Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Arsitektur Bangunan Hijau (2018) – Konservasi Air

Aplikasi Solutif Dalam Konservasi Air Pada Pembangunan Bangunan


Gedung
Stephen
2015420178

Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur

Abstrak
Konservasi air adalah bagian dari proses konstruksi dalam pembangunan bangunan gedung. Jurnal
ini menunjukkan metode untuk menghemat air dan memanfaatkannya. Metode seperti manajemen, edukasi,
dan pemanfaatan teknologi menjadi salah satu solusi dalam menghadapi isu kekurangan air. Para peneliti
sudah mencari cara untuk menggunakan kembali air bekas, penggunaan peranti yang tepat, dan
pemanfaatan air untuk hal-hal tertentu agar dapat didaur ulang kembali. Jurnal ini juga menunjukkan bahwa
ada sikap dan metode sebagai upaya untuk menghargai air di bumi ini. Beberapa solusi dan cara penanganan
akan isu ini ada dalam poin-poin penulisan pada jurnal ini. Pengetahuan dalam bagian jurnal ini dapat
menjadi pedoman yang berguna untuk para akademisi maupun praktisi seperti arsitek, kontraktor, dan
pelaksana pembangunan dan konstruksi. Jurnal ini juga menjadi modal berharga bagi para peneliti yang
ingin melanjutkan penelitian ini.
Kata kunci: pembangunan, hemat, manajemen, edukasi, teknologi, daur-ulang,

Daftar Isi
No table of contents entries found.
1. Pendahuluan
2. Metodologi
3. Pengaruh Perilaku Terhadap Penggunaan Air
4. Aplikasi Sederhana Dalam Keseharian
5. Konstruksi Air Pada Bangunan Gedung
6. Kesimpulan
Referensi

1. Pendahuluan
Konservasi air adalah sumber daya alami yang penting dan juga seringkali digunakan dalam
berbagai hal dalam banyak aspek seperti pembangunan dan pendidikan. Air sendiri menjadi salah satu
isu yang besar di Indonesia. Berdasarkan data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi
Jurnal Arsitektur Bangunan Hijau (2018) – Konservasi Air

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terdapat sekitar 105 kebupaten/kota, 715
kecamatan, serta 2.726 kelurahan/desa di Pulau Jawa dan Nusa Tenggara mengalami kekeringan akibat
musim kemarau normal 2017.
Kekurangan sumber akan air sudah menjadi makin marak (Seager et al, 2009; Mcnulty et al., 2007),
dan di Amerika Serikat pula, dalam waktu 2050 terhitung satu pertiga bagian dari negara-negara bagian
di Amerika Serikat dilihat akan menemui resiko kekurangan air yang secara signifikan sangat tinggi.
(Spencer dan Altman, 2010).
2. Metodologi

Pada jurnal ini metode pengambilan data dilakukan secara kualitatif dan secara kolektif dengan
cara mempelajari sumber-sumber yang pernah mempelajari tentang topik, lalu dibahas dan dikaji
kembali.

3. Pengaruh Perilaku Terhadap Penggunaan Air


Salah satu focus utama yang perlu menjadi perhatian dalam konservasi air adalah efektivitas atau
efektivitas biaya tepatnya (Geller et al., 1983; Michelsen et al., 1999; Wang et al., 1999; Syme et al .,
2000; Campbell et al., 2004; Howarth dan Butler, 2004; Inman dan Jeffrey, 2006). Selain itu juga,
terdapat ko-variabel lain yaitu karakteristik alat rumah tangga dan demografi.(e.g., Cary, 2008; Wang et
al., 2005; Inman dan Jeffrey, 2006; Renwick dan Archibald, 1998; Renwick dan Greeen, 2000;
Jorgensen et al., 2009). Terdapat cara lain yaitu edukasi dan program-program yang berbasis penyuluhan
dapat membantu menurunkan penggunaan air hingga 25%. (Adams, Damian C; Allen, Derek; Borisova,
Tatiana; Boellstorff, Diane E; Smolen, Michael D; et al., 2013). Salah satu riset yang ada menggagas
bahwa sikap dan persepsi juga ikut memengaruhi perilaku penggunaan air (Clarke dan Brown, 2006).
Contohnya adalah perilaku dalam pemberian harga pada air dan alokasi air sebagai media rekreasi
(Syme et al., 2000).
Dari salah satu riset tentang perilaku dan persepsi terhadap lingkungan, pemerintahan, sumber air,
dan aksi dalam konservasi air baik itu di dalam tempat atau diluar tempat di 9 negara bagian di Amerika
Serikat (Alabama, Arizona, Florida, Georgia, Hawaii, Mississippi, Oklahoma, Tennessee, dan Texas)
dari tahun 2005 hingga 2010. Ternyata memunculkan hasil dan diskusi bahwa pentingnya danau dan
sungai yang bersih serta air tanah teryata memengaruhi konservasi air secara luar ruangan, yaitu:
1. Secara persepsi pentingnya kualitas air pada konservasi air luar ruangan berpengaruh misalnya
pada petani dengan persepsinya akan konservasi air dan tanah dilatarbelakangi oleh kualitas air
yang baik. Tetapi ada penemuan bahwa kualitas air menjadi motor penggerak untuk konservasi
air minum pula.
2. Selain itu pentingnya konservasi air residensial lebih signifikan dibandingkan dengan
penggunaan komersial dan penggunaan industrial.
3. Informasi akan sumber air, cara pendidikan serta penyuluhan konservasi air
4. Persepsi tentang cara pemerintah menjaga kualitas air
5. Demografi
Jurnal Arsitektur Bangunan Hijau (2018) – Konservasi Air

4. Aplikasi Sederhana Dalam Keseharian


Terdapat salah satu proyek yang menarik mengenai konservasi air di Essex yang tujuan utamanya
adalah memotong penggunaan air dan biaya dan juga mengurangi kebutuhan akan sumber penting ini.
Salah satu metode untuk menjalankannya adalah dengan memonitor 12 rumah-rumah yang
dipasangkan dengan alat-alat yang dapat mengefisienkan air serta 3 pemasangan alat system
greywater. Alat-alat yang digunakan antara lain:
1. Flush WC bervolume 6 liter
2. Spray Taps
3. Shower dengan volume air yang render
4. Penggunaan greywater untuk membilas WC.

Proyek ini akan memonitor rumah-rumah tersebut selama 14 bulan dan dari hasil usaha ini, akan
digunakan untuk memporomosikan konservasi air dan kelebihan potensialnya, yaitu:
1. Mencegah kekurangan sumber air
2. Mengurangi biaya untuk pompa dan penanganan
3. Mengurangi air bekas
4. Menjaga lingkungan
5. Secara potensial mengurangi biaya untuk pengguna.

5. Konservasi Air Pada Konstruksi Bangunan Gedung


Solusi pertama yang ditawarkan adalah manajemen permintaan air yang menjadi solusi paling
ramah biaya untuk menghemat air yang juga termasuk menghindari kekurangan di suplai, akses dari
sumber yang non konvensional, penambahan efisiensi penggunaan air, dan perubahan perilaku dari
pengguna. (Carragher, et al., 2012; Fielding et al., 2012).
Tigas buah halangan yang mayor untuk memperkenalkan penggunaan air secara efisien dalam
konstruksi bangunan gedung adalah:
1. Nilai uang
2. Lingkungan kerja
3. Kebiasaan Pekerja (Waylen et al., 2011)
Dari penemuan riset bahwa jumlah volume air yang digunakan pada konstruksi jauh lebih rendah
dibandingkan jumlah volume air pada tahapan operasional dari bangunan (McComack et al., 2007),
tetap saja ada potensial yang cukup besar untuk menghemat sumber-sumber air dengan meningkatkan
efisiensi penggunaan air saat konstruksi. Manajemen air sendiri adalah pengoptimalan dari penggunaan
air yang terdiri dari efisiensi air, konservasi air, dan manajemen kualitas (Biswas, 2008). Lalu, Waste
and Resource Action Programme (WRAP) memiliki 4 prinsip dari efisiensi air yaitu, memonitor dan
mengatur, mengurangi air dan menggantikan air fungsional dengan air hujan atau greywater. WRAP
memiliki penilaian dalam beberapa kategori, yaitu:
1. Pengelolaan rumah tangga yang baik
Jurnal Arsitektur Bangunan Hijau (2018) – Konservasi Air

2. Pengawasan dan penargetan penggunaan air


3. penggunaan air yang terabstraksi di tempat yang tersedia..
Salah satu hal yang disarankan dalam menghadapi masalah air dalam konstruksi adalah metering
dan monitoring dengan system di lapangan untuk menghadapi isu kurangnya informasi kuantitatif.
(Waylen et al., 2011). Selain itu Tam dan Lee (2007) juga menyarankan untuk mengedukasi pekerja di
lapangan untuk memonitor penggunaan air, penggunaan kembali air, dan system daur ulang serta
penggunaan pemanfaatan air bekas selama konstruksi. Secara singkat, sikap para pekerja terhadap
penggunaan air adalah kunci untuk menghadapi masalah efisiensi penggunaan air.
Untuk mengkonservasi air dapat digunakan metode lain yaitu dengan penggunaan teknologi
konstruksi yang secara intensif menggunakan air yang lebih sedikit. Dalam penggunaan bahan kimia,
disarankan menggunakan bahan yang lebih kering untuk menghemat penggunaan air dan air bekas
(Utraja, 2010).

Terdapat 11 “kartu” untuk mengkonservasi air:


1. peranti domestic
2. berkebun
3. greywater
4. penggunaan ulang air hujan
5. air dari tempat cuci tangan
6. regulasi pengaliran air dan alat pendeteksi kabocoran
7. urinals
8. toilet dengan vacuum dan tanpa air
9. EC dan retrofit yang efisien akan air
10. Shower
11. Plumbing dan system pemanasan ruangan dalam aspek desian dan manajemennya.
Selain itu dari Agency’s National Waater Demand Management Centre juga terdapat tema kunci
yaitu “greener business world”; lebih bijaksana dalam penggunaan yang berkelanjutan dari sumber
daya alam; pembatasan dan adaptasi dari perubahan iklim; dan meningkatkan kualitas serta
melindungi air di pantai dan dalam dataran.

6. Kesimpulan
Jurnal ini mendokumentasikan bagaimana proses dan cara aplikasi konservasi air. Pembahasan
dari literature-literatur yang dipilih menunjukkan bahwa edukasi, pengertian akan teknologi dan
manajemen dapat menjadi solusi dalam mengkonservasi air secara efisien.
Berdasarkan dari literature yang dibahas, adalah sangat penting bagi arsitek, kontraktor, dan
orang-orang dalam bidang konstruksi untuk sadar akan keadaan air yang makin sedikit dan ada banyak
cara untuk dapat menanganinya dari hal terkecil yaitu dari apa yang dilakukan sehari-hari. Antara lain
pemanfaatan air bekas, hingga penghematan air dalam konstruksi dengan alat-alat/ peranti yang dapat
mengatur pemanfaatan air yang digunakan.
Jurnal ini telah memaparkan ilmu mengenai metode untuk menghemat dan menjaga kelangsungan
air yang ada di muka bumi ini. Jurnal ini juga dapat berperan menjadi titik awal gerakan para aktivis di
Jurnal Arsitektur Bangunan Hijau (2018) – Konservasi Air

bidang konstruksi untuk dapat lebih mengerti dan menghargai air dalam segala proses aktifitasnya untuk
kelangsungan air yang dikonservasi.

Referensi

Adams, Damian C; Allen, Derek; Borisova, Tatiana; Boellstorff, Diane E; Smolen, Michael D; et al.
Natural Sciences Education; Madison Vol. 42, Iss.1, 2013: 114 – 122. The Influence of Water
Attitudes, Perceptions, and Learning Preferences on Water Conserving Actions.
Essex & Suffolk Water. Water Conservation Project; Facilities, Vol. 17 Issue:1/2. 1999. Water
Conservation Project.
Waidyasekara, K.G.A.S; De Silva, Lalith; Remeezdeen, Raufdeen. Emerald Group Publishing Limited;
2015. Water Use Efficiency and Conservation During Construction: Drivers, Barriers and
Practices.
Agency’s National Water Demand Management Centre. Emerald Group Publishing Limited; 2002.
Conserving Water in Buildings – New Fact Cards Published.
Borisova, T., A. Flores – Lagunes, D. Adams, M. Smolen, M. McFarland, D.R. Boellstorff, dan B.
Mahler. 2012. Participation in volunteer – driven programs and their effects on homeowners’
landscaping practices. J. Ext. 50 (3): 3RIB4.
Ajzen, I. 2005. Attitude, personality, and behavior, 2nd edition. Open Univ. Press, Berkshire, UK.
Ajzen, I., dan M. Fishbein. 1980. Understanding attitudes and predicting social behavior. Prentice Hall,
Englewood Cliffs, NJ.
Howarth, D., dan S. Butler. 2004 Communicating water conservation. How can the public be engaged?
Water Sci. Technol.: Water Supply 4(3):33-44.
Biswas, A.K. (2008), “Integrated water resources management: is it working?” Water Resources
Development, Vol. 24 No. 1, pp. 5-22. [Google Scholar]
Cheng, C.L. (2003), “Evaluating water conservation measures for green building in Taiwan”, Journal of
Builfing and Environment, Vol. 38 No. 2, pp. 369 – 379. [Google Scholar] [Crossref]
Utaja, G. (2010), “Water for construction”, diakses di: www.gharexpert.com/articles/water - 1837, pada
Mei 2018 [Google Scholar]
Ramachandran, K. (2004), “How much water should buildings consume?” The Hindu, National
Newspaper, Sabtu, February, halaman 7. [Google Scholar]

Anda mungkin juga menyukai