unit distilasi (unit 300). Setelah dimanfaatkan sebagai pemanas dalam
seluruh proses tersebut, suhu gas reformasi turun menjadi 103°C. Selanjutnya, gas reformasi
masih harus menjalani proses pendinginan karena unit 200 (reaktor konversi metanol)
membutuhkan gas reformasi bertemperatur rendah. Setelah itu, barulah gas reformasi
diumpankan ke unit 200.

5. PEMANFAATAN PANAS GAS HASIL PEMBAKARAN


Gas hasil pembakaran (flue gas) yang keluar dari reformer memiliki temperatur 900°C. Panas
dari gas ini digunakan dalam pembangkit kukus bertekanan tinggi dan menengah hingga
temperaturnya menjadi 485°C. Setelah itu, flue gas didinginkan kembali hingga mencapai
suhu 147°C dan dibuang ke atmosfer.

6. UNIT REAKTOR KONVERSI METANOL

1. Unit reaktor sintesis metanol adalah unit pembentukan metanol dari gas sintesis
reformer. Reaksi-reaksi di menghasilkan 3 produk sampingan, yaitu air, aseton, dan
etanol. Untuk memisahkan produk-produk sampingan ini, produk reaktor harus
dialirkan lagi ke unit 300 (unit distilasi)
2. Proses-proses utama pada unit koversi metanol :
1. Kompresi gas sintetis
2. Lingkar sintesis
3. Pembuangan gas
4. ASPEK DAUR ULANG (RECYCLE)
5. Daur ulang yang dilakukan pada sintesa metanol bertujuan untuk mendapatkan
konversi yang tinggi sehingga operasi berlangsung ekonomis. Recycle dilakukan
terhadap gas sintesa keluaran reaktor yang tidak terkonversi dan telah dipisahkan dari
kondensatnya.
6. Perbandingan gas sintesa yang direcycle terhadap tambahan gas sintesa dinyatakan
sebagai rasio recycle yang bernilai antara 2,5-5.
7. Semakin tinggi rasio recycle menyatakan kenaikan produksi metanol

8. KOMPRESI GAS SINTESIS


Kompresi gas sintesis bertujuan untuk menaikkan tekanan umpan reaktor (gas sintesis) agar
didapat konversi reaktor yang tinggi. Kompresor pertama menaikkan tekanan dan temperatur
gas hasil sintesis reformasi kukus dari 17 bar 40°C menjadi 68,6 bar 118°C. Selanjutnya,
kompresor kedua menaikkan tekanan gas sintesis hasil kompresi pertama menjadi 72,5 bar
dan menurunkan temperaturnya menjadi 68°C. Penurunan temperatur dilakukan untuk
mendapatkan hasil dengan temperatur setinggi mungkin dengan temperatur terendah.

9. TAHAP SINTESA METANOL PADA LOOP SINTESA


Campuran gas sintesa tambahan dan gas daur ulang yang merupakan gas sintesa masukan
reaktor diumpankan menuju kompresor gas daur ulang. Di dalmnya, gas sintesa itekan hingga
72,5 bar dan disalurkan melalui gas interchanger menuju bagian atas kedua reaktor untuk
dipanaskan dari 68°C menjadi 225°C. Reaksi sintesis metanol yang terjadi antara gas H2,
CO, dan CO2 yang bersifat eksotermis terjadi dalam pipa reaktor berkatalis tembaga. Setelah
konversi one pass, aliran gas keluaran reaktor yang terdiri dari gas tidak terkonversi, metanol,
dan sejumlah produk samping didinginkan dari 225°C menjadi 40°C. Pendinginan ini
bertujuan untuk memisahkan metanol mentah dari gas terlarut di dalamnya. Sementara itu,
sebagian besar gas tidak terkonversi didaur ulang kembali sebagai gas sintesa masukan
reaktor dan sisanya dibuang dengan dialirkan menuju sistem flare untuk dibakar agar tidak
terjadi akumulasi inert.

