Disusun oleh:
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
KERANGKA KONSEPTUAL IFRS
2.1 Pendahuluan
IFRS menggunakan principle based, yaitu lebih menekankan pada intepretasi dan
aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut,
berdasarkan pada standar yang membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi, serta membutuhkan
professional judgment pada penerapan standar akuntansi.
IFRS menggunakan nilai wajar (fair value) dalam penilaian. Jika tidak ada nilai
pasar aktif, maka harus melakukan penilaian sendiri (yang memiliki komptensi) atau
menggunakan jasa penilai. Selain itu, IFRS juga mengharuskan adanya pengungkapan
(disclosure) yang lebih banyak, baik itu dalam bentuk kuantitatif maupun kualitatif. IFRS
juga akan berkembang dari waktu ke waktu mengikuti perkembangan lingkungan bisnis dan
kebutuhan informasi para pengguna informasi laporan keuangan.
2.2 Tingkatan (Level)
Gambar 2.1 mendeskripsikan mengenai kerangka konseptual IFRS.
Gambar 2.1 Conceptual Framework - IFRS
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL PSAK
Kerangka
Konseptual
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian
Pelaporan
Tanggal Laporan Keuangan (KDPPLK)
Keuangan
Pengesahan
(KKPK)
4 September 7 September 27 Agustus 28 September
1988 1994 2014 2016
Pelaporan Korporat-Kelompok 1
Akan tetapi, laporan keuangan bertujuan umum tidak dapat menyediakan seluruh
informasi yang dibutuhkan oleh investor saat ini, investor potensial, pemberi pinjaman, dan
kreditor lainnya.
3.3.1.2 Informasi Tentang Sumber Daya Ekonomi Entitas Pelapor, Klaim terhadap
Entitas, serta Perubahan Sumber Daya dan Klaim
Laporan keuangan bertujuan umum memberikan informasi mengenai :
- Sumber daya ekonomi entitas pelapor dan klaim terhadap entitas pelapor
Misalnya, membantu pengguna untuk memprediksi distribusi arus kas masa depan
kepada pemilik klaim terhadap entitas pelapor.
- Dampak dari transaksi dan peristiwa yang mengubah sumber daya ekonomi dan
klaim entitas pelapor
Misalnya, dampak dari penerbitan instrumen utang atau ekuitas untuk mengetahui
imbal hasilnya.
3.3.2 BAB 2 : Entitas Pelapor
Bab ini masih menjadi pembahasan IASB dalam projek Kerangka Konseptualnya.
3.3.3 BAB 3 : Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
3.3.3.1 Karakteristik Kualitatif Informasi Keuangan yang Berguna
Karakteristik kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi jenis informasi yang ada
di laporan keuangan, yang kemungkinan besar berguna bagi pengguna laporan keuangan
dalam membuat keputusan. Karakteristik kualitatif dapat dibedakan menjadi dua bagian,
yaitu :
1. Karakteristik kualitatif fundamental, meliputi :
a. Relevansi (relevance)
Artinya informasi keuangan tersebut mampu membuat perbedaan dalam
keputusan yang diambil oleh pengguna.
b. Representasi tepat (faithful representation)
Artinya informasi keuangan tidak hanya mereprsentasikan fenomena yang
relevan, tetapi juga merepresentasikan secara tepat fenomena yang akan
direpresentasikan.
2. Karakteristik kualitatif peningkat, meliputi :
a. Keterbandingan (comparability)
Artinya informasi laporan keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi
trend kinerja entitas dan melihat posisi entitas dalam lingkungan usaha.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1
b. Keterverifikasian (verifiability)
Adanya keterverifikasian membantu meyakinkan pengguna bahwa
informasi merepresentasikan fenomena ekonomi secara tepat sebagaimana
mestinya.
c. Ketepatwaktuan (timelines)
Tersedianya informasi pada waktu yang tepat, membantu pembuat
keputusan dalam mempengaruhi keputusan mereka.
d. Keterpahaman (understandability)
Adanya pengklasifikasian, pengarakteristikan, dan penyajian informasi
secara jelas dan ringkas membuat informasi tersebut lebih mudah
dipahami.
3.3.3.2 Kendala Biaya Pelaporan Keuangan yang Berguna
DSAK IAI mempertimbangkan biaya dan manfaat terkait pelaporan keuangan
secara umum. Jika ada perbedaan dalam biaya, hal tersebut dapat dimaklumi karena ukuran
entitas, penggalangan modal, dan kebutuhan pengguna yang berbeda-beda.
3.3.4 BAB 4 : KDPPLK Pengaturan yang Tersisa
3.3.4.1 Asumsi Dasar
Kelangsungan usaha (going concern), artinya perusahaan akan melanjutkan
usahanya di masa mendatang. Jadi, jika perusahaan akan melakukan likuidasi, maka
informasi mengenai rencana likuidasi harus diungkap dalam laporan keuangan.
3.3.4.2 Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Unsur-unsur laporan keuangan dibagi berdasarkan kaitannya dengan laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi. Unsur-unsur yang berkaitan langsung dengan laporan posisi
keuangan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Sedangkan, unsur-unsur yang berkaitan
langsung dengan laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban.
3.3.4.3 Pengakuan Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan (recognition) merupakan proses penentuan apakah suatu pos memenuhi
definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam elemen laporan keuangan. Kriteria pengakuan
elemen laporan keuangan dilihat dari profitabilitasnya di masa depan dan unsur tersebut
memiliki pengukuran yang andal.
3.3.4.4 Pengukuran Unsur-Unsur Laporan Keuangan
Pengukuran (meausurement) merupakan proses penetapan jumlah atau nilai ketika
unsur-unsur laporan keuangan akan diakui dan dicatat dalam laporan keuangan.
Proses ini mencakup pemilihan dasar pengukuran. Dasar pengukuran terdiri dari :
Pelaporan Korporat-Kelompok 1
a. Biaya historis (historical costs), yaitu biaya perolehan pada tanggal transaksi
b. Biaya terkini (current costs), yaitu biaya yang seharusnya diperoleh sekarang
atau saat pengukuran
c. Nilai realisasi/penyelesaian (realizable value or settlement value), yaitu nilai
yang diperoleh dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal (orderly
disposal)
d. Nilai sekarang (present value), misalnya arus kas masuk bersih di masa depan
yang didiskontokan ke nilai sekarang.
3.3.4.5 Konsep Modal dan Pemeliharaan Modal
- Konsep modal terdiri dari konsep modal fisik (misalnya unit output per hari) dan
konsep modal keuangan (misalnya uang). Pemilihan konsep modal yang tepat
tergantung dari kebutuhan pengguna laporan keuangannya.
- Konsep pemeliharaan modal terdiri dari konsep pemeliharaan modal keuangan dan
konsep pemeliharaan modal fisik. Pemilihan dasar pengukuran dan konsep
pemeliharaan modal menentukan sasaran yang akan dicapai dalam penetapan laba
dan model akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1
BAB IV
KERANGKA KONSEPTUAL SAK – ETAP
BAB V
KERANGKA KONSEPTUAL SAK – EMKM
BAB VI
KERANGKA KONSEPTUAL SAK – Syariah
BAB VII
KERANGKA KONSEPTUAL SAP
Nilai historis lebih dapat diandalkan daripada penilaian yang lain karena lebih
obyektif dan dapat diverifikasi. Aset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas
yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan (consideration) untuk
memperoleh aset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah
kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di
masa yang akan dating dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.
3. Prinsip realisasi
Pendapatan basis kas yang tersedia yang telah diotorisasikan melalui anggaran
pemerintah selama suatu periode akuntansi akan digunakan untuk membiayai utang
dan belanja yang terjadi dalam periode tersebut. Prinsip penandingan pendapatan-
belanja tidak mendapat penekanan seperti dalam akuntansi komersial.
4. Prinsip substansi mengungguli bentuk formal
Peristiwa harus dicatat dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi,
bukan hanya mengikuti aspek formalitas.
5. Prinsip periodisitas
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pemerintah perlu dibagi
menjadi periode-periode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi
sumber daya yang dimilikinya dapat ditentukan .
6. Prinsip konsistensi
Perlakuan akuntansi yang sama harus ditetapkan pada kejadian yang serupa dari
periode ke periode oleh suatu entitas (prinsip konsistensi internal). Metode
akuntansi yang dipakai dapat diubah dengan syarat metode yang baru diterapkan
menunjukkan hasil yang lebih baik dari metode yang lama. Pengaruh atas
perubahan penerapan metode harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
7. Prinsip pengungkapan lengkap
Laporan keuangan harus menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna. Informasi tersebut dapat ditempatkan pada lembar muka laporan
keuangan atau catatan atas laporan keuangan.
8. Prinsip penyajian wajar
Dalam penyajian dengan wajar posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi
keuangan suatu entitas, diperlukan pertimbangan sehat yang mengandung unsur-
unsur kehati-hatian pada saat melakukan prakiraan dalam kondisi ketidakpastian
Pelaporan Korporat-Kelompok 1
sehingga aset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak
dinyatakan terlalu rendah
7.9 Karakteristik Kualitatif
Karakteristik kualitatif terdiri dari relevan, andal, dapat dibandingkan, serta dapat
dipahami.
7.10 Kendala
Kendala terdiri dari materialitas, pertimbangan biaya dan manfaat, serta
keseimbangan antar karakteristik kualitatif.
7.11 Pengakuan dan Pengukuran
7.11.1 Pengakuan Aset
- Aset diakui pada saat potensi ekonomi masa depan diperoleh dan mempunyai nilai
yang dapat diukur dengan andal.
- Aset dalam bentuk piutang diakui ketika hak klaim untuk mendapatkan arus kas
masuk atau manfaat ekonomi lainnya dari entitas lainnya telah atau tetap masih
terpenuhi,dan nilai klaim tersebut dapat diukur atau diestimasi.
- Aset dalam bentuk kas yang diperoleh pemerintah titik pengakuannya memerlukan
pengaturan yang lebih rinci.
7.11.2 Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui pada saat dana pinjaman diterima atau pada saat kewajiban
timbul.
7.11.3 Pengakuan Pendapatan
- Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau ada
aliran masuk sumber daya ekonomi.
- Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
7.11.4 Pengakuan Beban
Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau
terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
7.11.5 Pengakuan Belanja
Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum
Negara/Daerah.
Pelaporan Korporat-Kelompok 1