Anda di halaman 1dari 13

TRADISI POTONG JARI SUKU DANI PAPUA

Makalah dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Transkultural


yang diampu oleh Dina Indrati Dyah S., S.Kep., Ns., Sp.Kep.Mat

Disusun oleh :

KELOMPOK 6
1. Wahyu Tri Aji (P1337420617001)
2. Hadania Madhita TiaraA (P1337420617010)
3. Ananda Ayu Damayanti (P1337420617021)
4. Umi Malikah (P1337420617038)
5. Achmad Faozi (P1337420617047)
6. Yanda Octa Harliani (P1337420617053)
7. Putri Purwaningrum (P1337420617070)
8. Alifia Jaya Wandira (P1337420617085)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN
KEPERAWATAN SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat
dan nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Tradisi
Potong Jari Suku Dani Papua”.

Makalah ini telah penulis selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada
segenap pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang lain yang
membacanya.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat
maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis selaku penyusun
menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Semarang, 10 Oktober 2019


Penyusun

Anggota Kelompok

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul ................................................................................................. i
Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii
Kata Pengantar ................................................................................................. iii
Daftar Isi .......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 1
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN 2
2.1 Definisi Keperawatan Maternitas ........................................................ 2
2.2 Peran Keperawatan Maternitas ............................................................ 2
2.3 Fungsi Keperawatan Maternitas .......................................................... 6
2.4 Contoh Tren Dan Issue Keperawatan Maternitas ................................. 6
BAB III PENUTUP 8
3.1 Kesimpulan .......................................................................................... 8
3.2 Saran ..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangsa Indonesia terkenal sebagai bangsa yang majemuk atau heterogen Bangsa kita
mempunyai beraneka ragam suku bangsa, budaya, agama, dan adat istiadat (tradisi)
Keragaman suku bangsa merupakan sumber kebudayaan nasional suku bangsa adalah suatu
kelompok masyarakat yang terikat kesatuan budaya, bahasa, dan tempat tinggal. Oleh karena
itu, setiap suku bangsa memiliki bahasa yang berbeda, tradisi dan kebudayaannya juga
berbeda Kebudayaan itu tetap ada secara turun temurun dari generasi ke generasi yang
seterusnya tetap terus hidup walaupun anggota masyarakatnya telah berganti karena
kematian ataupun kelahiran. Dengan kata lain, pengertian kebudayaan mencakup sesuatu
yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala
sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku yang normatif, yang mencakup segala cara-
cara atau pola-pola berfikir, merasakan, dan bertindak. Kebudayaan tersebut dimiliki oleh
setiap masyarakat, bedanya hanyalah bahwa kebudayaan masyarakat yang satu lebih
sempurna daripada kebudayaan masyarakat yang lain.
Kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat yang mana pun dan tidak
hanya mengenai sebagian dari cara hidup itu yaitu bagian yang oleh masyarakat dianggap
lebih tinggi atau lebih diinginkan. Bila disesuaikan dengan antropologi sosial maka
kebudayaan itu bersifat relativisme yaitu: berdasarkan pendapat masyarakat yang mengalami
atau masyarakat yang memiliki kebudayaan.
Papua merupakan salah satu pulau yang masih mengikat erat budayanya, namun
masih terdapat daerah-daerah tertentu yang masih hidup dengan kebudayaan tanpa
dipengaruhi oleh budaya asing. Kebudayaan memotong jari sebagai ungkapan kesedihan dan
pencegahan terjadi kembali tidak dapat ditemukan di kebudayaan daerah lain. Pemotongan
jari tangan ialah menghilangkan sebuah organ tubuh yang akan berpengaruh terhadap
kesehatan seseorang. Kesedihan saat telah ditinggal pergi oleh orang yang dicintai dan
kehilangan salah satu anggota keluarga sangat perih. Berlinangan air mata dan perasaan
kehilangan begitu mendalam. Terkadang butuh waktu yang begitu lama untuk
mengembalikan kembali perasaan sakit kehilangan dan tak jarang masih membekas di hati.

