Anda di halaman 1dari 9

Struktur Saluran Pernafasan Bawah

Adrian Valentinus / B5

10.2015.117

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi: Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Telp.(021) 56942061. Fax (021) 5631731

Abstrak

Manusia adalah mahluk hidup yang membutuhkan oksigen dalam kelangsungan


hidupnya. Oksigen dalam tubuh manusia sangat diperlukan untuk berbagai macam kegiatan,
paling terutama dalam kegiatan bernafas. Saluran pernafasan atas terdiri atas hidung, naso
faring, oro faring, laringo faing dan laring sementara itu saluran pernafasan bawah terdiri atas
trachea, dan paru-paru. saluran pernafasan atas terdiri atas hidung, naso faring, oro faring,
laringo faing dan laring sementara itu saluran pernafasan bawah terdiri atas trachea, dan paru-
paru. Selain sebagai pembentuk dinding dada, otot skelet juga berfungsi sebagai otot
pernafasan. Menurut kegunaanya, otot pernafasan dibedakan menjadi otot untuk inspirasi ,
mencakup otot inspirasi utama dan tambahan, serta otot ekspirasi tambahan. Oksigen diambil
dari udara ke paru-paru dan dibawa ke seluruh jaringan tubuh. Transportasi oksigen dalam
tubuh dilakukan dalam dua cara yaitu secara fisika dan kimiawi. secara fisika, oksigen larut
dalam plasma, namun menurut Henry oksigen yang larut hanya sedikit.

Kata Kunci : Saluran Pernafasan Bawah

Abstract

Humans are creatures that need the oxygen in his survival. Oxygen in the human body is very
necessary for a wide range of activities, most notably in the activity of breathing. Upper
respiratory tract consists of the nose, pharynx, pharyngeal oro naso, larynx and laringo faing
Meanwhile lower respiratory tract consists of the trachea, and lungs. upper respiratory tract
consists of the nose, pharynx, pharyngeal oro naso, larynx and laringo faing Meanwhile lower
respiratory tract consists of the trachea, and lungs. In addition to combining muscle, chest wall
skelet also functions as the respiratory muscles. According to kegunaanya, the respiratory

1
muscles are differentiated into muscle for inspiration, including the main inspiration and
additional muscle, and muscle ekspirasi. Oxygen extracted from the air into the lungs and
carried to the rest of the body's tissues. Transport of oxygen within the body is done in two
ways, namely in physics and chemistry. in physics, the oxygen dissolved in the plasma, but
according to Henry oxygen that dissolve just a bit

Key Words : The Lower Respiratory Tract

Pendahuluan

Manusia adalah mahluk hidup yang membutuhkan oksigen dalam kelangsungan


hidupnya. Oksigen dalam tubuh manusia sangat diperlukan untuk berbagai macam kegiatan,
paling terutama dalam kegiatan bernafas. Selain untuk bernafas, O2 juga digunakan dalam
proses pembakaran atau proses oksidasi didalam tubuh. Pernafasan ini berfungsi sebagai
pendistribusian udara dan penukaran gas, sehingga oksigen dapat disuplai dan karbon-dioksida
dapat dikeluarkan dari sel-sel tubuh. Secara sistematis, saluran pernafasan pada manusia dibagi
menjadi saluran pernapasan atas dan juga saluran pernapasan bawah. Dimana saluran
pernafasan atas terdiri atas hidung, naso faring, oro faring, laringo faing dan laring sementara
itu saluran pernafasan bawah terdiri atas trachea, dan paru-paru. Dalam makalah ini akan
membahas struktur makro maupun mikro dalam saluran pernafasan bawah dan juga proses
yang terjadi pada saat kita bernafas.

Struktur Makro Saluran Nafas Bawah

Trakea

Trakea tersusun dari cincin tulang rawan, sehingga memungkinkan trakea untuk
mempertahankan bentuknya. Trakea merupakan pipa silinder dengan panjang kurang lebih
11cm, berbentuk ¾ cincin tulang rawan seperti huruf C. Bagian belakang dihubungkan oleh
membran fibroelastik yang menempel pada bagian depan oesofagus. Trakea berjalan dari
cartilago cricoidea ke bawah pada bagian depan leher dan di belakang manubrium sterni,
berakhir pada setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) tempatnya
berakhir, membagi menjadi bronkus kiri dan kanan. Di dalam leher, trakea disilang di bagian
depan oleh isthmus glandula thyroidhea dan beberapa vena. Trakea terdiri dari 16-20 cartilago
berbentuk C yang dihubungkan oleh jaringan fibrosa.1 Konstruksi trakea sedemikian rupa
sehingga tetap terbuka pada semua posisi kepala dan leher. Trakea diperdarahi oleh arteri
thyreodea inferior sedangkan ujung thoracalnya didarahi oleh cabang arteri bronchiales.

