Anda di halaman 1dari 25

Kerangka Konseptual

Disusun oleh:

No. Nama NIM


1. Hafid Byusi 12030117220027
2. Risti Ulfi Hanifah 12030117220028
3. Elika Regni Utami 12030117220029

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2018
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Pengertian Kerangka Konseptual

Financial Accounting Standards Board (1978) mendefinisikan kerangka konseptual


(conceptual framework) sebagai suatu sistem yang koheren (coherent system) tentang tujuan
(objectives) dan konsep dasar yang saling berkaitan, yang diharapkan menghasilkan standar
yang konsisten (consistent) dan dapat memberi pedoman (prescribes) tentang jenis, fungsi
dan keterbatasan akuntansi keuangan dan pelaporan keuangan. Kegunaan kerangka
konseptual menurut FASB, yaitu sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman dalam menentukan standar akuntansi
2. Sebagai kerangka referensi untuk memecahkan masalah yang tidak diatur oleh standar
akuntansi
3. Sebagai dasar pertimbangan (judgment) dalam menyajikan laporan keuangan
4. Sebagai daya banding untuk mengurangi berbagai alternatif metode akuntansi yang ada

1.2 Rumusan Pertanyaan


Pada makalah ini akan dibahas mengenai kerangka konseptual menurut IFRS dan
lima standar akuntansi yang ada di Indonesia, yang terdiri dari :
- Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
- Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)
- Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, & Menengah (SAK-EMKM)
- Standar Akuntansi Keuangan Syari’ah (SAK- Syariah)
- Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP – PP 71 tahun 2010)
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan
pertanyaan dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Bagaimana kerangka konseptual menurut International Financial Reporting
Standards (IFRS) ?
2. Bagaimana kerangka konseptual menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) ?
3. Bagaimana kerangka konseptual menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) ?
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

4. Bagaimana kerangka konseptual menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas


Mikro, Kecil, & Menengah (SAK-EMKM) ?
5. Bagaimana kerangka konseptual menurut Standar Akuntansi Keuangan Syari’ah
(SAK- Syariah) ?
6. Bagaimana kerangka konseptual menurut Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) ?

1.3 Tujuan Makalah


Berdasarkan rumusan pertanyaan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari
makalah ini adalah agar pembaca makalah memahami kerangka konseptual yang ada di
masing-masing standar akuntansi.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS

2.1 Pendahuluan
IFRS menggunakan principle based, yaitu lebih menekankan pada intepretasi dan
aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut,
berdasarkan pada standar yang membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi, serta membutuhkan
professional judgment pada penerapan standar akuntansi.
IFRS menggunakan nilai wajar (fair value) dalam penilaian. Jika tidak ada nilai
pasar aktif, maka harus melakukan penilaian sendiri (yang memiliki komptensi) atau
menggunakan jasa penilai. Selain itu, IFRS juga mengharuskan adanya pengungkapan
(disclosure) yang lebih banyak, baik itu dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. IFRS
juga akan berkembang dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan lingkungan bisnis dan
kebutuhan informasi para pengguna informasi laporan keuangan.
2.2 Tingkatan (Level)
Gambar 2.1 mendeskripsikan mengenai kerangka konseptual IFRS.
Gambar 2.1 Conceptual Framework - IFRS

2.2.1 Level 1 : The “Why” Purpose of Accounting


Terdapat dalam SFAC (Statement of Financial Accounting Concept – dikeluarkan
oleh FASB) No. 1. Tujuan pelaporan keuangan adalah :
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

1. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi investor dan


kreditor
2. Memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan dan
hasil usaha
3. Sebagai bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada pemilik perusahaan
2.2.2 Level 2 : Bridge between Level 1 and 3
2.2.2.1 Karakteristik Kualitatif
Informasi laporan keuangan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Karakteristik kualitatif terdiri dari :
1. Primary Qualities yang terdiri dari :
a. Relevan (relevance), yaitu kemampuan dari suatu informasi untuk dapat
mempengaruhi dalam mengambil keputusan. Maka dari itu informasi yang
relevan akan bermanfaat apabila informasi tersebut dapat memprediksi
peristiwa masa mendatang (predictive value), dapat memperbaiki harapan yang
dibuat sebelumnya (feedback value), informasi tersebut tepat waktu untuk
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan (timeliness).
b. Keandalan (Reliability) yaitu kemampuan dari suatu informasi untuk dapat
diandalkan kebenarannya. Maka dari itu informasi yang dapat diandalkan akan
bermanfaat apabila informasi tersebut harus dapat diuji kebenarannya
(verifiability), menggambrakan keadaan yang sebenarnya (representational
faithfulness), dan netral (neutrality).
2. Secondary Qualities terdiri dari :
a. Dapat diperbandingkan (Comparability) yaitu kemampuan dari suatu
informasi untuk dapat diperbandingkan, baik antar perusahaan atau antar
periode.
b. Konsisten (Consistency) yaitu penggunaan metode akuntansinya tidak
berubah-ubah.
2.2.2.2 Elemen Laporan Keuangan
Terdapat dalam SFAC No.3 terdiri dari (ada 10), yang terdiri dari :
- Aktiva (Assets)
- Hutang (Liabilities)
- Ekuitas (Equity)
- Investasi oleh Pemilik (Investment by Owner)
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

