Batuan Dan Mineral PDF
Batuan Dan Mineral PDF
Disusun Oleh :
2015 / 2016
i
KATA PENGANTAR
Semoga makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi semua orang.
Bila ada kata-kata yang kurang berkenan, kami selaku penulis minta maaf
sebesar-besarnya. Terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa saja macam batuan dan material yang ada di bumi.
1
BAB II
ISI
Bumi, bulan, dan beberapa benda planet lainnya tersusun dari batuan dan
komposisi batuan dalam sistem tata surya semuanya terbuat dari elemen kimia.
Kita mengetahui ada 112 elemen yang terjadi secara alami, namun paling banyak
dibumi adalah elemen kimia. Ada 8 elemen yang ditemukan dari 98 % massa jenis
bumi dan 2 % elemen lain.
2
2.2 MINERAL
Mineral yang merupakan bagian dari kebutuhan yaitu vitamin dan mineral.
Secara ekonomi sumber mineral berasal dari pembentukan batuan batu bara yang
digunakan untuk tujuan industri. Dalam ilmu bumi, mineral terdiri dari 5
karakteristik yaitu :
Gb.4 (a) mineral hematite dengan bentuk anggur-cluster. (b) Amethyst berbagai ungu kuarsa
dengan ujung runcing. (c) Pyrite atau Emas Mop yang membentuk kristal kubik ditandai
dengan garis-garis parallel. (d) Rosasite “ striations” berserat, hijau kebiruan kristal. (e)
Rhodochrosite menampilkan kristal rombohedral. (f) Asbes memiliki serat yang kuat dan
tahan panas.
3
2.3 UNSUR-UNSUR MINERAL
1. Pembentukan Kristal
Pembentukan kristal tidak terjadi secara normal di alam. Wujud
sebuah kristal dapat ditentukan secara ilmu ukur dengan mengetahui
sudut-sudut bidangnya. Ada 7 macam sistem kristal yang di ketahui hingga
saat ini, yaitu sistem isometric, tetragonal, rombis, heksagonal, trigonal,
dan monoklin. Dasar penggolongan itu ditentukan oleh 3 hal, yaitu :
a. Jumlah sumbu kristal
b. Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain
c. Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal.
2. Kekerasan
Kekerasan mineral adalah ketahanan mineral untuk menggores.
Kekerasan bergantung pada kekuatan ikatan mineral itu sendiri, semakin
kuat ikatan mineral maka semakin keras mineral tersebut. Faktor yang
mempengaruhi kekuatan mineral adalah jumlah ion, ukuran ion/atom,
packing.
Ketahanan mineral terhadap goresan secara relative, sifat fisik ini
ditentukan dengan skala Mohs yang dimulai dari skala 1 dari yang paling
lunak hingga skala 10 yang paling keras. Skala Mohs meliputi : 1. Talk, 2.
Gypsum, 3. Kalsit, 4. Flourit, 5. Apatit, 6. Feldspar, 7. Kuarsa, 8. Topaz, 9.
Korundum, 10. Intan.
3. Belahan dan Pecahan
Kelengkapan fisika selain ditentukan oleh struktur kristal dan
kekuatan ikatan kimia juga di tentukan oleh perpecahan. Sebagai
contohnya struktur atom dari mineral mika. Jika kita memukul sebuah
potongan mika dengan sebuah palu, maka mika akan pecah sepanjang
sumbu dengan ikatan lemah seperti pada gb.5.
4
Gb.5 (a) Moskow, merupakan kelompok mika dan memiliki belahan yang sempurna
dalam satu arah.
(b) Kalsit ( kalsium karbonat ) memiliki belahan yang sempurna dalam tiga arah.
Ketika sebuah mineral tidak pecah tetapi retak maka di sebut dengan
fraktur. Fraktur lembut dan segaris sering disebut conchoidal.
5
d. Tidak jelas : kemungkinaan membentuk belahan dan pecahan sama
besar.
e. Tidak sempurna : bidang belahan sangat tidak rata.
Pecahan merupakan kemampuan mineral untu pecah melalui bidang
yang tidak rata dan tidak teratur. Pecahan di bedakan menjadi :
a. Pecahan konkoidal: bila memperlihatkan gelombang yang melengkung
di permukaan.
b. Pecahan berserat: bila menunjukkan penampakkan seperti serat,
contohnya asbes dan augit.
c. Pecahan tidak rata: bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur
dan kasar seperti garnet.
d. Pecahan rata: bila permukaannya rata dan cukup halus contohnya
mineral lempung.
e. Pecahan runcing: bila oermukaannya tidak teratur, kasar dan ujungnya
runcing-runcing misalnya mineral kelompok logam murni.
f. Tanah: bila penampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.
Bentuk mineral itu sendiri dapat dikatakan kristalin bila mineral
tersebut mempunyai bidang-bidang kristal yang jelas dan di sebut amorf.
Struktur mineral di bagi menjadi beberapa, yaitu :
a. Granular: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi
sama-isometric
b. Struktur kolom: biasanya terdiri dari prisma panjang dan bentuknya
ramping. Bila prisma tersebut memanjang dan halus dikatakan
mempunyai struktur bruss atau berserat.
c. Struktur lembaran: mempunyai penampakkan seperti lembaran, struktur
ini dibedakan menjadi tabular, kosentris dan foliasi.
d. Struktur imitasi: bila mineral menyerupai bentuk benda lain seperti
asikular, liformis, membilah dll.
4. Warna
Beberapa mineral seperti copper dan pirus merupakan contoh
mineral yang mempunyai warna sendiri. Tetapi kebanyakan mineral terjadi
6
di sebuah variasi warna atau dapat di warnai. Sebagai contoh mineral
quartz SiO2 dapat di bersihkan dan di beri warna jika tidak punya kotoran.
5. Gaya Gravitasi yang Spesifik
Semua bahan mineral memiliki kepadatan yang berbeda. Kepadatan
mineral menunjukkan bagaimana rasanya ketika mineral memiliki volume.
Gravitasi spifik merupakan rasio antara substansi berat mineral dan akan
sama dengan volume air. Gravitasi spifik berada pada rentang 1-20.
1. Kristalisasi
2. Kestabilan
Mineral akan stabil jika dan hanya jika kombinasi atom dapat menarik
atom lainnya secukupnya yang di berikan perlakuan kondisi sesuai dengan
lingkungan. Suhu dan tekanan juga berpengaruh besar pada stabilitas
mineral.
7
dibagi menjadi dua divisi yaitu silikat dan non silikat. Silikat terdiri atas gabungan
silikon (Si) dan oksigen (O2) dimana keduanya menyusun 75% dari komposisi
kerak bumi. Silikon memiliki kecenderungan untuk mengikat oksigen dimana
silikon tidak pernah ditemukan sebagai elemen murni di alam dan selalu
berkombinasi dengan oksigen. Silikat pada umumnya merupakan gabungan
mineral yang komposisinya 92% di kerak bumi.
Silikat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu silikat feromagnesia dan silikat
nonferomagnesia. Silikat feromagnesia mengandung besi (Fe), atau magnesium
(Mg), atau keduanya ini merupakan tambahan dari standar atom oksigen dan
silikon. Garnet misalnya, merupakan silikat feromagnesia. Karena mengandung
logam magnesium dan besi, silikat feromagnesia cenderung gelap, tebal, dan
memiliki kilauan seperti kaca. Silikat nonferomagnesia sangat biasa, biasanya
memiliki kepadatan yang rendah dan cahaya yang berwarna. Feldspar merupakan
silikat nonferomagnesia yang mengandung alumunium, sodium, potassium, dan
atau kalsium, ditambah silikon dan oksigen. Feldspar mencapai lebih dari 50%
dari kerak. Kuarsa berada di urutan kedua di kerak bumi dikomposisikan hanya
untuk oksigen dan silikon (SiO2).
8
Mineral nonsilikat hanya mencapai 8% dari massa kerak bumi. Yang
termasuk kedalam nonsilikat adalah karbonat, oksida, dan elemen asli seperti
emas dan perak, dan beberapa elemen lain. Mineral karbonat memiliki struktur
kimia yang sederhana dibandingkan dengan silikat lain. Dua mineral karbonat
yang terkenal yaitu calsite dan dolomit. Calsite berisi campuran bahan kimia
kalsium karbonat, CaCO3. Dolomit merupakan campuran kalsium karbonat dan
magnesium karbonat, CaMg(CO2)2. Calsite dan dolomit merupakan mineral
utama yang ditemukan dalam kelompok batuan yang disebut limestone (batu
gamping kapur).
b.
a.
9
Gb.9 Sebagai silikat tetrahedral menghubungkan satu dengan yang lainnya, mereka
berpolimerisasi membentuk rantai, lembar, dan pola jaringan yang berbeda. Kerumitan
struktur silikat menurunkan grafik
2.6 BATUAN
Batuan didefinisikan sebagai agregasi dari satu atau beberapa jenis mineral
yang bercampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih
tetap terlihat (lebih sederhana dari mineral), dimana mineral merupakan campuran
kimia dan batuan merupakan campuran fisika. Seringkali biji mineral dijadikan
“semen” bersamaan dengan materiala alami yang bertindak sebagai lem pada
batuan lain.
10
Granit merupakan tipe batuan yang yang umunya berada di kerak benua
bumi dan berisi kristal dari mineral feldspar, kuarsa, dan hornblende dimana
membuat sebuah ketertarikan antar ornament batuan.
11
Intrusi dan Ekstrusi Batuan Igneous
Dilain hal, panas dan magma bergerak dapat membuat jalan ke permukaan
bumi tanpa pemadatan. Ketika magma meletus sebagai lava pada ledakan
yang luar biasa dari gunung berapi, terlebih letusan magma merembes ke
tanah dan mengalir ke laut. Batuan yang terbentuk dari lava disebut
ekstrusi batuan beku. Batuan ekstrusi dapat pula disebut dengan batuan
vulkanik. Contoh batuan ekstrusi adalah basalt.
Gb.11 (a) Lava mendingin dari letusan gunung berapi untuk menciptakan batuan beku
ekstrusife yang juga disebut dengan batuan vulkanik. (b) Berbagai jenis lava
memproduksi berbagai jenis batu ekstrusif. (c) Lava basaltik mendingin membentuk batu
dikenal sebagai batu basalt.
a. Pelapukan
13
memecahkan partikel batuan dan mengubah mineral yang terkandung
didalamnya.
b. Erosi
Erosi adalah tahap kedua dari sedimentasi batuan. Erosi adalah proses
dimana partikel pelapukan berpindah dari batuan dan ditransformasikan
oleh sungai gletser, angin atau perantara lainyang dapat bergerak.
c. Pengendapan
Pengendapan adalah tahap ketiga yang mana partikel longsor menetap atau
diam. Endapan disimpan pada lapisan horizontal dengan lapisan termuda
berada di paling atas. Aliran air yang kuat dapat membawa sedimen
partikel yang lebih besar. Ketika air melambat, sedimen yang lebih besar
adalah yang pertama kali disimpan, sementara yang lebih kecil akan tetap
mengalir bersama arus. Dengan cara ii, sedimen cenderung diurutkan
sesuai dengan ukurannya. Batuan besar akan sering ditemukan disepanjang
kaki gunung di air terjun, kerikil disepanjang sungai, serta pasir dan
lumpur berada dibawah sungai dekat dengan sungai gunung.
d. Sedimentasi
14
Klasifikasi Batuan Sedimen
Batuan sedimen kimia tidak terbuat dari partikel padat dari pelapukan
mineral. Sedimen kimia dibuat oleh organisme sehingga disebut dengan sedimen
biokimia. Batu kapur yang terdiri dari mineral kalsit (CaCO3) adalah batuan
sedimen kimia yang paling melimpah. Sekitar 90% batu kapur terbentuk dari
sedimen biokimia, 10% lainnya adalah dari sedimen kimia yang diendapkan dari
air. Gambar 13 menunjukkan contoh Coquina. Coquina adalah kapur biokimia
yang terdiri dari kerang dan fragmen kerang. Selain itu, Travertine adalah kapur
yang terbentuk secara anorganik contohnya dengan pengendapan kalsit dari
sumber mineral.
15
hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya,
protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme. Batuan asal atau protolith
yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem (1500 bar)
yang terjadi di bawah tanah dengan kedalaman rata-rata 1 Km di bawah
permukaan sampai batas kulit dan mantel, akan mengalami perubahan fisika
dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku,
atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Batuan metamorf membentuk bagian
yang cukup besar dari kerak bumi dan diklasifikasikan berdasarkan tekstur, selain
juga oleh susunan mineral dan susunan kimianya (fasies metamorfik).
Batuan jenis ini dapat terbentuk secara mudah akibat berada dalam
kedalaman tinggi, mengalami suhu tinggi dan tekanan besar dari lapisan batuan di
atasnya. Mereka dapat terbentuk dari proses tektonik seperti tabrakan benua, yang
menyebabkan tekanan horisontal, gesekan dan distorsi. Mereka juga terbentuk
ketika batuan terpanaskan oleh intrusi dari batuan cair dan panas yang disebut
magma dari interior bumi. Studi tentang batuan metamorf ( yang sekarang
tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan
informasi tentang suhu dan tekanan yang terjadi pada kedalaman yang besar
dalam kerak bumi. Beberapa contoh batuan metamorf adalah slate, filit, sekis,
gneis, dan lain-lain.
Mineral metamorfik adalah mineral yang terbentuk hanya pada suhu dan
tekanan tinggi terkait dengan proses metamorfosis. Mineral ini, yang dikenal
sebagai mineral - mineral indeks, termasuk silimanit, kyanit, staurolit, andalusit,
dan beberapa garnet. Mineral lainnya, seperti olivin, piroksen, ampibol, mika,
feldspar, dan kuarsa dapat ditemukan dalam batuan metamorf, tapi belum tentu
merupakan hasil dari proses metamorfisme. Mineral ini terbentuk selama
kristalisasi batuan beku. Mereka stabil pada suhu dan tekanan tinggi yang secara
kimia tidak berubah ketika selama terjadinya proses metamorfisme. Namun,
semua mineral stabil hanya dalam batas-batas tertentu, dan adanya beberapa
16
mineral dalam batuan metamorf menunjukkan perkiraan suhu dan tekanan di
mana mereka terbentuk. Perubahan ukuran partikel batuan selama proses
metamorfisme yang disebut rekristalisasi.
17
Tipe-tipe Metamorfisme
a. Metamorfisme regional
Metamorfisme regional juga dikenal sebagai metamorfisme
dinamik, adalah nama yang diberikan untuk perubahan yang terjadi pada
massa besar batuan di wilayah yang luas. Batuan dapat bermetamorfosis
hanya dengan berada di kedalaman besar di bawah permukaan bumi,
mengalami suhu tinggi dan mengalami tekanan yang besar disebabkan
oleh berat yang sangat besar dari lapisan batuan di atasnya.Sebagian besar
kerak benua bagian bawah adalah batuan metamorf, selain juga ada intrusi
batuan beku yang baru terbentuk.Pergerakan tektonik horizontal seperti
tumbukan benua menghasilkan sabuk orogenik, menyebabkan tingginya
suhu, tekanan, dan deformasi di batuan sepanjang sabuk tersebut.Jika
batuan metamorf yang terbentuk kemudian terangkat dan tersingkap akibat
erosi, mereka dapat tersingkap di dalam sabuk panjang tersebut atau
daerah besar lainnya di permukaan. Proses metamorfosis mungkin telah
menghancurkan fitur asli yang bisa mengungkapkan sejarah batuan
sebelumnya. Rekristalisasi batuan akan menghancurkan tekstur dan fosil
yang hadir dalam batuan sedimen. Metasomatisme akan mengubah
komposisi asli.
b. Metamorfisme Kataklastik
Metamorfisme kataklastik terjadi sebagai akibat dari deformasi
mekanis, seperti ketika dua tubuh batuan bergeser melewati satu sama lain
sepanjang zona sesar. Gesekan di sepanjang zona geser menghasilkan
panas, dan batuan terdeformasi secara mekanik.Batuan tersebut hancur dan
tertumbuk akibat pergeseran tersebut.Metamorfisme kataklastik tidak
umum terjadi terbatas di zona sempit dimana sesar mendatar terjadi.
c. Metamorfisme Hidrotermal
Batuan yang terubah pada suhu tinggi dan tekanan sedang akibat
cairan hidrotermal disebut mengalami metamorfisme hidrotermal.Hal ini
biasa terjadi dalam batuan basaltik yang umumnya kekurangan mineral -
mineral hidrat. Metamorfisme hidrotermal menyebabkan alterasi menjadi
18
mineral-mineral hidrat kaya Mg-Fe seperti talk, klorit, serpentin, aktinolit,
tremolit, zeolit, dan mineral lempung. Endapan kaya bijih sering terbentuk
akibat metamorfisme hidrotermal.
d. Metamorfisme Tindihan
Ketika batuan sedimen terkubur sampai kedalaman beberapa ratus
meter, suhu yang lebih besar dari 300oC dapat berkembang tanpa adanya
stres diferensial. Mineral baru tumbuh, tapi batuan tidak tampak
bermetamorfosis.Mineral utama yang dihasilkan biasanya adalah Zeolit.
Metamorfosis tindihan tumpang tindih dengan diagenesis sampai batas
tertentu , dan metamorfisme ini dapat berubah menjadi metamorfisme
regional seiring meningkatnya suhu dan tekanan.
e. Metamorfisme dampak (impact metamorphism / shock metamorphism)
Ketika material luar bumi, seperti meteorit atau komet jatuh ke
bumi Bumi atau jika ada ledakan gunung berapi yang sangat besar,
tekanan sangat tinggi dapat terjadi pada batuan - batuan yang terkena
dampak.Tekanan-tekanan yang sangat tinggi dapat menghasilkan mineral
yang hanya stabil pada tekanan yang sangat tinggi, seperti polimorf SiO2
seperti koesit dan stishofit.Selain itu mereka dapat menghasilkan tekstur
yang dikenal sebagai shock lamellae di butiran mineral, dan tekstur seperti
kerucut pecah di batuan yang berdampak.
Siklus batuan dimulai dari batuan beku yang terbentuk dari proses
pendinginan magma. Kemudian apabila batuan-batuan tersebut telah mengalami
proses pengangkutan (transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya
melalui air atau angin dan saling berikatan satu sama lain maka akan membentuk
batuan sedimen. Apabila terhadap batuan sedimen ini terjadi peningkatan tekanan
19
dan suhu sebagai akibat dari penimbunan dan atau terlibat dalam proses
pembentukan pegunungan, maka batuan sedimen tersebut akan mengalami
perubahan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, dan terbentuk
batuan malihan atau batuan metamorfis. Apabila batuan metamorfis ini masih
mengalami peningkatan tekanan dan suhu, maka ia akan kembali leleh dan
berubah menjadi magma.
20
BAB III
KESIMPULAN
2. Pembentukan mineral:
b. Kestabilan : Mineral akan stabil jika dan hanya jika kombinasi atom
dapat menarik atom lainnya secukupnya yang di berikan perlakuan
kondisi sesuai dengan lingkungan. Suhu dan tekanan juga berpengaruh
besar pada stabilitas mineral.
b. Non silikat
- Karbonat
21
- Oksida
Siklus batuan dimulai dari batuan beku yang terbentuk dari proses
pendinginan magma. Kemudian batuan-batuan tersebut diangkut
(transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya melalui air
atau angin dan saling berikatan satu sama lain dan membentuk batuan
sedimen. Apabila batuan sedimen mengalami peningkatan tekanan dan
suhu sebagai akibat dari penimbunan dan atau terlibat dalam proses
pembentukan pegunungan, maka batuan sedimen akan mengalami
perubahan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, dan
terbentuk batuan malihan atau batuan metamorfis. Apabila batuan
metamorfis ini masih mengalami peningkatan tekanan dan suhu, maka ia
akan kembali leleh dan berubah menjadi magma. Siklus batuan adalah
model yang menyimpulkan perubahan, kerusakan, dan reformasi batuan
sebagai sebuah hasil dari igneous (batuan yang keluar dari bumi),
sedimentasi dan proses metamorpik.
22
Daftar Pustaka
Hewitt, Paul G. Dkk. 2007. Conceptual Intregated Science. San Fransico: addison
Wesley