“pppppppp”
“ppp”
“ppp”
“pp”
“p”
Notifikasi ponsel Maresha membludak ketika Rick mencoba men-spam grup itu dengan huruf
“p” ,
“Yaudah,boleh-boleh wkwk.”,Sean
Dan itulah yang terjadi didalam group chat mereka,akhirnya karena merasa dirinya dikerjai
Namun,huruf “p” itu tetap bermunculan di layar ponselnya,Maresha yang geram akhirnya
membalas lagi.
sudah kesal.
“Oke oke.”,Sean
Setelah itu Sean mengulangi pertanyaannya kepada Maresha,dan Maresha pun menjawab.
Rintik hujan turun membasahi atap kafe yang terletak di New Castle,dimana kafe
dan uang kuliah.Namanya Maresha, tinggal beberapa blok dari kafe tempatnya,bersama
tidak mengerti apa-apa saat itu.Saat Maresha bertanya pada ibunya,ibunya hanya bilang
Maresha sangat merindukan ayah,dialah yang paling mengerti Maresha dan Leta,adik
memang bukan anak yang terbilang jenius atau pintar.Tapi setidaknya Maresha ingin
baru,tetapi kebutuhan hidup sehari-hari mereka masih terpenuhi karena sisa uang yang
sempat ibu tabung saat ia masih bekerja dan ditujukan sebagai uang spekulasi
mereka,sekiranya hal buruk terjadi,dan benar halnya perekonomian keluarga mereka turun.
Saat Maresha mengharapkan kehadiran ayah disisinya setiap hari,hal yang tidak
terduga terjadi,ibunya bertemu dengan seorang pria paruh baya dan pria tersebut menyukai
ibunya,hal yang paling Maresha benci dari pria itu adalah dia bukan pria yang baik,selalu
meminum minuman keras dan membuat ibu kecanduan meminumnnya juga.Maresha selalu
mendapati dia berada dirumahnya.Maresha tidak tahu harus berkata apa pada ibunya tentang
“Maresha ibu pergi dulu ke supermarket,jika lapar ada roti isi di kulkas,panaskan saja di
Microwave”.
Kondisi Maresha masih setengah sadar diatas ranjang,karena kemarin malam dia harus
menggantikan temannya yang sedang berhalangan hadir,kebetulan dia bekerja pada shift
malam setelah Maresha.Jadi kemarin malam Maresha bekerja sampai larut malam,tetapi
ranjang,walaupun dia tahu magnet terbesar berada tepat di kasurnya,seakan akan dia adalah
serbuk magnet yang ingin menempel terus dengan ranjangnya.Setelah dia bangun,dia
bergegas pergi ke dapur untuk mengambil roti isi dan memanaskannya.Saat Maresha
menuruni tangga menuju ke dapur,Maresha melihat pria paruh baya itu berada di ruang
“Maresha ,sudah bangun?ibumu pergi ke supermarket sebentar ada yang perlu dibeli
katanya.”
badannya benar-benar berbau alcohol dan asap rokok.Maresha sudah terbiasa dengan bau
seperti itu,karena beberapa temannya yang terkadang juga melakukan hal semacam itu.
“Ibumu sangat cantik aku bertemu dengannya dijalan saat hendak pergi ke bar,dia tidak
Maresha hanya menjawab omongannya dengan menaikan kedua alisnya,dia tidak mau tahu
lebih lanjut bagaimana dia mendekati ibu,disamping itu juga Maresha belum bisa menerima
dia sebagai ayah tirinnya,sepertinya Nick juga mengerti bahwa Maresha belum bisa
makanan yang ingin dihangatkan sudah hangat.Maresha langsung mengambil roti isi dari
dia masih terlelap,dia membuka pintu kamarnya dan,ya,benar dia masih terlelap.Maresha
langsung bergegas menuju kamar mandi untuk membasahi tubuhnya agar terasa segar dan
memilih universitas ini karena fasilitasnya yang terbilang bagus dan memiliki lulusan-lulusan
terbaik,dan memiliki siswa cumlaude yang cukup banyak,alasan Maresha memilih kuliah
disini,karena ingin mendapatkan pekerjaan yang layak dan dengan mudah mendapatkan gelar
dan Rick,mereka dekat dari awal ospek dan karena latar belakang juga nasib mereka yang
sama,dapat dibilang sama-sama bercukupan juga.Seano,dia tinggal bersama ayah dan kakak
beruntung,dan menang,namun tidak selamanya saat bermain judi Seano menang.Dia memang
cerdik tetapi sangat ceroboh,sempat saja dia dikalahkan dengan taruhan yang membuat Seano
harus mengutang dan membayarnya,sedangkan Rick dia tinggal bersama ibunya,kini ibunya
sudah renta dan sakit-sakitan.Mereka selalu bersama dan saling menyemangati satu sama
lain.
“Oh yaudadeh Rick,gue gabisa nongkrong bareng kalian sekarang,gue ada kelas pagi,abis
Maresha langsung menuju kelas untuk mengikuti pelajaran,dia sudah berada di depan pintu
kelas dan membuka pintu tersebut.Dia merasa lega,karena pelajaran belum dimulai dan dosen
belum dating,sepuluh menit setelah dia duduk,dosen pun datang dan dia mengikuti pelajaran.\
Jam menunjukan pukul dua siang,Maresha menunggu Rick dan Seano di tempat biasa
Menurut Maresha mereka sudah terbiasa seperti ini.Rick dan Seano,mereka memang
“Belum juga,yaudah cari makan yuk!sambil ngobrol-ngobrol,ke kafe tempat lo kerja aja biar
sekalian.”,Rick
Mereka langsung berjalan ke mobil Seano dan menancapkan gas ke kafe dimana tempat
Maresha bekerja.Perjalanan dari universitas kesana sekitar lima belas menit.Setelah sampai
mereka mencari tempat duduk dan memesan minuman.Kemudia Rick membuka percakapan
dengan Maresha.
“Iya,Rick,gue gangerti harus ngomong apa ke nyokap gue,intinya sih gue tetep ga setuhu
“Yaudah,lo jangan mikirin,kasihan Letta dia kan masih butuh lo,”.kemudian Sean menyaut
“Yaudah,besok aja,sana resh lo kerja dulu,layanin kita sekarang haha”,kata Rick mengejek.
dan tamu-tamu yang datang,menjajakan menu yang akan mereka pilih.Pukul enam sore,Sean
keluarga,tetapi yang dia dapati adalah ibu sedang meminum sebotol minuman keras bersama
pria itu.
“Ayahku?aku tidak mau punya ayah seperti dia.”sambil merebut botol minuman keras dari
ibu.
“Dia hanya menyulitkan keluarga ini,ibu harus sadar itu,kerjaannya hanya memanfaatkan
“Masuk kamar sekarang!ibu tidak mau tangan ini melayang kehadapanmu.” Bentak ibu.
Cucuran air itu keluar dari mata Mareshal,kemudian dia terdiam sejenak,botol
minuman yang tadi Maresha rebut,dia pecahkan didepan mereka,Maresha melihat muka
ibunnya yang geram dengan tingkah lakunnya,sesekali dia melihat pria itu,seakan-akan
mukannya memperlihatkan kesombongannya karena sudah mengambil dan merebut ibu dari
Maresha dan Letta.Maresha langsung berlari menuju kamar,dan ternyata ada Letta disana,dia
nangis kak.”
“Gapapa,kakak gapapa.”
“Letta gamau tinggal disini,gamau sama pria itu.Ibu juga udah gasayang sama kita lagi.”
“Ntar ya Letta,kakak janji.Kita akan pindah ke Singapura,biar kakak kumpulin uang buat kita
dulu.”
Maresha meeratkan pelukannya ke Letta.Mulai darisitu dia sudah berjanji akan pergi dari
rumah meninggalkan ibu dan ayah tirinnya itu,namun dia bingung harus memakai uang
siapa?,darimana dia akan mendapatkan uang sebanyak itu?pikiran dia mulai kemana-mana
memikirkan uang yang harus dia kumpulkan untuk pergi ke Singapura bersama adiknya.
untuk meninggalkan rumah bersama adiknya.Sesekali dia meneguk minuman yang ada
ponselnya.Terdapat pesan dari group chat nya,dia langsung mengarahkan jemarinya dan
“pppppppp”
“ppp”
“ppp”
“pp”
“p”
Notifikasi ponsel Maresha membludak ketika Rick mencoba men-spam grup itu dengan huruf
“p” ,
Dan itulah yang terjadi didalam group chat mereka,akhirnya karena merasa dirinya dikerjai
Namun,huruf “p” itu tetap bermunculan di layar ponselnya,Maresha yang geram akhirnya
membalas lagi.
sudah kesal.
“Oke oke.”,Sean
Setelah itu Sean mengulangi pertanyaannya kepada Maresha,dan Maresha pun menjawab.
Lotteri,dia ingin menumpahkan kekesalannya dan rencana dia untuk pergi dari rumah
“Taunih,ada-ada aja.”,Sean
“Ini keputusan gue udah bullet,gue udah janji ke Letta juga,dia juga udah gatahan ada
Rick memandangi Sean yang sedaritadi tidak memberikan respon atau masukan apapun.
“Gue ada ide,dan emang kebetulan banget ini ada sangkut pautnya sama yang mau gue
omongin kemaren.”,Sean
“Kita ngerampok!”,Sean
“Gampang kok ini,yang punya rumah cuma seorang pria buta yang mungkin sekarang
hidupnya cuma untuk melamun memikirkan anaknya yang ditabrak oleh kenny”,Sean
“Oh Kenny penyanyi yang udah lama ilang itu ya? Ehh fokus..fokus…Yaudah Maresha,lo
mau ga?gimana?,”Rick
“gue………………”,Maresha
“Lo kan lagi butuh uang,udah janji sama Letta juga.”,Sean
“GUE MAU!!”,Maresha
“Oke!setuju semua ya!pria buta ini punya brankas,didalam brankas tersebut ada uang senilai
kuranglebih $900 ,kita bagi tiga uang ini.Khusus lo Resh,lo dapet $300 buat kehidupan baru
“Bokap gue Resh.Dia pernah meminta rekan bokap gue untuk membuat sistem keamanan
dirumhanya,ternyata pria buta ini meminta untuk brankasnya.Kemudian rekan bokap gue
menyanggupinya,dia meminta tolong bokap gue untuk membantu membuat sistem keamanan
brankas tersebut,kemudian dia membuat sistem peretasnya dan memberikan peretas itu ke
rumahnya.”
***
Mereka pun beranjak dari tempat mereka bercerita tadi,menuju rumah yang akan
mereka rampok besok malam,Sean yang menyetir mobilnya.Maresha duduk di jok depan
Jalan Brunette,dimana rumah itu berada,rumah itu bernomor blok A-26.Mobil pun berhenti
“Eh tunggu-tunggu………….”,Maresha
“Apaan?!?!! , kata Sean yang sedaritadi asik dengan ponselnya,yang sedang membalas chat
dengan pacarnya.
Tiba-tiba ada seorang pria separuh baya,memegangi tongkat khusus untuk orang buta
yang biasannya untuk mengarahkan jalan dan disana dia juga memegangi anjingnya.Mereka
memperhatikan pria buta ini secara saksama,dia adalah pria buta uang memiliki uang $900 di
kehadiran mereka disana,anjing itu seperti ingin berlari earah mereka,seperti ingin
memutuskan ikatan lehernya dari pemiliknya.Saat itu juga,Maresha menyuruh Sean untuk