Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Program Studi Kimia
oleh
Vidya Putri Khavilla
4311415023
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
i
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi ini bebas plagiat, dan apabila dikemudian hari
terbukti terdapat plagiat dalam skripsi ini, maka saya bersedia menerima sanksi
sesuai ketentuan perundang-undangan.
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian
Skripsi Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 2 Juli 2019
iii
PENGESAHAN
Skripsi berjudul Preparasi dan Karakterisasi PP (Polypropylene) Termodifikasi
LLDPE (Linear Low Density Polyethylene) dengan Teknik Pencampuran Biasa
karya Vidya Putri Khavilla 4311415023 ini telah dipertahankan dalam Ujian
Skripsi FMIPA Universitas Negeri Semarang pada tanggal 31 Juli 2019 dan
disahkan oleh Panitia Ujian .
Semarang, 07 Agustus 2019
Panitia:
Ketua, Sekertaris,
Penguji I Penguji II
Penguji III/Pembimbing
iv
MOTTO
“Sesungguhnya, hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar: 10).
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 6).
“Sesungguhnya Allah SWT itu maha lembut dan mencintai kelembutan di dalam
semua urusan” (HR. Muslim).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan sebagai ungkapan
terimakasih kepada:
Bapak Andri Hermawan, Ibu Eli Murni Asih,
Elzan, Rifqi, Dosen, Sahabat dan Almamater
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: Preparasi
dan Karakterisasi PP (Polypropylene) Termodifikasi LLDPE (Linear Low Density
Polyethylene) dengan Teknik Pencampuran Biasa sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Program Studi Kimia.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
atas kesempatan yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan
Studi Strata Satu di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Sugianto, M.Si., Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang
telah mengesahkan skripsi ini
3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
4. Dr. Sri Wahyuni, M.Si dan Ari Fajar Riyanto, MT yang telah memberikan
arahan dan dukungannya serta telah memberikan bimbingan dengan penuh
kesabaran dan ketelitian hingga selesainya skripsi ini
5. Dr. Jumaeri, M.Si dan Harjono, S.Pd., M.Si yang telah memberikan
masukan dan arahannya serta telah memberikan masukan berupa saran,
perbaikan, dan tanggapan dalam penelitian ini.
6. Segenap Bapak dan Ibu dosen di Jurusan Kimia yang telah memberikan
dukungan dan ilmunya
7. Isnaeni Nurul Ulya, Lukman Sucipto, Ade Resti, dan Dina Oktaviana yang
telah membantu dan menghibur dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis
vi
ABSTRAK
Khavilla, V. P. 2019. Preparasi dan karakterisasi PP (Polypropylene)
Termodifikasi LLDPE (Linear Low Density Polyethylene) dengan Teknik
Pencampuran Biasa. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Sri Wahyuni,
M.Si.
Kata Kunci: preparasi, PP, LLDPE, modifikasi, pencampuran
Polimer atau plastik merupakan salah satu material yang cukup penting
dan mengalami kemajuan yang sangat cepat. Penelitian ini bertujuan untuk
memodifikasi PP dengan LLDPE melalui teknik pencampuran biasa untuk
meningkatkan beberapa sifat mekanik PP. Jumlah LLDPE yang ditambahkan
kedalam PP bervariasi yaitu 1%, 5%, 10%, 15%, dan 20% (b/b). Penelitian ini juga
mempelajari pengaruh penambahan silika fume kedalam sifat-sifat LLDPE.
Pencampuran LLDPE/PP dilakukan dengan menggunakan Extruder Pelletizing
Twin Screw Lien Chiny. Pencampuran LLDPE/PP-Silika dilakukan menggunakan
metode injection molding. Hasil pencampuran LLDPE/PP diuji sifat mekaniknya
dan diperoleh hasil sebagai berikut: uji kecepatan alir lelehan pellet (MFR) sebesar
8,36 g/cm3, kekuatan impak 3,3582 kg/cm2, kuat tarik 361,599 kgf/cm2, kelenturan
52,1 MPa, kekerasan 108,2 SkalaR, dan densitas sebesar 2,8441 g/cm3. LLDPE/PP-
Silika diuji sifat mekaniknya melalui uji kekuatan impak dan kuat tarik. Sementara
itu, karakteristik kimia dari LLDPE/PP dan LLDPE/PP-Silika dianalisis
menggunakan FT-IR dan SEM. Spektra FT-IR pada LLDPE/PP-Silika menunjukan
bahwa terdapata gugus Si-O-Si dan adanya aglomerasi silika. Dari seluruh hasil uji
mekanik dapat disimpulkan bahwa LLDPE/PP 10% memiliki sifat mekanik yang
dianggap optimum berdasarkan nilai kekuatan impaknya paling baik dibandingkan
variasi yang lain. Penambahan silika kedalam LLDPE/PP tidak menyebabkan
peningkatan sifat mekanik terhadap LLDPE/PP.
vii
ABSTRACT
Khavilla, V. P. 2019. Preparasi dan karakterisasi PP (Polypropylene)
Termodifikasi LLDPE (Linear Low Density Polyethylene) dengan Teknik
Pencampuran Biasa. Skripsi, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dr. Sri Wahyuni,
M.Si.
Keywords: preparation, PP, LLDPE, modification, blending
Polymers or plastics are one of the important material and progress very
quickly. The purpose of this research to modify PP with LLDPE by the usual mixing
techniques to improve some of the mechanical properties of PP. The quantity of
LLDPE added to PP varies in 1%, 5%, 10%, 15%, and 20%. This research also
studied the properties of LLDPE/PP with the addition of silica fume. Mixing
LLDPE/PP is using the Extruder Pelletizing Twin Screw Lien Chiny and mixing
LLDPE/PP-Silica using the injection molding method. LLDPE/PP was tested the
mechanical properties and the results are as follows: MFR test of 8.36 g/cm3, the
impact strength 3.3582 kg/cm2, tensile strength of 361.599 kgf/cm2, the flexural test
of 52.1 MPa, hardness 108.2 Rscale, and density of 2.8441 g/cm3. LLDPE/PP-Silica
tested mechanical properties by testing the impact strength and tensile strength. The
physical characteristics of LLDPE/PP and LLDPE/PP-Silica analyzed using FTIR
and SEM give the results of the functional group Si-O-Si and the agglomeration of
silica on the morphology of LLDPE/PP-Silica. From all the results of the
mechanical test it can be concluded that LLDPE/PP 10% has the results that are
considered optimum because the value of the impact strength is best from the other
variations. The LLDPE/PP-Silica is not increased mechanical properties compared
to LLDPE/PP.
viii
DAFTAR ISI
ix
2.6. Silika (SiO2) ................................................................................................ 15
2.7. Teknik Pencampuran.................................................................................. 17
2.8. Karaketristik LLDPE/PP dan LLDPE/PP-Silika ....................................... 19
2.8.1 Uji Kecepatan Alir Lelehan Pellet (Melt Flow Rate) ............................... 19
2.8.2. Kekuatan Impak (Izod Impact Strength) ................................................. 20
2.8.3 Uji Kuat Tarik (Tensile Strength) ........................................................ 21
2.8.4 Uji Kelenturan (Flexural) .................................................................... 23
2.8.5 Uji Kekerasan (Rockwell Hardness) .................................................... 25
2.8.6 Densitas ................................................................................................ 26
2.8.7. Analisis Gugus Fungsi dengan FT-IR ................................................. 27
2.8.8. Analisis Morfologi dengan SEM ........................................................ 28
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30
3.1. Waktu dan Lokasi penelitian ...................................................................... 30
3.2. Variabel ...................................................................................................... 30
3.2.1. Variabel Bebas .................................................................................... 30
3.2.2. Variabel Terikat................................................................................... 30
3.2.3. Variabel Terkendali ............................................................................. 30
3.3. Alat dan Bahan ........................................................................................... 31
3.3.1. Alat ...................................................................................................... 31
3.3.2. Bahan ................................................................................................... 31
3.4. Prosedur Kerja ............................................................................................ 31
3.4.1. Preparasi Pencampuran PP/LLDPE dan LLDPE/PP-Silika ................ 31
3.4.2. Karakterisasi LLDPE/PP dan LLDPE/PP-Silika ................................ 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 35
4.1. Hasil Pencampuran LLDPE/PP dan LLDPE/PP-Silika ............................. 35
4.2. Karakterisasi LLDPE/PP dan LLDPE/PP-Silika ....................................... 39
4.2.1. Hasil Pengujian Alir Lelehan Pellet LLDPE/PP ................................. 39
4.2.2. Hasil Pengujian Kekuatan Impak LLDPE/PP ..................................... 42
x
4.2.3. Hasil Pengujian Kuat Tarik LLDPE/PP .............................................. 44
4.2.4. Hasil pengujian kekuatan lentur LLDPE/PP ....................................... 46
4.2.5. Hasil Pengujian Kekerasan LLDPE/PP .............................................. 50
4.2.6. Hasil Pengujian Densitas LLDPE/PP.................................................. 52
4.2.7. Hasil pengujian kekuatan mekanik LLDPE/PP-Silika........................ 53
4.2.8. Hasil Analisis Gugus Fungsi dengan FT-IR ....................................... 57
4.2.9. Hasil Analisis Morfologi dengan SEM ............................................... 59
4.2.10 Karakteristik Produk LLDPE/PP dan LLDPE/PP-Silika ................... 61
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 633
5.1 Simpulan ................................................................................................... 633
5.2 Saran .......................................................................................................... 633
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 655
LAMPIRAN ......................................................................................................... 70
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Reaksi Polimerisasi dari propilena menjadi polipropilena ........ 9
Gambar 2.2. Hasil Reaksi Polimerisasi Polipropilen ..................................... 11
Gambar 2.3. Reaksi Polimerisasi Etena menjadi Polietilena ......................... 13
Gambar 2.4. Struktur Rantai Polietilen ......................................................... 14
Gambar 2.5. Reaksi kopolimerisasi LLDPE ................................................ 15
Gambar 2.6. Susunan tetrahedral SiO4 pada silika gel ................................... 17
Gambar 2.7. Susunan Pengujian Kekuatan Impak ....................................... 21
Gambar 2.8. Gaya Tarik terhadap Pertambahan Panjang .............................. 22
Gambar 2.9. Skema Metode Three-Point Bending ....................................... 23
Gambar 2.10. Pengujian kekerasan dengan metode Rockwell ....................... 25
Gambar 2.11. Spesimen yang Ditimbang diudara dan Air ............................. 27
Gambar 2.12. Spektra FTIR Pencampuran PP/HDPE.................................... 28
Gambar 2.13. Hasil Analisis SEM HDPE/PP .............................................. 29
Gambar 4.1. Pellet (a) PP (b) LLDPE (c) LLDPE/PP-Silika ......................... 36
Gambar 4.2. Hasil pembentukan slab LLDPE/PP .......................................... 36
Gambar 4.3. Hasil pencampuran LLDPE/PP-Silika ...................................... 38
Gambar 4.4. Nilai Melt Flow Rate (MFR) LLDPE/PP .................................. 40
Gambar 4.5. Diagram hasil pengujian kuat impak LLDPE/PP ..................... 42
Gambar 4.6. Struktur (a) PP dan (b) LLDPE ................................................. 44
Gambar 4.7. Diagram hasil pengujian kuat tarik LLDPE/PP ......................... 45
Gambar 4.8. Diagram hasil pengujian kelenturan LLDPE/PP ....................... 46
Gambar. 4.9. Penyebaran partikel dalam matriks ........................................... 49
Gambar 4.10. Mikrostruktur terbentuknya dua fasa LDPE/PP ...................... 49
Gambar 4.11. Struktur (a) PP dan (b) LDPE .................................................. 50
Gambar 4.12. Diagram hasil pengujian kekerasan LLDPE/PP ...................... 50
Gambar 4.13. Diagram hasil pengujian densitas LLDPE/PP ......................... 52
Gambar 4.14. Diagram hasil pengujian kuat impak LLDPE/PP-Silika ......... 53
Gambar 4.15. Diagram hasil pengujian kuat tarik LLDPE/PP-Silika ............ 54
Gambar 4.16. Mekanisme pembentukan komposit PP-SiO2 .......................... 56
Gambar 4.17. Mekanisme pembentukan LLDPE/PP-Silika .......................... 56
xii
Gambar 4.18. Spektrum IR PP, LLDPE, LLDPE/PP, LLDPE/PP-Silika ...... 57
Gambar 4.19. Mikrograf SEM (a) LLDPE/PP dan (b) LLDPE/PP-Silika ..... 60
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir penelitian .......................................................... 70
Lampiran 2. Hasil pengujian MFR ................................................................ 76
Lampiran 3. Hasil pengujian kekuatan impak ............................................... 77
Lampiran 4. Hasil pengujian kuat tarik ......................................................... 79
Lampiran 5. Hasil pengujian kelenturan ....................................................... 87
Lampiran 6. Hasil pengujian kekerasan ........................................................ 92
Lampiran 7. Hasil pengujian densitas ........................................................... 93
Lampiran 8. Hasil analisis gugus fungsi ....................................................... 94
Lampiran 9. Dokumentasi penelitian ............................................................ 97
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
memerlukan sifat kekuatan mekanik yang tinggi (Rizkiansyah dan Purnomo, 2016).
Pada dasarnya, PP merupakan polimer atau bahan baku plastik yang ringan karena
memiliki densitas sebesar 0,90-0,92 g/cm3, memiliki kekerasan dan kerapuhan yang
tinggi serta bersifat kurang stabil terhadap panas (Nicko et al., 2011). Penggunaan
zat tambahan seperti polimer termoplastik lain dan filler atau aditif pada PP melalui
teknik pencampuran dapat memberikan dampak kualitas mekanik yang lebih baik
sebagai bahan baku produk polimer.
Menurut Gawali dan Kalwale (2016) pencampuran polimer adalah
mencampurkan dua atau lebih polimer untuk mendapatkan sifat mekanik yang lebih
baik dalam campuran polimer tertentu. Proses pencampuran polimer sebagian besar
dibuat oleh pencampuran fisik yaitu pengolahan lelehan yang tidak memerlukan
pelarut untuk mencapai campuran dengan dispersi tinggi (Lin et al., 2015).
Pencampuran polimer dapat digunakan untuk mendapatkan bahan dengan
kombinasi yang seimbang dari sifat-sifat tertentu. Kedua campuran polimer yang
digunakan biasanya untuk menurunkan biaya produksi dalam pengembangan resin
baru untuk aplikasi yang lebih spesifik dengan kinerja terbaik. Komponen-
komponen campuran polimer dipilih berdasarkan pada sifat-sifatnya, yang dapat
dikontribusikan pada campuran tersebut.
Pencampuran antara PP dengan PE merupakan salah satu campuran
polimer yang cukup banyak dipelajari, seperti dalam penelitian Salih et al., (2013)
yang mempelajari pencampuran antara PP dengan LDPE (Low density
Polyethylene) dan HDPE (High Density Polyethylene). Yang menarik dari
campuran PP dan PE secara khusus disebabkan oleh fakta bahwa kedua polimer ini
banyak digunakan pada rekayasa penting bahan industri otomotif, peralatan listrik,
dan pengemasan karena memiliki sifat yang baik yaitu kekuatan yang tinggi,
ketahanan oli dan kestabilan termal (Dikobe dan luyt, 2010). Campuran dari
polimer PE lain yang juga banyak dipelajari adalah LLDPE (Linear Low Density
Polyethylene). Menurut Dorigato et al (2011) LLDPE adalah kopolimer etilena dan
α-Olefin atau diena seperti butena, heksena, dan oktena yang dipolimerisasi dengan
katalis Ziegler-Natta. Dalam banyak aplikasinya, LLDPE sering diperlukan untuk
mempertahankan beban konstan yang tahan lama, pencampuran antara PP dengan
3
Pencampuran LLDPE/PP dibuat dengan variasi 20%, 50%, dan 60% LLDPE yang
ditambahkan kedalam PP yang kemudian dianalisis nilai Melt Flow Rate (MFR),
kuat tarik, dan kekuatan impak dari kedua campuran polimer tersebut. Hasil terbaik
dari kedua campuran tersebut yaitu pada variasi penambahan LLDPE sebanyak
20%, karena dalam rasio tersebut menghasilkan nilai kekuatan tarik dan impak yang
tinggi. Namun dalam penelitiannya hanya dilakukan karakterisasi secara fisik,
sehingga pengaruh terhadap sifat kimia belum diketahui.
Ghalia et al., (2011) meneliti pencampuran PP/LLDPE dengan
penambahan filler sebagai penguat matriks yaitu CaCO3 untuk mengetahui
peningkatan sifat mekanik dan termal pada komposit PP/LLDPE. Pencampuran
PP/LLDPE dibuat dengan mencampurkan 80 phr PP dengan 10, 30, 40, dan 50 phr
LLDPE kemudian digunakan CaCO3 sebagai filler sebanyak 20%. Hasil penelitian
tersebut menyatakan bahwa penambahan bahan pengisi atau filler CaCO3 sebagai
bahan penguat matriks dapat meningkatkan kekuatan mekanik yaitu kekuatan tarik,
modulus lentur, dan kekuatan izod impak. Selain itu, semakin banyak rasio
penambahan LLDPE meningkatkan sifat mekanik dan suhu.
Popy Marlina et al., (2015) juga melakukan penelitian mengenai
penambahan filler sebagai bahan pengisi yaitu penggunaan arang aktif dari
tempurung kelapa dan nano silika untuk mengetahui karakteristik dari kompon
karet. Pencampuran tersebut dilakukan dengan variasi konsentrasi arang aktif yaitu
0, 10, 20, 30, 40, dan 50 phr begitu pula dengan nano silika ukuran 300-400 nm.
Hasil penelitian yang dihasilkan adalah semakin banyak konsetrasi nano silika yang
ditambahkan meningkatkan nilai kekerasan, perpanjangan putus, tegangan putus
dan ketahanan kikis pada karet. Namun dalam penelitiannya hanya dilakukan
karakterisasi secara fisik, sehingga pengaruh terhadap sifat kimia belum diketahui.
Pada penelitian kali ini dilakukan pencampuran antara dua polimer yaitu
PP dan LLDPE. Penambahan LLDPE terhadap PP diharapkan mampu
menghasilkan sifat mekanik yang lebih baik. Pada penelitian ini penulis juga
mempelajari penambahan filler sebagai bahan penguat matriks campuran
PP/LLDPE yaitu silika. Selain itu, dipelajari pengaruh rasio penambahan LLDPE
untuk nilai kekuatan tarik, kelenturan, kekerasan, kekuatan impak dan densitas pada
5
campuran yang dihasilkan, juga pengaruh konsentrasi silika terhadap sifat mekanik
PP/LLDPE.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh rasio penambahan LLDPE terhadap PP pada sifat mekanik
yang dihasilkan?
2. Bagaimana struktur hasil pencampuran LLDPE/PP dengan teknik pencampuran
biasa?
3. Bagaimana pengaruh penambahan silika terhadap karakteristik LLDPE/PP yang
dihasilkan?
1.3.Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengatahui pengaruh rasio penambahan LLDPE terhadap PP pada sifat
mekanik yang dihasilkan
2. Mengetahui struktur hasil pencampuran LLDPE/PP dengan teknik pencampuran
biasa
3. Mengetahui pengaruh penambahan silika terhadap karakteristik LLDPE/PP
yang dihasilkan
1.4.Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat,
antara lain:
1. Memperoleh sifat mekanik yang lebih baik dari PP dalam pengaplikasiannya
2. Mengembangkan ilmu dan teknologi di lingkup bidang polimer
3. Hasil penelitian selain diharapkan mampu diaplikasikan juga mampu menjadi
referensi untuk penelitian terhadap pengembangan pembuatan campuran
polimer termoplastik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Polimer
dibuat oleh pabrik adalah nilon, kantong plastik dan botol, pita karet, serta masih
banyak produk lain yang ada pada kehidupan sehari-hari.
2.3. Plastik
Plastik adalah polimer rantai panjang yang saling berikatan. Rantai ini
membentuk banyak unit molekul berulang, atau monomer. Plastik yang umum
terdiri dari polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, klorin atau belerang.
Secara praktis dinyatakan, plastik adalah polimer organik, tersedia dalam beberapa
bentuk resin atau beberapa bentuk yang berasal dari resin terpolimerisasi dasar.
Bentuk-bentuk ini dapat berupa resin cair atau seperti pastel untuk melekatkan,
8
melapisi, dan mengikat adesif, atau dapat dicetak, dan dibentuk, termasuk lembaran
film, atau bentuk yang memiliki massa lebih besar (Harper dan Petrie, 2003).
Plastik merupakan material polimer termoset. Sesuai namanya, plastik
atau termoset dapat diatur menjadi bentuk permanen melalui reaksi curing. Curing
adalah reaksi kimia yang ireversibel yang dikenal sebagai pengikat silang (Cross
linking) melalui pemanasan. Untuk beberapa bahan termoseting, curing dimulai
atau diselesaikan pada suhu kamar (Harper dan Petrie, 2003).
Plastik mencakup produk polimerisasi sintetik atau semi-sintetik. Plastik
terbentuk dari kondensasi organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri
dari zat lain untuk meningkatkan performa. Plastik dapat dibentuk menjadi film
(lapis tipis) atau fiber sintetik. Plastik didesain dengan berbagai variasi seperti tahan
panas, keras, lentur dan lain sebagainya. Sifat-sifat plastik dengan Standar Nasional
Indonesia (SNI) ditunjukkan pada Tabel 2.1.
2.4. Polipropilen
PP merupakan polimer hidrokarbon yang merupakan salah satu dari
polimer jenis termoplastik yang dapat diolah pada temperature tinggi (Nicko et al.,
2013). Menurut Gopanna et al., (2018) PP adalah jenis polimer termoplastik yang
banyak dimanfaatkan karena memiliki biaya yang relatif rendah dan memiliki
ketahanan kimia cukup tinggi serta memiliki kemudahan fabrikasi. Secara industri,
polimerisasi polipropilena dilakukan dengan menggunakan katalis koordinasi.
Proses polimerisasi ini akan menghasilkan suatu rantai linear yang berbentuk –A-
A-A-A-A-, dengan A merupakan propilena. Reaksi polimerisasi dari propilena
secara umum dapat dilihat pada Gambar 2.1.
9
dari rantai untuk bergerak, oleh karena itu kristalintas pada polipropilena rendah
dan materialnya cenderung lengket (Stcky), Lembut (Soft), dan lemah (weak).
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.2. Hasil reaksi polimerisasi polipropilen (a) atactic (b) Syndiotactic (c)
Isotactic
2.5. Polietilen
Polietilen (PE) juga dikenal sebagai plastik adalah produk yang digunakan
dalam semua bidang, baik dalam rumah tangga sampai industri. Polietilen adalah
bahan termoplastik yang transparan, berwarna putih yang mempunyai titik leleh
bervarisi antara 110-137°C. Umumnya polietilen tahan terhadap zat kimia,
memiliki monomer yaitu etana diperoleh dari hasil perengkehan (cracking) minyak
atau gas bumi (Rahmawati, 2015). Reaksi polimerisasi etena secara umum dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
13
2.6.Silika (SiO2)
Silika adalah senyawa hasil polimerisasi asam silikat, yang tersusun dari
rantai satuan SiO4 tetrahedral dengan formula umum SiO2. Di alam senyawa silika
ditemukan dalam beberapa bahan alam, seperti pasir, kuarsa, gelas, dan
sebagainya. Silika sebagai senyawa yang terdapat di alam berstruktur kristalin,
sedangkan sebagai senyawa sintetis adalah amorf. Secara sintetis senyawa silika
dapat dibuat dari larutan silikat atau dari pereaksi silan. Seperti yang dijelaskan
16
oleh Trivana et al., (2015) dalam penelitiannya melakukan sintesis silika dari
sekam padi, sekam padi dimanfaatkan sebagai sumber silika karena kandungan
silika yang tinggi (86,90-97,30%), murah, ketersediaannya melimpah, dan tidak
beracun. Selain itu, silika dari sekam padi dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
berbagai material berbahan dasar silika, seperti natrium silikat. Natrium silikat
banyak digunakan di industri, terutama untuk bahan pembuatan sabun dan
detergen, bahan penguat (filler), bahan baku pembuatan beton dan semen, serta
sebagai adsorben.
Silikon dioksida, juga dikenal sebagai silika (dari silex Latin), adalah
oksida silikon dengan rumus kimia SiO2. Telah dikenal sejak zaman dahulu karena
kekerasannya. Silika ini paling sering ditemukan di alam sebagai pasir atau
kuarsa, serta di dinding sel diatom. Silika diproduksi dalam beberapa bentuk
termasuk leburan kuarsa, kristal, silika pyrogenik, merek dagang Aerosil, silika
koloid, gel silika, dan aerogel. Silika gel merupakan salah satu jenis dari silika
sintetis yang berstruktur amorf dan banyak digunakan sebagai adsorben. Hal ini
disebabkan oleh mudahnya produksi dan juga beberapa kelebihan yang lain, yaitu:
sangat inert, bersifat hidrofilik, mempunyai kestabilan termal dan mekanik yang
tinggi serta relatif tidak mengembang dalam pelarut organik jika dibandingkan
dengan padatan resin polimer organik (Kristianingrum, 2010). Silika gel juga
dapat dihasilkan dari abu sekam padi, proses sintesis silika gel meliputi empat
proses yaitu, pembentukan natrium silikat hasil reaksi silika dalam abu sekam padi
dengan alkali yang mengandung natrium melalui proses peleburan pada
temperature tinggi, reaksi pembentukan hidrosol hasil reaksi natrium silikat
dengan asam, reaksi pembentukan silika hidrogel dan pemanasan silika hidrogel
menjadi serogel (silika gel kering) (Sholikha et al., 2015).
Rumus kima silika gel secara umum adalah SiO2.x H2O. Struktur satuan
mineral silika pada dasarnya mengandung kation Si4+ yang terkoordinasi secara
tetrahedral dengan anion O2-. Namun demikian, susunan tetrahedral SiO4 pada
silika gel tidak beraturan seperti struktur pada Gambar 2.6.
17
Selain silika gel yang memiliki manfaat cukup banyak, terdapat jenis silika
lain yang biasa digunakan sebagai filler komposit bahkan beton yaitu silica fume.
Silica fume merupakan produk sampingan (biproduct) dari suatu proses industri
silicon metal. Silica fume mengandung SiO2 yang tinggi dan merupakan bahan
sangat halus, berbentuk butiran, sangat kecil, dan biasanya disebut dengan mikro
silika. Silica fume mengandung unsur SiO2 lebih dari 85% dengan demikian silica
fume dapat dikategorikan sebagai pozzoland (Tarru, 2017). Silica fume biasanya
digunakan untuk meningkatkan mutu beton yaitu meningkatkan kuat tekannya.
Seperti yang dilakukan oleh Zai dan Karolina, (2018) dalam pembuatan beton mutu
tinggi untuk menurunkan porositasnya digunakan silica fume sehingga kuat tekan
yang dihasilkan tinggi. Selain itu, silica fume juga dapat digunakan sebagai bahan
pengisi dalam komposit polimer. Alam et al., (2019) dalam penelitiannya mengenai
penambahan silica fume kedalam poly (esteramide-urethane), dijelaskan bahwa
silica fume dapat dijadikan bahan pengisi karena memiliki ukuran yang terkontrol,
luas permukaan yang besar, dan struktur yang seragam serta dapat meningkatkan
sifat mekaniknya.
dimiliki masing-masing bahan, seperti sifat fisik atau mekanik. Sifat mekanik atau
fisik dari hasil campuran tergantung pada morfologi fase, aksi kontinu antar fase,
fase terdisperi dan rasio masing-masing komponen yang digunakan. Dalam
aplikasinya, pencampuran polimer sebagian besar dibuat oleh pencampuran fisik
dengan prinsip pengolahan lebur atau hot blending, yang memadukan berbagai
polimer menggunakan ekstruder, dan mixer. Pemrosesan lebur ini tidak
membutuhkan pelarut untuk mencapai campuran dengan dispersi tinggi, faktor
penting adalah kontrol suhu dalam operasi yang teliti (Lin et al., 2015).
Liu et al., (2013) melakukan pencampuran antara LLDPE dengan PP yang
bertujuan untuk mengetahui nilai kecepatan lelehan dan morfologi LLDPE/PP/
cross-linking LLDPE-PP. Pencampuran cross-linking LLDPE-PP menggunakan
mixer, LLDPE (70 phr) dan PP (30 phr) dicampur dengan Benzoil peroxide yang
sebelumnya telah dilarutkan dalam aseton. Temperatur yang digunakan dalam
pencampuran adalah 180°C dengan kecepatan putaran 60 rpm dan waktu
pencampuran yang dipilih 3,5 menit. Kemudian pencampuran LLDPE/PP dengan
atau tanpa LLDPE-PP dengan teknik ekstrusi lebur menggunakan ekstruder
(PLE330 Brabender OHG, Duis- burg, Germany) dengan diameter 19 mm dengan
kecepatan sekrup 35 rpm menggunakan suhu barel (dari zona pengisian ke cetakan)
160, 180, 200, dan 190°C.
Nicko et al., (2013) juga melakukan penelitian mengenai penambahan
filler yaitu talcum (Mg3Si4O10(OH)2) untuk menguatkan matriks PP. Pencampuran
antara PP-talcum dilakukan secara dua tahap, yaitu tahap petama dilakukan
perrcampuran dengan metode dry mixing. Metode ini menggunakan dry mixer
berkapasitas 500 gram dengan kecepatan mata pisau 1500 rpm, dry mixing
dilakukan selama 3 menit untuk setiap sampel. Metode ini dilakukan untuk
memastikan kedua material tercampur secara baik dan menghilangkan kelembaban
yang terjadi selama material disimpan. Tahap pencampuran yang kedua yaitu
dengan metode hot melt mixing, metode ini dilakukan dengan menggunakan alat
ThermoHaake Twin Screw Extruder Counter Rottating dengan kapasitas chamber
sebesar 38 gram. Dalam penelitian ini dilakukan proses hot melt mixing dilakukan
dengan kecepatan screw 200 rpm selama 4 menit dalam temperature 225°C. Metode
19
2.8.1 Uji Kecepatan Alir Lelehan Pellet (Melt Flow Rate) Menggunakan Melt
Flow Index Tester
Untuk menentukan kualitas suatu plastik atau polimer dibutuhkan
pengujian viskositas menggunakan Melt Flow Index Tester. Kekentalan (viskositas)
diartikan sebagai tahanan internal terhadap aliran. Kekentalan adalah nilai yang
diukur dari tahanan fluida yang berubah bentuk karena tegangan geser (Shear
stress) maupun tegangan tarik (Tensile stress). Semakin kecil nilai viskositas maka
semakin mudah suatu fluida dapat bergerak (Eflita et al., 2013) Terdapat 4 prosedur
dalam pengujian kekentalan (viskositas) polimer yaitu, prosedur A digunakan untuk
mencari nilai MFR dengan satuan g/10 menit. Prosedur B digunakan untuk mencari
Melt Volume Rate (MVR) dengan satuan cm3/10 menit. Prosedur C digunakan
untuk mencari Flow Rate Ratio (FRR). Prosedur D untuk dapat menentukan MFR
menggunakan dua beban atau tiga beban yang berbeda (termasuk peningkatan atau
penurunan beban pada saat pengujian) (ASTM International D1238, 2010).
Alat uji kekentalan polimer atau plastik bekerja pada prinsip kerja
extrusion plastomer yang beroperasi pada temperatur tetap. Material termoplastik
akan dilebur didalam tabung vertikal, hasil leburan tersebut tertekan oleh piston dan
tereksruksi menjadi lelehan pellet yang selanjutnya digunakan untuk mencari nilai
MFR (Fatkhi, 2015).
Q=W
Q = V.l.t
𝑄
Sehingga t = (2.1)
𝑉.𝑙
Dimana:
Q = Kalor (J)
V = Tegangan (V)
t = Arus (A)
20
Melt Flow Rate (MFR) adalah berat suatu bahan plastik yang dapat
diekstruksikan melalui lubang kecil (Orrifice) yang berukuran standar pada kondisi
suhu dan beban tertentu selama 10 menit. Alat yang digunakan dalam pengukuran
ini adalah Melt Flow Index Tester merk Yasuda. Uji MFR di laboratorium
dilakukan sesuai dengan American Standards Testing and Material (ASTM D1238-
04). MFR merupakan suatu parameter yang banyak digunakan didalam bidang
termoplastik agar berat molekulnya dapat ditentukan. Hubungan antara MFR
dengan berat molekul berbanding terbalik, semakin rendah nilai MFR maka
semakin tinggi bobot molekulnya.
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐸𝑥𝑡𝑟𝑢𝑑𝑎𝑡𝑒 (𝑔)𝑥 10
MFR g/10 menit = (2.2)
𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑃𝑜𝑡𝑜𝑛𝑔
PP murni memiliki sifat mekanik yaitu kekuatan tarik yang lebih besar dari
pada LLDPE ataupun campurannya, disebabkan karena PP memiliki rantai metil
yang menempel pada setiap atom karbon kedua dari rantai utamanya sehingga
menghasilkan PP yang lebih kuat tetapi tidak fleksibel. Sedangkan LLDPE
menunjukan perilaku elastis, sehingga campuran yang dihasilkan memiliki
kekuatan tarik yang lebih rendah dan perpanjangan putus yang lebih tinggi. Gawali
dan Kalwale, (2016) melakukan pengujian kekuatan tarik pada penelitiannya
mengenai pencampuran PP dan LLDPE dengan variasi rasio 50:50, 60:40, dan
80:20. Hasil penelitian menunjukan kekuatan tarik yang lebih besar pada variasi
PP:LLDPE 80:20 dengan nilai tensile at yield dan tensile at break masing-masing
267 Mpa dan 193 Mpa.
2.8.4 Uji Kelenturan (Flexural)
Kelenturan (Flexural) adalah kemampuan suatu spesimen untuk menahan
beban dari tekanan. Kekuatan flexural sangat dipertimbangakan sebagai indicator
kekuatan daru suatu polimer. Kekuatan flexural yang buruk dapat menyebabkan
bahan tidak mampu menahan beban (Sundari, 2016).
Pengujian kelenturan ini dilakukan dengan metode three-point bending
yang memiliki tiga titik utama, yaitu dua titik tumpuan pada pinggir spesimen uji
dan satu titik pembebanan pada bagian tengah spesimen. Selanjutnya, beban lentur
dengan kecepatan konstan diberikan kepada spesimen hingga mendapatkan tingkat
kelenturan maksimum. Gambar 2.9 menunjukan skema three-point bending.
Pengujian kekerasan adalah salah satu dari sekian banyak jenis pengujian
bahan seperti polimer. Pengujian ini mempunyai keuntungan yaitu dapat
dilaksanakan pada benda uji yang kecil tanpa mengalami kerusakan spesifikasinya.
Menurut Balalembang (2013) pengertian kekerasan secara umum didefinisikan
sebagai kriteria untuk menyatakan intensitas tahanan suatu bahan terhadap
deformasi yang disebabkan oleh objek lain. Terdapat beberapa teknik yang dikenal
dalam pengujian kekerasan bahan yaitu penggoresan, penekanan, dan pemantulan.
Pengujian ini menggunakan metode Rokwell berdasarkan (ASTM D 785)
dimana prinsip pengujiannya adalah dengan menekankan penetrator ke dalam
benda kerja dengan pembebanan dan kedalaman indentasi memberikan harga
kekerasan yaitu perbedaan kedalaman indentasi yang didapatkan dari beban mayor
dan minor (Effendi, 2009). Pada intinya kepada contoh uji yang terletak pada suatu
landasan datar dikenai beban tegak lurus, dimana ujung beban terpasang bola baja
dengan konsetrasi beban tersebut, kemudian pada indikator dibaca suatu nilai yang
menunjukan kekerasannya. Gambar 2.10 merupakan pengujian kekerasan pada
suatu material menggunakan metode Rockwell
2.8.6 Densitas
Teknik pengukuran densitas yang tradisional adalah menggunakan teknik
penimbangan hidrostatik, yaitu teknik yang menggunakan penimbangan berat
sampel di udara maupun di air (air sebagai media liquidnya) yang sesuai dengan
hukum Archimedes (Abdillah et al., 2018). Berdasarkan hukum tersebut maka
suatu benda apabila melayang didalam larutan, maka benda tersebut mempunyai
specific gravity yang sama dengan larutan tersebut. Bagaimanapun, tidak semua
material sesuai untuk penentuan densitas dengan metode ini, banyak material yang
tidak sesuai jika penentuan densitasnya dengan cara dicelupkan kedalam air. Seperti
logam dan alloy dapat bereaksi dengan air, demikian pula sampel material porous
(berpori), sampel solid kecil, bubuk dan partikulat tidak sesuai dengan teknik
pencelupan ke dalam media liquid. Sampel-sampel tersebut membutuhkan teknik
pengukuran yang berbeda untuk menentukan densitasnya (Perkin dan davidson,
2010).
Pengujian ini bertujuan memperoleh informasi dasar yang diperlukan
untuk karakterisasi dan kualifikasi suatu material, serta untuk mengidentifikasi
suatu material, mengetahui perubahan fisika dalam sampel, dan menunjukan derajat
keseragaman sampel (Indra et al., 2013). Pengujian densitas penimbangan
dilakukan sesuai dengan American Standards Testing and Material (ASTM D792-
8). Gambar 2.11 merupakan contoh teknik penimbangan sampel pada specimen
bata merah:
27
2.8.7. Analisis Gugus Fungsi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red)
Spektroskopi FTIR (Fourier Transform Infra Red) merupakan salah satu
instrumen yang dapat digunakan untuk identifikasi mineral secara kualitatif dan
mulai dikembangkan untuk identifikasi secara kuantitatif. Analisis pada FTIR
bergantung pada getaran molekul sehingga dapat digunakan untuk identifikasi
mineral, karena mineral memiliki karakteristik spektra penyerapan dalam midrange
pada infra merah (4000-400 cm-1). Selain itu, FTIR memiliki kemampuan yang
cepat dalam menganalisis, bersifat tidak merusak dan hanya dibutuhkan preparasi
sampel yang sederhana (Ritz et al., 2011).
Energi radiasi IR digunakan terbatas hanya pada transisi molekul
melibatkan vibrasi. Efek dari vibrasi ini menyebabkan perubahan momen dipol.
Radiasi medan listrik yang berubah-ubah akan berinteraksi dengan molekul.
28
Interaksi tersebut menghasilkan serapan yang khas dari setiap komponen atau
struktur molekul. Serapan grup fungsional berada pada kisaran 4000-1500 cm-1
sedangkan fenomena intramolekular yang bersifat sangat spesifik untuk setiap
materi antara 1500-400 cm-1 (daerah sidik jari) (Khopkar, 2002)
%T
1/λ(cm-1)
Gambar 2.12. Spektra FT-IR Pencampuran PP/HDPE
Gambar 2.13. Hasil Analisis SEM (a) PP murni (b) 5% HDPE (c) 10% HDPE (d)
15% HDPE (e) 20% HDPE dan (f) 25% HDPE (Lin et al., 2015).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.Variabel
Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai maka variabel yang
dipelajari dikelompokan menjadi variabel bebas, variabel terikat, dan variabel
terkendali.
bebas. Variabel terkendali dalam penelitian ini meliputi jumlah campuran PP dan
LLDPE, jumlah campuran LLDPE/PP dan silika, waktu pencampuran, suhu
pencampuran, suhu pembentukan slab, ukuran ketebalan slab, suhu dan kuat beban
pada uji Melt Flow Rate (MFR), kuat beban pengujian mekanik yaitu kuat tarik dan
kelenturan.
3.3.1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca analitik,
Extruder Pelletizing Twin Screw merk Lien Chiny, Hydraulic Press merk Wabash
Genesis untuk membuat slab, Melt Flow Index Tester merk Yasuda No 120-FWP
Izod Type Impact Tester merk XJU series, Universal Testing Machine merk
Shimadzu, Rockwell Hardness Tester TH500 Yasuda, Fourier Transform Infra Red
(FTIR) PERKIN ELMER, Scanning Electron Microscopy (SEM) JEOL JSM-
6360LA, dan alat pendukung lainnya seperti peralatan gelas, pinset, Plate, jangka
sorong, wadah stainless dan pisau cutter.
3.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah polipropilen (Polytam
PF 1000) yang diproduksi oleh PT. Pertamina (PERSERO), kemudian Low Linear
Density Polyethylene (LLDPE) grade LL8420A dengan nlai MFR 2,1 g/10 menit
dan densitas 0,924 g/cm3 yang diproduksi oleh PTT Global Chemical Public
Company Limited Bangkok Thailand, Silika fume HDK N20 dengan surface area
204 m2/g dan pH 4,1 kemudian bahan pendukung seperti alumunium foil.
3.4.Prosedur Kerja
35
36
(d) (e)
Gambar 4.2. Hasil pembentukan slab dengan penambahan LLDPE (a) 1% (b) 5%
(c) 10% (d) 15% dan (e) 20%
37
LLDPE/PP menggunakan alat hot press dengan metode injection molding pada
suhu 230°C. Injection molding atau pembentukan slab merupakan salah satu
metode pengubah bentuk polimer dari pellet menjadi lembaran. Lelehan campuran
polimer dibentuk menjadi lembaran melalui pengepresan menggunakan tekanan
dan panas. Slab LLDPE/PP-Silika yang tebentuk dianalisis mekaniknya yaitu
kekuatan impak dan kuat tarik.
Homogenitas dari campuran LLDPE/PP dengan silika juga dapat dilihat
melalui penampakan fisik pada slab yang dihasilkan dan dapat diperkuat dengan
sifat-sifat mekaniknya. Hasil dari proses pembuatan slab (injection molding) pada
campuran LLDPE/PP-Silika ditampilkan pada Gambar 4.3.
14
10 11.09
10.2
8 9.13
8.36 8
7.74
6
2
1
0
0/100 100/0 1/99 5/95 10/90 15/85 20/80
Rasio LLDPE/PP
Penentuan suhu dan beban yang diberikan pada pengujian MFR sesuai
dengan metode (ASTM D1238, 2010) sesuai kondisi pengujian dari PP dikarenakan
PP merupakan bahan dominan dalam pencampuran PP/LLDPE. Hal ini juga berarti
bahwa dalam suhu dan beban tersebut campuran LLDPE/PP dapat meleleh dan
diketahui waktu potongnya sehingga dapat ditentukan nilai laju alir lelehnya
(MFR). Penambahan LLDPE mengakibatkan nilai MFR mengalami penurunan
bertahap. Secara tidak langsung dapat diartikan bahwa setiap penambahan LLDPE
dapat merubah sifat PP dari encer menjadi lebih lengket. Nilai MFR merupakan
parameter dalam industri polimer sebagai indikator untuk mengetahui kemampuan
prosesnya dengan penentuannya yang lebih sederhana. Pada dasarnya, LLDPE
yang memiliki nilai MFR 1 g/10 menit merupakan jenis polietilen yang memiliki
nilai MFR lebih rendah dari pada PP yaitu 10,2 g/10 menit sehingga LLDPE
memiliki sifat yang lebih kental dan susah untuk mengalir. Pentingnya nilai MFR
berkaitan dengan pengolahan resin pada injetion molding atau pembentukan slab
untuk mengetahui kemudahan suatu campuran dalam dibentuk atau
pengaplikasiannya. Semakin tinggi nilai MFR maka polimer semakin encer
sehingga suhu yang diperlukan dalam produksi semakin rendah. Seperti yang
dijelaskan oleh Ebnesajjad, (2015) bahwa nilai MFR atau molekul dapat dijadikan
indikasi untuk aplikasi cetakan injeksi yang berhubungan dengan keseimbangan
41
antara kemudahan pengisian dan kinerja bahan, dan kedua nilai tersebut dapat
menentukan waktu dan tekanan yang tepat pada suatu pengolahan bahan polimer.
Hasil yang ditunjukan pada Gambar 4.4 dapat menjelaskan bahwa adanya
interaksi antara LLDPE dengan PP dapat mempengaruhi nilai MFR campuran
LLDPE/PP. Interaksi yang terjadi pada proses campuran tersebut adalah bersatunya
partikel LLDPE sebagai fase terdispersi yang masuk kedalam matriks PP yang
merupakan komponen utama dalam campuran. LLDPE yang memiliki sifat kental
dari PP mampu menurunkan Nilai MFR dari campuran LLDPE/PP sehingga
campuran LLDPE/PP yang dihasilkan juga bersifat lebih kental. Nilai MFR
tertinggi sebesar 11,1 g/10 menit didapat pada perbandingan LLDPE/PP (1:99),
sedangkan nilai MFR terendah sebesar 7,7 g/10 menit terjadi pada perbandingan
LLDPE/PP (15 : 85). Tetapi pada penambahan 20% LLDPE nilai MFR yang
dihasilkan lebih besar dibanding penambahan sebelumnya yaitu 8 g/10 menit, dapat
diindikasikan bahwa penambahan 20% LLDPE tidak dapat terdiseprsi secara
sempurna dalam PP pada saat proses estruksi, sehingga dapat meningkatkan nilai
MFR. Hasil pengujian MFR sesuai dengan penelitian Gawali dan Kalwale, (2016)
yang menunjukan penurunan nilai MFR pada penambahan 20% (4,18 g/10 menit)
sampai 50% (3,3 g/10 menit) dan kembali naik pada penambahan 60% (4 g/10
menit) LLDPE. Dijelaskan pula bahwa adanya interaksi antara LLDPE dengan PP
karena nilai MFR mengalami penurunan dan kenaikan kembali setelah penambahan
LLDPE lebih banyak, hal tersebut diduga LLDPE tidak mampu terdispersi kedalam
matriks PP dan tidak dapat mempengaruhi homogenitas campuran.
Berdasarkan hasil uji MFR, LLDPE berfungsi sebagai fase terdisperi yang
cenderung meningkatkan viskositas campuran dengan PP. Pengukuran nilai MFR
secara tidak langsung juga mengukur viskositas campuran. Semakin banyak
LLDPE yang dicampurkan akan meningkatkan nilai viskositas dan menurunkan
nilai MFR dari LLDPE/PP. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Liu et al., (2013)
yang menyatakan bahwa LLDPE murni memiliki nilai viskositas yang lebih besar
dari PP, sehingga penambahan LLDPE dapat meningkatkan modulus elastik suatu
campuran dan viskositas campuran. Hal tersebut disebabkan partikel dari resin
LLDPE yang memiliki sifat alir rendah telah berinteraksi dengan matriks PP. dapat
42
3.1041
2.9285
3 2.7662
2.5741
2.5 2.3114
cm/cm)
2
1.5
1 0.612
0.5
0
0/100 100/0 1/99 5/95 10/90 15/85 20/80
Rasio LLDPE/PP
karena itu sifat kekuatan impak dari sampel ini sangat penting dan menajdi indikator
keberhasilan dari hasil pencampuran yang dilakukan.
Hasil pengujian kuat impak yang ditampilkan pada Gambar 4.5
menunjukan pada variasi 1% sampai 10% penambahan LLDPE terjadi kenaikan
nilai kuat impaknya, hal tersebut mengindikasikan bahwa adanya perubahan sifat
dalam kekuatan impak pada saat LLDPE dicampur dengan PP. PP memiliki gugus
metil yang melekat pada setiap atom karbon dalam rantai liniernya yang
menyebabkan PP memiliki kekuatan impak yang relatif rendah, dengan
penambahan LLDPE dapat meningkatkan kekuatan impak yang dihasilkan pada
LLDPE/PP dan menghasilkan nilai optimum pada rasio penambaan LLDPE 10%
(3,36 kg/cm2) dapat diartikan pula bahwa dengan 10% LLDPE dapat menahan
keruntuhan akibat beban kejut atau kemampuan untuk menahan patah pada tekanan
yang diberikan. Nilai kekuatan impak terjadi penurunan secara bertahap pada
penambahan rasio 15 % LLDPE (3,10 kg/cm2) dan penambahan 20% (2,93
kg/cm2). Penurunan tesebut dapat disebabkan oleh rendahnya tingkat kerapatan
LLDPE sebagai fase terdisperi kedalam PP sehingga pada penambahan 15% dan
20% LLDPE menghasilkan kekuatan impak yang rendah. Seperti pada penelitian
yang dilakukan oleh Gawali dan Kalwale, (2016) yang mencampurkan LLDPE/PP
dengan rasio LLDPE 20% (48,3 J/m2), 50% (40,2 J/m2), dan 60% (37,6 J/m2)
mengalami penurunan pada nilai kekuatan impak setiap penambahan LLDPE.
Dijelaskan bahwa penurunan nilai impak disebabkan oleh rendahnya kerapatan
LLDPE dalam mengisi matriks PP sehingga gugus metil yang dimiliki PP masih
mendominasi campuran. Begitu pula yang dijelaskan oleh Salih et al., (2016)
mengenai adanya kelompok gugus metil pendek PP yang melekat pada setiap atom
karbon mendominasi pada penurunan hasil pencampuran LDPE/PP dan HDPE/PP.
Berdasarkan hasil pengujian kekuatan impak, pencampuran antara PP
dengan LLDPE merupakan campuran yang tidak homogen atau tidak dapat
bercampur. Secara kimia PP dan LLDPE merupakan polimer alifatik yang
komponennya tersusun dari atom C dan H dalam strukturnya, sehingga kedua
polimer ini tidak bisa bereaksi secara kimia atau tidak menghasilkan struktur baru
dalam penelitian ini, karena tidak adanya pemutusan atau pembentukan ikatan
44
(a) (b)
Gambar 4.6. Struktur (a) PP (Gawali dan Kalwale, 2016) dan (b) LLDPE (Anvar
et al., 2017)
300 256
235 242
250
200
150
100 56
39 31 36
50 16 12 20 15 21 14 22 14 15 16
0
0/100 100/0 1/99 5/95 10/90 15/85 20/80
Rasio LLDPE/PP
80
70
60 55.63 56.37
50.73 52.1
Kelenturan
50 43.121 45.22
40 34.45
30
20
10 3.301 3.107 3.843 3.726 3.293 2.871 1.774
0
0/100 100/0 1/99 5/95 10/90 15/85 20/80
Rasio LLDPE/PP
yang terdiri dari nilai flexural stress dan flexural modulus (Silvia et al., 2015). Nilai
kekuatan lentur dari Gambar 4.8 pada penambahan 1% LLDPE memiliki nilai
flexural stress sebesar 55,63 MPa dan mengalami kenaikan menjadi 56,37 MPa
setelah penambahan 5% LLDPE. Hasil pada kedua variasi tersebut (1% dan 5%)
dapat diartikan bahwa LLDPE dapat memodifikasi PP sehingga dapat
meningkatkan nilai kelenturan campuran LLDPE/PP. Peningkatan nilai kelenturan
ini kemungkinan disebabkan oleh adanya efek nukleasi partikel yang tersebar
kedalam matriks PP sehingga dapat mengubah sifat PP dari kaku sampai
mempunyai kekuatan lentur yang baik (Kadhim, 2017). Perbedaan sangat jauh
terjadi pada variasi penambahan LLDPE sebanyak 10%, 15% dan 20% yang
mengalami penurunan nilai kelenturan dengan cukup signifikan. Penurunan nilai
terjadi juga pada hasil flexural modulus.
Flexural modulus atau kelenturan modulus merupakan ukuran kekakuan
atau ketahanan suatu polimer untuk ditekuk ketika diberi gaya yang tegak lurus.
Hasil penelitian pada uji flexural modulus mengalami penurunan secara bertahap
dari penambahan 1% sampai 20% LLDPE. Adanya penurunan pada nilai kekuatan
lentur dapat terjadi karena beberapa kemungkinan. Menurut Silvia, (2015) kekuatan
lentur biasanya berhubungan erat dengan nilai pemanjangan saat putus (% elongasi)
yang diperoleh pada uji kekuatan tarik. Nilai kekuatan lentur dan % elongasi dapat
memiliki nilai yang sama apabila material yang diujikan berada dalam keadaan
homogen. Hasil kekuatan lentur pada Gambar 4.8 tidak membuktikan adanya
keterikatan dengan hasil pada nilai % elongasi sebelumnya (Gambar 4.7). Suatu
material dikatakan homogen apabila material tersebut memiliki sifat yang sama di
setiap titik tanpa bergantung pada lokasi. Silvia, (2015) menjelaskan nilai %
elongasi dan kekuatan lentur memiliki nilai yang berlawanan disebabkan pada saat
pengujian. Pada uji kekuatan lentur, suatu material diberikan tegangan berupa
tekanan yang berkonsentrasi pada suatu titik lokal tertentu, sehingga kekuatan
lentur material akan bergantung pada jenis pengisi yang bersangkutan pada titik
lokal tersebut. Sedangkan pada uji kekuatan tarik (% elongasi) suatu material
diberikan tegangan berupa tarikan yang berkonsentrasi pada seluruh material
48
(termasuk pengisi) pada seluruh titik, sehingga patahan akan mulai terjadi ketika
pengisi paling lemah mencapai titik kekuatan tarik maksimumnya.
Pada penelitian ini hanya dilakukan pencampuran secara fisik dan tidak
melalui proses pencangkokan polimer (grafting), sehingga untuk memperoleh
campuran yang homogen sulit diraih. Grafting polimer merupakan metode
pencampuran polimer secara kimia yang melibatkan pembentukan situs aktif
berupa radikal bebas terlebih dahulu pada polimer induk (Ghozali et al., 2016).
Berikut mekanisme reaksi kimia yang terjadi pada pencampuran polimer LLDPE
dengan PP menggunakan maleic anhidrida sebagai compatibilizer agent dan PP
sebagai polimer induk dengan teknik grafting.
(a) (b)
Gambar 4.11. Struktur (a) PP dan (b) LDPE
Dalam penelitian ini, nilai kelenturan juga tidak dapat dijadikan acuan
bahwa campuran LLDPE/PP memiliki kekuatan mekanik yang baik. Dalam hal ini,
perlu ada keterikatan dengan nilai pengujian mekanik yang lain. Sebelumnya telah
dijelaskan bahwa komposisi LLDPE/PP 10% memiliki kekuatan optimum dalam
menerima beban kejut, sehingga pada komposisi LLDPE/PP 10 % nilai
kelenturannya yaitu 52,1 MPa untuk flexural stress dan 3,293 GPa untuk flexural
modulus dapat diterima sebagai hasil terbaik walaupun hasil tersebut lebih rendah
dari komposisi LLDPE/PP 1% dan 5%. Selain itu, nilai kelenturan pada komposisi
10% lebih tinggi dari nilai kelenturan PP murni dan dapat disimpulkan bahwa
penambahan 10% LLDPE dapat meningkatkan nilai kelenturan dari PP.
140
120 110 108.85 108.95 108.2 104 99.7
100
78
80
60
40
20
0
0/100 100/0 1/99 5/95 10/90 15/85 20/80
Rasio LLDPE/PP
0.96
0.918
0.9121
Densitas (g/cm3)
0.92 0.9087
0.9016 0.9026 0.9027 0.9013
0.88
0.84
0.8
0/100 100/0 1/99 5/95 10/90 15/85 20/80
Rasio LLDPE/PP
3.5
2.8441
3
2.3427
2.5
cm/cm)
1.9776
2
1.5
1
0.5
0
0.2 0.6 1
% Penambahan Silika
Gambar 4.14. Diagram hasil pengujian kuat impak pada LLDPE/PP-Silika
54
Sifat mekanik pada suatu polimer dengan bahan pengisi bergantung pada
jenis bahan pengisi dan konsetrasi yang dapat memasuki matriks polimer dengan
baik. Gambar 4.14 menunjukan penurunan secara bertahap nilai kekuatan impak
setiap penambahan % silika, bahkan nilai tersebut lebih rendah dari hasil optimum
LLDPE/PP (3,3582 kg/cm2). Menurut Jeziórska et al., (2014) yang melakukan
pencampuran antara matriks polimer HDPE dengan bahan pengisi SiO2
menjelaskan bahwa penurunan nilai kekuatan tumbukan atau impak disebabkan
oleh aglomerasi nano partikel SiO2 didalam matriks polimer, akibatnya matriks
polimer tidak mengikat SiO2 secara sempurna. Pernyataan tersebut didukung oleh
data hasil preparasi pencampuran antara LLDPE/PP dengan silika pada Gambar
4.3 bahwa partikel silika tidak tersebar secara merata didalam polimer atau adanya
aglomerasi.
500
297 295
300 274 270
200
100
19 21 16 17 17 17.5
0
10.2 2
0.6 3
1
% Penambahan Silika
Tensile at yield (kgf/cm2) Tensile at break (kgf/cm2)
Elongation at yield (%) Elongation at break (%)
Gambar 4.15. Diagram pengujian kuat tarik (Tensile Strength) pada LLDPE/PP-
Silika
batas antara permukaan pengisi dan matriks polimer yang menunjukan sifat dari
masing-masing komponen (Jeziórska et al., 2014). Hasil pengujian pada Gambar
4.15 menunjukan nilai kekuatan tarik yang semakin menurun setiap penambahan
% silika, dari ketiga hasil tersebut juga memiliki nilai kuat tarik yang lebih rendah
dari hasil optimum LLDPE/PP yaitu 362 kgf/cm 2 untuk tensile at yield dan 299
kgf/cm2 untuk tensile at break. Dari diagram ditunjukkan pula bahwa jarak antara
pertama kali regangan sampai sampel mengalami patahan sangat pendek, dapat
diindikasikan bahwa sampel dengan penambahan silika menghasilkan komposit
yang rapuh atau mudah patah. Menurut Jeziórska et al., (2014) peningkatan
kekuatan tarik terjadi berdasarkan morfologi komposit yang dihasilkan, semakin
tinggi kristalinitas matriks semakin tinggi kekuatan mekanik yang dihasilkan.
Selain itu, adanya migrasi dari partikel silika kedalam interfase dari matriks polimer
yang menyebabkan kinerja yang dihasilkan tidak maksimal. Kekuatan tarik
komposit meningkat seiring bertambahanya silika mengindikasikan bahwa ikatan
interfase antara matriks dan pengisi baik. Hwang dan Hsu, (2013) menjelaskan
dalam penelelitiannya mengenai penambahan nanopartikel silika kedalam matriks
PP bahwa adanya penurunan nilai kekuatan tarik disebabkan adanya beberapa
agregat yang tidak tersebar secara merata kedalam matriks PP. Selain itu, kekuatan
tarik komposit semakin menurun dengan meningkatnya bahan pengisi terjadi ketika
ikatan antar pengisi dan matriks melemah.
Penambahan silika fume kedalam LLDPE/PP dalam penelitian ini tidak
menggunakan zat pengikat antara polimer dan filler sehingga penambahan silika
tidak mempengaruhi peningkatan sifat mekanik LLDPE/PP. Zu, Lei et al., (2013)
melakukan sintesis pembentukan komposit PP-SiO2 dengan menambahkan zat
pengikat seperti xylene, Tetraethyle orthosilicate (TEOS), dan Polyethylene-block-
poly(ethyleneglycol) (PE-b-PEG), serta direaksikan menggunakan ammonium
hidroksida dan etanol seperti pada Gambar 4.16. Mekanisme pembentukan
komposit LLDPE/PP-Silika yang mungkin terjadi dalam penelitian ini ditampilkan
pada Gambar 4.17.
56
PP LLDPE
LLDPE/PP
LLDPE/PP
LLDPE/PP-Si
yang lebih kecil menandai penurunan ikatan dan penurunan sifat kekakuan yang
dimiliki PP. Terbentuknya campuran PP dan PE dibuktikan pula dengan pita
serapan yang menunjukan vibrasi tekuk (bending vibration) CH3 dan CH2 yang
berasal dari PP pada bilangan gelombang 1475-1440 cm-1 dan 1380-1370 cm-1 serta
vibrasi tekuk CH2 pada bilangan gelombang 1470-1460 yang berasal dari PE, juga
terdapat vibrasi tekuk rocking CH2 yang berasal dari PE pada bilangan gelombang
730-650 cm-1 (Lin et al., 2015).
Hasil campuran LLDPE/PP mempunyai pita serapan pada bilangan
gelombang 1740,23 cm-1 yang menunjukan vibrasi ulur C=O, hasil demikian
dimiliki oleh pita serapan PP pada bilangan gelombang 1739,48 cm-1. Pita serapan
tersebut mengindikasikan bahwa vibrasi ulur C=O berasal dari PP dimana PP yang
digunakan telah ditambahkan zat aditif. Formulasi bahan polimer komersial seperti
PP dengan kandungan aditif bervariasi seperti plactizer, pengisi, dan antioksidan
yang bertujuan untuk memperbaiki struktur fisik maupun kimia. Penambahan zat
aditif tersebut dapat memberikan ciri khusus pada spektrum inframerahnya.
Analisis inframerah memberikan informasi tentang kandungan aditif, panjang
rantai, dan struktur rantai polimer PP (Castiqliana, 2016). PP yang digunakan dalam
penelitian ini telah ditambahkan beberapa zat aditif antara lain slip agent, anti
oksidan, dan lubricant. Pita serapan yang memberikan vibrasi ulur C=O
diakibatkan oleh penggunaan slip agent, penjelasan tersebut berlaku juga untuk pita
serapan pada bilangan gelombang 1216,5 cm-1 pada hasil campuran LLDPE/PP dan
juga terjadi pada PP dengan bilangan gelombang 1214,8 cm-1 yang berarti adanya
gugus amina (C-N). Dari hasil spektra infra merah LLDPE/PP menunjukan struktur
kimia utama yang terkandung adalah PP yang tidak terjadinya ikatan dengan
LLDPE, hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lin et al.,
(2015) dengan melakukan pencampuran antara PP dengan HDPE yang menjelaskan
bahwa HDPE dan PP merupakan polimer poliolefin yang tidak kompatibel
sehingga tidak adanya keterikatan secara kimia yang terjadi didalam campuran.