- Distribusi pada Pemilik (Distribution by Owner)


- Laba Komprehensif (Comprehensive Income)
- Pendapatan (Revenues)
- Biaya (Expenses)
- Keuntungan (Gains)
- Kerugian (Loss)
2.2.3 Level 3 : The “How” Implementation
Digunakan untuk pedoman dalam mengukur dan mengakui elemen laporan
keuangan serta menyajikan informasi keuangan.
2.2.3.1 Asumsi (Assumptions)
Asumsi dasar terdiri dari :
a. Kesatuan Usaha (Economic Entity) yaitu akuntansi memandang badan usaha
sebagai unit usaha yang berdiri sendiri, bertindak atas namanya sendiri, dan
terpisah dari pemilik yang menanamkan modal kedalam badan usaha.
b. Kelangsungan Usaha (Going Concern). Jika tidak ada tanda-tanda dan rencana
perusahaan akan dibubarkan, maka perusahaan dianggap berlangsung terus sampai
batas waktu tak terbatas.
c. Penggunaan unit moneter (Monetary Unit)
Semua transaksi yang terjadi akan dinyatakan dalam bentuk unit moneter pada saat
terjadinya transaksi. Sedangkan informasi yang tidak dikuantifikasikan, disajikan
dalam CALK.
d. Periodisas Pelaporan (The Accounting-Period Postulate)
Kegiatan perusahaan dianggap berjalan terus, sehingga hasil sebenarnya hanya
dapat diketahui saat perusahaan dihentikan (dilikuidasi).
2.2.3.2 Prinsip (Principles)
Prinsip akuntansi diartikan sebagai seperangkat aturan umum dalam pengetahuan
akuntansi, yang terdiri dari historical cost, revenue principles, expense principle atau
matching principle, dan full disclosure principle.
2.2.3.3 Kendala (Constraints)
Kendala terdiri dari cost benefit relationship, the materiality principle, industry
practice, dan the conservatism principle.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL PSAK

3.1 Perkembangan Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual mendeskripsikan tujuan pelaporan keuangan, kelompok
pengguna utama laporan keuangan, jenis keputusan yang dibuat, dan informasi keuangan
yang berguna dalam membuat keputusan. Kerangka konseptual bukan merupakan PSAK
sehingga tidak mendefinisikan standar untuk pengukuran atau isu pengungkapan tertentu.
Jika terdapat perbedaan antara PSAK dan kerangka konseptual, maka persyaratan yang ada
dalam PSAK mengungguli persyaratan yang ada dalam kerangka konseptual.
Kerangka konseptual disahkan pertama kali di Indonesia pada tanggal 4 September
1988. Seiring berjalannya waktu dan berdasarkan penggunaan kerangka konseptual, DSAK
IAI merevisi kerangka konseptual tersebut. Revisi kerangka konseptual merupakan wujud
komitmen konvergensi IFRS di Indonesia. DSAK IAI merevisi “Kerangka Dasar Penyusunan
dan Penyajian Laporan Keuangan” (KDPPLK) (Penyesuaian 2014) menjadi “Kerangka
Konseptual Pelaporan Keuangan” (KKPK). KKPK disahkan oleh DSAK IAI pada tanggal 28
September 2016 yang mengadopsi dari The Conceptual Framework for Financial Reporting
dan berlaku efektif sejak tanggal pengesahan. Untuk lebih mempermudah pemahaman
mengenai perkembangan kerangka konseptual di Indonesia, maka akan diuraikan secara
singkat melalui tabel 3.1
Tabel 3.1
Perkembangan KDPPLK dan KKPK

Kerangka
Konseptual
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Pelaporan
Tanggal Laporan Keuangan (KDPPLK)
Keuangan
Pengesahan
(KKPK)
4 September 7 September 27 Agustus 28 September
1988 1994 2014 2016
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

3.2 Perbedaan KDPPLK dan KKPK


Tabel 3.2 dibawah ini menjelaskan mengenai perbedaan secara umum antara
KDPPLK (penyesuaian 2014) dan KKPK.
Tabel 3.2
Perbedaan KDPPLK dan KKPK

Perihal KKPK KDPPLK


Pengguna Menjelaskan bahwa pengguna Menjelaskan pengguna
Laporan utama laporan keuangan adalah : laporan keuangan beserta
Keuangan - Investor saat ini dan kebutuhan informasi masing-
investor potensial masing pengguna laporan
- Pemberi pinjaman dan keuangan.
kreditor lainnya
dan Pengguna laporan keuangan
lain adalah :
- Manajemen
- Pemerintah
Karakteristik Karakteristik kualitatif informasi Empat karakteristik kualitatif
kualitatif laporan keuangan terdiri dari pokok :
informasi karakteristik kualitatif - Dapat dipahami
laporan fundamental, yaitu : (understandability)
keuangan - Relevansi (relevance) - Relevan (relevance)
yang berguna - Representasi tepat (faithful - Keandalan (reliable)
representation) - Dapat diperbandingkan
dan karakteristik kualitatif (comparability)
peningkat,yaitu : Informasi keuangan andal
- Keterbandingan jika bebas dari pnegertian
(comparability) menyesatkan, kesalahan
- Keterverifikasian material, dan dapat
(verifiability) diandalkan penggunanya
- Ketepatwaktuan (timelines) sebagai penyajian yang jujur
- Keterpahaman (faithful representation).
(understandability)

3.3 Perubahan yang Dilakukan


3.3.1 BAB 1 : Tujuan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum
3.3.1.1 Tujuan, Kegunaan, dan Keterbatasan Pelaporan Keuangan Bertujuan Umum
Tujuan pelaporan keuangan bertujuan umum (istilah lainnya : laporan keuangan
dan pelaporan keuangan) adalah untuk menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi
investor saat ini dan investor potensial, pemberi pinjaman dan kreditor lainnya dalam
membuat keputusan mengenai penyediaan sumber daya kepada entitas.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

Akan tetapi, laporan keuangan bertujuan umum tidak dapat menyediakan seluruh
informasi yang dibutuhkan oleh investor saat ini, investor potensial, pemberi pinjaman, dan
kreditor lainnya.
3.3.1.2 Informasi Tentang Sumber Daya Ekonomi Entitas Pelapor, Klaim terhadap
Entitas, serta Perubahan Sumber Daya dan Klaim
Laporan keuangan bertujuan umum memberikan informasi mengenai :
- Sumber daya ekonomi entitas pelapor dan klaim terhadap entitas pelapor
Misalnya, membantu pengguna untuk memprediksi distribusi arus kas masa depan
kepada pemilik klaim terhadap entitas pelapor.
- Dampak dari transaksi dan peristiwa yang mengubah sumber daya ekonomi dan
klaim entitas pelapor
Misalnya, dampak dari penerbitan instrumen utang atau ekuitas untuk mengetahui
imbal hasilnya.
3.3.2 BAB 2 : Entitas Pelapor
Bab ini masih menjadi pembahasan IASB dalam projek Kerangka Konseptualnya.
3.3.3 BAB 3 : Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
3.3.3.1 Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
Karakteristik kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi jenis informasi yang ada
di laporan keuangan, yang kemungkinan besar berguna bagi pengguna laporan keuangan
dalam membuat keputusan. Karakteristik kualitatif dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Karakteristik kualitatif fundamental, meliputi :
a. Relevansi (relevance)
Artinya informasi keuangan tersebut mampu membuat perbedaan dalam
keputusan yang diambil oleh pengguna.
b. Representasi tepat (faithful representation)
Artinya informasi keuangan tidak hanya mereprsentasikan fenomena yang
relevan, tetapi juga merepresentasikan secara tepat fenomena yang akan
direpresentasikan.
2. Karakteristik kualitatif peningkat, meliputi :
a. Keterbandingan (comparability)
Artinya informasi laporan keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi
trend kinerja entitas dan melihat posisi entitas dalam lingkungan usaha.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

