Anda di halaman 1dari 12

“Resh,dimana lo?kok ga kuliah?”,Sean.

“Kemana sih lo,woii!!”,Rick.

“pppppppp”

“ppp”

“ppp”

“pp”

“p”

Notifikasi ponsel Maresha membludak ketika Rick mencoba men-spam grup itu dengan huruf

“p” ,

“Eh kerjain aja,di spam biar dia bales.”kata Rick

“Yaudah,boleh-boleh wkwk.”,Sean

Dan itulah yang terjadi didalam group chat mereka,akhirnya karena merasa dirinya dikerjai

Maresha membalas chat tersebut.

“iiiiiiiii,kalian udah dong,cukup spam-nya.”

Namun,huruf “p” itu tetap bermunculan di layar ponselnya,Maresha yang geram akhirnya

membalas lagi.

“Rick,Sean,STOOOOOOOOOOOOOOOOPP!!,ini gue udah jawab.”

Akhirnya mereka pun berhenti untuk men-spam,karena mengetahui Maresha sepertinya

sudah kesal.

“Eh udah-udah doi udah jawab.”,Rick

“Oke oke.”,Sean

Setelah itu Sean mengulangi pertanyaannya kepada Maresha,dan Maresha pun menjawab.
Rintik hujan turun membasahi atap kafe yang terletak di New Castle,dimana kafe

tersebut merupakan tempatnya mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup

dan uang kuliah.Namanya Maresha, tinggal beberapa blok dari kafe tempatnya,bersama

ibunnya reva dan adik perempuannya;Leta.Ayah kandungnya meninggal ketika ia berumur

tujuh tahun,dikarenakan tabrakan beruntun saat hendak menjemputnya di sekolah.Maresha

tidak mengerti apa-apa saat itu.Saat Maresha bertanya pada ibunya,ibunya hanya bilang

“Ayah sudah di surga,jangan terlalu kamu pikirkan,kamu belajar saja”.Maresha hanya

mengiyakan.Sekarang Maresha tahu ayah benar-benar tidak bersama mereka lagi.Terkadang

Maresha sangat merindukan ayah,dialah yang paling mengerti Maresha dan Leta,adik

perempuannya,Maresha tidak begitu dekat dengan ibu,dia terlalu sibuk dengan

pekerjaannya,yang membuatnya tidak mempunyai waktu bermain bersama mereka.

Sampai suatu ketika,perusahaan dimana ibunya bekerja mendadak mengalami

kebangkrutan,ibu tidak mempunyai pekerjaan,Maresha dan Letta terpaksa berhenti

sekolah,ibu tidak bisa membiayai kuliah Maresha,karena uang yang pas-pasan,Maresha

memang bukan anak yang terbilang jenius atau pintar.Tapi setidaknya Maresha ingin

melanjutkan kuliahnya untuk mendapatkan pekerjaan yang layak untuk menstablikan

ekonomi keluarga kami,karena itu Maresha mencari pekerjaan untuk membiayai

kuliahnya,sekarang Maresha bekerja di Kafe Lotteri sebagai pelayan,gajinya cukup untuk

membiayai kuliahnya,sedangkan ibu sampai saat ini belum mendapatkan pekerjaan

baru,tetapi kebutuhan hidup sehari-hari mereka masih terpenuhi karena sisa uang yang

sempat ibu tabung saat ia masih bekerja dan ditujukan sebagai uang spekulasi

mereka,sekiranya hal buruk terjadi,dan benar halnya perekonomian keluarga mereka turun.
Saat Maresha mengharapkan kehadiran ayah disisinya setiap hari,hal yang tidak

terduga terjadi,ibunya bertemu dengan seorang pria paruh baya dan pria tersebut menyukai

ibunya,hal yang paling Maresha benci dari pria itu adalah dia bukan pria yang baik,selalu

meminum minuman keras dan membuat ibu kecanduan meminumnnya juga.Maresha selalu

mendapati dia berada dirumahnya.Maresha tidak tahu harus berkata apa pada ibunya tentang

ketidaksukaanya pada pria ini.

Waktu itu ibu ingin pergi ke supermarket untuk membeli barang-barang.

“Maresha ibu pergi dulu ke supermarket,jika lapar ada roti isi di kulkas,panaskan saja di

Microwave”.

“iya ibuuuuu…”kata Maresha.

Kondisi Maresha masih setengah sadar diatas ranjang,karena kemarin malam dia harus

menggantikan temannya yang sedang berhalangan hadir,kebetulan dia bekerja pada shift

malam setelah Maresha.Jadi kemarin malam Maresha bekerja sampai larut malam,tetapi

menurutnya bonus yang didapatnya lumayan untuk tambahan gajinya.

Perut Maresha sudah mulai keroncongan,dia berusaha membangunkan badannya dari

ranjang,walaupun dia tahu magnet terbesar berada tepat di kasurnya,seakan akan dia adalah

serbuk magnet yang ingin menempel terus dengan ranjangnya.Setelah dia bangun,dia

bergegas pergi ke dapur untuk mengambil roti isi dan memanaskannya.Saat Maresha

menuruni tangga menuju ke dapur,Maresha melihat pria paruh baya itu berada di ruang

keluarga mereka,menonton tv.Saat dia berjalan ke dapur,dia memanggilku,

“Maresha ,sudah bangun?ibumu pergi ke supermarket sebentar ada yang perlu dibeli

katanya.”

“iya,aku tahu” kataku.


“kita belum pernah berkenalan sebelumnnya,nama saya Nicko,ibumu memanggil saya

Nick”.Dia menjulurkan jabatan tangannya.Kemudian Maresha menghampirinya bau

badannya benar-benar berbau alcohol dan asap rokok.Maresha sudah terbiasa dengan bau

seperti itu,karena beberapa temannya yang terkadang juga melakukan hal semacam itu.

“Maresha”.Katanya sambal menjabat tangannya,

“Ibumu sangat cantik aku bertemu dengannya dijalan saat hendak pergi ke bar,dia tidak

sengaja menjatuhkan barang bawaanya,kemudian kutolong dan kami berkenalan.”

Maresha hanya menjawab omongannya dengan menaikan kedua alisnya,dia tidak mau tahu

lebih lanjut bagaimana dia mendekati ibu,disamping itu juga Maresha belum bisa menerima

dia sebagai ayah tirinnya,sepertinya Nick juga mengerti bahwa Maresha belum bisa

menerimanya sebagai ayah tirinya.Maresha langsung menuju ke dapur untuk memanaskan

roti isi yang berada di kulkas.”Piip”,suara microwave terdengar,seperti memastikan bahwa

makanan yang ingin dihangatkan sudah hangat.Maresha langsung mengambil roti isi dari

microwave dan memakannya.Setelah itu Maresha pergi ke kamar adiknya,memastikan bahwa

dia masih terlelap,dia membuka pintu kamarnya dan,ya,benar dia masih terlelap.Maresha

langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membasahi tubuhnya agar terasa segar dan

bersiap-siap untuk kuliah.

Setelah mandi,Maresha menuju kamar untuk berpakaian dan siap-siap untuk

berangkat.Dia berkuliah di Stante orland university.Tempat dimana orang-orang kebanyakan

memilih universitas ini karena fasilitasnya yang terbilang bagus dan memiliki lulusan-lulusan

terbaik,dan memiliki siswa cumlaude yang cukup banyak,alasan Maresha memilih kuliah

disini,karena ingin mendapatkan pekerjaan yang layak dan dengan mudah mendapatkan gelar

cumlaude.Teman-teman Maresha juga berkuliah di Stante Orland University.Namanya Seano

dan Rick,mereka dekat dari awal ospek dan karena latar belakang juga nasib mereka yang
sama,dapat dibilang sama-sama bercukupan juga.Seano,dia tinggal bersama ayah dan kakak

laki-lakinya,ayahnya bekerja di perusahaan keamanan rumah yang ilegal,hobi Seano dan

kakaknya adalah berjudi.Saat berjudi.Seano memiliki kecerdikan yang membuat dia

beruntung,dan menang,namun tidak selamanya saat bermain judi Seano menang.Dia memang

cerdik tetapi sangat ceroboh,sempat saja dia dikalahkan dengan taruhan yang membuat Seano

harus mengutang dan membayarnya,sedangkan Rick dia tinggal bersama ibunya,kini ibunya

sudah renta dan sakit-sakitan.Mereka selalu bersama dan saling menyemangati satu sama

lain.

“Resh,woi sini!” ,kata Rick.

“Seano mana?” ,saut Maresha.

“Katanya sebentar lagi sampai”.

“Oh yaudadeh Rick,gue gabisa nongkrong bareng kalian sekarang,gue ada kelas pagi,abis

selesai kuliah deh”

“Oke dah!” kata Rick.

Maresha langsung menuju kelas untuk mengikuti pelajaran,dia sudah berada di depan pintu

kelas dan membuka pintu tersebut.Dia merasa lega,karena pelajaran belum dimulai dan dosen

belum dating,sepuluh menit setelah dia duduk,dosen pun datang dan dia mengikuti pelajaran.\

Jam menunjukan pukul dua siang,Maresha menunggu Rick dan Seano di tempat biasa

mereka menghabiskan waktu bersama,tidak lama mereka pun datang,

“Maaf lama,baru kelar ngerjain tugas” ,saut Seano.

“Gue juga baru kelar,kan nyontek Seano hehe” ,timpal Rick.

“Santai,kalian emang seringt ngaretkan”,kata Maresha.

Menurut Maresha mereka sudah terbiasa seperti ini.Rick dan Seano,mereka memang

kebetulan sekelas dan menaungi jurusan yang sama,berbeda dengan Maresha.


“Udah pada makan belum?”,Seano

“Belum,laper nih gue,tapi bentar lagi gue harus kerja.”,Maresha

“Belum juga,yaudah cari makan yuk!sambil ngobrol-ngobrol,ke kafe tempat lo kerja aja biar

sekalian.”,Rick

Mereka langsung berjalan ke mobil Seano dan menancapkan gas ke kafe dimana tempat

Maresha bekerja.Perjalanan dari universitas kesana sekitar lima belas menit.Setelah sampai

mereka mencari tempat duduk dan memesan minuman.Kemudia Rick membuka percakapan

dengan Maresha.

“Resh,jadi gimana nyokap lo?masih sama di pemabuk itu?”,Rick.

“Iya,Rick,gue gangerti harus ngomong apa ke nyokap gue,intinya sih gue tetep ga setuhu

sama mereka.” Maresha.

“Yaudah,lo jangan mikirin,kasihan Letta dia kan masih butuh lo,”.kemudian Sean menyaut

untuk membuka topik baru.

“Eh ada yang harus gue omongin,penting!”,Seano.

“Tentang apa?panjang ga?bentar lagi shift gue kerja”,Maresha.

“Gak panjang,lumayan,tapi penting,yaudah besok aja,oke!”,Sean.

“Yaudah,besok aja,sana resh lo kerja dulu,layanin kita sekarang haha”,kata Rick mengejek.

“Haha,dasar,oke gue kerja dulu.” Saut Maresha.

Maresha langsung mengganti pakaiannya kearah dapur,kemudian melayani para pelanggan

dan tamu-tamu yang datang,menjajakan menu yang akan mereka pilih.Pukul enam sore,Sean

dan Rick pulang dan berpamitan dengan Maresha.

Pukul delapan malam,shift kerjanya selesai.Kemudia Maresha mengganti pakaian

pelayannya dengan baju kuliah yang tadi dipakainnya.Dia bergegas pulang,berpamitan


terlebih dahulu dengan susy teman kerja yang bekerja setelah shiftnya.Dia berjalan kaki

menuju rumah,melewati beberapa blok untuk sampai kerumahnya.Setelah kurang lebih

sepuluh menit berjalan,dapat dipastikan dia suuudah sampai rumah.Kemudian,dia memegang

gagang pintu dan membukanya,rasanya aman jika sudah sampai rumah,batinnya.Dia

langsung memberi salam,”Ibu,Letta…aku pulang.” Sambil berjalan menuju ruang

keluarga,tetapi yang dia dapati adalah ibu sedang meminum sebotol minuman keras bersama

pria itu.

“Ibu,kenapa ibu masih bersama pria ini?”

“Jaga omongan kamu Maresha,sekarang dia ayahmu!”

“Ayahku?aku tidak mau punya ayah seperti dia.”sambil merebut botol minuman keras dari

ibu.

“Maresha,ibu mau kamu masuk kamar!”

“Dia hanya menyulitkan keluarga ini,ibu harus sadar itu,kerjaannya hanya memanfaatkan

simpanan uang keluarga ini!”

“Masuk kamar sekarang!ibu tidak mau tangan ini melayang kehadapanmu.” Bentak ibu.

Cucuran air itu keluar dari mata Mareshal,kemudian dia terdiam sejenak,botol

minuman yang tadi Maresha rebut,dia pecahkan didepan mereka,Maresha melihat muka

ibunnya yang geram dengan tingkah lakunnya,sesekali dia melihat pria itu,seakan-akan

mukannya memperlihatkan kesombongannya karena sudah mengambil dan merebut ibu dari

Maresha dan Letta.Maresha langsung berlari menuju kamar,dan ternyata ada Letta disana,dia

pun memeluk Letta.

“Kak Maresh kenapa?abis berantem ya sama ibu,dibawah tadi kedengeran banget,jangan

nangis kak.”

“Gapapa,kakak gapapa.”
“Letta gamau tinggal disini,gamau sama pria itu.Ibu juga udah gasayang sama kita lagi.”

“Ntar ya Letta,kakak janji.Kita akan pindah ke Singapura,biar kakak kumpulin uang buat kita

dulu.”

“Bener ya kak,Letta udah gamau disini.”

Maresha meeratkan pelukannya ke Letta.Mulai darisitu dia sudah berjanji akan pergi dari

rumah meninggalkan ibu dan ayah tirinnya itu,namun dia bingung harus memakai uang

siapa?,darimana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu?pikiran dia mulai kemana-mana

memikirkan uang yang harus dia kumpulkan untuk pergi ke Singapura bersama adiknya.

Hujan sedari tadi belum kunjung reda,membasahi jalanan,kendaraan juga Kafe

Lotteri.Maresha masih termenung,pikirannya sedang berkecimpung mengingat perkataanya

untuk meninggalkan rumah bersama adiknya.Sesekali dia meneguk minuman yang ada

didepannya.Tiba-tiba ponselnya bergetar,Maresha kaget dan langsung melihat

ponselnya.Terdapat pesan dari group chat nya,dia langsung mengarahkan jemarinya dan

membuka pesan tersebut dari Rick dan Seano.

“Resh,dimana lo?kok ga kuliah?”,Sean.

“Kemana sih lo,woii!!”,Rick.

“pppppppp”

“ppp”

“ppp”

“pp”

“p”

Notifikasi ponsel Maresha membludak ketika Rick mencoba men-spam grup itu dengan huruf

“p” ,

“Eh kerjain aja,di spam biar dia bales.”kata Rick


“Yaudah,boleh-boleh wkwk.”,Sean

Dan itulah yang terjadi didalam group chat mereka,akhirnya karena merasa dirinya dikerjai

Maresha membalas chat tersebut.

“iiiiiiiii,kalian udah dong,cukup spam-nya.”

Namun,huruf “p” itu tetap bermunculan di layar ponselnya,Maresha yang geram akhirnya

membalas lagi.

“Rick,Sean,STOOOOOOOOOOOOOOOOPP!!,ini gue udah jawab.”

Akhirnya mereka pun berhenti untuk men-spam,karena mengetahui Maresha sepertinya

sudah kesal.

“Eh udah-udah doi udah jawab.”,Rick

“Oke oke.”,Sean

Setelah itu Sean mengulangi pertanyaannya kepada Maresha,dan Maresha pun menjawab.

“Lagi ada masalah,males gue berangkat.”,Maresha

“Masalah apalagi?nyokap lu?kenapa lagi?kenapa ga minta kita jemput?”,Sean

“Iya nyokap gue lagi,kalian bisa ke Kafe Lotteri sekarang ga?”

“Bisa sih,tapi kita ada satu kelas lagi.”,Rick

“Iya tunggu ya Resh.”,Sean

“Iya,gue tunggu kok.”kata Maresha.

Kemudian,Maresha pun menunggu kehadiran kehadiran mereka datang ke Kafe

Lotteri,dia ingin menumpahkan kekesalannya dan rencana dia untuk pergi dari rumah

bersama adiknya.Tak lama mereka pun datang,mereka langsung menghampiri Maresha

“Ada apasih,sampe bolos kuliah wkwk”,Rick

“Taunih,ada-ada aja.”,Sean

“Iya,kan gue udah bilang tadi,males dan ada masalah”,Maresha


“Masalah nyokap lo,kenapa lagi nih?”,Sean

“Gue udah gatau harus gimana lagi ke nyokap gue.”,Maresha

“Terus,lo mau gimana?”,Rick

“Gue mau cabut dari rumah sama Letta,kita mau ke Singapura.”,Maresha\

“Wah,gilalu,yang bener aja,”,Sean

“Bener-bener nih bocah.”,Rick

“Gue serius,tapi gue gatau harus gimana,uang gue juga gaseberapa.”,Maresha

“Resh,coba lo piker-pikir lagi deh.”,Rick

“Ini keputusan gue udah bullet,gue udah janji ke Letta juga,dia juga udah gatahan ada

dirumah,gue juga gatega dia harus ngadepin ini semua.”,Maresha

“Yaudah,kita bakal bantu lo kok.”,Rick

Rick memandangi Sean yang sedaritadi tidak memberikan respon atau masukan apapun.

“Sean,lo ngomong kek,Maresha lagi…………….”

Secara tiba-tiba Sean memotong pembicaraan Rick,

“Gue ada ide,dan emang kebetulan banget ini ada sangkut pautnya sama yang mau gue

omongin kemaren.”,Sean

“gitukek,lo ngomong daritadi diem diem bae.”,Rick

“Apa idenya Sean?”,Maresha

“Kita ngerampok!”,Sean

“Hah,yang bener?jangan aneh-aneh lu Sean.”,Rick

“Gampang kok ini,yang punya rumah cuma seorang pria buta yang mungkin sekarang

hidupnya cuma untuk melamun memikirkan anaknya yang ditabrak oleh kenny”,Sean

“Oh Kenny penyanyi yang udah lama ilang itu ya? Ehh fokus..fokus…Yaudah Maresha,lo

mau ga?gimana?,”Rick

“gue………………”,Maresha
“Lo kan lagi butuh uang,udah janji sama Letta juga.”,Sean

“GUE MAU!!”,Maresha

“Oke!setuju semua ya!pria buta ini punya brankas,didalam brankas tersebut ada uang senilai

kuranglebih $900 ,kita bagi tiga uang ini.Khusus lo Resh,lo dapet $300 buat kehidupan baru

lo sama Letta di Singapura nanti,Rick lo ga keberatan kan?”,Sean

“Ngga,itu udah lebih dari cukup buat perawatan nyokap gue.”,Rick

“Makasih ya kalian,tapi lo tau darimana,dia punya uang sebanyak itu?”,Maresha

“Bokap gue Resh.Dia pernah meminta rekan bokap gue untuk membuat sistem keamanan

dirumhanya,ternyata pria buta ini meminta untuk brankasnya.Kemudian rekan bokap gue

menyanggupinya,dia meminta tolong bokap gue untuk membantu membuat sistem keamanan

brankas tersebut,kemudian dia membuat sistem peretasnya dan memberikan peretas itu ke

gue,katanya jaga-jaga jika ingin merampok wkwk.”,Sean

“Jadi kapan kita mau ngerampok.”,Rick

“Santai dulu,jangan gegabah,besok malem!hehe,sekarang kita survei dulu keadaan

rumahnya.”

“oke”.serentak kata Maresha dan Rick

***

Mereka pun beranjak dari tempat mereka bercerita tadi,menuju rumah yang akan

mereka rampok besok malam,Sean yang menyetir mobilnya.Maresha duduk di jok depan

disebelah kiri Sean,sedangkan Rick duduk di jok tengah,Sean mengarahkan mobilnya ke

Jalan Brunette,dimana rumah itu berada,rumah itu bernomor blok A-26.Mobil pun berhenti

tepat didepan rumah itu.

“Gue markirin disitu ya.”


Didepan rumah itu terdapat lahan kosong,Sean memarkirkan mobilnya disana.Mereka pun

melakukan pengintaian rumah tersebut,keadaan perumahan di Jalan Brunette sangat

sepi,seperti hanya ada mereka bertiga disana.

“Sepi nih,makin gampang kita ngerampoknya.”,Rick

“Eh tunggu-tunggu………….”,Maresha

“Apaan?!?!! , kata Sean yang sedaritadi asik dengan ponselnya,yang sedang membalas chat

dengan pacarnya.

Tiba-tiba ada seorang pria separuh baya,memegangi tongkat khusus untuk orang buta

yang biasannya untuk mengarahkan jalan dan disana dia juga memegangi anjingnya.Mereka

memperhatikan pria buta ini secara saksama,dia adalah pria buta uang memiliki uang $900 di

brankasnya yang akan mereka rampok.Ketika mereka sedang memperhatikan,anjing

peliharaannya menggonggong ke arah mobil mereka,anjing itu sepertinnya mengerti adannya

kehadiran mereka disana,anjing itu seperti ingin berlari earah mereka,seperti ingin

memutuskan ikatan lehernya dari pemiliknya.Saat itu juga,Maresha menyuruh Sean untuk

menancap gas pergi dari sana.

“Sean,itu anjingnya sadar ada kita ayo pergi!”,Maresha.

Anda mungkin juga menyukai