Penyediaan Sarana Dan Prasarana Transportasi Jalan Raya Dan Jalan Rel PDF
Penyediaan Sarana Dan Prasarana Transportasi Jalan Raya Dan Jalan Rel PDF
p bukanlah tujuan
j akhir,, namun merupakan
p
alat/teknik/cara untuk mencapai tujuan akhir
Kebutuhan transportasi merupakan derived demand
(permintaan turunan) dari kebutuhan manusia akan
tujuan akhirnya
Permintaan akan transportasi dipengaruhi oleh:
› Interaksi diantara aktivitas sosial dan ekonomi dalam suatu
ruang Æ manifestasi banyaknya lalu lintas pada ruang
tersebut
› Motivasi pelaku pergerakan untuk melakukan perjalanan Æ
maksud pergerakan (sekolah, kantor, pasar, dll), waktu
pergerakan (pagi, siang, malam), asal tujuan pergerakan,
dll
Transportasi merupakan sistem yang bersifat multidisiplin
Æ bidang PWK, ekonomi, sosial, engineering, hukum, dll
SK adalah ssumber
mber dari SJ adalah prasarana-
prasarana
bangkitan (produksi dan sarana, fasilitas dan
tarikan) Sistem Sistem layanan untuk
Kegiatan
g Jaringan
g mendukung gp pergerakan
g
SK dapat terdiri atas: (SK) (SJ) SK
• Pusat-pusat kegiatan
SJ dapat terdiri atas:
antar kota ((PKN,, PKW,,
PKL) • Jaringan: jalan, rel
• Pusat-pusat kegiatan Sistem • Node (simpul-simpul):
kota (p
(pusat p
primer,, Pergerakan terminal, halte, stasiun
(SP) KA, pelabuhan, airport
pusat sekunder, pusat
lingkungan)
SP adalah arus
ar s pergerakan orang/barang
orang/barang, seperti
besaran (volume), maksud pergerakan, asal-tujuan
pergerakan, moda yang digunakan, dll
Berdasarkan Sistem (Pelayanan Penghubung)
Berdasarkan Peranan (fungsi)
Berdasarkan Sistem dan Peranan (fungsi)
Berdasarkan Peruntukan
Berdasarkan Kelas
Berdasarkan Status dan Wewenang Pembinaan
Sistem jaringan jalan primer
› sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul
jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan
› menghubungkan
h b k secara menerus pusatt kegiatan
k i t nasional,
i l
pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal sampai ke
pusat kegiatan lingkungan dan menghubungkan
antarpusat kegiatan nasional
Sistem jaringan jalan sekunder
› sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi
barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan.
perkotaan
› menghubungkan secara menerus kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi
sekunder kedua, fungsi
g sekunder ketiga,
g dan seterusnyay
sampai ke persil
Kota/wilayah Kota/wilayah
A B
Zona
A Zona
E
Jaringan primer
Kota/wilayah Zona
D Zona
C B
Zona Zona
C F
Jaringan primer
Kota/wilayah
D
Akses dibatasi
ke jalan kolektor
JA
Jalan masuk
(akses)
Sistem jaringan jalan primer
› Jalan arteri primer yaitu jalan yang menghubungkan
secara berdaya guna antar PKN, atau antara PKN
dengan PKW
› Jalan kolektor primer yaitu jalan yang menghubungkan
secara berdaya guna antara PKN dengan PKL, antar
PKW, atau antara PKW dengan PKL
› Jalan
J l llokal
k l primer
i yaitu
it jjalan
l yang menghubungkan
h b k
secara berdaya guna PKN dengan Pusat Kegiatan
Lingkungan, PKW dengan Pusat Kegiatan Lingkungan,
antar PKL, atau PKL dengan g Pusat Kegiatan
g Lingkungan,
g g
serta antar Pusat Kegiatan Lingkungan
› Jalan lingkungan primer yaitu jalan yang
menghubungkan antar pusat kegiatan di dalam kawasan
perdesaan dan jalan di dalam lingkungan kawasan
