Anda di halaman 1dari 8

GAYA KEPEMIMPINAN PARTISIPASIF DAN KOOPERATIF

Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah kepemimpinan pendidikan islam

Dosen Pengampu Dr. Rohmat, M.Ag., M.Pd.

Disusun oleh :

EKSA MUSLIMAH (1817401013)

HANA ALIFIANI (1817401016)

IKA APRILIANI (1817401017)

3 MPI A

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gaya artinya sikap, gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, gerak-
gerik yang bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik. Sedangkan
gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan
untuk mempengaruhi bawahan agar sarana organisasi tercapai atau dapat
pula dikatan bahwa kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang
sering dikuasai dan sering diterapkan oleh pimpinan.
Gaya kepemimpinan menggambarkan kombinasi yang konsisten
dari falsafah, keterampilan, sifat dan sikap yang mendasari perilaku
seseorang. Sehingga gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu
gaya yang dapat memaksimumkan produktivitasnya, kepuasan kerja,
pertumbuhan dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi.
Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang
mementingkan pelaksanaan tigas, yang mementingkan hubungan
kerjasama dan yang mementingkan hasil yang dapat dicapai.
Untuk menentukan gaya yang paling efektif dalam menghadapi
keadaan tertentu maka perlu mempertimbangkan kekuatan yang ada dalam
tiga unsur, yaitu: dari diri pimpinan, bawahan, dan situasi secara
menyeluruh.
Makalah ini akan membahas berbagai macam gaya kepemimpinan
salah satu diantaranya adalah gaya kepemimpinan partisipatif dan gaya
kepemimpinan kooperatif.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gaya Kepemimpinan Partisipatif

1. Pengertian

Gaya kepemimpinan partisipatif atau disebut dengan gaya kepemimpinan


demokratik merupakan gaya kepemimpinan yang menitikberatkan pada
usaha seorang pemimpin dalam melibatkan partisipasi para pengikutnya
dalam setiap pengambilan keputusan. Dampak positif yang ditimbulkan
dari gaya kepemimpinan partisipasif bahwa para pengikut memiliki rasa
tanggung jawab, yang lebih besar terhadap pencapaian tujuan organisasi
karena keterlibatnnya dalam pengambilan keputusan.1 Dengan demikian,
pemimpin partisipasif akan lebih merasa diuntungkan dalam menjalankan
semua rencana (planning) pengikutnya. Kepemimpinan partisipatif dapat
dianggap sebagai suatu jenis perilaku yang berbeda dari perilaku yang
berorientasi kepada tugas dan perilaku yang berorientasi pada hubungan.

2. Keuntungan – keuntungan yang dapat diperoleh dari gaya kepemimpinan


partisipatif adalah:

1) Konsultasi kebawah dapat digunakan dalam rangka meningkatkan


kualitas keputusan dengan menarik keahlian yang dimiliki oleh para
pengikut, sehingga para pengikut akan dapat menerima semua
keputusan yang diambil serta dapat menjalankanya.
2) Konsultasi lateral, pemimpin melibatkan peran serta orang-orang
dalam berbagai sub unit untuk mengatasi keterbatasan kemampuan
yang dimiliki pemimpin. Konsultasi lateral memudahkan koordinasi

1
Rohmat, Kepemimpinan Pendidikan, (Purwokerto: STAIN press Purwokerto, 2010), hal.58.
dan kerjasama diantara para pemimpin dari berbagai sub untuk
organisasi.
3) Konsultasi ke atas, memungkinkan seorang pemimpin untuk menaruh
keahlian seseorang atasan yang berkembangkan lebih besar dari
manajer.

Pemimpin partisipatif memandang peran dirinya selaku


koordinator dan integrator terhadap berbagai unsur dan komponen
organisasi sehingga terjadi kinerja yang sinergis dalam mencapai
komitmen bersama. Peranan yang dimainkan terhadap nilai-nilai yang
dianut oleh seorang pemimpin dengan gaya partisipatif menjadi lebih
besar. Keseluruhan nilai-nilai yang diambil dari filsafat hidup yang
menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia (humanistik).
Pemimpin yang bergaya partisipatif memandang para pengikut
memiliki kebutuhan fisik,mental, sosial dan spritual. Pemuasan
terhadap jenis kebutuhan tersebut menuntut perlakuan yang berasumsi
tersendiri.

Nilai-nilai humanistik akan tercermin dengan jenis pada sikap


seorang pemimpin yang bergaya partisipatif dengan hubungannya
terhadap para pengikut. Hal ini akan menimbulkan kesadaran yang
mendalam bagi para pengikut dalam menjalankan tugas, karena
keikutsertaan para pengikut dalam setiap pengambilan keputusan.
Akhirnya, para pengikut mempunyai tanggung jawab besar dalam
pelaksanaan keputusan yang diambil. Rasa tanggung jawab tersebut
akan menimbulkan kinerja yang lebih baik. Adapun dalam pemberian
sangsi pada para pengikut, pemimpin partisipatif akan bersifat korektif
dan edukatif bukan bersifat punitif, meskipun cara ini perlu diambil
apabila memandang sudah dipandang perlu.

