Pengertian Saklar
Saklar adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan dan menghubungkan
aliran listrik. Saklar terdiri dari dua bilah logam yang menempel pada suatu rangkaian,
dan bisa terhubung atau terpisah sesuai dengan keadaan sambung (on) atau putus (off)
dalam rangkaian itu.
2. Saklar Seri
4. Saklar Silang
Untuk menghidupkan atau mematikan satu lampu(beban) atau lebih dari minimal 3
tempat, penggunaannya dibantu dengan dua saklar tukar.
Untuk menghbungkan atu memutuskan aliran listrik pada sumber pada beban.
Penggunaan saklar kutub 2 yang paling mudah kita temui ialah pada papan hubung
bagi (PHB) 1 fasa (Phase). Selain itu, saklar jenis ini juga sering digunakan pada
ruangan yang lembab dan basah.
7. Saklar Tarik
Digunakan pada kamar tidur, dan kamar mandi yang dapat dihidupkan dan dimatikan
dengan menarik saklarnya dengan perantaraan tali sebagai penariknya.
2. Saklar Toggle
Saklar Toggle ini menghubungkan atau memutuskan arus dengan cara menggerakkan
toggle/tuas yang ada secara mekanis. Ukurannya relatif kecil, pada umumnya
digunakan pada rangkaian elektronika
3. Limit Switch (LS)
Pada dasarnya limit switch bekerja berdasarkan sirip saklar yang memutar tuas karena
mendapat tekanan plunger atau tripping sirip wobbler. Pada saat tuas tertekan oleh
gerakan mekanis, maka kontak akan berubah posisinya.
4. Saklar Mekanik
Saklar mekanik umumnya digunakan untuk automatisasi dan juga proteksi rangkaian.
Saklar mekanik akan on atau off secara otomatis oleh sebuah proses perubahan
parameter, misalnya posisi, tekanan, atau temperatur. Saklar akan On atau Off jika set
titik proses yang ditentukan telah tercapai.
7. Temperature Switch
Saklar temperatur disebut thermostat, bekerja berdasarkan perubahan
temperatur..Secara fisik saklar ini terdiri dari dua komponen, yaitu bagian yang
bergerak/bergeser (digerakkan oleh tekanan) dan bagian kontak. Bagian yang
bergerak dapat berupa diafragma atau piston. Kontak elektrik biasanya terhubung
pada bagian yang bergerak, sehingga jika terjadi pergeseran akan menyebabkan
perubahan kondisi (On ke Off atau sebaliknya)
Saklar satu sumber satu arah. Switch jenis ini menunjukan dapat menghubungkan dan
memutuskan arus satu arah saja sebagaimana saklar tunggal yang sering kita lihat dan
bertugas untuk menghidupkan dan mematikan lampu.
Saklar satu sumber Dua arah. switch jenis ini menunjukan dapat menghubungkan dan
memutuskan satu sambungan arus listrik pada dua arah sambungan. Salah satu saklar
yang mengambil cara ini adalah saklar tukar. Hanya saja saklar tukar tidak memliki
kondisi Off sedangkan SPDT sesungguhnya memiliki kondisi OFF.
3. DPST (Double Pole Single Throw)
Saklar Dua sambungan arus listrik yang akan terhubung pada satu pasangannya saja.
Saklar ini hampir sama dengan jenis SPST namun digandakan. Saklar yang
menerapkan kode DPST ini adalah saklar ganda.
Saklar Dua sumber dua arah. Menunjukan bahwa saklar ini dapat memindahkan arus
listrik dari dua sumber pada dua arah. Saklar yang menggunakan metode ini adalah
saklar yang biasa digunakan untuk penerapan panel surya sebagai pengubah antara
jalur panels surya dan jalur PLN pada rumah. Karena pada rumah memiliki 1 fasa dan
1 netral yang harus berpindah secara berbarengan.
5. TPDT (Triple Pole Doube Throw)
Saklar tiga sumber dua arah. Menunjukan bahwa saklar ini dapat memindahkan arus
listrik dari 3 sumber pada dua arah secara bersamaan.
Saklar atau switch yang menggunakan metode ini adalah saklar yang biasa
digunakan untuk jenis 3 fasa. Misalnya untuk Kendali motor listrik 3 fasa Star delta.
Dimana motor yang terhubung dalam mode star diubah menjadi mode delta dengan
TPDT.
III. Jenis-Jenis Lampu
1. Lampu Pijar (Lampu incandenscent)
2. Lampu Halogen
Prinsip Kerja:
1) Terlihat gas halogen diantara gas-gas lainnya dalam lampu halogen. Secara kimia, gas
halogen (butir merah) akan bereaksi dengan uap tungsten(butir hitam) yang kemudian
menghasilkan halida tungsten.
2) Pada saat filamen tungsten membara, tungsten akan menguap.
3) Gas halogen mengikat uap tungsten tadi menjadi tungsten halida. Ketika halida
tersebut menyentuh tungsten filamen yang sedang membara, senyawa tersebut
kembali terpecah dimana gas halogen kembali terlepas sementara tungsten kembali
melekat pada filamen.
4) Siklus ini berulang terus menerus yang menghasilkan cahaya lampu yang stabil dan
umur lampu yang panjang.
3. Lampu TL (Floresen)
5. Lampu Sodium Tekanan Rendah (SOX) dan Lampu Sodium Tekanan Tinggi
(SON)
Prinsip Kerja
Yaitu berdasarkan terjadinya pelepasan elektron
(electron discharge) dalam tabung gas (arc tube).
Tujuan dibuatnya lampu sodium tekanan rendah
adalah untuk mencapai efficacy yang setinggi-
tingginya, yaitu sampai 200 lm/watt. Dan lampu
sodiu, tekanan tinggi mempunyai tekanan gas di
dalam tabung kira-kira 1/3 atmosper (250mm
merkuri), dibandingkan dengan tekanan gas dalam
lampu sodium tekanan rendah yang kira-kira hanya
10-3 mm merkuri.
DISUSUN OLEH: