Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN BUDIDAYA IKAN NILEM (Osteochilus hasselti)

DALAM UPAYA KONSERVASI SUMBERDAYA IKAN


(Studi di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat)

Oleh:
Iis Jubaedah dan Aan Hermawan
Dosen Jurusan Penyuluhan Perikanan Sekolah Tinggi Perikanan

Abstrak

Kajian tentang budidaya ikan nilem telah dilakukan pada bulan Juni sampai dengan
Agustus 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui present status dan teknologi
pembenihan ikan nilem (Osteochilus hasselti) di Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa
Barat. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan (observasi) dan wawancara
pada aspek budidaya ikan nilem di BPBI Singaparna dan pembudidaya ikan. Data
dianalisis secara deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi
lapangan, Kabupaten Tasikmalaya memiliki potensi yang cukup besar dalam
pengembangan budidaya ikan nilem. Luas areal budidaya ikan nilem 111,61 Ha atau
37,22 % ; Persentase nilai produksi ikan nilem pada tahun 2008 sebesar 42,13 % dari
total produksi pembenihan ikan air tawar atau sejumlah 679.119.578 ekor; dan sebesar
37,62% dari total produksi pembesaran ikan air tawar atau sejumlah 6.910 ton.
Teknologi budidaya khususnya pembenihan ikan nilem sudah berkembang baik dan
diaplikasikan oleh pembudidaya. Pembenihan dilakukan secara semi intensif, pada
kolam semi permanen dengan menerapkan seleksi induk sedangkan dalam kegiatan
pendederan dilakukan secara polikultur pada kolam tanah. Kegiatan konservasi yang
dilakukan adalah konservasi ex-situ, yang mencakup pemeliharaan populasi dalam
bentuk wadah berupa kolam dan bak, dan konservasi in-situ dengan melakukan
restocking di perairan umum. Intensifnya kegiatan budidaya ikan nilem, baik yang
dilakukan oleh Balai Benih maupun pembudidaya turut mendukung kemantapan
populasi ikan nilem.

Kata kunci : Konservasi, budidaya, nilem (Osteochilus hasselti), Kab. Tasikmalaya.

PENDAHULUAN berair jernih. Selain itu juga bisa ditemui


hidup di rawa-rawa. Dalam kegiatan
Latar Belakang pembudidayaan, ikan ini banyak
Ikan nilem merupakan salah satu dipelihara terutama oleh pembudidaya di
komoditas ikan air tawar yang sangat Sumatera (khususnya Sumatera Barat) dan
potensial untuk dikembangkan menjadi di daerah Priangan (Jawa Barat).
produk unggulan budidaya perikanan. Di Prospek pasar ikan nilem cukup
habitat aslinya, ikan ini banyak ditemukan luas, bukan hanya di pasaran lokal, namun
hidup liar di perairan umum terutama di juga sudah bisa menembus pasar
sungai-sungai yang berarus sedang dan internasional. Ikan ini terkenal memiliki

1
rasa daging dan telur sangat gurih. pembenihan yang diterapkan oleh
Permintaan benih ikan nilem ukuran 5 masyarakat/pembudidaya. Sebagai lokasi
gram cukup tinggi karena diperuntukan kajian dipilih salah satu kabupaten di
sebagai substitusi ikan mas untuk wilayah priangan yaitu Kabupaten
makanan kering “baby fish”. Menurut Tasikmalaya, dengan pertimbangan
informasi dari pembudidaya ikan nilem di kabupaten ini merupakan salah satu
Tasikmalaya, benih ikan nilem umur 1 daerah yang populer dengan ikan nilem
hari dapat dijual per cawan (umumnya dan jumlah pembudidaya ikan nilem di
berisi 30.000 ekor) dengan harga daerah tersebut cukup banyak.
mencapai Rp 12.000,00.
Budidaya ikan nilem, dari sisi Tujuan dan Manfaat
kesehatan, ekonomi dan kelestarian Penelitian ini bertujuan untuk
lingkungan juga dinilai menguntungkan. mengetahui present status dan teknologi
Karena kebiasannya memakan ganggang, pembenihan Ikan Nilem (Osteochilus
ikan nilem tergolong ikan organik. hasselti) di Kabupaten Tasikmalaya
Keuntungan lainnya dari aspek kelestarian Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian
lingkungan, ikan nilem bisa berperan diharapkan dapat dijadikan sebagai
sebagai pembersih kotoran karena referensi teknologi budidaya ikan nilem
kebiasaan makannya. Menurut Husen, yang diaplikasikan oleh pembudidaya
2004, seekor ikan nilem seberat 5 gram sekaligus adanya suatu konsep
bisa menghabiskan pakan berupa pengembangan konservasi ikan untuk
ganggang sebanyak 6,4 kg dalam jaring mempertahankan keanekaragaman hayati
apung seluas 19 m2 untuk mendapatkan dan populasinya di perairan dan habitat
berat 100 gram. alaminya.
Keberadaan populasi ikan nilem di
perairan umum semakin menurun. METODE PENELITIAN
Penurunan populasi ikan ini selain karena
adanya eksploitasi juga diduga akibat Lokasi dan Waktu
perubahan lingkungan perairan. Salah Penelitian ini dilaksanakan di
satu langkah yang dapat dilakukan untuk Kabupaten Tasikmalaya Provinsi Jawa
Barat. Waktu penelitian selama 3 bulan
meningkatkan produksi dan menjamin
pada bulan Juni sampai Agustus 2009.
kelestarian ikan nilem adalah melalui
pengembangan kegiatan budidaya Bahan dan Alat
komoditas ini di masyarakat. Melalui Bahan penelitian meliputi contoh
kegiatan ini, produksi dan penyediaan ikan nilem (Osteochilus hasselti), dan air
benih ikan dapat ditingkatkan, baik yang diperoleh dari hasil sampling di
sebagai komoditas komersial maupun lapangan selama penelitian. Alat bantu
untuk peningkatan populasi ikan di yang digunakan dalam penelitian ini
perairan umum dengan kegiatan adalah alat pengambilan contoh air dan
restocking. Oleh karena itu, diperlukan bahan analisis kualitas air serta lembar
penelitian/kajian tentang teknik budidaya monitoring/pengamatan.
ikan nilem khususnya segmen

2
Metode Pengumpulan Data rata suhu di dataran rendah antara 20°-34°
Pengumpulan data dilakukan dengan C dan di dataran tinggi berkisar 18°-22°
melakukan observasi dan wawancara C. Curah hujan rata-rata 2,072 mm/tahun,
dengan Balai Pengembangan Benih Ikan jumlah hari hujan rata-rata 82 hari.
(BPBI) Singaparna dan pembudidaya
ikan di 3 lokasi yaitu Kecamatan Kondisi Sumber Daya Perikanan
Padakembang, Sukaratu dan Sukarame. Kabupaten Tasikmalaya
Pengamatan parameter kualitas air merupakan salah satu daerah yang
meliputi fisika dan kimia yaitu suhu, memiliki potensi kegiatan bisnis
kecerahan, pH, DO (disolved oxygen). perikanan potensial di Jawa Barat
terutama perikanan budidaya. Potensi
Analisis Data budidaya perikanan ini tersebar di 39
Analisis data dilakukan dengan kecamatan dan 348 desa yang ada.
menggunakan analisis deskriptif kualitatif Berdasarkan data Dinas Peternakan,
yang disajikan dalam bentuk tabel dan Perikanan dan Kelautan Kabupaten
grafik. Tasikmalaya, potensi budidaya perikanan
cabang usaha pembenihan ikan air tawar
HASIL DAN PEMBAHASAN pada tahun 2008 seluas 366,59 Ha dengan
pemanfaatan sejumlah 299,86 Ha atau
Kondisi Umum Wilayah sekitar 81,80 %. Lahan perikanan ini
Wilayah Kabupaten Tasikmalaya sebagian besar dimanfaatkan untuk
secara geografis berada di sebelah pembenihan ikan air tawar dengan
tenggara wilayah Propinsi Jawa Barat, komoditi Ikan Mas, Nila, Nilem, Tawes,
dengan batas-batas wilayah sebagai Gurame, Lele dan jenis ikan lainnya.
berikut : Sebelah Utara Kabupaten Analisis sumberdaya perikanan juga
Majalengka, Ciamis, dan Kota dilakukan pada potensi perairan umum
Tasikmalaya; sebelah Barat Kabupaten yang dapat dikembangkan untuk kegiatan
Garut; sebelah Timur Kabupaten Ciamis budidaya perikanan. Data dinas
dan sebelah Selatan Samudra Indonesia. menunjukkan, kabupaten ini memiliki 14
Secara geografis terletak antara 107° 56' buah danau/situ/waduk/rawa seluas
BT - 108°8' BT dan 7° 10' LS - 7° 49' LS 171,25 Ha yang tersebar di 10 kecamatan
dengan jarak membentang Utara Selatan dan 20 sungai sepanjang 1.155, 50 km.
terjauh 75 Km dan arah Barat Timur 56,25
Km. Luas keseluruhan sebesar 2.563,35 PRESENT STATUS IKAN NILEM DI
Km2. Sebagian besar wilayahnya berada KABUPATEN TASIKMALAYA
pada ketinggian antara 0 - 1.500 m di atas
permukaan laut yang membentang dari Keragaman Komoditas/Strain Ikan
arah utara dan yang terendah ke arah Nilem
selatan. Sebagian kecil wilayahnya yaitu Menurut Hardjamulia (1979),
0,81 % berada pada ketinggian diatas warna sisiknya ikan nilem dapat
1.500 m, keadaan iklim umumnya bersifat dibedakan menjadi dua, yaitu ikan nilem
tropis dan beriklim sedang dengan rata- yang berwarna cokelat kehitaman atau

3
cokelat hijau pada punggungnya dan b) Ikan Nilem Were ; sisik berwarna
terang di bagian perut dan ikan nilem putih keabuan, bentuk tubuh seperti
merah dengan punggung merah atau bandeng.
kemerah-merahan dengan bagian perut c) Ikan Nilem Cokelat Kehijuan ; sisik
agak terang (Hardjamulia, 1979). berwarna cokelat kehijauan pada
Berdasarkan hasil pengamatan, strain Ikan punggung dan badannya, terang di
Nilem yang berkembang dan bagian perut , bentuk tubuh memanjang
dibudidayakan oleh pembudidaya ada 3 dengan bagian punggung agak tinggi.
strain yaitu Ikan Nilem Merah, Ikan Dari ketiga strain nilem di atas yang
Nilem Were dan Ikan Nilem Cokelat paling dominan dibudidayakan oleh
Kehijauan. Ciri morfologi dari ketiga pembudidaya dan balai benih adalah Ikan
strain tersebut adalah sebagai berikut : Nilem Berwarna Cokelat Kehijauan. Hal
a) Ikan Nilem Merah ; sisik dan sirip ini dikarenakan beberapa kelebihan yang
berwarna kemerahan dengan bagian dimilikinya, yakni pertumbuhan lebih
perut berwarna putih terang, tubuh cepat dan fekunditas lebih tinggi di
memanjang. bandingkan dengan strain yang lain.

(a) (b) (c)


Gambar 1. Tiga strain Ikan Nilem yang dibudidayakan ; a) Ikan Nilem Merah ; b) Ikan
Nilem Cokelat Kehijauan ; dan c) Ikan Nilem Were (Dok. Pribadi, Juli
2009)
Berdasarkan data Dinas Peternakan
Kondisi Produksi/Populasi Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Populasi ikan nilem di Kabupaten Tasikmalaya, persentase nilai produksi
Tasikmalaya tergolong cukup tinggi, ikan nilem pada tahun 2008 sebesar 42,13
bahkan dibandingkan dengan komoditas % dari total produksi pembenihan ikan air
ikan air tawar lainnya. Produksi ikan tawar atau sejumlah 679.119.578 ekor,
nilem pada tahun 2008 masih sedangkan pada pembesaran sebesar
mendominasi pada sektor usaha 37,62% atau sejumlah 6.910 ton. Data
pembenihan dan pembesaran ikan air produksi pembenihan ikan air tawar dapat
tawar di Kabupaten Tasikmalaya. dilihat pada Tabel 1.

4
Tabel 1. Produksi pembenihan air tawar di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2008.
Produksi Persentase
No. Komoditi
(ekor) (%)
1 Mas 418,665,008 25.97
2 Nila 241,453,126 14.98
3 Nilem 679,119,578 42.13
4 Tawes 118,584,979 7.36
5 Gurame 60,381,054 3.75
6 Lele 5,030,217 0.31
7 Lain-lain 88,872,038 5.51
Jumlah 1,612,106,000 100.00
Sumber : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tasikmalaya, 2008

Tabel 2 . Produksi pembesaran air tawar di Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2008.


Produksi Persentase
No. Komoditi
(ekor) (%)
1 Mas 3,656 19.91
2 Nila 3,955 21.53
3 Nilem 6,910 37.62
4 Tawes 1,163 6.33
5 Gurame 364 1.98
6 Udang Galah 23 0.12
7 Lele 352 1.92
8 Lain-lain 1,943 10.58
Jumlah 18,366 100.00
Sumber : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tasikmalaya, 2008

Dilihat dari aspek pemanfaatan ikan gurame (7,83%), ikan tawes (7,55%),
lahan perikanan, ikan nilem pun ikan lele (1,33%) dan jenis ikan lainnya
menempati persentase yang terbesar. (4,98%). Data pemanfaatan areal
Luas pemanfaatan areal budidaya untuk budidaya ikan berdasarkan komoditi dapat
ikan nilem aadalah 111,61 Ha atau 37,22 dilihat pada Tabel 3.
% dari total pemanfaatan, disusul dengan
ikan mas (24.06%), ikan nila (17,03%),

5
Tabel 3. Pemanfaatan areal budidaya berdasarkan komoditi di Kabupaten
Tasikmalaya Tahun 2008
Luas Areal Persentase
No. Komoditi
(Ha) (%)
1 Mas 72.13 24.06
2 Nila 51.06 17.03
3 Nilem 111.61 37.22
4 Tawes 22.65 7.55
5 Gurame 23.49 7.83
6 Lele 3.99 1.33
7 Lain-lain 14.93 4.98
Jumlah 299,86 100
Sumber : Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tasikmalaya, 2008