10. SISTEM GAS PEMBERSIH (PURGE GAS)


Selain langsung dibakar dalam sistem flare, sebagian purge gas yang dihasilkan dari aliran
gas-gas tidak terkonversi dimanfaatkan untuk keperluan-keperluan :
1. Digunakan sebagai gas hidrogenasi dalam tahap pemurnian belerang gas alam karena
kandungan gas hidrogennya yang tinggi
1. Dimanfaatkan sebagai bahan bakar (fuel) pembakaran gas alam dan steam

2. UNIT PEMISAHAN DAN PEMURNIAN PRODUK


3. Adanya unit 300 dimaksudkan untuk memisahkan metanol mentah yang dihasilkan
dari gas-gas terlarut di dalamnya.
4. Proses pemisahan metanol mentah dari gas terlarut, air, dan senyawa lainnya
dilakukan dalam kolom distilasi dengan prinsip perbedaan volatilitas antara senyawa-
senyawa tersebut

II 2. Tinjauan Thermodinamika
Dari tinjauan thermodinamika, kesetimbangan reaksi yang berlangsung pada
reformer sangatlah bergantung pada
1. Tekanan
Kesetimbangan reaksi reformasi metana akan bergeser ke sebelah kiri jika
tekanan dinaikkan, sehingga hal ini berakibat reformasi metana akan semakin
berkurang. Akan tetapi, secara praktek akan lebih praktis jika digunakan tekanan
tinggi. Karena pada tahap selanjutnya, yaitu konversi metana, merupakan proses
kompresi syngas, sehingga lebih memudahkan jika digunakan tekanan tinggi pada
tahap sebelumnya.di samping itu, tekanan tinggi akan menyebabkan temperatur
dinding pembuluh katalis menjadi meningkat.
2. Temperatur
Kesetimbangan reaksireformasi metana akan begeser ke kanan seiring
meningkatnya temperatur reaksi karena reaksi endotermik akan menghasilkan lebih
banyak CO2 dan H2. Dengan kata lain, jika tekanan dan perbandingan kukus
(karbon) bernilai konstan, maka kenaikan temperatur akan menghasilkan konversi
metana yang lebih besar.
3. Perbandingan kukus atau karbon
Perbandingan kukus/karbon berkaitan sangat erat dengan katalis.
Pembentukan karbon sedapat mungkin dicegah karena akan merusak katalis. Maka
untuk mencegah hal tersebut, operasi sebaiknya dilaksanakan dengan kondisi
kukus yang berlebih.Tetapi kelebihan kukus juga sebaiknya diatur seoptimum
mungkin agar lebih ekonomis dan tidak memecahkan katalis.

II 3. Tinjauan Kinetika
Pada metode “steam reforming”, jika dilakukan pada kondisi aktual, laju reaksi
di reformer dengan katalis yang baru terjadi dengan sangat cepat.Sehingga konversi
kesetimbangan untuk kedua reaksi tersebut tercapai secara praktek.. Jadi, kondisi
operasional dapat dievaluasi dengan hanya melihat tinjauan thermodinamika.

II 4. Kondisi Operasi
1. Kolom Desulfurisasi
1. Desulfurisasi berarti proses pengurangan kandungan sulfur dalam metanol

2. Temperatur dalam proses desulfurisasi berada dalam rentang 300oC-400oC


dengan suhu optimum di 385oC

3. Menggunakan dua katalis CoMo dan ZnO


4. Reformer
1. Reformer ini digunakan untuk steam reforming ( pembentukan uap)

2. Reaksi yang terjadi CH4 + H2O → CO + 3H2

3. Temperatur dalam reformer bisa mencapai 930oC

4. Menggunakan katalis Ni

5. Kompresor Gas Sintesa


1. Proses kompresi gas sintesis ini dalaksanakan dalam Syngas Compressor
tipe sentrifugal yang digerakkan oleh extraction back pressure Turbine

1. Kapasitas kompresor pada operasi normal adalah 60 ton / jam


2. Reaktor Metanol
1. Reaksi pembentukan metanol berasal dari gas sintesa yang berlangsung pada
temperatur 225-270o dan tekanan kurang + 70 bar
2. Reaktor berbentuk tubular, bagian tube berisi katalis dan menjadi tempat
berlangsungnya reaksi, sedangkan bagian shell berisi air pendingin
II 5. Diagram
BAB IV
PEMBUATAN FORMALDEHID

