Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH LOGAAM,ALUMINIUM

DISUSU OLEH KELOMPOK 4

NAMA-NAMA KELOMPOK:

DHIKA ARYA PRATAMA (5193520003)

SUWITO BANJARNAHOR (5193520002)

MARULAK HATOGUAN SIMORANGKIR (5193520019)

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGRI MEDAN

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat
membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Logam adalah bahan/material teknik yang sangat banyak di gunakan dalam


berbagai bidang. Dalam dunia keteknikan, logam merupakan material yang paling
mendominasi dari bahan-bahan teknik lainnya sebagai bahan yang paling utama dalam
pembuatan mesin. Di dunia pendidikan kita harus mengerti unsur-unsur yang
terkandung di dalam logam tersebut.
Berbagai jenis bahan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam
industri. Penggunaannya pun sangat bergantung pada sifat-sifat dari bahan tersebut. Di
samping bermanfaat, beberapa unsur atau senyawa juga dapat bersifat racun bagi
kesehatan atau lingkungan. Pada awalnya, unsur hanya digolongkan menjadi logam
dan non logam. Hal inilah yang dikemukakan oleh Lavoisier. Hingga saat ini diketahui
terdapat kurang lebih 118 unsur di dunia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk
mengetahui sifat-sifat dan cara pengolahan dari berbagai unsur dan senyawa, sehingga
kita dapat menggunakannya secara optimal dan mengurangi dampak negatif dari
penggunaan unsur logam dan nonlogam tersebut.
Ilmu logam adalah ilmu yang mempelajari tentang benda yang mengandung besi
(ferro) dan bukan besi (non ferro). Logam terbuat bukan dalam bentuk murni,
melainkan dalam bentuk batuan yang mengandung bijih besi yang juga merupakan
persenyawaan antara besi dan oksigen tapi dalam bentuk silivat. Bijih besi di hasilkan
dari pertambangan.

B. Tujuan penulisan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk :
1. Membedakan logam non ferro dari berbagai pandangan dan kebutuhan.
2. Menjelaskan sifat dan penggunaan logan non ferro dalam bidang teknik
3. Menjelaskan jenis-jenis biji tembaga, aluminium dan cara pemurniannya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Non Logam (Non Ferro)

Logam Non-Ferro ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak memiliki unsur

besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini disebut sebagai logam bukan Besi

(non Ferro). Beberapa dari jenis logam ini telah disebutkan dimana termasuk logam

yang banyak dan umum digunakan baik secara murni maupun sebagai unsur paduan.

Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama dalam

pengolahan bahan logam, menjadikan semua jenis logam digunakan secara luas dengan

berbagai alasan, mutu produk yang semakin ditingkatkan, kebutuhan berbagai peralatan

pendukung teknologi serta keterbatasan dari ketersediaan bahan-bahan yang secara

umum digunakan dan lain-lain.

Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing memiliki

sifat dan karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam yang satu dengan

logam yang lainnya. Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini

memungkinkan pemakaian secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan

antara logam non ferro bahkan dengan logam Ferro untuk mendapatkan suatu sifat yang

baru yang berbeda dari sifat asalnya. Logam non fero juga dipakai untuk gabungan besi

atau baja untuk membetulkan sifat baja supaya lebih kuat. Dari jenin logam non ferro

yang sering dipakai untuk gabungan baja merupakan nikel, kromium, molebdenum dan

masih tidak sedikit lagi.


B. Jenis dan Sifat – sifat Logam non Ferro
Menurut massa jenisnya logam non ferro dibedakan 3 macam yaitu :

 Logam Berat

Semua logam bukan besi yang mempunyai massa – jenis > 5 kg/dm3.

Contoh: Tembaga (Cu), Seng (Zn), Crom (Cr), Nikel (Ni), dll.

 Logam Ringan

Semua logam bukan besi yang mempunyai massa – jenis < 5 kg/dm3.

Contoh: Aluminium (AI), Titanium (Ti), Magnesium (Mg), Berylium (Be).

 Logam Mulia

Logam mulia tersebut dikategorikan juga termasuk logam berat, tetapi


mempunyai sifat-sifat khusus seperti:

Tahan terhadap bahan kimia, tahan terhadap korosi, dll.

Contoh: Emas (Au), Platina (Pt), Perak (Ag).

Dari logam non ferro berat yang penting dalam paduan disebut tembaga, timah
dan timbal. Dalam paduan ini dapat digunakan logam-logam berat sebagai unsure
paduan seperti seng, antimon, perak, emas dan cadmium. Logam non ferro berat nikel,
molibden dan wolfram merupakan elemen penting sebagai elemen paduan dalam baja.