Gaya partisipatif ini bertolak dari gaya konsulatif yang bisa


berkembang ke arah saling percaya antara pemimpin dan bawahan.
Pemimpin cenderung memberi kepercayaan pada kemampuan staf
untuk menyelesaikan pekerjaan sebagai tanggung jawab mereka.
Sementara itu kontak konsulatif tetap berjalan terus. Dalam gaya ini,
pemimpin lebih bayak mendengar, menerim, bekerja sama, dan
mendirikan dorongan dalam proses pengambilan keputusan. Perhatian
diberikan kepada kelompok.2

Bagaimana cara gaya partisipatif ini membangun resonansinya,


yaitu dengan menghargai masukan orang dan mendapatkan komitmen
melalui partisipatif. Dampak terhadap iklim emosi pada gaya
partisipatif adalah positif dan kapan penggunaannya yang tepat adalah
ketika membangun persetujuan atau kesepakatan, atau mendapat
masukan yang berharga dari pegawai.3

B.Gaya Kepemimpinan Kooperatif

1. Pengertian

Gaya kepemimpinan kooperatif adalah kepemimpinan yang


mengembangkan adanya kerjasama antara subsistem atau komponen yang
ada di dalam organisasi.

2. Ciri-ciri gaya kepemimpinan kooperatif adalah:


1) Mengembangkan dan menyalurkan kebebasan berfikir dan
mengeluarkan pendapat, baik secara perseorangan maupun kelompok
sebagai usaha mengumpulkan data/bahan dari anggota kelompok
dalam menetapkan keputusan yang mampu memenuhi aspirasi dalam
kelompoknya.
2) Mengusahakan dan mendorong terjadinya pertemuan pendapat/buah
4
pikiran dengan sikap harga menghargai

2
Aries Djaenuri, Kepemimpinan, Etika, dan Kebijakan Pemerintah, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2015), hlm. 18.
3
Daniel Goleman, Primal Leadership: Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi, (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm.65
4
Handoko, Kepempimpinan ( Yogyakarta: BPFE, 2012), hlm. 18.
3) Mengembangkan suasana kerja sama yang efektif dengan memberikan
penghargaan dan pengakuan terhadap kemampuan orang-orang yang
dipimpin sehingga timbul kepercayaan pada dirinya sendiri dan
kesediaan menghargai orang lain sesuai dengan kemampuannya.
4) Membantu menyelesaikan masalah-masalah baik yang dihadapi
perseorangan maupun kelompok dengan memberikan petunjuk dalam
mengatasinya sehingga berkembang kesediaan memecahkannya
dengan kemampuan sendiri.
3. Keunggulan dan kekurangan gaya kepemimpinan kooperatif menurut
Setyawan adalah sebagai berikut:
 Keunggulan gaya kepemimpinan kooperatif adalah pekerjaan
merupakan tanggungjawab bersama dan adanya kerjasama yang baik
antara subsistem yang ada di dalam organisasi dalam mencapai tujuan
yang telah ditentukan
 Kelemahan gaya kepemimpinan kooperatif
adalah tidak semua pegawai mampu menjalin kerjasama, baik dengan
sesama rekan kerja maupun dengan atasannya. Dalam kaitannya
dengan ini terkadang terjadi kesenjangan antara bawahan dengan
5
sesama bawahan maupun antara bawahan dengan atasan.

5
Ibid., hlm. 19.
BAB III
KESIMPULAN

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi dan


memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.
Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan
organisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi
untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Seorang pemimpin yang baik harus
memiliki integritas, (kepribadian), intelektual (pengetahuan), intelegensi
(spiritual), skill atau kemampuan/keahlian, memiliki power atau dapat
mempengaruhi orang lain, mau belajar, mendengar dan siap dikritik. Apabila
ketujuh isi dari esensi atau hakikat kepemimpinan tersebut telah dimiliki oleh
seorang pemimpin maka pemimpin tersebut akan aktif dan bijaksana.Gaya
kepemimpinan partisipatif atau disebut juga gaya kepemimpinan demokratis,
ditandai dengan adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan
pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Dibawah kepemimpinan
demokratis bawahan cenderung bermoral tinggi, dapat bekerja sama,
mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri. sedangkan gaya
kepemimpinan kooperatif mengajarkan bagaimana saling bekerjasama dalam
menyelesaikan suatu masalah secara berkelompok melalui diskusi dengan teman
lain yang memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda-beda, melalui hal
tersebut maka setiap anggota akan memiliki pandangan yang lebih luas karena
saling barbagi pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan sehingga melalui
semua itu kelompok dapat menyelesaikan tugas yang diberikan melalui pemikiran
bersama yang dianggep benar dan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Rohmat. 2010. Kepemimpinan Pendidikan. Purwokerto: STAIN press Purwokerto

Djaenuri, A. 2015. Kepemimpinan Etika dan Kebijakan Pemerintah. Bogor: Ghalia


Indonesia

Goleman, D. 2004. Primal Leadership: Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Handoko. 2012. Kepempimpinan. Yogyakarta: BPFE

Anda mungkin juga menyukai