1
Dalam masyarakat Paniai, hubungan kekerabatan merupakan aspek utama, baik
dinilai penting oleh anggotanya maupun fungsinya sebagai suatu struktur dasar dalam suatu
tatanan masyarakat. Pengetahuan mendalam tentang prinsip-prinsip kekerabatan sangat
penting bagi orang Moni untuk membentuk tatanan sosial mereka. Aspek kekerabatan
tersebut termasuk tradisi potong jari, karena dinggap sebagai simbol kerukunan, kebersatuan
dan kekuatan dalam diri manusia maupun sebuah keluarga. Walaupun dalam penamaan jari
yang ada di tangan manusia hanya menyebutkan satu perwakilan keluarga yaitu ibujari Akan
tetapi perbadaan setiap bentuk dan panjang memiliki sebuah kesatuan dan kekuatan
kebersamaan untuk meringankan semua beban pekerjaan manusia. Satu sama lain saling
melengkapi sebagai suatu harmonisasi hidup dan kehidupan. Jika salah satu hilang, maka
hilanglah komponen kebersamaan dan berkuranglah kekuatan.
Alasan lain yaitu pedoman dasar hidup bersama dalam satu keluarga, satu fam/marga,
satu honai (rumah), satu suku, satu leluhur, satu bahasa, satu sejarah/asal-muasal, dan
sebagainya. Kebersamaan sangatlah penting bagi masyarakat Moni. Hanya luka dan darah
yang tersisa pedih-perih yang meliputi suasana luka hati orang yang ditinggal mati anggota
keluarga baru sembuh jika luka di jari sudah sembuh dan tidak terasa sakit lagi. Mungkin
karena itulah masyarakat Paniai memotong jari saat ada keluarga yang meninggal dunia.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu keperawatan transkultural?
2. Apa tujuan keperawatan transkultural?
3. Mengapa tradisi potong jari di suku dani papua dilakukan?
4. Bagaimana asuhan keperawata keluarga dengan pendekatan transkultural ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetehui definisi dari keperawatan transkultural
2. Untuk mengetahui tujuan dari keperawatan transkutural
3. Untuk mengetahui alasan dilakukannya potong jari sebagai tradisi di suku dani papua.
4. Untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan pendekatan transkultural
1.4 Manfaat Penulisan
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang keperawatan transkultural dan asuhan
keperawatan keluarga dengan pedekatan transkultural

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Keperawatan Transkultural


Ilmu dan kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok,
serta proses untuk mempertahankan/meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara
fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya (Leininger, 1984).
Keperawatan transkultural adalah suatu area atau wilayah keilmuan budaya pada
proses belajar dan praktik keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan
diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya
manusia, kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan
keperawatan khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia. (Leininger, 2002)

2.2 Tujuan Keperawatan Transkultural


1. Membantu keluarga dengan budaya yang berbeda-beda untuk mampu memahami
kebutuhannya terhadap asuhan keperawatan dan kesehatan.
2. Membantu perawat dalam mengambil keputusan selama pemberian asuhan keperawatan
pada keluarga melalui pengkajian gaya hidup, keyakinan tentang kesehatan dan praktik
kesehatan klien.
3. Asuhan keperawatan yang relevan dengan budaya dan sensitif terhadap kebutuhan klien
akan menurunkan kemungkinan stres dan konflik karena kesalahpahaman budaya.

2.3 Tradisi Potong Jari di Suku Dani Papua


Kebudayaan adalah suatu fenomena universal. Setiap masyarakat bangsa di dunia
memiliki kebudayaan, meskipun bentuk dan coraknya berbeda-beda antara satu masyarakat
bangsa dengan masyarakat bangsa lainnya. Kebudayaan secara jelas menampakkan kesamaan
kodrat manusia dari berbagai suku bangsa dan ras. Sebagian cultural being, manusia adalah
pencipta kebudayaan dan sebagai ciptaan manusia, kebudayaan adalah ekspresi eksistensi
manusia di dunia. Disamping itu kebudayaan dapat dilihat dari segi orang yang mendukung dan
cara la mendukung kebudayaan.

3
Sebagai produk manusia, kebudayaan adalah ekspresi eksistensi manusia sebagai
makhluk historis. Sebagai ekspresi eksistensi manusia, kebudayaan pun berwujud dengan corak
dasar keberadaan manusia. Manusia dan kebudayaan memang saling mengendalikan, manusia
mengendalikan kebudayaan, begitu pula sebaliknya kebudayaan mengendalikan manusia.
Tanpa manusia tak akan ada kebudayaan dan tanpa kebudayaan, manusia tak dapat
melangsungkan hidupnya secara manusiawi
Tradisi pemotongan jari, di Papua juga ada tradisi yang dilakukan dalam upacara
berkabung. Tradisi tersebut adalah tradisi mandi lumpur. Mandi lumpur dilakukan oleh anggota
atau kelompok dalam jangka waktu tertentu. Mandi lumpur mempunyai arti bahwa setiap
orang yang meninggal dunia telah kembali ke alam. Manusia berawal dari tanah dan kembali
ke tanah. Beberapa sumber ada yang mengatakan tradisi potong jari pada saat ini sudah hampir
ditinggalkan. Jarang orang yang melakukannya belakangan ini karena adanya pengaruh agama
yang mulai berkembang di sekitar daerah pegunungan tengah Papua Namun kita masih bisa
menemukan banyak sisa lelaki dan wanita tua dengan jari yang telah diterpotong karena tradisi
ini..
2.4 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penndekatan Transkultral
1. Pengkajian
Pengkajian menurut sunrise model meliputi 7 faktor :
a. Faktor tekhnologi
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapatkan
penawaran penyelesaian masalah kesehatan. Hal yang perlu dikaji oleh perawat
dalam faktor teknologi antara lain: persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau
mengatasi masalah kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alas an klien
memilih pengobatan alternative dan persepsi klien tentang penggunaan dan
pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan yang dialami.
b. Faktor agama
Agama merupakan simbol yang merupakan pandangan realistis bagi penganutnya.
Agama dapat memberikan dorongan moral bagi pemeluknya dalam menjalani
kehidupan. Hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam faktor agama dan falsafah hidup
yaitu: agama yang dianut, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit yang

4
dialami, cara pengobatan yang dijalani oleh klien, dan kebiasaan agama yang
berdampak terhadap kesehatan klien.
c. Faktor sosial
Hal yang dapat dikaji dalam faktor ini antara lain: nama klien, usia, tipe keluarga,
jenis kelamin, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan hubungan klien dengan
kepala keluarga
d. Faktor nilai budaya
Nilai budaya merupakan sesuatu yang ditetapkan oleh penganut kebudayaan baik
yang benar maupun salah. Hal yang perlu dikaji dalam faktor ini antara lain: bahasa
yang digunakan, kebiasaan makan, makanan pantangan ketika klien sakit, dan
kebiasaan membersihkan diri.
e. Faktor kebijakan
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlak adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatanlintas budaya (Andrew
and Boyle: 1995). Hal yang harus dikaji dalam faktor ini antara lain: peraturan dan
kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota yang boleh
menunngu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor ekonomi
Klien yang dirawat di rumah sakit akan menggunakan material yang dimiliki untuk
biaya selama pengobatan yang dijalani. Hal yang perlu dikaji dalam hal ini antara
lain: pekerjaan, sumber biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki keluarga, sumber
biaya yang lain, dan penggantian biaya dari pihak lain.
g. Faktor pendidikan
Pendidikan formal yang telah dilalui oleh suatu individu merupakan latar belakang
pendidikan yang difokuskan dalam faktor ini. Hal yang perlu dikaji antara lain:
tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan dan kemampuan belajar aktif mengenai
pengalaman sakitnya sehingga tidak terulang kembali.
2. Diagnosa
a. Risiko infeksi berhubungan dengan perilaku dan budaya yang salah.
b. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan defisit informasi
3. Perencanaan dan Pelaksanaan

5
a. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif yang tidak steril.
Tujuan
NOC :
 Immune Status
 Knowledge : infection control
 Risk control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... pasien menujukkan
pengetahuan tentang penyakit dengan kriteria hasil :
 Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi
 Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
 Jumlah leukosit dalam batas normal
 Menunjukkan perilaku hidup sehat
 Status imun dalam batah normal

NIC :
 Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
 Menjelaskan pasien dan keluarga tentang tanda dan gejala infeksi

b. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan defisit informasi
Tujuan :
NOC :
 Kowlwdge : disease process
 Kowledge : health Behavior
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ... pasien menujukkan
pengetahuan tentang penyakit dengan kriteria hasil :
 Pasien dan keluarga menyatakn pemahaman tentang penyakit,
kondisi, prognosis, dan program pengobatan
 Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan
secara benar
 Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan
perawat atau tim kesehatan lainnya.
NIC :

6
 Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan
dengan anatomi dan fisiologi,dengan cara yang tepat.
 Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul terhadap penyakit,dengan
cara yang tepat.
 Gambarkan proses penyakit,dengan cara yang tepat.
 Identifikasi kemungkinan penyebab,dengan cara yang tepat.
 Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi,dengan cara yang tepat.

4. Evaluasi

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan
bio-psiko–sosial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, kelompok dan
masyarakat baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh daur kehidupan manusia.
Peran perawat maternitas secara umum yaitu sebagai edukator, advokat, change
agent, konsultan, konselor, koordinator, peneliti. Selain itu fungsi perawat maternitas yaitu
menilai kesehatan ibu dan bayi baru lahir, mencegah kemungkinan adanya gangguan
kesehatan ibu nifas dan bayinya, mendeteksi adanya kejadian–kejadian masa nifas, dan
menangani berbagai masalah yang dapat timbul dan mengganggu kesehatan ibu dan bayi.
Berdasarkan data pada tahun 2008, terdapat 25% dari 5.167 ibu hamil yang
mengikuti test HIV, sebanyak 1.306 ibu hamil dinyatakan positif HIV. Maraknya penyakit
HIV/AIDS, membuat pemerintah berkerjasama dengan perawat maternitas dan tim
kesehatan lainnya, seperti; dokter dan bidan berupaya untuk melakukan suatu pencegahan
melalui program Prevention of Mother-to-Child Trensmission of HIV (PMTCT).

3.2 Saran
Kami menyarankan agar peran perawat dilaksanakan sebagai mestinya untuk
memenuhi kepuasan klien, demi terlaksananya pemenuhan kebutuhan dasar dalam
beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dan bagi teman–teman mahasiswa agar
memahami tentang fungsi dan peran perawat.

8
DAFTAR PUSTAKA

Karjatin, A. (2016). Keperawatan Maternitas. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

Manurung, S. (2012). Jurnal Health Quality Vol. 3 No. 1.

Depkes RI. (2002). Pendekatan Kemasyarakatan. Jakarta: Depkes RI.

Emily Slone McKinney, dkk. (2000). Maternal-Child Nursing. W.B. Saunders Company.

NN. (2008). Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Maternitas.


(http://ners.unair.ac.id/materikuliah/Persfektif/Maternitas/Maret/2008.pdf diakses pada
tanggal 5 Januari 2019)

9
1

Anda mungkin juga menyukai