2
Persarafan trakea berasal dari cabang tracheal nervus vagi, nervus recurrens dan truncus
symphaticus. Dinding pada trakea dilapisi oleh epitel berlapis palsu bersilia, epitel ini
mensekresikan dinding trakea, yang berguna untuk menahan benda asing yang masuk, yang
pada proses selanjutnya akan di keluarkan oleh silia yang terdapat pada membran epitel.1

Bronkus

Trakea yang berbifurkasio menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri.
Bronkus kanan lebih lebar, pendek, dan lebih vertikal dari bronkus kiri. Setiap bronkus sekitar
setengah dari diameter trakea dan terdiri dari kartilago yang sama, hanya dengan skala lebih
kecil, yang dihubungkan dengan jaringan fibrosa. Dindingnya dilapisi hanya sedikit otot polos
dan dilapisi epitel bersilia yang mengandung kelenjar mukus dan serosa. Struktur bronkus sama
dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus, kedudukan bronkus kiri lebih mendatar
dibandingkan bronkus kanan sehingga bronkus kanan lebih mudah terserang penyakit.1

Bronkus berjalan ke bawah dan ke samping ke arah paru-paru. Bronkus kanan lebih
pendek dan lebih lebar daripada yang kiri, sedikit lebih tinggi dari arteri pulmonalis dan
mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkus pulmonaris. Bronkus ini bercabang lagi
sebelum masuk paru-paru, bronkus-bronkus pulmonaris bercabang dan beranting lagi. Saluran
besar yang mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea mempunyai dinding
fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi epitelium bersilia. Makin
kecil salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya tinggal dinding fibrosa
berotot dan lapisan silia.1

Bronkus terminalis masuk ke dalam saluran yang disebut vestibula, dan disini membran
pelapisnya mulai berubah sifatnya, lapisan epitelium bersilia diganti dengan sel epitelium yang
pipih. Dari vestibula berjalan beberapa infundibula dan di dalam dindingnya ditemukan alveoli.
Alveoli itu terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih, dan disinilah darah hampir
langsung bersentuhan dengan udara suatu jaringan pembuluh darah kapiler mengitari alveoli
dan pertukaran gas pun terjadi.

Bronkioulus

Bronkiolus merupakan percabangan dari bronkus. Bronkiolus memiliki saluran yang


lebih halus dan juga dinding yang lebih tipis. Bronkiolus kiri terdiri dari 2 bagian, sedangkan
bronkiolus kanan terdapat 3 bagian. 1

3
Udara masuk melalui hidung dan faring, kemudian tempat pernapasan di hangatkan dan
di lembabkan dengan uap air, udara inspirasi berjalan menuruni trakea, melalui bronkiolus
terminalis, bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris dan alveolus. Antara
trakea dan sakus alveolaris terdapat 23 kali percabangan. Percabangan pertama saluran udara
merupakan zona konduksi yang menyalurkan udara kelingkungan luar. Bagian ini terdiri dari
bronkus, bronkiolus terminalis. Percabangan berikutnya merupakan zona peralihan dari zona
respirasi, tempat terjadinya pertukaran gas dan terdiri dari bronkiolus respiratoriusm duktus
alveolaris, sakus alveolaris dan alveoli.1

Paru – Paru

Paru-paru berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas antara udara atmosfer dan
udara dalam aliran darah. Dimana vena pulmonalis akan meninggalkan paru-paru dengan
membawa oksigen ke atrium kiri jantung untuk di distribusikan keseluruh tubuh melalui aorta,
kemudian arteri bronkialis akan membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta toraksika
ke paru-paru guna memberi makanan dan mengantar oksigen ke dalam jaringan paru-paru
sendiri. Cabang terakhir dari arteri – arteri ini akan membentuk plexus yang tampak jelas dan
terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonaris, tetapi beberapa kapiler ini
akan persatu dengan vena pulmonalis dan darah itu akan dibawa masuk ke vena pulmonalis.
Sisa darah akan diantarkan dari setiap paru-paru oleh vena bronkialis.2 Dengan demikian paru-
paru memiliki peredaran darah ganda. Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus
oleh fissura. Paru-paru kanan memiliki 3 lobus dan paru-paru kiri memiliki 2 lobus. Setiap
lobus ini tersusun atas lobula. Sebuah pipa kecil akan masuk kedalam lobula dan semakin ia
bercabang , semakin menjadi tipis dan akhirnya menjadi kantong-kantong kecil yang
merupakan kantong udara paru-paru atau alveolus.2,3

Struktur Mikroskopis

Trakea berbentuk huruf C yang terdiri dari tulang rawan hialin. Cincin-cincin tulang rawan
satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan penyambung padat fibroelastis dan retikulin
disebut ligamentum anulare untuk mencegah agar lumen trakea tidak meregang berlebihan.
Trakea terdiri dari tiga lapisan, yaitu:

1. Tunika mukosa, tersusun dari epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Lamina
basalis agak tebal dan jelas. Lamina propria mempunyai serat-serat elastin yang

4
berjalan longitudinal membentuk membran elastika interna. Pada tunika ini terdapat
kelenjar-kelenjar campur.
2. Tunika submukosa, terdiri dari jaringan ikat jarang, lemak, kelenjar campur (glandula
trakealis) yang banyak di bagian posterior.
3. Tunika adventisia, terdapat kelenjar campur.

Terdapat lima jenis sel-sel epitel trakea/respiratorius, yaitu:

1. Sel goblet, merupakan sel mukus yang menggelembung dan berisi granula sekretorik.
2. Sel silindris bersilia, sel ini memiliki sekitar 300 silia di apikalnya. Pada sel ini terdapat
banyak mitokondria kecil yang menyediakan ATP untuk pergerakan sel.
3. Sel sikat, sel ini memiliki mikrovili di apex yang berbentuk seperti sikat.
4. Sel basal, merupakan sel induk yang akan bermitosis dan berubah menjadi sel lain.
5. Sel sekretorik/bergranula, sel yang memiliki granula dengan diameter 100-300
milimikron yang berfungsi mengatur sekresi mukosa dan serosa.

Bronkus intrapulmonal biasanya dikenali dari adanya beberapa lempeng tulang rawan yang
letaknya berdekatan. Epitelnya adalah epitel bertingkat semu silindris bersilia dengan sel
goblet. Sisa dindingnya terdiri atas lamina propria tipis, selapis tipis otot polos, submukosa
dengan kelenjar bronkial, lempeng tulang rawan hialin, dan adventisia.3

Bronkiolus mempunyai epitel yang rendah, yaitu epitel semu silindris bersilia dengan
sel goblet. Mukosanya berlipat dan otot polos yang mengelilingi lumennya relatif banyak.
Tidak ada tulang rawan dan kelenjar lagi, adventisia mengelilingi struktur ini.3

Bronkiolus terminalis menampakkan mukosa yang berombak dengan epitel silindris


bersilia. Tidak ada sel goblet pada bronkiolus terminalis. Lamina propria tipis, selapis otot
polos, dan masih ada adventisia pada bronkiolus terminalis. Bronkiolus respiratorius langsung
berhubungan dengan duktus alveolaris dan alveoli.

Epitel pada bronkiolus ini adalah selapis silindris rendah atau kuboid dan dapat bersilia
di bagian proksimal saluran ini. Bagian terminal setiap bronkiolus respiratorius bercabang
menjadi beberapa duktus alveolaris. Sekelompok alveoli bermuara ke dalam sebuah duktus
alveolaris disebut sakus alveolaris. Alveoli lonjong dilapisi selapis epitel gepeng yang tidak
jelas pada pembesaran ini. Alveoli yang berdekatan memiliki septum interalveolar bersama.3,4

Mekanisme Pernafasan

5
Bernafas merupakan suatu proses yang terjadinya secara otomatis dan tidak
dipengaruhi oleh kesadaran kita, karena sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom.1

Berdasarkan tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dibedakan menjadi 2


jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara
yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan
dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh.1 Masuk
keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada
dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara
akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan
keluar.

Kapasitas dan Volume Paru

Jumlah udara yang masuk ke dalam paru setiap inspirasi (atau jumlah udara yang keluar
dari paru setiap ekspirasi) dinamakan volume alun napas ( tidal volume / TV). Jumlah udara
yang masih dapat masuk ke dalam paru pada inspirasi maximal, setelah inspirasi biasa disebut
volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume / IRV). Jumlah udara yang dapat
dikeluarkan secara aktif dari dalam paru melalui kontrkasi otot ekspirasi, setelah ekspirasi biasa
disebut volume cadangan ekspirasi (ekspiratory reserve volume / ERV), dan udara yang masih
tertinggal di dalam paru setelah ekspirasi maksimal disebut volme residu (residual volume /
RV). Nilai normal berbagai volume dan istilah yang digunakan untuk kombinasi berbagai
volume paru tersebut. Ruang didalam saluran napas yang tidak ikut serta dalam proses
pertukaran gas dengan darah dalam kapiler paru disebut ruang rugi pernapasan.1

Pengukuran kapasitas vital, yaitu jumlah udara terbesar yang dapat dikeluarkan dari
paru – paru setelah inspirasi maximal, seringkali digunakan di klinik sebagai indeks fungsi
paru. Nilai tersebut bermanfaat dalam memberikan informasi mengenai kekuatan otot – otot
pernapasan serta beberapa aspek fungsi pernapasan lain. Fraksi volume kapasitas vital yang
dikeluarkan pada satu detik pertama melalui ekspirasi paksa dapat memberikan informasi
tambahan, mungkin diperoleh nilai kapasitas vital yang normal pada nilai FEV menurun pada
penderita penyakit seperti asma, yang mengalamai peningkatan tahanan saluran udara akibat
konstriksi bronkus. Pada keadaan normal, jumlah udara yang dinspirasikan selama 1 menit
sekitar 6L. Ventilasi volunteer maximal atau yang dahulu disebut kapasitas pernapasan

6
maximum adalah volume gas terbsesar yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan selama 1 menit
volunter. Pada keadaan normal, MVV berkisarkan antara 125 – 170 L/menit.1

Otot Pernafasan

Selain sebagai pembentuk dinding dada, otot skelet juga berfungsi sebagai otot
pernafasan. Menurut kegunaanya, otot pernafasan dibedakan menjadi otot untuk inspirasi ,
mencakup otot inspirasi utama dan tambahan, serta otot ekspirasi tambahan.

Otot inspirasi utama (Principal), yaitu :

1. Muskulus intercostalis externa


2. Muskulus interkartilaginus parasteral
3. Otot diafragma

Otot inspirasi tambahan ( accessory respiratory muscle ) yang sering disebut sebagai otot
bantu nafas, yaitu:

1. Muskulus sternocleidomastoideus
2. Muskulus skaleni posterior
3. Muskulus skaleni medius
4. Muskulus skaleni anterior

Saat bernafas biasa (quite breathing), untuk ekspirasi tidak diperlukan kegiatan otot, cukup
dengan daya elastis paru saja udara di dalam paru akan keluar saat ekspirasi. Namun ketika ada
serangan asma, sering diperlukan active breathing, dalam keadaan ini, untuk ekspirasi diperlukan
kontribusi kerja otot-otot berikut :

1. Muskulus interkostaslis interna


2. Muskulus interkartilaginus parasternal
3. Muskulus rektus abdominis
4. Muskulis rektus abdominis eksternus.

Otot-otot untuk ekspirasi juga berperan dalam mengatur pernapasan saat berbicara,
bernyanyi, batuk, bersin.

Mekanisme Penukaran Gas

7
Pernafasan Eksternal

Ketika kita menghirup udara dari lingkungan luar, udara tersebut akan masuk ke dalam paru-
paru. Udara masuk yang mengandung oksigen tersebut akan diikat darah lewat difusi. Pada
saat yang sama, darah yang mengandung karbondioksida akan dilepaskan. Proses pertukaran
oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) antara udara dan darah dalam paru-paru
dinamakan pernapasan eksternal.
Saat sel darah merah (eritrosit) masuk ke dalam kapiler paru-paru, sebagian besar CO2 yang
diangkut berbentuk ion bikarbonat (HCO- 3) . Dengan bantuan enzim karbonat anhidrase,
karbondioksida (CO2) air (H2O) yang tinggal sedikit dalam darah akan segera berdifusi keluar.
Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
Seketika itu juga, hemoglobin tereduksi (yang disimbolkan HHb) melepaskan ion-ion
hidrogen (H+) sehingga hemoglobin (Hb)-nya juga ikut terlepas. Kemudian, hemoglobin
akan berikatan dengan oksigen (O2) menjadi oksihemoglobin (disingkat HbO2).
Proses difusi dapat terjadi pada paru-paru (alveolus), karena ada perbedaan tekanan parsial
antara udara dan darah dalam alveolus. Tekanan parsial membuat konsentrasi oksigen dan
karbondioksida pada darah dan udara berbeda.
Tekanan parsial oksigen yang kita hirup akan lebih besar dibandingkan tekanan parsial oksigen
pada alveolus paru-paru. Sehingga, konsentrasi oksigen pada udara lebih tinggi daripada
konsentrasi oksigen pada darah. Hasilnya, oksigen dari udara akan berdifusi menuju darah pada
alveolus paru-paru.
Sementara itu, tekanan parsial karbondioksida dalam darah lebih besar dibandingkan tekanan
parsial karbondioksida pada udara. Sehingga, konsentrasi karbondioksida pada darah akan
lebih kecil di bandingkan konsentrasi karbondioksida pada udara. Akibatnya, karbondioksida
pada darah berdifusi menuju udara dan akan dibawa keluar tubuh lewat hidung.
Pernafasan Internal

Berbeda dengan pernapasan eksternal, proses terjadinya pertukaran gas pada pernapasan
internal berlangsung di dalam jaringan tubuh. Proses pertukaran oksigen dalam darah dan
karbondioksida tersebut berlangsung dalam respirasi seluler.
Setelah oksihemoglobin (HbO2) dalam paru-paru terbentuk, oksigen akan lepas, dan
selanjutnya menuju cairan jaringan tubuh. Oksigen tersebut akan digunakan dalam proses
metabolisme sel. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut.
Proses masuknya oksigen ke dalam cairan jaringan tubuh juga melalui proses difusi. Proses
difusi ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan parsial oksigen dan karbondioksida
antara darah dan cairan jaringan. Tekanan parsial oksigen dalam cairan jaringan, lebih
rendah dibandingkan oksigen yang berada dalam darah. Artinya konsentrasi oksigen dalam
cairan jaringan lebih rendah. Oleh karena itu, oksigen dalam darah mengalir menuju cairan
jaringan.
Sementara itu, tekanan karbondioksida pada darah lebih rendah daripada cairan jaringan.
Akibatnya, karbondioksida yang terkandung dalam sel-sel tubuh berdifusi ke dalam darah.

8
Karbondioksida yang diangkut oleh darah, sebagian kecilnya akan berikatan bersama
hemoglobin membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2). Reaksinya sebagai berikut.
Namun, sebagian besar karbondioksida tersebut masuk ke dalam plasma darah dan
bergabung dengan air menjadi asam karbonat (H2CO3). Oleh enzim anhidrase, asam
karbonat akan segera terurai menjadi dua ion, yakni ion hidrogen (H+) dan ion
bikarbonat (HCO-3) Persamaan reaksinya sebagai berikut.
CO2 yang diangkut darah ini tidak semuanya dibebaskan ke luar tubuh oleh paru-paru,
akan tetapi hanya 10%-nya saja. Sisanya yang berupa ion-ion bikarbonat yang tetap
berada dalam darah. Ion-ion bikarbonat di dalam darah berfungsi sebagai bu. er atau
larutan penyangga.\ Lebih tepatnya, ion tersebut berperan penting dalam menjaga
stabilitas pH (derajat keasaman) darah.
Kesimpulan
Bernapas diperlukan untuk pengambilan O2 dan pengeluaran CO2. Proses pernapasan ini
melibatkan berbagai struktur dimulai dari hidung sampai ke alveolus di dalam paru, diperlukan
juga otot-otot untuk inspirasi dan ekspirasi.

Daftar Pustaka

1. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Jakarta: Penerbit EGC
2. Pearce E. Anatomi dan Fisiologi U.PS.Jakarta: PT Gramedia;2009
3. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: Penerbit EGC; 2008
4. Scanlon, Valerie., 2007. Buku Ajar Anatomi dan Fisiologi Edisi 3. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta.
5. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Edisi 6. Jakarta : EGC; 2012
6. Budisma. Struktur dan fungsi paru-paru manusia. 10 May, 2016.
http://biologi.budisma.net/struktur-dan-fungsi-paru-paru-manusia.html . Diakses pada
18 May 2016
7. Budisma. Penjelasan Proses pernapasan pada manusia. 10 May, 2016.
http://biologi.budisma.net/proses-pernapasan-pada-manusia.html. Diakses pada 18
May 2016

Anda mungkin juga menyukai