Terbentuknya campuran LLDPE/PP dengan penambahan bahan pengisi
yaitu silika ditandai dengan adanya pita serapan yang terletak pada bilangan-
bilangan gelombang 1200-950 cm-1 yang menunjukkan vibrasi ulur asimetri dari
59
Si-O-Si, pita serapan pada bilangan gelombang 750-550 cm-1 merupakan daerah
vibrasi ulur simetri Si-O-Si, dan pita serapan pada 470-460 cm-1 yang merupakan
daerah vibrasi tekuk Si-O-Si atau O-Si-O (Tantawy et al., 2014). Gambar 4.18
pada LLDPE/PP dengan LLDPE/PP-silika memiliki kemiripan pada pola yang
dihasilkan, tetapi terdapat beberapa perbedaan pada pita serapan yang dihasilkan
setelah penambahan silika. Pada LLDPE/PP-silika mempunyai serapan gelombang
yang menunjukan vibrasi ulur asimetri Si-O-Si pada 973,19 dan 998,14 cm-1, dan
terdapat serapan gelombang yang menunjukan vibras ulur simetri Si-O-Si pada
633,69 cm-1, serta terdapat pita serapan pada 467,13 cm-1 yang menunjukan daerah
vibrasi tekuk Si-O-Si atau O-Si-O.
(a) (b)
Gambar 4.19. Mikrograf SEM a) LLDPE/PP dan b) LLDPE/PP-Silika
2,8441 kg/cm2 memiliki nilai kekuatan tarik sebesar 339,045 kgf/cm2. Analisis
gugus fungsi menunjukan vibrasi ulur asimetris, vibrasi ulur simetris, dan vibrasi
tekuk pada Si-O-Si. Semakin banyak penambahan silika kedalam LLDPE/PP
memungkinkan terjadinya aglomerasi yang semakin banyak pula. Aglomerasi dan
pemisahan fase silika dalam LLDPE/PP dapat menyebabkan penurunan sifat
mekanik yang dihasilkan tidak sesuai dengan prediksi sebelumnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diperoleh beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Pencampuran dua polimer antara LLDPE dengan PP dapat meningkatkan sifat
mekanik yang dihasilkan. Sifat mekanik optimum dihasilkan pada penambahan
10% LLDPE terhadap PP dibuktikan dalam pengujian kekuatan impak, nilai
kekuatan impak tersebut yaitu 3,3582 kg/cm2 dan memiliki nilai MFR 8,36 g/10
menit, kuat tarik sebesar 361,599 kgf/cm2, kelenturan 52,1 MPa, kekerasan
108,2 RScale, dan densitas sebesar 0,9121 g/cm3.
2. Analisis gugus fungsi menunjukan vibrasi ulur asimetri CH dan CH2 dan vibrasi
tekuk CH3 dan CH2. Pencampuran antara LLDPE dengan PP tidak melalui
proses pemutusan dan pembentukan ikatan sehingga tidak terdapat struktur baru.
3. Pencampuran antara polimer termoplastik LLDPE/PP dengan penambahan filler
silika menghasilkan nilai optimum pada karakteristik mekanik dengan
penambahan 0,2% yang dibuktikan dengan nilai pengujian impak yaitu 2,8441
kg/cm2 memiliki nilai kekuatan tarik sebesar 339,045 kgf/cm2. Analisis gugus
fungsi menunjukan vibrasi ulur asimetris, vibrasi ulur simetris, dan vibrasi tekuk
pada Si-O-Si.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan simpulan yang diperoleh maka saran yang dapat
diberikan sebagai beriukut:
1. Perlu dilakukan pencampuran menggunakan Extruder Pelletizing Twin Screw
pada LLDPE/PP-Silika untuk menghasilkan campuran yang lebih homogen dan
meghindari aglomerasi silika.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mencampurkan masing-masing
komponen dengan silika fume agar dapat diketahui karakteristik fisik maupun
kimia yang dihasilkan.
63
64
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jenis silika dan
ukuran yang lain agar dapat diketahui kemampuan dalam mempengaruhi
komposit polimernya.
4. Perlu dilakukan penambahan compatibilizer pada LLDPE/PP dengan dan tanpa
silika agar dapat diketahui kepadatan matriks yang dihasilkan dan mengurangi
interfase.
65
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, L. H., Restasari, Afni., Hartaya, kendra., dan Puspitasari, R. R. 2018.
Evaluasi Teknik Penimbangan Hidrostatik Pada Pengukuran Densitas
Propelan Padat Komposit (Evaluation of Hydrostatic Weighing
Technique in Composite Solid Propellant Density Measurement). Jurnal
Teknologi Dirgantara: 16(1): 1–8.
Abdillah, N. H. 2008. Pembuatan Komposit Pelat Bipolar dengan Matriks. Jakarta:
Universitas Indonesia: pp. 24–46.
Alam, M. Alandis, Naser M., Ahmad, Naushad., Alam, Mohammad Asif., Sharmin,
Eram. 2019. Jatropha seed oil derived poly(esteramide-urethane)/fumed
silica nanocomposite: 206–219.
Anang, S., Sujana, W. and Widi, K. A. 2017. Peran Abu Sekam Padi Pada
Komposit Polimer Jenis Pet. Malang: Institut Teknologi Malang.
Anggraeni, N. desi 2016. Analisa SEM (Scanning Electron Microscopy ) dalam
Pemantauan Proses Oksidasi Magnetite Menjadi Hematite. Seminar
Nasional Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri.
Anvar, Sara Shahidi., Fazeli, Naghmeh and Mehranpour, Milad. 2017. Influence of
molecular structure of LLDPE on rheological properties. Science and
research.
Arlofa, N. and Herutomo, H. 2017. Perbandingan Analisis Gugus Ataktik pada
Polimer Polipropilena Dengan Metode Gravimetri dan Fourier
Transform Infra Red (FTIR). Senaset.
ASTM D 256. 2010. Standard Test Methods for Determining the Izod Pendulum
Impact Resistance of Plastics, American Society for Testing and
Materials (ASTM). Philadelphia USA.
ASTM D 785. 1985. Standard Test Method for Rockwell Hardness of Plastics and
Electrical Insulating Materials. Philadelphia USA.
ASTM D790. 2003. Standard Test Method for Flexural Properties of unreinforced
and reinforced plastics and electrical insulating materials. Annual book
of ASTM Standards. Philadelphia USA.
ASTM D 792. 2000. Standard Test Method for specific gravity (relative density)
and density of plastics by displacement, Annual book of ASTM Standards.
Philadelphia USA.
ASTM D882. 2002. Standard Test Method for Tensile Properties of Thin Plastics
Sheeting. American Society for Testing and Materials. Annual book of
ASTM Standards. Philadelphia USA.
ASTM D1238. 2010. Standard Test Method for Melt Flow Rate of Thermoplastics
by Extrusion Plastomer. West Conshohocken: 100 Barr Harbor Dr.
Ayaz, M., Daneshpayeh, S. and Noroozi, A. 2016. Enhancing the impact and
flexural strength of PP/LLDPE/TiO2/SEBS nano-composites by using
Taguchi methodology. Composites Science and Technology.
Balalembang, Christopher. 2013. Analisis Pengujian Kekerasan Resin dengan
Campuran Bahan dan Uji Modulus Patah Terhadap Komposit Bahan.
Jakarta: UI Press.
66
Liu, Y., Li, S. C. and Liu, H. 2013. Melt Rheological Properties of LLDPE/PP
Blends Compatibilized by Cross-Linked LLDPE/PP Blends (LLDPE-
PP). Polymer-Plastics Technology and Engineering. 52(8): 841–846.
Lu, Bing and Chung, T.C. 2000. Synthesis of Maleic Anhydride Grafted
Polyethylene and Polypropylene, with Controlled Molecular Structures.
Journal polymer scienece.
Mardiyati. 2018. Komposit Polimer Sebagai Material Tahan Balistik Polymer’,
Jurnal Inovasi Pertahanan dan Keamanan. 1(1): 20–28.
Masrukan, Wagiyo, A. 1999. Pemeriksaan Mikrostruktur dan Analisis Unsur Al,
Mg, Si Menggunakan Scanning Microscope (SEM)-EDS, Prosiding
Seminar Nasional Hamburan Neutron dan Sinar X Ke-2. Bandung:
Puslitbang Iptek Bahan-Batan.
Michal Ritz, Lenka Vaculikova, E. P. 2011. Application Of Infrared Spectroscopy
And Chemometric Methods To. Acta Geodyn Geomater. 8(1): 47–58.
Miftakhul, Afifah dan Abdulloh, Fuad, M. D. 2015. Pengaruh Nanosilika Terhadap
Mikrostruktur, Kekuatan Tarik, dan Ketahanan Kikis Komposit Karet
Alam/Nanosilika. Seminar Nasional Fisika Dan Pembelajarannya: 48–
53.
Nicko, M., Setyabudi, A. and Chalid, M. 2011. Karateristik Material Regrind
Komposit PP/Talcum Hasil Proses Hot Melt Mixing Material. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Perkin and Davidson. 2010. An Investigation of Density Determination Methods
for Porous Materials Small Samples and Particulates. IMEKO TC3,
TC5, and TC22 Conference Metrology in Modern Context.
Popy Marlina, Filli Pratama, Basuni Hamzah, R. P. 2015. Karakteristik Kompon
Karet Dengan Bahan Pengisi Arang Aktif Tempurung Kelapa dan Nano
Silika Sekam Padi. jurnal teknologi industri pertanian. 25(1): 85–93.
Purwanti, A. 2016. Analisis Kuat Tarik dan Elongasi Plastik Kitosan Terplastisasi
Sorbitol. Yogyakarta: Institut Sains & Teknologi AKPRIND.
Rahmawati, A. 2015. Pengaruh Penggunaan Plastik Polyethylene (Pe) Dan High
Density Polyethylene (Hdpe) Pada Campuran Lataston-Wc Terhadap
Karakteristik Marshall. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika.18(2): 147–159.
Ritz, Michal., Vackulicova, Lenka., dan Plevova, Eva. 2011. Application Of
Infrared Spectroscopy and Chemometric Methods Of Identification Of
Selected Minerals. Vol. 8. No. 1: 47-58.
Rizkiansyah, R. R. and Purnomo, I. 2016. Sifat Mekanik Komposit Polipropilena
Berpenguat Serat Sansevieria Unidirectional. jurnal mesin. 25(2): 73–
82.
Salih, S. E., Hamood, A. F. and Abdullah, A. H. 2013. Comparison of the
Characteristics of LDPE :PP and HDPE :PP polymer blends. Modern
Applied Science. Vol. 7. No. 3.
Schwarts, S.S. 1991. Plastics Material and Process. New York: Oxford university
press.
69
Sholikha, I., Friyatmoko, W K., Dewi, Erma., Utami, Sri. 2015. Sintesis dan
Karakterisasi Silika Gel Dari Limbah Abu Sekam Padi (Oryza sativa)
dengan Variasi Konsentrasi Pengasaman. Jurnal Teknologi Lingkungan.
3(2): 1–13.
Silvia, Castiqliana. H. 2015. Pengujian Kekuatan Tarik Dan Kekuatan Lentur
Komposit Hibrid Plastik Bekas Kemasan Gelas Jenis
Polipropilena/Serbuk Kayu Kelapa Termodifikasi Serbuk Serat Kaca
Tipe E. Jurnal Teknik Kimia USU. Vol. 4. No. 3.
Steven, M. P. E. 2005. Kimia Polimer Terjemahan. Jakarta: Pradnya Paramitha.
Su, B., Zhou, Y. and Wu, H. 2017. Influence of mechanical properties of
polypropylene/low-density polyethylene nanocomposites: Compatibility
and crystallization. journal Nanomaterial and Nanotechnology. Vol 7: 1–
11.
Sundari, I. 2016. Studi Kekuatan Flexural Antara Resin Akrilik Heat Cured dan
Termoplastik Nilon Setelah Direndam dalam Minuman Kopi Uleekarang
(Cofee robusta). Journal of Syiah Kuala. 1(1): 51–58.
Suyanto. 2014. Pengantar Kimia Polimer. Surabaya: Airlangga University Press
(AUP).
Tantawy, M. A., Shatat, M. R. and Taher, M. A. 2014. Low Temperature Synthesis
of Belite Cement Based on Silica Fume and Lime Low Temperature
Synthesis of Belite Cement. International Scholarly Research Notice.
Tarru, R. O. 2017. Studi Penggunaan Silica Fume Sebagai Bahan Pengisi (Filler)
Pada Campuran Beton. Universitas kristen Indonesia Toraja.
Trivana, Linda., Sugiarti, sri., dan Rohaeti, Eti. 2015. Sintesis dan Karakterisasi
Natrium silikat (Na2SiO3) Dari Sekam Padi. Jurnal Sains dan Teknologi
Lingkungan.Vol. 7. No. 3: 66-75.
Wang, H., Niu, H. and Dong, J. 2017. Inherently Flame Retardant Polypropylene
Copolymer. Journal Polymer.
Wardani, C. U., Samantha, Y. and Budiman, H. 2016. Analisis Pengujian Impak
Metoda Izod Dan Charpy Menggunakan Benda Uji Alumunium dan
Baja. Majalengka: Universitas Majalengka: 2–5.
Xie, Guangyong., Zhang, Xiang., Li, Tingcheng., Li, Long., Liu, Gongyi., and
Zhang, Aiqing. 2014. Preparation of linear low-density polyethylene
from ethylene by tandem catalysis of iron and titanium non-metallocene
catalysts. Journal of Molecular Catalysis A: Chemical. Vol. 383–384:
121–127.
Yao, Weiguo., Zhang, Dongyang., Dou, Yanli., Guan, Dongbo. 2019. Study on
Properties of PP Resin Composites Modified by Aluminum Powder’,
Material Science and Engineering.
Zai, K. A. and Karolina, R. 2018. Pengaruh Penambahan Silica Fume Dan
Superplactizer Terhadap Kuat Tekan Beton Mutu Tinggi Dengan Metode
ACI (American Concrete Iinstitute). Sumatera Utara: USU.
Zu, Lei., Li, Ruirui., Longyi Jin., Huiqin Lian., Yang Liu., and Xiugou Cui. 2013.
Preparation and characterization of Polypropylene/Silica Composite
Paticle with Interpenetrating Network Via Hot Emulsion Sol-gel
Approach. Progress in natural science: Material international:42-49.
70
LAMPIRAN
Lampiran 1. Diagram Alir Penelitian
a. Preparasi PencampuranLLDPE/PP
Mulai
Dicampur dengan
Extruder Pelletizing
Pellet
Pembentukan
Spesimen (Slab)
Mulai
Dicampur manual
dalam gelas beaker
Pembentukan
Spesimen (Slab)
c. Uji Melt Flow Rate (MFR) menggunakan Melt Flow Index Tester
Mulai
5 gram Pellet
LLDPE/PP
Dimasukan pada
lubang kapiler
Diberikan beban
2,16 kg dan suhu Lelehan ditimbang
230°C
Ditempatkan bagian
bawah alat
Spesimen ketebalan 4 mm
bentuk balok 12,5x1,25 cm
Hasil kelenturan
rata-rata
Spesimen ketebalan 4 mm
Diberi beban 60 kg
Hasil rata-rata
(ASTM D 785, 2010)
h. Uji Densitas
Spesimen ketebalan 3 mm
persegi ukuran 2,5x2,5 cm
Ditimbang pada
neraca
Ditimbang dalam
air
Dimasukan dalam
evaporator vakum
76
= 3,4973 kg.cm/cm
Cara yang sama untuk enentukan nilai kekuatan impak pada LLDPE/PP dan
LLDPE/PP-Silika pada komposisi yang berbeda.
79
Tensile Properties
Product name EKS PP+LLDPE 95:5 Test file name 20190207 EKS
PP-LLDPE 95-
5.xtak
Method file name ASTM D638-91 Thick Operator Vidya
Tensile Properties.xmak
No. formulir FR/03/MT/POL Report Date 2/7/2019
Test date 2/7/2019 Temperature
Humidity Test Type Tensile
speed 50 mm/min Width Gauge
Length
Tensile Properties
Product name EKS PP+LLDPE 90:10 Test file name 20190207 EKS
PP-LLDPE 90-
10.xtak
Method file name ASTM D638-91 Thick Operator Vidya
Tensile Properties.xmak
No. formulir FR/03/MT/POL Report Date 2/7/2019
Test date 2/7/2019 Temperature
Humidity Test Type Tensile
speed 50 mm/min Width Gauge
Length
Tensile Properties
Product name EKS PP+LLDPE 85:15 Test file name 20190211 EKS
PP-LLDPE 85-
15.xtak
Method file name ASTM D638-91 Thick Operator Vidya
Tensile Properties.xmak
No. formulir FR/03/MT/POL Report Date 2/11/2019
Test date 2/11/2019 Temperature
Humidity Test Type Tensile
speed 50 mm/min Width Gauge
Length
Tensile Properties
Product name EKS PP+LLDPE 80:20 Test file name 20190211 EKS
PP-LLDPE 80-
20.xtak
Method file name ASTM D638-91 Thick Operator Vidya
Tensile Properties.xmak
No. formulir FR/03/MT/POL Report Date 2/11/2019
Test date 2/11/2019 Temperature
Humidity Test Type Tensile
speed 50 mm/min Width Gauge
Length
Tensile Properties
Product name 0.2% silika Test file name _20190517_0948
.xtak
Method file name ASTM D638-91 Thick Operator Vidya
Tensile
Properties.xmak
No. formulir FR/03/MT/POL Report Date 5/17/2019
Test date 5/17/2019 Temperature
Humidity Test Type Tensile
speed 50 mm/min Width Gauge
Length
Tensile Properties
Product name 0.6 % silika Test file name _20190517_1024
.xtak
Method file name ASTM D638-91 Thick Operator Vidya
Tensile
Properties.xmak
No. formulir FR/03/MT/POL Report Date 5/17/2019
Test date 5/17/2019 Temperature
Humidity Test Type Tensile
speed 50 mm/min Width Gauge
Length
Tensile Properties
Product name 1 % silika Test file name _20190517_1046
.xtak
Method file name ASTM D638-91 Thick Operator Vidya
Tensile
Properties.xmak
No. formulir FR/03/MT/POL Report Date 5/17/2019
Test date 5/17/2019 Temperature
Humidity Test Type Tensile
speed 50 mm/min Width Gauge
Length
FLEXURAL
Product name PP:LLDPE 99:5 Test file name 20190213 PP-
LLDPE 95-5.xtak
Operator Vidya Report Date 2/13/2019
Test date 2/13/2019 Temperature 22
Humidity 50 Speed 5 mm/min
Shape Plate
FLEXURAL
Product name PP:LLDPE 90:10 Test file name 20190213 PP-
LLDPE 90-
10.xtak
Operator Vidya Report Date 2/13/2019
Test date 2/13/2019 Temperature 22
Humidity 50 Speed 5 mm/min
Shape Plate
FLEXURAL
Product name PP:LLDPE 85:15 Test file name 20190213 PP-
LLDPE 85-15.xtak
Operator Vidya Report Date 2/13/2019
Test date 2/13/2019 Temperature 22
Humidity 55 Speed 5 mm/min
Shape Plate
FLEXURAL
Product name PP:LLDPE 80:20 Test file name 20190213 PP-
LLDPE 80-20.xtak
Operator Vidya Report Date 2/13/2019
Test date 2/13/2019 Temperature 22
Humidity 55 Speed 5 mm/min
Shape Plate
= 0,9124 g/cm3
Cara perhitungan yang sama dilakukan untuk menghitung densitas sampel
LLDPE/PP pada komposisi yang.
94
101.5
101.0
2351.3
665.22
100.0 2921.5
1214.8
99.5
1375.08cm-1
99.0 1739.48cm -1
98.5
98.4
4004 3500 3000 2500 2000 1500 1000 591
cm-1
b. Spektra LLDPE
106
104
102
100
98
1369.7
96 1737.5
1467.91cm-1 720.19cm-1
94
%T
92
90
88
86
84 2918.18cm-1
2850.26cm-1
82
80
4002 3500 3000 2500 2000 1500 1000 589
cm-1
c. Spektra LLDPE/PP
103
103
102
101
2344.8 837.63
998.23
100
1216.5
%T
99 639.06cm-1
1456.88cm-1
98 1740.23cm-1
97 1376.42cm-1
96
2920.47cm-1
95
4004 3500 3000 2500 2000 1500 1000 603
cm-1
96
d. Spektra LLDPE/PP-Silika
104
103
102
101
100
%T
99 2839.55cm-1
98 840.64cm-1
2919.67cm-1 1376.22cm-1998.14cm-1633.69cm-1
97 2951.85cm-1 1456.71cm-1 973.19cm-1
96
4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 595
cm-1
97