perdesaan
Sistem jaringan jalan sekunder
› Jalan arteri sekunder yaitu jalan yang menghubungkan
kawasan primer dengan kawasan sekunder kesatu, antar
kawasan sekunder kesatu, atau kawasan sekunder kesatu
dengan kawasan sekunder kedua
› Jalan kolektor sekunder yaitu jalan yang
menghubungkan antar kawasan sekunder atau kawasan
sekunder kedua dengan kawasan sekunder ketiga
› Jalan lokal sekunder yaitu jalan yang menghubungkan
kawasan sekunder kesatu dengan perumahan, kawasan
sekunder kedua dengan
g perumahan, kawasan sekunder
p
ketiga dan seterusnya sampai ke perumahan
› Jalan lingkungan sekunder yaitu jalan yang
menghubungkan antarpersil dalam kawasan perkotaan
Contoh Evaluasi Jalan berdasarkan Sistem
dan Fungsinya di Metropolitan Bandung
PKW
Sumedang
PKL Cileunyi
PKL Majalaya
PKL Ciparay
PKL Pengalengan
PKL Ciwidey
Arteri primer Minimal 60 km/jam Minimal 11 m Tidak boleh terganggu oleh lalu lintas ulang alik,
lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal
K l kt primer
Kolektor i Mi i l 40 km/jam
Minimal k /j Mi i l 9 m
Minimal J l masukk dib
Jalan dibatasi
t i agar llalu
l lilintas
t llancar
Lokal primer Minimal 20 km/jam Minimal 7.5 m -
Lingkungan primer Minimal 15 km/jam Minimal 6.5 m -
Arteri sekunder Minimal 30 km/jam Minimal 11 m Pada arus lalu lintas cepat tidak boleh terganggu
oleh arus lalu lintas lambat
Kolektor sekunder Minimal 20 km/jam Minimal 9 m Pada arus lalu lintas cepat tidak boleh terganggu
oleh arus lalu lintas lambat
Jalan kelas IIIA Arteri Tidak melebihi Tidak melebihi 18.000 8 ton
atau 2.500 mm mm
kolektor
Jalan kelas IIIB Kolektor Tidak melebihi Tidak melebihi 12.000 8 ton
2.500 mm mm
Jalan kelas IIIC Lokal Tidak melebihi Tidak melebihi 9.000 8 ton
2.100 mm mm
Jalan nasional oleh pemerintah pusat:
› arteri primer
› kolektor primer yang menghubungkan antar ibukota
propinsi
› jalan tol
› jalan strategis nasional
Jalan provinsi oleh pemerintah pusat dan
pemerintah p
p provinsi:
› kolektor primer yang menghubungkan ibukota propinsi
dengan ibukota kabupaten dan kota
› kolektor p
primer y
yangg menghubungkan
g g antar ibukota
kabupaten dan kota
› Jalan strategis propinsi
Jalan kabupaten oleh pemerintah kabupaten
› Kolektor primer yang tidak termasuk jalan nasional dan
propinsi
› Lokal primer yang menghubungkan ibukota kabupaten
d
dengan ib
ibukota
k t kkecamatan,
t ib
ibukota
k t kkabupaten
b t d
dengan
pusat desa, antar ibukota kecamatan, ibukota kecamatan
dengan desa, dan antar desa
› Jalan strategis kabupaten
Jalan kota oleh pemerintah kota: jalan umum pada
sistem jaringan jalan sekunder
Jalan desa oleh pemerintah desa setempat:
› Jalan lingkungan primer dan lokal primer yang tidak
termasuk jalan kabupaten dalam kawasan perdesaan
› Jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/atau
antar
t permukiman
ki di d
dalam
l d
desa
Ruang manfaat jalan
suatu ruang yang dimanfaatkan untuk konstruksi jalan dan
terdiri atas badan jalan, saluran tepi jalan, serta ambang
pengamannya
Ruang milik jalan (ROW-right of way)
sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan yang masih
menjadi bagian dari ruang milik jalan yang dibatasi oleh tanda
b t ruang milik
batas ilik jjalan
l yang dimaksudkan
di k dk untuk
t k memenuhihi
persyaratan keluasan keamanan penggunaan jalan
Ruang pengawasan jalan
rruang
ang tertentu
tertent yang
ang terletak di luar
l ar ruang
r ang milik jalan yang
ang
penggunaannya diawasi oleh penyelenggara jalan agar tidak
mengganggu pandangan pengemudi, konstruksi bangunan
jalan apabila ruang milik jalan tidak cukup luas, dan tidak
mengganggu fungsi
f i jalan
j l
Ruang Manfaat Jalan Ruang
Ruang
Pengawasan
g
Pengawasan Ruang Milik Jalan Jalan
Jalan
Ruang manfaat jalan:
median, perkerasan jalan, jalur pemisah, bahu jalan, saluran
t i jalan,
tepi j l t t
trotoar, l
lereng, ambang
b pengaman, timbunan
ti b
dan galian, gorong-gorong, perlengkapan jalan, dan
bangunan pelengkap lainnya
Ruang milik jalan:
ruang manfaat jalan, pelebaran jalan, dan penambahan
jjalur lalu lintas di masa akan datang g serta kebutuhan
ruangan untuk pengamanan jalan
Ruang pengawasan jalan:
pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi
jalan serta pengamanan fungsi jalan
Lebar ruang pengawasan jalan dihitung dari tepi badan
jalan sesuai dengan sistem dan peranan (fungsi) jalan:
a jalan arteri primer 15 (lima belas) meter;
a.
b. jalan kolektor primer 10 (sepuluh) meter;
c. jalan lokal primer 7 (tujuh) meter;
d jalan
d. j l lilingkungan
k primer
i 5 (li
(lima)) meter;
t
f. jalan arteri sekunder 15 (lima belas) meter;
g. jalan kolektor sekunder 5 (lima) meter;
h. jalan lokal sekunder 3 (tiga) meter;
i. jalan lingkungan sekunder 2 (dua) meter;
Setiap p orang g dilarang
g menggunakan
gg ruangg pengawasan
p g
jalan yang mengakibatkan fungsi jalan terganggu
Setiap 1.000 jiwa penduduk dilayani 0,6
km panjang jalan kota
Rasio luas jalan kota adalah 5% dari total
luas wilayah
Tingkat pelayanan: ukuran kecepatan laju kendaraan yang
dikaitkan dengan kondisi dan kapasitas jalan
LOS: perbandingan antara volume lalu lintas dengan
kapasitas jalan tersebut (VCR-Volume Capacity Ratio).
› Volume adalah besaran pergerakan yang dilewatkan oleh jalan
p satuan waktu ((dalam satuan mobil p
per penumpang/smp
p g/ p y yangg
dikonversi berdasarkan jenis moda).
› Kapasitas jalan adalah jumlah smp yang dapat dilewatkan oleh
jalan per satuan waktu.
Tingkat LOS biasanya digunakan untuk mengindikasikan
tingkat kemacetan ruas jalan tertentu
Interpretasi nilai LOS: semakin nilainya melebihi 1 artinya
semakin buruk tingkat pelayanan jalan atau tingkat
kemacetannya tinggi
Kecepatan Laju
Kendaraan
> 95 km/jam
80-95 km/jam
60-80 km/jam
40-60 km/jam
30-40 km/jam
< 30 km/jam
• Pola jaringan jalan
dipengaruhi oleh bentuk
morfologi kota
• Pola jaringan jalan dapat
Radial Ring-Radial mempengaruhi pola
pekembangan kota
Gridion Linier
Keterbatasan lahan kota
Penyediaan jaringan jalan baru seringkali
dianggap sebagai solusi utama untuk pemecahan
persoalan kemacetan
Pertumbuhan
b h j
jumlah
l hk
kendaraan
d b
bermotor yang
berdampak buruk terhadap kinerja jaringan jalan
Lemahnya instrumen hukum terhadap
pelanggaran pemanfaatan ruang jalan (ruang
manfaat jalan), salah satu akibatnya adalah
tingginya
i i hambatan samping i dan berdampak
pada kemacetan lalu lintas
Mass Transportation
Æ kapasitas, panjang lintasan, jangkauan
K
Kepentingan
ti Ekonomi
Ek i
Æ pendorong pertumbuhan ekonomi
Kepentingan Wilayah
Æ sbg prasarana dasar perkembangan wilayah, pembuka
keterisolasian
Kepentingan
p g Arahan Kebijaksanaan
j
Æ tidak merangsang pertumbuhan land use sekitarnya
Kepentingan Industri
Æ transport cost efficiency
Integrasi Wilayah
Komponen Jalan Raya Jalan Rel
Perbandingan
Pelayanan Door to door service, tdk membutuhkan Membutuhkan angkutan awal dan
angkutan awal dan angkutan lanjut, angkutan lanjut, mobilitas tinggi
mobilitas tinggi
Macam Lalu Lintas Dari Pejalan Kaki sampai dengan Truk Hanya untuk KA
Biaya Angkut Menguntungkan utk jarak dekat Menguntungkan utk jarak jauh
Kapasitas
p angkutan
g Tidak cocok utk angkutan
g massal Cocok utk angkutan
g massal
4
4. LISTRIK 3.232 juta liter 11,06
KONSUMSI
MODA VOLUME KONSUMSI
NO. ENERGI
TRANSPORTASI ANGKUT BBM / KM ENERGI BBM / orang
A Kereta Api Dapat Berperan Luas
KA (HRT), kapal,
JARAK JAUH pesawat terbang
Moda
M d KA dapat
d t berperan
b d l
dalam li k
lingkup pelayanan
l k
komuter,
t angkutan
k t j k menengah
jarak h
hingga angkutan antar kota/antar negara
Fleksibilitas rendah Æ pada jalur yang
tetap
Biaya perawatan cukup tinggi
Tidak door to door service
Dalam waktu singkat tidak adaptif
dengan perubahan teknologi baru
Jaringan pelayanan angkutan kereta
api
Jaringan jalur kereta api yang dilayani
angkutan
g kereta api
p
Jalur kereta api
Ruang g yang
y g meliputi
p ruang g manfaat
jalur kereta api, ruang milik jalur kereta
api, dan ruang pengawasan jalur kereta
api termasuk bagian atas dan
bawahnya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas kereta api
Jaringan jalur kereta api
Seluruh jalur kereta api yang terkait satu
sama lain yang menghubungkan
berbagai tempat sehingga merupakan
satu sistem
Prasarana kereta api
Jalur kereta api dan stasiun kereta api,
termasuk fasilitas operasi kereta api,
api
agar sarana kereta api dapat
dioperasikan
Pelayanan lintas utama
› melayani jarak jauh atau sedang
› menghubungkan antar stasiun yang berfungsi sebagai
pengumpul, yang ditetapkan untuk melayani pelayanan
lintas utama
P l
Pelayanan li t cabang
lintas b
› melayani jarak sedang atau dekat
› menghubungkan
g g antara stasiun yang
y g berfungsi
g sebagai
g
pengumpan dengan stasiun yang berfungsi sebagai
pengumpul, atau antar stasiun yang berfungsi sebagai
pengumpan yang ditetapkan untuk melayani pelayanan
lintas cabang
Jaringan pelayanan angkutan antar kota:
g g
menghubungkan antar kota antar negara,
g antar
kota antar dan dalam provinsi, antar kota antar
kabupaten dan antar kota. Ciri-ciri:
› menghubungkan beberapa stasiun antarkota;
› tidak menyediakan layanan penumpang berdiri;
› melayani penumpang tidak tetap;
› memiliki jarak dan/atau waktu tempuh panjang;
› memiliki frekuensi kereta api sedang atau rendah; dan
› melayani kebutuhan angkutan penumpang dan/atau
barang antarkota
Jaringan pelayanan angkutan perkotaan:
g
angkutan kereta api
p yang
y g menghubungkan
g g
kawasan perkotaan. Ciri-ciri:
› menghubungkan beberapa stasiun di wilayah perkotaan;
› melayani banyak penumpang berdiri;
› memiliki sifat perjalanan ulang alik/komuter;
› melayani penumpang tetap;
› memiliki jarak dan/atau waktu tempuh pendek;
› melayani kebutuhan angkutan penumpang di dalam
kota dan dari daerah subsub-urban
urban menuju pusat kota atau
sebaliknya.
Ruang manfaat jalur kereta api
dari jalan rel dan bidang tanah di kiri dan kanan jalan rel beserta
ruang di ki
kiri,i kkanan, atas,
t d
dan b
bawah
h yang digunakan
di k untuk
t k
konstruksi jalan rel dan penempatan fasilitas operasi kereta api serta
bangunan pelengkap lainnya
R
Ruang milik
ilik jjalur
l kkereta
t apii
bidang tanah di kiri dan di kanan ruang manfaat jalur kereta api
yang digunakan untuk pengamanan konstruksi jalan rel
Ruang pengawasan jalur kereta api
bidang tanah atau bidang lain dikiri dan di kanan ruang milik jalur
kereta api
p untuk p
pengamanan
g dan kelancaran operasi
p kereta apip
Ruang pengawasan Ruang pengawasan
jalur kereta api jalur kereta api
JJalur
l kkereta apii 55 s/d
/d 104 kkereta 10.000.000
10 000 000 – 110 km/jam
k /j M ki
Maksimum 18 ton
kelas II api per satu 20.000.000
jalur/hari ton/tahun
Jalur kereta api 26 s/d 54 kereta api 5.000.000 – 110 km/jam Maksimum 18 ton
kelas II per satu jalur/hari 10.000.000
ton/tahun
Jalur kereta api 13 s/d 25 kereta api 2.500.000 – 90 km/jam Maksimum 18 ton
kelas IV per satu jalur/hari 5.000.000
ton/tahun
Jalur kereta api 12 kereta api per 2.500.000 80 km/jam Maksimum 18 ton
kelas V satu jalur/hari ton/tahun
Ballast
Lebar sepur
(gauge)
Bantalan
Tempat berkumpulnya penumpang dan barang yang
menggunakan moda angkutan kereta api. Di stasiun orang
beristirahat dan menunggu
menunggu, baik penumpang maupun
bukan penumpang (penjemput, pengantar, pedagang, dll)
Terminal antara sehingga disekitarnya harus ada terminal
perangkutan
k t jalan
j l raya sebagai
b i moda
d terakhir
t khi yang akan
k
digunakan oleh penumpang.
Titik simpul dalam jaringan transportasi yang berfungsi
sebagai
b i pelayanan
l umum.
Unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi
efisiensi kota
Lokasi harus memiliki keterpusatan terhadap lokasi
penumpang yang potensial.
Lokasi
k i sebaiknya
b ik b
berada
d padad d daerah
h yang memiliki
iliki tingkat
ti k t
kemudahan pencapaian yang tertinggi (most accessible).
Lokasi harus terkait dengan sistem angkutan dalam kota
(lokal).
Lokasi sebaiknya harus terkait dengan sistem angkutan kota
y
lainnya.
Lokasi harus memiliki ketersediaan lahan yang memadai
bagi parkir kendaraan.
Lokasi harus terletak pada daerah yang memiliki
ketersediaan prasarana jaringan jalan yang memadai.
Kelas stasiun:
› Stasiun besar
› Stasiun sedang
› Stasiun kecil
K it i pengelompokan
Kriteria l k k
kelas:
l
› Kelengkapan fasilitas operasi
› Jumlah jalur
› Kelengkapan fasilitas penunjang;
› Frekuensi lalu lintas
› Besar kecilnya jumlah penumpang yang dilayani
› Besar kecilnya pergerakan jumlah barang yang dilayani
Penetapan kelas stasiun dilakukan oleh:
› MenteriMenteri, untuk stasiun pada jaringan jalur kereta api
nasional
› Gubernur, untuk stasiun pada jaringan jalur kereta api provinsi
› Bupati/walikota, untuk stasiun pada jaringan jalur kereta api
kabupaten/kota
peralatan persinyalan: sinyal, tanda,
marka
peralatan telekomunikasi: alat
komunikasi, perekam suara
instalasi listrik
TODAY
FUTURE?