1. PENDAHULUAN

Perekonomian Indonesia mengalami tren positif selama beberapa tahun terakhir,


yakni sebesar 5,5 % per tahun (Departemen Perdagangan dan Perindustrian, 2009).
Salah satu investasi yang positif dan berkelanjutan adalah bentuk investasi yang
diarahkan pada sektor yang produktif seperti industri, badan usaha mandiri, koperasi
dan sebagainya. Investasi di sektor industri dapat mendatangkan keuntungan yang
sangat besar bagi devisa negara karena dapat menciptakan lapangan kerja, memicu
sektor lain untuk berkembang, serta menstimulasi investor untuk berinvestasi di
Indonesia. Salah satu industri yang layak adalah industri yang memproduksi
formaldehid.

Formaldehid merupakan aldehida yang berwujud gas tetapi biasanya dijual


berupa larutan (kemurnian minimal 37,1% ). Formaldehid banyak digunakan dalam
industri kimia terutama sebagai chemical intermediate, diantaranya adalah digunakan
dalam pabrik urea formaldehid, resin fenol formaldehid, dan resin melamin
formaldehid. Formaldehid dibuat dari bahan baku metanol dan udara.

a. Sifat fisika dan bahan baku

Bahan molekul : 30,03 gr/mol

Titik lelah : -118 ℃

Titik didih : -19 ℃

Density : 0,815 pada 20 ℃

Batas ledakan : terebdah 7 % dan tertinggi 73 % volume di udara


Limit racun : 10 poin

Kelarutan : larutan dalam air, alkohol, dan pelarut-pelarut polar, sedikit


larut dalam eter, kloroform dan hydrokarbon

2. Kegunaan formaldehid

Formaldehid banyak digunakan sebagai :

- Chemical Intermediate

Formaldehid banyak digunakan dalam industri kimia terutama sebagai chemical


intermediate, diantaranya adalah dalam pembuatan plastik. Sebagian besar produk
formaldehid digunakan dalam pabrik urea formaldehid, resin fenol formaldehid, dan
resin melamin formaldehid. Resin-resin ini bereaksi dengan asam dan katalis alkalin
yang mana material produknya dapat diperlakukan dengan perubahan suhu
(thermosetting), resin ini berfungsi untuk laminating/pelapisan, coating dan
protective coating yang digunakan luas untuk pabrik kertas dan tekstil. Resin-resin ini
juga berguna sebagai zat adesif untuk plywood dan produk kayu lainnya

- Digunakan secara langsung

Formaldehid juga digunakan secara langsung akan tetapi dalam jumlah yang kecil
misalnya sebagai pengawet bahan penelitian dan disinfectan pada rumah sakit.
(Ullmann vol 15, p.19, 1971).

Formaldehid yang akan diproduksi berkadar 37% w/w karena disesuaikan dengan
kebutuhan industri terutama industri perekat kayu. Selain itu kadar formaldehid yang
terdapat di pasaran nasional maupun internasional berkadar 37% sampai 55%
sehingga sesuai dengan kebutuhan pasar.
3. Pemilihan Proses

Ada beberapa macam proses yang dapat digunakan untuk membuat


formaldehid. Proses-proses tersebut adalah :

a. Proses Hidrokarbon

Proses hidrokarbon ini adalah proses yang dikembangkan pada awal


perkembangan industri formaldehid. Proses ini merupakan proses oksidasi
langsung dari hidrokarbon yang lebih tinggi. Biasanya yang digunakan adalah
etilen dengan katalis asam borat atau asam phospat atau garamnya dari campuran
clay atau tanah diatome. Proses ini mempunyai kelemahan yang merupakan alasan
mengapa proses ini tidak dikembangkan lagi, yaitu dihasilkan beberapa hasil
samping yang terbentuk bersama-sama formaldehid, antara lain asetaldehid,
propane, asam-asam organik. Sehingga tentu saja diperlukan pemurnian untuk
mendapatkan formaldehid dengan kemurnian tertentu. Dengan demikian proses
menjadi mahal dan hasilnya kurang memuaskan. (Ullmann vol 15, p.6, 1971).