Logam non ferro ringan yang penting dalam paduannya disebut aluminium dan
maknesium.

Sifat mekanik logam non ferro pada umumnya tidak baik, tetapi hal ini dapat
diperbaiki dengan paduan. Sedangkan pada umumnya logam non ferro tahan terhadap
korosi, hal ini disebabkan kulit korosi yang kuat. Beberapa logam non ferro seperti
tembaga dan aluminium mempunyai daya penghantar panas dan daya penghantar listrik
yang baik. Yang termasuk jenis logam non ferro antara lain:
1. Tembaga

Warna: Coklat kemerah-merahan.

Sifat: Dapat ditempa, liat, penghantar panas dan listrik yang baik, kukuh.
Penggunaan: Suku bagian listrik, pemipaan, alat-alat dekorasi dan sebagainya.

2. Aluminium

Warna: Biru Putih

Sifat: Dapat ditempa, liat, bobot ringan, penghantar yang baik, baik untuk
dituang.

Penggunaan: Alat-alat masak, reflector, industri mobil, industri pesawat terbang.

3. Timbel

Warna: Biru kelabu.

Sifat: Dapat ditempa, sangat liat, tahan korosi air dan asam, bobot sangat berat.

Penggunaan: Kabel, baterai, bubungan atap.

4. Timah

Warna: Bening keperak-perakan.

Sifat: Dapat ditempa, liat tahan korosi.

Penggunaan: Melapisi lembaran baja lunak (pelat timah), industri pengawetan.


C. Campuran Non Ferro

Campuran non ferro ini merupakan campuran antara logam non ferro berat
maupun logam non ferro ringan. Yang termasuk campuran non ferro antara lain:

1. Loyang

Komposisi: Tembaga 65%, seng 35%.

Sifat: Empuk, lunak.

Penggunaan: Batang, kawat, sekrup, paku keeling, tuangan.

2. Perunggu Fospor

Komposisi: Tembaga 90%, timah 9%, fosfor 1%.

Sifat: Kenyal, tahan korosi dengan baik.

Penggunaan: Bantalan mesin, pompa air.

3. Duralumin

Komposisi: Aluminium 95%, tembaga 4%, mangan 1%. Sifat: Dapat ditempa,
liat, dapat dipukul dengan palu, direntang Bobot: Ringan, kukuh.

Penggunaan: Pesawat terbang, suku bagian kendaraan, paku keling, mur, baut.

4. Pelat Timah

Lembaran tipis baja lunak dilapis timah pada kedua belah sisi dan pada semua
tepinya. Harus berhati-hati benar dalam menangani dan menyimpan pelat timah.
Lembaran pelat timah harus disimpan dengan kertas atau bahan lain yang sesuai
di antara setiap pelat untuk mencegah lepasnya lapis timah karena sesuatu hal.
Bila lapis timah hilang akan timbul karatan. Pelat timah harus diberi tanda
dengan pensil tajam dan dipotong tepat menurut garis itu. Tepi potongan harus
dilapis dengan pateri, juga untuk mencegah terjadinya karatan. Bila tepi
potongan berada pada sambungan, maka pematerian tepi dilakukan pada waktu
memateri sambungan. Pelat timah sama sekali tidak boleh dipukul dengan
martil. Harus dipergunakan kayu keras atau martil kayu. Landasan pande timah
atau potongan-potongan kayu keras yang sesuai bentuknya dapat dipergunakan
sebagai sarana pembentuk.

D. Pengertian Tembaga.
Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan nomor massa 63,54,
merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini mempunyai titik lebur
1.803° Celcius dan titik didih 2.595° C. dikenal sejak zaman prasejarah. Tembaga
sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni. Mudah didapat dari
berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan tembaga yaitu dalam bentuk logam
merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan, perunggu serta campuran emas dan
perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat-alat listrik, pipa, kawat,
pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan industry. Senyawa tembaga juga digunakan
dalam kimia analitik dan penjernihan air, sebagai unsur dalam insektida, cat, obat-
obatan dan pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam organism hidup dan
merupakan unsur penting dalam darah binatang berkulit keras.

E. Sifat-sifat Tembaga
Tembaga mempunyai sifat dapat dirol, ditarik, ditekan, ditekan tarik dan dapat
ditempa (meleable).
1. Sifat Fisika
a. Tembaga merupakan logam yang berwarna kuning kemerahan seperti emas
kuning dan keras bila tidak murni.
b. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat.
c. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
d. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
lembaran tipis dan kawat.
e. Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.
f. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
g. Bentuk : padat
h. Warna : logam merah jambu
i. Massa Jenis : 8.96 g/cm3
j. Titik Lebur : 1357.77 K (1084.62 °C, 1984.32 °F)
k. Titik Didih : 2835 K (2562 °C, 4643 °F)
l. Kalor Peleburan : 13.26 kJ/mol
m. Kalor Penguapan : 300.4 kJ/mol
n. Kapasitas Kalor : (25 °C) 24.440 J/(mol・K)

2. Sifat Kimia
a. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap
korosi. Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan
yang berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
b. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat
bereaksi dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan
pada suhu yang lebih tinggi, sekitar 1000 oC, akan terbentuk tembaga(I) oksida
(Cu2O) yang berwarna merah.
c. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi
dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan
untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang
menghasilkan tembaga(II) klorida.
d. Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi
dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan
logam secara elektrokimia, digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit
yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.
e. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer
seperti HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih
menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan
oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2 ̄(aq) yang mendorong reaksi

kesetimbangan bergeser ke arah produk.


F. 2Cu (s) + 2H+ (aq) → a Cu+ (aq) + H2
G. 2Cu+ (aq) + 4Cl- (aq) → 2 CuCl2-(aq)
3. sifat lain
a. Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga.
Cu (s) + HNO3 (encer) → 3Cu(NO3)2 (aq) + 4H2O (l) + 2NO (g)
Cu (s) +4HNO3 (pekat) → Cu(NO3)2 (aq) + 2H2O (l) + 2NO2 (g)
b. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya
udara membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
c. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi
dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan
untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang
menghasilkan tembaga(II) klorida.
d. Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi
dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan
logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit
yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.

G. Cara Pemurnian Tembaga


Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida dan sulfida. Untuk memperoleh
tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah dibanding bijih yang
berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak dibagian bawah deret volta
sehingga mudah diasingkan dari bijihnya.
Bijih berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk
memperoleh tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit (CuFeS 2),
terdiri dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni:
1. Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran bijih
kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan
dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara
ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan gelembung-gelembung udara.
Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak berikatan dengan air akan berikatan
dengan minyak dan menempel pada gelembung-gelembung udara yang kemudian
mengapung ke permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang membawa
partikel-partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan.
2. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas
pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada
pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida.

Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine, yang
mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu
calcine disilika guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga atau slag besi(II)
silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut. Tembaga(I) sulfida
yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan kemungkinan masih mengandung
sedikit besi(II) sulfida
3. Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi 2Cu2S(s) + 3O2(g) ―→ 2Cu2O(s) +
2SO2(g) Cu2S(s) + 2Cu2O(s) ―→ 6Cu(s) + SO2(g) Tembaga yang diperoleh pada tahap
ini disebut blister atau tembaga lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang
berisi udara.
4. Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak
murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan elektrolit
larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga di
anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e ―→ Cu(s) Anoda : Cu(s) ―→ Cu2+(aq) + 2e Pada proses ini
anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni) makin bertambah banyak,
sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt mengendap sebagai lumpur.

H. Pengertian Aluminium

Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor

atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium adalah logam yang

berwaarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm3.

Aluminium bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen

yang berjumlah sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga.

Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered aspirin,

astringents, semprotan hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap

tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan

kembang api.

Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat.

Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran,

ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam

penampang. Tahan korosi.

Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam

kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan badan

pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol

susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.
I. Sifat-sifat yang Dimiliki Aluminium

Sifat-sifat yang dimilki aluminium antara lain :

1. Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah tangga

seperti panci, wajan dan lain-lain.

2. Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan, obat,

dan rokok.

3. Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel tiang

listrik.

4. Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat seperti Duralium

(campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.

5. Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.

J. Proses Pemurnian Aluminium


Proses Pemurnian Aluminium Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni
dapat dilakukan melalui Proses pemurnian dengan metode Bayer. Proses Bayer adalah
sarana industri utama bauksit pemurnian untuk menghasilkan alumina. Bauksit, bijih
paling penting dari aluminium, berisi alumina hanya 30-54 %, Al2O3, sisanya menjadi
campuran dari silika (SiO2), oksida besi (Fe2O3), dan titanium dioksida (TiO2) dan.
Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),
Bayer Siklus Proses Bayer adalah satu siklus dan sering disebut Bayer siklus. Ini
melibatkan empat langkah :
a) Digestion (pencernaan),
b) Clarification (klarifikasi),
c) Precipitation (pengendapan), dan
d) Calcination (kalsinasi).
e) Hall-Heroult (Peleburan)

a) Digestion (Pencernaan)

Pada langkah pertama, bauksit adalah tanah, slurried dengan larutan soda kostik
(natrium hidroksida), dan dipompa ke tank tekanan besar disebut digester, dikontrol
mengalami panas uap 175 °C dan tekanan. natrium hidroksida bereaksi dengan mineral
alumina bauksit untuk membentuk solusi jenuh natrium aluminat; pengotor tak larut,
disebut lumpur merah (RM) , tetap dalam suspensi dan dipisahkan pada langkah
klarifikasi. Proses Bayer menurut persamaan kimia : Persamaan Reaksi : Al2O3 + 2OH-
+ 3H2O 2[Al(OH)4]- Atau Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O (l) 2NaAl(OH)4 (aq)

b) Clarification (klarifikasi)

pengotor tak larut yang disebut lumpur merah /Red Mud (RM) , tetap dalam
suspensi dan dipisahkan dengan menyaring dari kotoran padat, selanjutnya didinginkan
di exchangers panas, untuk meningkatkan derajat jenuh dari alumina terlarut, dan
dipompa menuju tempat yang lebih tinggi yaitu presipitator silolike untuk proses
Precipitation (pengendapan)

c) Precipitation (pengendapan)

Selanjutnya aluminium diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas


CO2 dan pengenceran. 2NaAl(OH)3 (aq) + CO2 (g) 2Al(OH)3 (s) + Na2CO3 (aq) +
H2O (l) Campuran dari kotoran padat disebut lumpur merah, dan menyajikan masalah
pembuangan. Selanjutnya, solusi hidroksida didinginkan, dan aluminium hidroksida
dilarutkan presipitat sebagai putih solid halus.

d) Calcination (kalsinasi)
kemudian dipanaskan sampai 1050 °C (dikalsinasi), aluminium hidroksida
terurai menjadi alumina, memancarkan uap air dalam proses: 2Al(OH)3 (s) Al2O3 (s) +
3H2O (g) Dan dihasilkan aluminium oksida murni (Al2O3) yang selanjutnya menuju
proses peleburan dengan proses Hall-Héroult untuk menghasilkan material aluminium.

e) Hall-Heroult (Peleburan)
Proses Peleburan Aluminium Proses pembuatan Al pada tahap selanjutnya
adalah proses hall-heroult. Ini merupakan proses metode elektrolisis yang ditemukan
oleh Charles M. Hall dan Paul Heroult. Berikut tahap-tahap dalam proses Hall Heroult:
Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida Al2O3 dilarutkan dalam lelehan
kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai
katode (-). Sebagai anode (+) digunakan batang grafit. Selanjutnya elektrolisis
dilakukan pada suhu 950 oC. Dalam proses elektrolisis dihasilkan aluminium di katode
dan di anode terbentuk gas O2 dan CO2. Reaksi yang terjadi: Al2O3 Al3+ + 3O2-
Katode (-) : Al3+ + 3e Al x 4 Anode (+) : 2O2 O2 + 4e x 3 4Al3 + 6O2 4Al + 3O2 Lalu
O2 bereaksi dengan C menjadi C02. Jadi hasil akhirnya adalah 3C(s) + 4Al3+ + 6O2
4Al(l) + 3CO2 (s) Aluminium yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar
wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk mendapat aluminium
batangan (ingot). Jadi, selama elektrolisis, Anode grafit terus menerus dihabiskan
karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Rata-rata
Untuk mendapat 1 Kg Al dihabiskan 0,44 kg anode grafit.
BAB III

KESIMPULAN

Logam Non-Ferro ialah jenis logam yang secara kimiawi tidak memiliki unsur
besi atau Ferro (Fe), oleh karena itu logam jenis ini disebut sebagai logam bukan Besi
(non Ferro).
Tembaga adalah logam mulia yang terbentuk dari proses magmatic dan
alterasi magma Proses pengolahan tembaga terdiri dari proses pengapungan,
pemanggangan, reduksi dan elektrolisis
Aluminium adalah logam yang sangat reaktif yang membentuk ikatan kimia
berenergi tinggi dengan oksigen. Dibandingkan dengan logam lain, proses ekstraksi
aluminium dari batuannya memerlukan energi yang tinggi untuk mereduksi Al2O3.
Proses reduksi ini tidak semudah mereduksi besi dengan menggunakan batu bara,
karena aluminium merupakan reduktor yang lebih kuat dari karbon.
Dalam proses pembuatan aluminium ada lima cara yaitu:

a) Digestion (pencernaan),
b) Clarification (klarifikasi),
c) Precipitation (pengendapan), dan
d) Calcination (kalsinasi).
e) Hall-Heroult (Peleburan)

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca
yang budiman pada umumnya.

Anda mungkin juga menyukai