NAMA-NAMA KELOMPOK:
FAKULTAS TEKNIK
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
B. Tujuan penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk :
1. Membedakan logam non ferro dari berbagai pandangan dan kebutuhan.
2. Menjelaskan sifat dan penggunaan logan non ferro dalam bidang teknik
3. Menjelaskan jenis-jenis biji tembaga, aluminium dan cara pemurniannya
BAB II
PEMBAHASAN
Logam Non-Ferro ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak memiliki unsur
besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini disebut sebagai logam bukan Besi
(non Ferro). Beberapa dari jenis logam ini telah disebutkan dimana termasuk logam
yang banyak dan umum digunakan baik secara murni maupun sebagai unsur paduan.
pengolahan bahan logam, menjadikan semua jenis logam digunakan secara luas dengan
berbagai alasan, mutu produk yang semakin ditingkatkan, kebutuhan berbagai peralatan
Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki
sifat dan karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan
logam yang lainnya. Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini
memungkinkan pemakaian secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan
antara logam non ferro bahkan dengan logam Ferro untuk mendapatkan suatu sifat yang
baru yang berbeda dari sifat asalnya. Logam non fero juga dipakai untuk gabungan besi
atau baja untuk membetulkan sifat baja supaya lebih kuat. Dari jenin logam non ferro
yang sering dipakai untuk gabungan baja merupakan nikel, kromium, molebdenum dan
Logam Berat
Semua logam bukan besi yang mempunyai massa – jenis > 5 kg/dm3.
Contoh: Tembaga (Cu), Seng (Zn), Crom (Cr), Nikel (Ni), dll.
Logam Ringan
Semua logam bukan besi yang mempunyai massa – jenis < 5 kg/dm3.
Logam Mulia
Dari logam non ferro berat yang penting dalam paduan disebut tembaga, timah
dan timbal. Dalam paduan ini dapat digunakan logam-logam berat sebagai unsure
paduan seperti seng, antimon, perak, emas dan cadmium. Logam non ferro berat nikel,
molibden dan wolfram merupakan elemen penting sebagai elemen paduan dalam baja.
Logam non ferro ringan yang penting dalam paduannya disebut aluminium dan
maknesium.
Sifat mekanik logam non ferro pada umumnya tidak baik, tetapi hal ini dapat
diperbaiki dengan paduan. Sedangkan pada umumnya logam non ferro tahan terhadap
korosi, hal ini disebabkan kulit korosi yang kuat. Beberapa logam non ferro seperti
tembaga dan aluminium mempunyai daya penghantar panas dan daya penghantar listrik
yang baik. Yang termasuk jenis logam non ferro antara lain:
1. Tembaga
Sifat: Dapat ditempa, liat, penghantar panas dan listrik yang baik, kukuh.
Penggunaan: Suku bagian listrik, pemipaan, alat-alat dekorasi dan sebagainya.
2. Aluminium
Sifat: Dapat ditempa, liat, bobot ringan, penghantar yang baik, baik untuk
dituang.
3. Timbel
Sifat: Dapat ditempa, sangat liat, tahan korosi air dan asam, bobot sangat berat.
4. Timah
Campuran non ferro ini merupakan campuran antara logam non ferro berat
maupun logam non ferro ringan. Yang termasuk campuran non ferro antara lain:
1. Loyang
2. Perunggu Fospor
3. Duralumin
Komposisi: Aluminium 95%, tembaga 4%, mangan 1%. Sifat: Dapat ditempa,
liat, dapat dipukul dengan palu, direntang Bobot: Ringan, kukuh.
Penggunaan: Pesawat terbang, suku bagian kendaraan, paku keling, mur, baut.
4. Pelat Timah
Lembaran tipis baja lunak dilapis timah pada kedua belah sisi dan pada semua
tepinya. Harus berhati-hati benar dalam menangani dan menyimpan pelat timah.
Lembaran pelat timah harus disimpan dengan kertas atau bahan lain yang sesuai
di antara setiap pelat untuk mencegah lepasnya lapis timah karena sesuatu hal.
Bila lapis timah hilang akan timbul karatan. Pelat timah harus diberi tanda
dengan pensil tajam dan dipotong tepat menurut garis itu. Tepi potongan harus
dilapis dengan pateri, juga untuk mencegah terjadinya karatan. Bila tepi
potongan berada pada sambungan, maka pematerian tepi dilakukan pada waktu
memateri sambungan. Pelat timah sama sekali tidak boleh dipukul dengan
martil. Harus dipergunakan kayu keras atau martil kayu. Landasan pande timah
atau potongan-potongan kayu keras yang sesuai bentuknya dapat dipergunakan
sebagai sarana pembentuk.
D. Pengertian Tembaga.
Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54,
merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur
1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga
sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari
berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan tembaga yaitu dalam bentuk logam
merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan, perunggu serta campuran emas dan
perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat-alat listrik, pipa, kawat,
pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan industry. Senyawa tembaga juga digunakan
dalam kimia analitik dan penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat-
obatan dan pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organism hidup dan
merupakan unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.
E. Sifat-sifat Tembaga
Tembaga mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat
ditempa (meleable).
1. Sifat Fisika
a. Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning kemerahan seperti emas
kuning dan keras bila tidak murni.
b. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat.
c. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
d. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat.
e. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
f. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
g. Bentuk : padat
h. Warna : logam merah jambu
i. Massa Jenis : 8.96 g/cm3
j. Titik Lebur : 1357.77 K (1084.62 °C, 1984.32 °F)
k. Titik Didih : 2835 K (2562 °C, 4643 °F)
l. Kalor Peleburan : 13.26 kJ/mol
m. Kalor Penguapan : 300.4 kJ/mol
n. Kapasitas Kalor : (25 °C) 24.440 J/(mol・K)
2. Sifat Kimia
a. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan
yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
b. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan
pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 oC, akan terbentuk tembaga(I) oksida
(Cu2O) yang berwarna merah.
c. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi
dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan
untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang
menghasilkan tembaga(II) klorida.
d. Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi
dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan
logam secara elektrokimia, digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit
yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.
e. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer
seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih
menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan
oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2 ̄(aq) yang mendorong reaksi
Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine, yang
mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu
calcine disilika guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga atau slag besi(II)
silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut. Tembaga(I) sulfida
yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan masih mengandung
sedikit besi(II) sulfida
3. Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi 2Cu2S(s) + 3O2(g) ―→ 2Cu2O(s) +
2SO2(g) Cu2S(s) + 2Cu2O(s) ―→ 6Cu(s) + SO2(g) Tembaga yang diperoleh pada tahap
ini disebut blister atau tembaga lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang
berisi udara.
4. Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak
murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit
larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga di
anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e ―→ Cu(s) Anoda : Cu(s) ―→ Cu2+(aq) + 2e Pada proses ini
anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin bertambah banyak,
sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt mengendap sebagai lumpur.
H. Pengertian Aluminium
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium adalah logam yang
berwaarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm3.
yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga.
kembang api.
Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran,
kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan
pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol
susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.
I. Sifat-sifat yang Dimiliki Aluminium
1. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga
2. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat,
dan rokok.
3. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang
listrik.
4. Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti Duralium
a) Digestion (Pencernaan)
Pada langkah pertama, bauksit adalah tanah, slurried dengan larutan soda kostik
(natrium hidroksida), dan dipompa ke tank tekanan besar disebut digester, dikontrol
mengalami panas uap 175 °C dan tekanan. natrium hidroksida bereaksi dengan mineral
alumina bauksit untuk membentuk solusi jenuh natrium aluminat; pengotor tak larut,
disebut lumpur merah (RM) , tetap dalam suspensi dan dipisahkan pada langkah
klarifikasi. Proses Bayer menurut persamaan kimia : Persamaan Reaksi : Al2O3 + 2OH-
+ 3H2O 2[Al(OH)4]- Atau Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O (l) 2NaAl(OH)4 (aq)
b) Clarification (klarifikasi)
pengotor tak larut yang disebut lumpur merah /Red Mud (RM) , tetap dalam
suspensi dan dipisahkan dengan menyaring dari kotoran padat, selanjutnya didinginkan
di exchangers panas, untuk meningkatkan derajat jenuh dari alumina terlarut, dan
dipompa menuju tempat yang lebih tinggi yaitu presipitator silolike untuk proses
Precipitation (pengendapan)
c) Precipitation (pengendapan)
d) Calcination (kalsinasi)
kemudian dipanaskan sampai 1050 °C (dikalsinasi), aluminium hidroksida
terurai menjadi alumina, memancarkan uap air dalam proses: 2Al(OH)3 (s) Al2O3 (s) +
3H2O (g) Dan dihasilkan aluminium oksida murni (Al2O3) yang selanjutnya menuju
proses peleburan dengan proses Hall-Héroult untuk menghasilkan material aluminium.
e) Hall-Heroult (Peleburan)
Proses Peleburan Aluminium Proses pembuatan Al pada tahap selanjutnya
adalah proses hall-heroult. Ini merupakan proses metode elektrolisis yang ditemukan
oleh Charles M. Hall dan Paul Heroult. Berikut tahap-tahap dalam proses Hall Heroult:
Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida Al2O3 dilarutkan dalam lelehan
kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai
katode (-). Sebagai anode (+) digunakan batang grafit. Selanjutnya elektrolisis
dilakukan pada suhu 950 oC. Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode
dan di anode terbentuk gas O2 dan CO2. Reaksi yang terjadi: Al2O3 Al3+ + 3O2-
Katode (-) : Al3+ + 3e Al x 4 Anode (+) : 2O2 O2 + 4e x 3 4Al3 + 6O2 4Al + 3O2 Lalu
O2 bereaksi dengan C menjadi C02. Jadi hasil akhirnya adalah 3C(s) + 4Al3+ + 6O2
4Al(l) + 3CO2 (s) Aluminium yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar
wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk mendapat aluminium
batangan (ingot). Jadi, selama elektrolisis, Anode grafit terus menerus dihabiskan
karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Rata-rata
Untuk mendapat 1 Kg Al dihabiskan 0,44 kg anode grafit.
BAB III
KESIMPULAN
Logam Non-Ferro ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak memiliki unsur
besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini disebut sebagai logam bukan Besi
(non Ferro).
Tembaga adalah logam mulia yang terbentuk dari proses magmatic dan
alterasi magma Proses pengolahan tembaga terdiri dari proses pengapungan,
pemanggangan, reduksi dan elektrolisis
Aluminium adalah logam yang sangat reaktif yang membentuk ikatan kimia
berenergi tinggi dengan oksigen. Dibandingkan dengan logam lain, proses ekstraksi
aluminium dari batuannya memerlukan energi yang tinggi untuk mereduksi Al2O3.
Proses reduksi ini tidak semudah mereduksi besi dengan menggunakan batu bara,
karena aluminium merupakan reduktor yang lebih kuat dari karbon.
Dalam proses pembuatan aluminium ada lima cara yaitu:
a) Digestion (pencernaan),
b) Clarification (klarifikasi),
c) Precipitation (pengendapan), dan
d) Calcination (kalsinasi).
e) Hall-Heroult (Peleburan)
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
yang budiman pada umumnya.