b. Keterverifikasian (verifiability)
Adanya keterverifikasian membantu meyakinkan pengguna bahwa
informasi merepresentasikan fenomena ekonomi secara tepat sebagaimana
mestinya.
c. Ketepatwaktuan (timelines)
Tersedianya informasi pada waktu yang tepat, membantu pembuat
keputusan dalam mempengaruhi keputusan mereka.
d. Keterpahaman (understandability)
Adanya pengklasifikasian, pengarakteristikan, dan penyajian informasi
secara jelas dan ringkas membuat informasi tersebut lebih mudah
dipahami.
3.3.3.2 Kendala Biaya Pelaporan Keuangan yang Berguna
DSAK IAI mempertimbangkan biaya dan manfaat terkait pelaporan keuangan
secara umum. Jika ada perbedaan dalam biaya, hal tersebut dapat dimaklumi karena ukuran
entitas, penggalangan modal, dan kebutuhan pengguna yang berbeda-beda.
3.3.4 BAB 4 : KDPPLK Pengaturan yang Tersisa
3.3.4.1 Asumsi Dasar
Kelangsungan usaha (going concern), artinya perusahaan akan melanjutkan
usahanya di masa mendatang. Jadi, jika perusahaan akan melakukan likuidasi, maka
informasi mengenai rencana likuidasi harus diungkap dalam laporan keuangan.
3.3.4.2 Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Unsur-unsur laporan keuangan dibagi berdasarkan kaitannya dengan laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi. Unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan laporan posisi
keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Sedangkan, unsur-unsur yang berkaitan
langsung dengan laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
3.3.4.3 Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan (recognition) merupakan proses penentuan apakah suatu pos memenuhi
definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam elemen laporan keuangan. Kriteria pengakuan
elemen laporan keuangan dilihat dari profitabilitasnya di masa depan dan unsur tersebut
memiliki pengukuran yang andal.
3.3.4.4 Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran (meausurement) merupakan proses penetapan jumlah atau nilai ketika
unsur-unsur laporan keuangan akan diakui dan dicatat dalam laporan keuangan.
Proses ini mencakup pemilihan dasar pengukuran. Dasar pengukuran terdiri dari :
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

a. Biaya historis (historical costs), yaitu biaya perolehan pada tanggal transaksi
b. Biaya terkini (current costs), yaitu biaya yang seharusnya diperoleh sekarang
atau saat pengukuran
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable value or settlement value), yaitu nilai
yang diperoleh dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly
disposal)
d. Nilai sekarang (present value), misalnya arus kas masuk bersih di masa depan
yang didiskontokan ke nilai sekarang.
3.3.4.5 Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
- Konsep modal terdiri dari konsep modal fisik (misalnya unit output per hari) dan
konsep modal keuangan (misalnya uang). Pemilihan konsep modal yang tepat
tergantung dari kebutuhan pengguna laporan keuangannya.
- Konsep pemeliharaan modal terdiri dari konsep pemeliharaan modal keuangan dan
konsep pemeliharaan modal fisik. Pemilihan dasar pengukuran dan konsep
pemeliharaan modal menentukan sasaran yang akan dicapai dalam penetapan laba
dan model akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL SAK – ETAP

4.1 Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan menurut konsep dan prinsip pervasif adalah menyediakan
informasi berkaitan dengan posisi keuangan, prestasi kinerja (hasil usaha) perusahaan dalam
bentuk Laporan Laba Rugi, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas, yang bermanfaat
bagi pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi.
4.2 Karakteristik Kualtitatif Informasi dalam Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif menurut konsep dan prinsip pervasif, terdiri dari dapat
dipahami, relevan, materialitas, keandalan, substansi menggungguli bentuk, pertimbangan
sehat, kelengkapan, dapat dibandingkan, tepat waktu, serta keseimbangan antara biaya dan
manfaat.
4.3 Asumsi Dasar
Asumsi dasar menurut konsep dan prinsip pervasive terdiri dari dasar akrual
(accrual based) dan kelangsungan usaha (going concern).
4.4 Komponen laporan keuangan
Komponen laporan keuangan terdiri dari :
1. Laporan posisi keuangan
2. Laporan laba rugi
3. Laporan perubahan eukitas
4. Laporan arus kas
5. CALK (pernyataan kepatuhan dan rincian akun)
4.5 Pengakuan
Pengakuan menggunakan probabilitas manfaat ekonomi masa depan dan keandalan
pengukuran.
4.6 Pengukuran
Pengukuran menggunakan biaya historis dan nilai wajar.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

