Anda di halaman 1dari 1

assalamualaikum wr. wb.

Yang saya hormati Bapak Basuki dan teman-teman yang saya cintai. Pertama-tama marilah
kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia-Nya kita dapat berkumpul
dalam kesempatan ini. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW.
Amiin.
Dalam kesempatan kali ini, saya akan menyampaikan sebuah pidato tentang “Rasa Kebangsaan
Indonesia”. Teman-teman yang saya cintai, belakangan ini rasa kebangsaan akan tanah air kita
dianggap sudah mulai luntur, hal ini tak lepas dari derasnya era globalisasi yang mana banyak dari kita
menganggap globalisasi sama dengan westernisasi, yaitu lunturnya budaya ketimuran.
Di era kini, semakin sulit ditemukan anak muda yang mempunyai sopan santun khas budaya
Timur, sebagaimana dulu pernah dicontohkan oleh para pendahulu kita. Juga semakin sulit pula kita
menemukan para generasi muda yang hafal butir-butir dari sila Pancasila. Jika kita ambil sampel di
tempat umum, apakah 100% generasi muda kita hafal lagu Indonesia Raya ? Coba tanyakan pula siapa
pencipta lagu Bagimu Negeri. Tapi coba tanyakan siapa yang menyanyikan lagu I Heart You, maka
mereka akan dengan cepat menjawabnya.
Teman-teman yang saya cintai, meskipun kadar kebangsaan seseorang tidak semata-mata
diukur dengan bisa tidaknya ia menyanyikan lagu kebangsaan, atau dengan mengetahui lagu-lagu
wajib. Paling tidak hal ini dapat menjadi tolok ukur dan suatu peringatan bagi kita yang mengaku
mencintai tanah air kita.
Berdasarkan uraian tersebut, memang kita menyadari bahwa terjadi penurunan pamahaman dan
pengaplikasian akan rasa kebangsaan Indonesia. Namun dengan realita yang demikian, kita tak perlu
berkecil hati. Karena dengan berbagai upaya lainnya, kita dapat mempertahankan rasa cinta akan
bangsa ini, dan tentunya dengan terus menggali potensi yang ada.
Belakangan juga mulai bermunculan aksi-aksi dari masyarakat sebagai bentuk kecintaannya
pada bangsa ini. Misalnya saja ketika terjadi konflik perbatasan dengan negara tetangga. Sebagian
masyarakat Indonesia berbondong-bondong menyatakan kesediaannya untuk menjadi sukarelawan ikut
berperang bahkan sebagian masyarakat kita ada yang sudah melakukan latihan kemiliteran secara
mandiri. Contoh lainnya yaitu ketika budaya kita (baik lagu daerah, kesenian daerah, dan sebagainya)
diklaim oleh bangsa lain. Masyarakat Indonesia melakukan protes keras terhadap tindakan negara
tersebut. Juga ketika para TKI yang berada di luar negeri mendapatkan perlakuan buruk. Masyarakat
Indonesia dengan keras melakukan aksi protes dan menuntut keadilan untuk saudaranya yang
mendapat perlakuan buruk tersebut.
Teman-teman yang saya cintai, selain aksi nyata masyarakat yang saya sebutkan tadi,
sebenarnya masih banyak upaya-upaya konkrit yang dapat kita lakukan dalam rangka memantapkan
rasa cinta kita terhadap tanah air kita. Pertama, kita manfaatkan momen kompetisi antar bangsa, baik
bidang akademik maupun non akademik. Kita ikut berpartisipasi dan mendukung prestasi bangsa
Indonesia di dunia Internasional. Walaupun terkadang pemerintah kurang memberikan perhatian
khusus pada pelajar Indonesia yang berprestasi, sehingga potensi mereka sering dimanfaatkan oleh
institusi asing. Yang kedua yaitu menggalakkan slogan “Cinta Produk Indonesia”. Namun diharapkan
tidak hanya slogan, tapi diikuti dengan peningkatan kualitas dan kuantitas produk dalam negeri,
sehingga kita tidak terlalu bergantung pada negara lain. Dan yang terakhir yaitu, meningkatkan
kesadaran untuk memproteksi arus globalisasi informasi dan teknologi. Misalnya saja dengan
membatasi penggunaan internet yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia.
Teman-teman yang saya cintai, rasa kebangsaan terlahir dari suatu sejarah yang panjang. Kita
sebagai generasi muda penerus bangsa berkewajiban untuk melestarikannya. Pelestarian rasa
kebangsaan merupakan salah satu usaha berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meski
wacana yang ada menyatakan bahwa telah terjadi penurunan rasa kebangsaan Indonesia, namun kita
harus optimis karena terbukti masih banyak potensi yang dapat dikembangkan guna memelihara rasa
kebangsaan agar dapat menjadi pijakan untuk kehidupan berbangsa dan bernegara.
Demikian yang dapat saya sampaikan. Mohon maaf apabila ada tutur kata dan perbuatan yang
kurang berkenan di hati karena kurangnya wawasan serta pengetahuan saya. Terima kasih.

Wassalamualaikum wr. wb. (tgs)

Anda mungkin juga menyukai