Reaksi :

CH2=CH2 (g) + O2 (g) 2HCHO (g) + H2O


4. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan adalah metanol, katalis, dan udara.

1. Metanol
Bahan baku utama yang diperlukan untuk memproduksi formaldehid adalah
methanol. Methanol bersifat volatile dan memiliki tekanan uap yang tinggi seiring
dengan naiknya suhu tangki penyimpanan, lebih aman disimpan karena tingkat
korosifitas yang rendah. Sedangkan produk yang dihasilkan adalah formaldehid
yang korosif terhadap senyawa besi pasaran, besi-nikel, dan red brass sehingga
diperlukan proses penyimpanan yang lebih khusus dengan tingkat pengamanan
yang lebih mahal ketimbang menyimpan methanol.
Sifat fisis

BM : 32,042 g/gmol
Titik leleh (1 atm) : - 97,68 0C
Titik didih (1 atm) : 64,7 0C

Temperatur kritis : 239,43 0C

Tekanan kritis : 79,9 atm

Density (25 oC) : 0,78663 g/cm3

Viskositas (25 oC) : larutan 0,541 cp

gas 0,00958 cp

(Perry, p.3-36, 1999)


Wujud : Cair

Warna : Jernih, tidak bewarna

Bau : Seperti etanol

Kemurnian : 99,9 % berat (minimal)

Air : 0,1 % berat (maksimal)

Densitas pada 293 K : 0,7929 g / cm3

(Smith-Van ness, p.659, 2001)

Sifat kimia

 Reaksi dehidrogenasi

Yaitu pelepasan unsur hidrogen. Reaksi ini dapat dilaksanakan dengan


bantuan katalis Mo dan Ag. (Kirk & Othmer, 1978)

CH3OH Mo, Ag CH2O + H2

Metanol Formaldehid Hidrogen

 Reaksi eterifikasi

Reaksi eterifikasi adalah pembentukan senyawa eter misalnya MTBE

CH3OH + CH2=C(CH3)3 
 (CH3)3 – C-O-CH3

Metanol isobutylene MTBE


 Reaksi esterifikasi

Reaksi esterifikasi adalah pembentukan senyawa ester dengan jalan


mereaksikan metanol dengan senyawa asam organik. Contohnya
pembentukan senyawa metil asetat.

CH3OH + CH2COOH CH2CO – OCH3 + H2O

Methanol Asam Asetat Metil Asetat Air

2. Katalis (bahan pendukung)

Katalis yang digunakan dari jenis iron molybdenum.

Reaksi kimia dapat berjalan apabila kondisi operasinya telah tercapai. Suatu reaksi
kimia yang memiliki suatu barrier energi / energi pengaktifan yang besar baru dapat
memulai reaksinya bila barrier energi itu telah terlampaui. Salah satu cara melampaui
barrier energi tersebut adalah dengan menaikkan temperatur reaksi. Suatu cara lain
untuk menurunkan barrier energi adalah dengan menggunakan katalis.

Suatu katalis dapat mempercepat reaksi kimia tanpa dirinya mengalami


perubahan kimia yang permanen. Di samping itu keberadaan katalis akan
menyebabkan suatu reaksi dapat berjalan di bawah kondisi temperatur operasinya. Ini
terutama sangat penting untuk mengurangi rendemen dari produk – produk yang
tidak diinginkan.

pabrik formaldehid ini digunakan katalis iron molybdenum oxyde


(Fe2O3MoO3Cr2O3) dengan masa aktif 18 bulan, karena proses oksidasi ini
membutuhkan katalis metal oxyde (iron, molybdenum / vanadium oxyde).

Beberapa keistimewaan dari katalis ini antara lain :

1. Dilihat dari ukurannya, pressure drop katalis ini rendah

2. Susunan katalis dalam tube seragam, sehingga transfer massa dan panas
berlangsung dengan baik
3. Selektifitas tinggi

4. Tidak mudah teracuni

Data-data katalis yang dipakai dapat disajikan pada Tabel di bawah ini:

Data – data katalis Fe2O3MoO3Cr2O3

Dimensi Bentuk pressed rings

OD 4,5 mm

ID 1,7 mm

H 4 mm

Komposisi :

MoO3 81 % berat

Fe2O3 15 % berat

Cr2O3 4 % berat

(Subekti, A, 1995)

- Jenis = Fe2O3MoO3Cr2O3

- Bentuk = Pressed rings

- Diameter = 3,5 mm

- Densitas = 1,8918 g / cm3

- Porositas = 0,55 (Subekti, A, 1995)


3. Udara

Supply udara diambil dari udara yang berada di sekitar kawasan pabrik.
Sifat fisik :

Udara N2 O2

Berat molekul 28,012 31,999

Wujud Gas tidak berwarna gas tidak berwarna

Specific gravity 12,5 1,1053

Titik leleh (P = 1 atm) -209,86 -218,4

Titik didih (P= 1 atm) -195,8 -183

Kelarutan dalam 100 bagian air dingin 2,35 4,89

Suhu kritis (0K) 126,2 -154,6

Tekanan kritis (bar) 34 50,43

Sifat kimia

 Oksigen bereaksi dengan semua elemen lain kecuali He, Ne, Ar.

 Untuk beberapa bahan yang akan direaksikan dengan oksigen harus


dipanaskan terlebih dahulu sampai suhu tertentu pada pembakaran awal.

 Merupakan reagen penghidrolisa pada proses hidrolisa.

Komposisi a. Oksigen : 20,95 % volume


b. Nitrogen : 78,09 % volume
c. Argon : 0,93 % volume
d. CO2 : 0,03 % volume
5. Proses pembuatan formaldehid

Proses pembuatan formaldehid dengan proses oksidasi Haldor Topsoe


menggunakan reaktor fixed bed multitube dengan katalis Iron Molybdenum Oxide
(Fe2O3MoO3Cr2O3) yang dijaga pada kondisi temperatur 533 K dan tekanan 1,4 atm.
Konversi yang didapat sebesar 98,4 % dan overall yield sebesar 94,4 %.

Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:

a. Reaksi Oksidasi

1 543 K , P 1, 4 atm


CH 3OH  g   O2  g  T    CH 2 O g   H 2 O g 
2

metanol formaldehid

b. Reaksi Samping

1
CH 2 O g   O2  CO g   H 2 O g 
2 g 

formaldehid

Produk hasil reaktor kemudian dimurnikan di dalam alat absorber dari sisa metanol
dan gas – gas hasil reaksi, sebelum masuk ke dalam tangki penampungan.

Proses pembuatan formaldehid dari metanol dan udara dengan katalis iron
molybdenum oxyde merupakan proses oksidasi fase gas

Pembentukan formaldehid dari methanol dengan katalis iron molybdenum


oxyde (Fe2O3MoO3Cr2O3) didasarkan pada reaksi pada reaksi oksidasi berikut :

1 543 K , P 1, 4 atm


CH 3OH  g   O2 T    CH 2 O g   H 2 O g  H= -36,453kkal/mol
2  g  Kat. Fe2O3MoO3Cr2O3
Sedangkan reaksi samping yang terjadi adalah :

1 T  473560 K , P 1,4 atm


CH 2O g   O2 g   CO g   H 2O g 
2

Secara keseluruhan reaksinya adalah reaksi eksotermis. Untuk oksidasi metanol


beroperasi pada suhu 473 – 5600 K dan tekanan sedikit di atas tekanan atmosfer,
udara berlebih digunakan untuk memastikan konversi mendekati sempurna. (Mc.
Ketta, 1984; vol. 23 : 361)

Reaksi berlangsung dalam fase gas dengan katalis padat dan bersifat
eksotermis. Untuk menjaga kondisi temperatur agar optimum, maka dibutuhkan jenis
reaktor yang dapat menyerap panas yang ditimbulkan selama reaksi berlangsung.

Jenis reaktor yang dapat memenuhi kriteria tersebut adalah reaktor jenis fixed
bed multitube. Pada reaktor fixed bed multitube,reaktan dialirkan di dalam tube yang
berisi katalis sedangkan untuk menyerap panas yang ditimbulkan selama reaksi
berlangsung digunakan medium pendingin berupa dowtherm A yang dialirkan
melalui shell.

Meskipun biaya perancangan reaktor ini relatif mahal, namun reaktor ini cocok
untuk reaksi gas – gas dengan katalis padat yang mempunyai umur panjang. Proses
pembentukan formaldehid berlangsung pada temperatur operasi 473 – 5600K dan
tekanan 1 – 1,5 atm. (Mc. Ketta, 1984; vol. 23 : 364)

6. Mekanisme Reaksi

Mekanisme reaksi oksidasi metanol menjadi formaldehid disebut mekanisme


hidroksil. Mekanisme ini adalah bagian dari mekanisme oksidasi metanol menjadi
CO2 dan H2O, maka setiap langkah mekanisme ini akan terbentuk gugus hidroksil.

Berikut mekanisme reaksi oksidasi metanol :


1. Chemisorbtion O2

O2 2O

2. Oksigen mengoksidasi Methanol


CH3OH + 2 O 2 CH3O + 2 OH

3. Gugus hidroksil menjadi air dan Oksigen

2 OH H2O + O

4. Pembentukan Formaldehid bebas

2 CH3O 2 CH2O + 2 H

5. Reaksi antara H dengan membentuk air

2H + O H2O
7. Langkah Proses

Proses pembentukan formaldehid dari metanol dan udara dibagi menjadi tiga
tahap, yaitu:

1. Tahap Penyiapan Bahan Baku

Langkah penyiapan bahan baku dimaksudkan untuk :

a. Mengkondisikan tekanan umpan sehingga sesuai kondisi reaktor


b. Mengubah fase metanol menjadi gas di dalam alat vaporizer

c. Mengkondisikan temperatur umpan metanol dan oksigen sehingga sesuai


dengan kondisi reaktor

Bahan baku utama pembuatan formaldehid adalah metanol dan oksigen.


Bahan baku metanol diambil dari tangki penyimpanan pada kondisi cair
temperatur 30 oC dan tekanan 1 atm. Metanol diumpankan ke dalam vaporizer
menggunakan pompa sehingga tekanan umpan metanol naik sampai dengan 1,5
atm.

Pada alat vaporizer, metanol diubah fasenya dari bentuk cair ke dalam
bentuk gas pada suhu bubble pointnya 75,25 oC. Jenis vaporizer yang digunakan
adalah ketel (100 % teruapkan). Steam pada vaporizer disuplai dari alat waste heat
boiler 1 dan 2.

Bahan baku kedua yaitu oksigen didapat dari udara lingkungan sekitar.
Udara ini dilewatkan pada filter untuk memisahkan debu yang ada dalam udara.
Bahan baku kedua ini kemudian dilewatkan ke dalam blower untuk menaikkan
tekanannya menjadi 1,5 atm..

2. Tahap Pembentukan Formaldehid

Pada tahap ini umpan metanol dan oksigen yang telah dikondisikan akan
bereaksi di dalam reaktor fixed bed multitube. Reaksi oksidasi metanol
menghasilkan formaldehid pada reaktor fxed bed multitube berlangsung dalam
fase gas pada suhu 506 - 560 K dan tekanan 1,4 atm.

Katalis yang digunakan adalah iron molybdenum oxyde (Fe2O3MoO3Cr2O3)


yang memliki masa aktif sampai dengan 18 bulan.

Reaksi oksidasi metanol berlangsung secara non isotermal dan non adiabatis.
Reaksi oksidasi metanol merupakan reaksi eksotermis, sehingga selama reaksi
berlangsung akan dilepas sejumlah panas. Kenaikkan temperatur yang terjadi di
dalam reaktor sangat tidak diinginkan sehingga dibutuhkan medium pendingin
untuk menyerap panas yang terjadi selama reaksi berlangsung. Medium pendingin
yang digunakan adalah dowtherm A yang dialirkan melalui shell. Pendingin ini
akan mempertahankan kondisi operasi reaktor pada suhu 506 - 560 K dengan
tekanan 1,4 atm.

Berikut reaksi yang terjadi didalam reaktor :

1 T 543 K , P 1, 4 atm


CH 3OH  g   O2  g       CH 2 O g   H 2 O g 
Kat. Fe2O3MoO3Cr2O3
H = -36,453 kkal/mol
2

(Mc. Ketta, 1984;vol. 23 : 361)

Pada temperatur 506 - 560 K dan tekanan 1,4 atm, konversi metanol 98,4 %
dapat terpenuhi dengan baik. Temperatur sangat mempengaruhi konversi yang
terbentuk. Oleh karena itu medium pendingin sangat berperan penting untuk
mencapai konversi yang diinginkan.

3. Tahap Pemurnian Produk

Tahap pemurnian produk dimaksudkan untuk memisahkan larutan


formaldehid dari gas O2 dan N2 untuk diambil sebagai produk bawah, sedangkan
gas O2 dan N2 dibuang sebagai off gas

o
Pada waste heat boiler, panas dari produk reaktor (260 C) akan
dimanfaatkan untuk menghasilkan steam bertekanan 1,5 atm dan suhu 111,76 oC
yang dapat digunakan sebagai media pemanas pada alat vaporizer. Keluaran waste
heat boiler yang bersuhu 120 oC, didinginkan kembali sebelum masuk ke dalam
absorber sampai bersuhu 70 oC lewat cooler. Produk reaktor dimasukkan ke dalam
absorber pada suhu 70 oC dan tekanan 1,2 atm. Formaldehid dipisahkan dari gas
produk reaktor pada alat pemisah absorber dengan pelarut air dengan suhu masuk
30 oC. Air masuk dan disemprotkan dari atas absorber dengan laju alir 2667,60 kg
/ jam. Absorber bekerja berdasarkan sifat kelarutan dimana formaldehid dan
metanol akan larut dalam air, sedangkan O2 dan N2 tidak larut dalam air. Gas yang
tidak terserap oleh absorber dipurging.

Produk cair keluaran absorber dengan suhu 60 oC, harus didinginkan lewat
cooler sebelum disimpan pada tangki penyimpanan pada temperatur 35 oC
BAB IV
PENUTUP
3. Methanol murni, pertama kali berhasil diisolasi tahun 1661 oleh Robert Boyle, yang
menamakannya spirit of box, karena ia menghasilkannya melalui distilasi kotak
kayu.
4. Metanol merupakan cairan polar yang dapat bercampur dengan air, alkohol – alkohol
lain, ester, keton, eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit larut dalam
lemak dan minyak.
5. Metanol dapat diproduksi dari berbagai macam bahan baku seperti gas alam dan batu
bara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa metanol paling ekonomis diproduksi
dari gas alam dibanding dari batu bara.
6. Secara fisika metanol mempunyai afinitas khusus terhadap karbon dioksida dan
hidrogen sulfida. Titik didih metanol berada pada 64,7 oC dengan panas pembentukan
(cairan) –239,03 kJ/mol pada suhu 25 oC .
7. Bidang yang memanfaatkan metanol, yaitu: baku pembuatan bahan kimia lain,
campuran bahan anti beku (anti freezing) pada air pendingin, bahan baku pembuatan
MTBE (methyl tertiary butyl ether), dll.
8. Beberapa metode dalam produksi metanol, diantaranya ada destilasi-kering (pirolisis)
kayu, sintesa dari campuran gas hydrogen dengan oksida karbon atau biasa disebut
“steam reforming”, dan oksidasi parsial gas metana.
DAFTAR PUSTAKA

Austin, George T., 1986, Shreve’s Chemical Process Industries, 5th ed. McGraw Hill Book
co, New York

http://eprints.ui.ac.id/1563/

http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara

http://id.wikipedia.org/wiki/Gas_alam

http://id.wikipedia.org/wiki/Metanol

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2010/09/17/keracunan-fatal -akibat-menenggak-
methanol/

http://kimiadahsyatt.blogspot.com/

http://www.kaltimmethanol.com/indo/index.php?page=history.php

http://www.batan.go.id/mediakita/current/mediakita.php?group=Artikel%20Lepas&artikel=t
k1&hlm=2

Anda mungkin juga menyukai