BAB V
KERANGKA KONSEPTUAL SAK – EMKM

5.1 Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan menurut konsep dan prinsip pervasif adalah menyediakan
informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam
posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi
tersebut.
5.2 Posisi Keuangan dan Kinerja
5.2.1 Informasi Posisi Keuangan
Informasi posisi keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai asset, liabilitas,
dan ekuitas entitas pada tanggal tertentu, serta disajikan dalam laporan posisi keuangan.
5.2.2 Informasi Kinerja Keuangan
Informasi kinerja keuangan entitas terdiri dari informasi mengenai penghasilan dan
beban selama periode pelaporan, serta disajikan dalam laporan laba rugi.
5.3 Komponen Laporan Keuangan
Komponen laporan keuangan terdiri dari :
1. Laporan Posisi Keuangan
2. Laporan Laba Rugi
3. CALK (pernyataan kepatuhan dan rincian akun)
5.4 Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan menggunakan probabilitas manfaat ekonomi masa depan dan keandalan
pengukuran.
5.4.1 Manfaat Ekonomi Masa Depan
Artinya kriteria pengakuan mengacu pada saat dapat dipastikan bahwa manfaat
ekonomi masa depan yang terkait dengan akun tersebut akan mengalir ke dalam atau keluar
dari entitas.
5.4.2 Keandalan Pengukuran
Artinya kriteria pengakuan suatu pos adalah adanya biaya yang dapat diukur
dengan andal.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

5.5 Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan


Pengukuran menggunakan biaya historis, yang terdiri dari :
1. Biaya historis suatu asset adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan untuk memperoleh aset tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya historis suatu liabilitas adalah sebesar jumlah kas atau setara kas yang
diterima atau jumlah kas yang diperkirakan akan dibayarkan untuk memenuhi
liabilitas dalam pelaksanaan usaha normal.
5.6 Materialitas
Relevansi informasi dipengaruhi oleh hakikat dan materialitasnya. Kelalaian untuk
mencantumkan (omission) atau kesalahan dalam mencatat (misstatement) akun-akun laporan
keuangan adalah material jika, baik secara sendiri maupun bersama, dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas bergantung pada ukuran dan
sifat dari kelalaian untuk mencamtumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan
memperhatikan keadaan terkait.
5.7 Asumsi Dasar
Asumsi Dasar, menggunakan dasar akrual (accrual based), kelangsungan usaha
(going concern) dan konsep entitas bisnis.
5.8 Saling Hapus
Saling hapus antara aset dan liabilitas atau penghasilan dan beban tidak
diperkenankan, kecuali disyaratkan atau dizinkan oleh SAK EMKM.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

BAB VI
KERANGKA KONSEPTUAL SAK – Syariah

6.1 Tujuan KDPPLKS


Tujuan kerangka dasar konseptual syariah dibagi menurut pengguna laporan
keuangan syariah, yaitu sebagai berikut :
1. Penyusun Standar Akuntansi Syariah
Membantu penyusun standar akuntansi syariah dalam pelaksanaan tugasnya
2. Akuntan Syariah
Membantu dalam penyusunan laporan keuangan syariah dan membantu dalam
memecahkan masalah (problem solving) akuntansi syariah yang belum ada
standarnya.
3. Auditor
Membantu dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan
syariah disusun seusai dengan prinsip akuntansi syariah berterima umum
4. Pemakai laporan keuangan syariah
Membantu dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
syariah
6.2 Paradigma Transaksi Syariah
Transaksi syariah (muamalah) berlandaskan bahwa alam semesta dicipta oleh
Tuhan sebagai amanah dan sarana mencapai kesejahteraan hakiki secara, material dan
spiritual (al-falah)”. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 6.1
Gambar 6.1 Paradigma Transaksi Syariah
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

6.3 Karakteristik Transaksi Syariah (Muamalah)


Karakteristik transaksi syariah, terdiri dari :
1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridha
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib)
3. Melarang aktifitas bisnis terkait barang dan jasa yang diharamkan Allah, misal
Riba, kezaliman, masyir, gharar, rekayasa penawaran melalui menimbun barang
(ihtikar), rekayasa permintaan (najasy), suap menyuap (risywah), dan adanya
perjanjian yang jelas untuk keuntungan semua pihak (ta’alluq)
6.4 Asas atau Prinsip Transaksi Syariah (Muamalah)
Asas atau prinsip transaksi syariah terdiri dari :
1. Persaudaraan (ukhuwah) yaitu prinsip saling tolong menolong dan nilai
kebersamaan dalam sharing economics. Ukhuwah berdasarkan pada prinsip saling
mengenal (Ta’aruf), saling memahami (Tafahum), saling menolong (Ta’waun),
saling menjamin (Takaful), saling bersinergi dan beraliansi (Tahaluf).
2. Keadilan (‘adalah) yaitu memperlakukan dan menempatkan sesuatu sesuai
posisinya. Prinsip muamalah melarang adanya Riba (unsur bunga, baik riba nasiah
maupun fadhl) ; Kezaliman ; Masyir (judi) ; Gharar (ketidakjelasan) ; dan Haram.
3. Kemaslahatan (maslahah) diakui jika memenuhi unsur kepatuhan syariah (halal)
dan kebaikan (thayib) dalam semua aspek. Muamalah dianggap bermaslahat jika
memenuhi tujuan ketetapan syariah (maqasid syariah), yaitu pemeliharaan
terhadap akidah (keimanan dan ketakwaan dien) ; Akal (‘aql) ; Keturunan (nasl) ;
jiwa dan keselamatan (nafs) ; serta harta benda (mal).
4. Keseimbangan (tawazun) yaitu keseimbangan dalam segala aspek, misalnya
keuntungan perusahaan.
5. Universalisme (syumuliyah) artinya tidak ada SARA.
6.5 Asumsi Dasar
Asumsi Dasar, menggunakan dasar akrual (accrual based) dan kelangsungan usaha
(going concern).
6.6 Karakteristik Kualitatif
Karakteristik kualitatif terdiri dari dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat
diperbandingkan.
6.7 Pemakai Laporan Keuangan Syariah
Pemakai laporan keuangan syariah terdiri dari investor, pemilik dana qardh,
pemilik dana investasi mudharabah, pemilik dana titipan, pembayar dan penerima
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

ZISWAF, pengawas syariah, karyawan, pemasok dan mitra usaha lainnya,


pelanggan, pemerintah, dunia akademik, serta masyarakat.
6.8 Prinsip Akuntansi Syariah yang Berlaku Umum
Prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum dapat dilihat pada gambar 6.2
Gambar 6.2 Prinsip Akuntansi Syariah yang Berlaku Umum

6.9 Acuan Penyusunan Laporan Keuangan Syariah


Acuan penyusunan laporan keuangan syariah, terdiri dari :
- Peraturan Bank Indonesia
- SAK, terdiri dari KDPPLKS, PSAK Syariah, serta KDPPLK dan PSAK Lainnya
(sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah)
- Accounting, Auditing and Governance Standards for Islamic Financial Institutions-
AAOIFI
- IAS dan SFAS sepanjang tak bertentangan dengan prinsip syariah
- Peraturan perundang-undangan yang relevan
- Prinsip akuntansi berlaku umum lainnya yang tak bertentangan dengan prinsip
syariah
6.10 Tujuan Laporan Keuangan Syariah
Tujuan laporan keuangan syariah terdiri dari :
1. Pengambilan putusan investasi dan pembiayaan
2. Menilai prospek arus kas
3. Memberikan informasi atas sumber daya ekonomi
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

4. Memberikan informasi kepatuhan LKS terhadap prinsip syariah


5. Memberikan informasi mengenai zakat
6. Memberikan informasi pemenuhan fungsi sosial LKS
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

BAB VII
KERANGKA KONSEPTUAL SAP

7.1 Fungsi Kerangka Konseptual


Kerangka konseptual berfungsi sebagai acuan jika terdapat masalah akuntansi yang
belum dinyatakan dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. Kerangka konseptual dijadikan
acuan bagi penyusun standar, penyusun laporan keuangan, pemeriksa, dan para pengguna
laporan keuangan.
7.2 Tujuan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Tujuan pelaporan keuangan pemerintah yaitu menyajikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan membuat keputusan
ekonomi, sosial, dan politik. Pengguna laporan keuangan pemerintah terdiri dari masyarakat,
wakil rakyat, lembaga pengawas dan lembaga pemeriksa, pihak yang berperan dalam donasi,
investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.
7.3 Peranan Pelaporan Keuangan Pemerintah
Peranan pelaporan keuangan pemerintah terdiri dari :
1. Akuntabilitas – bentuk pertanggungjawaban pengelolaan dan pelaksanaan
kebijakan sumber daya dalam mencapai tujuan.
2. Manajemen – memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian
aset, liabilitas, dan ekuitas dana pemerintah.
3. Transparansi – memberi informasi keuangan yang terbuka, jujur, dan menyeluruh
kepada Stakeholders.
4. Evaluasi kinerja – mengevaluasi kinerja entitas pelaporan dalam menggunakan
sumber daya ekonomi untuk mencapai kinerja transparansi.
5. Keseimbangan antargenerasi – memberikan informasi mengenai kecukupan
pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran, dan apakah generasi yang akan
datang ikut menanggung biaya pengeluaran tersebut.
7.4 Komponen Laporan Keuangan
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian
sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode


pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran
terdiri dari pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL)
3. Neraca
4. Laporan Operasional (LO)
5. Laporan Arus Kas (LAK)
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CALK)
7.5 Lingkungan Akuntansi Pemerintahan
Dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan keuangan, kerangka konseptual
SAP menekankan perlunya ada pertimbangan ciri-ciri penting lingkungan pemerintah.
7.5.1 Ciri Utama Struktur Pemerintahan dan Pelayanan Yang Diberikan
a. Bentuk Umum Pemerintahan dan Pemisahan Kekuasaan
Dalam NKRI, kekuasaan ada di tangan rakyat sehingga ada pemisahan
wewenang di antara Eksekutif, Legeslatif, dan Yudikatif. Pihak Eksekutif
bertugas menyusun anggaran, melaksanakannya, dan bertanggung jawab atas
penyelenggaraan keuangan tersebut kepada pihak legeslatif dan rakyat.
b. Sistem Pemerintahan Otonomi dan Transfer Pendapatan Antar Pemerintah
Ada 3 lingkup pemerintahan di Indonesia, yaitu Pemerintah Pusat, Pemerintah
Propinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Pemerintah yang cakupannya lebih
luas memberikan awahan kepada pemerintah yang cakupannya lebih sempit.
Sehingga hal ini membuat adanya sistem bagi hasil, alokasi dana umum,
hibah, atau subsidi antar entitas pemerintahan.
c. Adanya Pengaruh Proses Politik
Hal yang paling penting untuk mewujudkan keseimbangan fiskal adalah
berlangsungnya proses politik yang menyelaraskan berbagai kepentingan yang
ada di masyarakat.
d. Hubungan Antara Pembayaran Pajak dan Pelayanan Pemerintah
Pada dasarnya sebagian besar pendapatan pemerintah berasal dari pajak dalam
rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.
7.5.2 Ciri Keuangan Pemerintah
a. Anggaran sebagai Pernyataan Publik, Target Fiskal, dan Alat Pengendalian
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

Anggaran pemerintah merupakan dokumen formal kesepakatan antara


eksekutif dan legislative tentang pendapatan dan belanja yang telah ditetapkan.
Fungsi anggaran di lingkungan pemerintah :
- Anggaran merupakan pernyataan kebijakan publik
- Anggaran merupakan target fiskal (keseimbangan antara pendapatan,
belanja, pembiayaan)
- Anggaran menjadi landasan pengendalian yang memiliki konsekuensi
hukum
- Anggaran memberi landasan penilaian kinerja pemerintah
- Hasil pelaksanaan anggaran dan bentuk pertanggungjawaban pemerintah
kepada publik, dituangkan dalam bentuk laporan keuangan pemerintah.
b. Investasi dalam Bentuk Aset Tidak Langsung Menghasilkan Pendapatan
Fungsi aset pemerintah (gedung, jembatan, jalan, taman, dan kawasan
reservasi) berbeda dengan fungsi aset komersial. Jadi, sebagian besar aset
pemerintah tidak menghasilkan pendapatan secara langsung, bahkan
pemerintah berkomitmen untuk memeliharanya di masa mendatang.
c. Kemungkinan Penggunaan Akuntansi Dana
Akuntansi dana (fund accounting) merupakan sistem akuntansi yang
diterapkan di lingkungan pemerintah yang memisahkan kelompok dana
menurut tujuannya, sehingga mampu menunjukkan keseimbangan antara
belanja dan pendapatan atau transfer yang diterima.
7.6 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan
Tabel 7.1 menjelaskan mengenai definisi dan komponen dari entitas akuntansi dan
entitas pelaporan.
Tabel 7.1 Entitas Akuntansi dan Entitas Pelaporan
Indikator Entitas Akuntansi Entitas Pelaporan
Unit pada pemerintahan
Unit pemerintahan yang terdiri
yang mengelola anggaran,
dari satu atau lebih entitas yang
kekayaan dan kewajiban
menurut ketentuan peraturan
Definisi yang menyelenggarakan
perundang-undangan wajib
akuntansi dan menyajikan
menyajikan laporan
laporan keuangan atas
pertanggungjawaban berupa
dasar akuntansi yang
laporan keuangan.
diselenggarakan.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

Lanjutan tabel 7.1


Indikator Entitas Akuntansi Entitas Pelaporan
1. KPA-K/L yang 1. Pemerintah Pusat
mempunyai 2. Pemerintah Daerah
dokumen anggaran 3. Masing – masing
tersendiri Kementerian
2. Bendahara Umum Negara/lembaga di
Daerah (BUD) lingkungan Pemerintah
3. Kuasa Pengguna Pusat
Komponen Anggaran di 4. Satuan organisasi di
lingkungan Pemda lingkungan pusat/daerah
bila mempunyai atau organisasi lainnya, jika
dokumen menurut peraturan
pelaksanaan perundang-undangan satuan
anggaran yang organisasi dimaksud wajib
terpisah menyajikan laporan
keuangan
7.7 Asumsi Dasar
Asumsi dasar terdiri dari asumsi kemandirian entitas, asumsi kesinambungan
entitas, asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).
7.8 Prinsip Akuntansi
Prinsip akuntansi terdiri dari :
1. Basis akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah entitas adalah
basis akrual. Basis akrual digunakan untuk pengakuan pendapatan-LO, beban, aset,
kewajiban dan ekuitas. Basis akrual untuk Neraca berarti bahwa aset, kewajiban,
dan ekuitas diakui dan dicatat pada saat terjadinya transaksi, atau pada saat
kejadian atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah, tanpa
memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Dalam hal anggaran
disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis kas maka LRA disusun berdasarkan
basis kas, berarti bahwa pendapatan dan penerimaan pembiayaan diakui pada saat
kas diterima di Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau oleh entitas pelaporan;
serta belanja, transfer dan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat kas
dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah. Namun demikian, bilamana
anggaran disusun dan dilaksanakan berdasarkan basis akrual, maka LRA disusun
berdasarkan basis akrual.
2. Prinsip nilai historis
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih
obyektif dan dapat diverifikasi. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas
yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah
kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di
masa yang akan dating dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.
3. Prinsip realisasi
Pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran
pemerintah selama suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membiayai utang
dan belanja yang terjadi dalam periode tersebut. Prinsip penandingan pendapatan-
belanja tidak mendapat penekanan seperti dalam akuntansi komersial.
4. Prinsip substansi mengungguli bentuk formal
Peristiwa harus dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi,
bukan hanya mengikuti aspek formalitas.
5. Prinsip periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pemerintah perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi
sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan .
6. Prinsip konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama harus ditetapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip konsistensi internal). Metode
akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat metode yang baru diterapkan
menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode yang lama. Pengaruh atas
perubahan penerapan metode harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
7. Prinsip pengungkapan lengkap
Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. Informasi tersebut dapat ditempatkan pada lembar muka laporan
keuangan atau catatan atas laporan keuangan.
8. Prinsip penyajian wajar
Dalam penyajian dengan wajar posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan suatu entitas, diperlukan pertimbangan sehat yang mengandung unsur-
unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak
dinyatakan terlalu rendah
7.9 Karakteristik Kualitatif
Karakteristik kualitatif terdiri dari relevan, andal, dapat dibandingkan, serta dapat
dipahami.
7.10 Kendala
Kendala terdiri dari materialitas, pertimbangan biaya dan manfaat, serta
keseimbangan antar karakteristik kualitatif.
7.11 Pengakuan dan Pengukuran
7.11.1 Pengakuan Aset
- Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai
yang dapat diukur dengan andal.
- Aset dalam bentuk piutang diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus kas
masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lainnya telah atau tetap masih
terpenuhi,dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi.
- Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah titik pengakuannya memerlukan
pengaturan yang lebih rinci.
7.11.2 Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban
timbul.
7.11.3 Pengakuan Pendapatan
- Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada
aliran masuk sumber daya ekonomi.
- Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
7.11.4 Pengakuan Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
7.11.5 Pengakuan Belanja
Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1

7.11.6 Pengukuran Unsur Laporan Keuangan


Pengukuran adalah proses penetapan nilai mata uang untuk mengakui dan
memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan menggunakan nilai perolehan
historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/ penggunaan sumber daya ekonomi
atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset
tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang
digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai