Qodariyah Dan Jabariyah
Qodariyah Dan Jabariyah
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidyah, dan inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikna banyak terimakasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua ini, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah yang membahas tentang
Qodariyah dan Jabariyah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..............................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................10
KESIMPULAN......................................................................................................10
A. KESIMPULAN...........................................................................................10
B. SARAN.......................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Munculnya berbagai kelompok teologi dalam Islam tidak terlepas dari
faktor historis yang menjadi landasan kajian. Bermula ketika Nabi
Muhammadsaw wafat, riak-riak perpecahan di antara kaum Muslim timbul
kepermukaan. Perbedaan pendapat dikalangan sahabat tentang siapa
pengganti pemimpin setelah Rasul, memicu pertikaian yang tidak bisa
dihindari. Semua terbungkus dalam isu-isu yang bernuansa politik dan
kemudian berkembang pada persoalan keyakinan tentang Tuhan dengan
mengikutsertakan kelompok-kelompok mereka sebagai pemegang predikat
kebenaran.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah devinisi dan sejarah timbulnya Qodariyah?
2. Apakah devinisi dan sejarah timbulnya Jabariyah?
3. Bagaimana pokok-pokok ajaran Qodariyah?
4. Bagaimana pokok-pokok ajaran Jabariyah?
5. Bagaimana perkembangan ajaran Qodariyah dan Jabariyah?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Memberi wawasan tentang devinisi dan sejarah timbulnya Qodariyah
1
2. Memberi wawasan tentang devinisi dan sejarah timbulnya Jabariyah
3. Memberi wawasan tentang pokok-pokok ajaran Qodariyah
4. Memberi wawasan tentang pokok-pokok ajaran Jabariyah
5. Memberi wawasan tentang perkembangan ajaran Qodariyah dan Jabariyah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
M. Yunan Yusuf, Aliran-Aliran dalam Pemikiran Kalam: Dari Khawarij ke Buya HAMKA Hasan
Hanaf, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2014), 59.
3
Abd Al-Aziz.3 Karena Bangsa Arab sebelum Islam dipengaruhi paham
Jabariyah yang mana pendangannya sangat bertentangan dengan paham
Qadariyah. Setelah Umar bin Abd Al-Aziz wafat, penggantinya, Hasyim Abd
Al-Malik menjatuhkan hukuman mati terhadap Ghailani al-Dimasyqi.4
3
M. Yunus Samad, “Pendidikan Islam Dalam Perspektif Aliran Kalam: Qadariyah, Jabariyah, dan
Asy’ariyah”, Lentera Pendidikan, VOL.16, NO.1 (JUNI, 2013), 75.
4
M. Yunan Yusuf, Aliran-Aliran dalam Pemikiran Kalam: Dari Khawarij ke Buya HAMKA Hasan
Hanaf, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2014), 58-59
5
M. Yunus Samad, “Pendidikan Islam Dalam Perspektif Aliran Kalam: Qadariyah, Jabariyah, dan
Asy’ariyah”, Lentera Pendidikan, VOL.16, NO.1 (JUNI, 2013), 75-76.
4
Berikut merupakan beberapa ayat yang membawa kepada paham
Qadariyah. Yaitu antara lain:
Artinya:
ظوُ ني هف مم رن أي رم مر ا
اماا ِهَّلل إم ان ا
َاياا يل يف يغ يب فر يما ت مم رن بي ري من يي يد ري مه يو مم رن يخ رل فم مه يي رح في ف لي هف فم يع قب يباَ ت
بم قي روُ مم يح تا ىى يف يغ يب فروا يماَ بم أ ي رن فف مس مه رم
Artinya:
7
M. Yunan Yusuf, Aliran-Aliran dalam Pemikiran Kalam: Dari Khawarij ke Buya HAMKA Hasan
Hanaf, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2014), 64.
5
dalam memnentukan kehendak dan perbuatannya. Berbeda dengan paham
Qadariyah, maka Jabariyah menganut paham bahwa manusia mengerjakan
perbuatan dalam keadaan terpaksa yang memang sejalan dengan makna kata
jabara di atas.8
Masyarakat Arab sebelum Islam dipengaruhi oleh paham ini. Bangsa Arab
pada waktu itu bersifat serba sederhana dan jauh dari pengetahuan, sehingga
menyesuaikan hidup sereka dengan suasana padang pasir dengan panas terik,
serta tanah dan gunung yang gundul. Dalam keadaan yang demikian mereka
tidak banyak berupaya dan melihat jalan untuk mengubah keadaan sesuai
keinginan mereka. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari mereka banyak
bergantung pada kehendak Tuhan. 10
8
M. Yunan Yusuf, Aliran-Aliran dalam Pemikiran Kalam: Dari Khawarij ke Buya HAMKA Hasan
Hanaf, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2014), 64.
9
M. Yunus Samad, “Pendidikan Islam Dalam Perspektif Aliran Kalam: Qadariyah, Jabariyah, dan
Asy’ariyah”, Lentera Pendidikan, VOL.16, NO.1 (JUNI, 2013), 77.
10
Harun Nasution, Teologi Islam, (Jakarta: Universitas Indonesia/ UI-Press, 1986), 33.
6
perbuatan manusia mesti ada pelakunya secara hakiki, karena perbuatan
membutuhkan adanya pelaku jika manusia bukan pelaku secara hakiki maka
tentu Tuhan pelaku secara hakiki (bukan secara majazi).
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa Jabariyah menempatkan akal pada
porsi yang rendah karena semua tindakan dan ketentuan alam di bawah
kekuasaan atau kehendak Tuhan. Sehingga membuat pemikiran dalam segala
aspek kehidupan tidak berkembang, bahkan terhenti. Pemikiran diikat oleh
dogma, tidak berkembang dan mempersempit wawasan yang mengakibatkan
tidak adanya pemikiran yang mendalam seperti yang dikehendaki oleh filsafat.
يو ا
افاا يخ لي قي فك رم يو يماَ تي رع يم فلوُ ين
Artinya:
Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu.
11
M. Yunus Samad, “Pendidikan Islam Dalam Perspektif Aliran Kalam: Qadariyah, Jabariyah, dan
Asy’ariyah”, Lentera Pendidikan, VOL.16, NO.1 (JUNI, 2013), 77-78.
7
ب مم رن قي رب مل أي رن
ض يو يل مفيِ أي رن فف مس فك رم إم ال مفيِ مك يتاَ م
صي بي مة مفيِ ا رلي رر م
ب مم رن فم م يماَ أي ي
صاَ ي
ك يع يلى ا
اماا يي مسي تر ني رب ير أي يهاَ إم ان ىيذ لم ي
Artinya:
Tiada suatu bencana pun yang menimpa Bumi dan (tidak pula) pada dirimu
sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami
menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
12
M. Yunan Yusuf, Aliran-Aliran dalam Pemikiran Kalam: Dari Khawarij ke Buya HAMKA Hasan
Hanaf, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2014), 70-71.
8
BAB III
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10