Pembenihan Ikan Nilem di BPBI 2 unit @ 60 m2; Kolam pendederan 6 unit


Singaparna @ 1.000 m2, Sumber air Irigasi
Wilayah Kabupaten Tasikmalaya (Cikunten), Kualitas air ;suhu 20 – 24 0C;
memiliki 4 unit Balai Benih Ikan Air pH 6,5; oksigen terlarut 6 ppm, waktu
Tawar terdiri atas Balai Benih Ikan Pemijahan sepanjang tahun, frekuensi
Rancapaku yang merupakan milik Pemda pemijahan per tahun 6 kali. Jumlah stok
Kabupaten dan Balai Pengembangan induk 200 kg ; 100 kg betina dan 100 kg
Benih Ikan Unit Singaparna (Ceumceum), jantan. Sistem pemijahan secara semi
Balai Pengembangan Benih Ikan Unit intensif, dengan perbandingan induk 1 : 3,
Singaparna (Mongor), serta Balai Fekunditas telur : 80.000 – 150.000 butir
Pengembangan Benih Ikan Unit telur/kg induk. Jumlah larva yang
Singaparna (Kokol) yang merupakan dihasilkan 1.200.000 ekor larva. Lama
milik Pemprov Jawa Barat. Dari keempat pemeliharaan pendederan 40 hari Survival
Balai ini yang mengembangkan Ikan rate 60%. Jumlah benih yang dipanen
Nilem dalam kegiatan produksinya hanya (ukuran 1 – 3 cm) 720.000 ekor.
di BPBI Singaparna Unit Ceumceum.
Adapun kondisi pembenihan ikan nilem di Pembenihan Ikan Nilem di
BPBI Unit Singaparna dan pembudidaya Pembudidaya
dapat diuraikan sebagai berikut : Strain Pengamatan kondisi dan teknologi
ikan nilem berwarna cokelat kehijauan pembenihan ikan nilem di pembudidaya
pada punggungnya dan terang di bagian dilakukan pada tiga lokasi yaitu
perut; Induk Ikan Nilem Umur 12 bulan Kecamatan Padakembang, Sukaratu dan
(jantan dan betina), Berat induk 200 gram Sukarame. Adapun kondisi pembenihan
(betina) dan 150 gram (jantan), Panjang ikan nilem dapat diuraikan sebagai berikut
induk panjang total 21 cm; panjang : Ikan nilem memiliki 3 strain yaitu ikan
standar 17 cm. Wadah Budidaya; nilem merah, ikan nilem berwarna cokelat
Kontruksi wadah Kolam tembok; Kolam kehijauan pada punggungnya dan terang
pemijahan 2 unit @ 50 m2 ; Kolam induk di bagian perut, ikan nilem were

6
(berwarna putih keabuan seperti bandeng); pembenihan secara intensif (sistem
Induk ikan nilem Umur; jantan 6 - 8 induced breeding), tingkat kelangsungan
bulan, betina 10 - 12 bulan, berat induk hidup pada pembenihan Ikan Nilem dapat
100 gram (betina) dan 80 – 100 gram mencapai 80 – 90%, sehingga dengan
(jantan) Panjang induk panjang total demikian masih dari segi produksi dan
betina 18 - 20 cm; jantan 15 cm, teknologi, pembenihan Ikan Nilem masih
Kontruksi wadah kolam semi permanen. dapat dikembangkan.
Sumber air : Irigasi (Cikunir), kualitas air
suhu 24 – 26 0C, pH 6,5, oksigen terlarut 6 Strategi Konservasi Budidaya Ikan
ppm, waktu Pemijahan sepanjang tahun. Nilem
Frekuensi pemijahan : sekitar 50 kali per Peraturan Pemerintah RI Nomor
tahun. Pemijahan secara semi intensif 60 Tahun 2007 menegaskan bahwa
dengan menggunakan sistem gonggo konservasi sumberdaya ikan adalah upaya
(dasar kolam pasir), dengan perbandingan perlindungan, pelestarian dan
induk 1 : 2 atau 2 : 3, jumlah induk yang pemanfaatan sumberdaya ikan, termasuk
dipijahkan per siklus 30 – 40 pasang ekosistem, jenis dan genetik untuk
induk. Jumlah larva yang dihasilkan per menjamin keberadaan, ketersediaan dan
30 pasang induk 100.000 ekor, Lama kesinambungannya dengan tetap
pemeliharaan pendederan 40 – 60 hari, memelihara dan meningkatkan kualitas
Benih yang dipanen Bebeas (pemeliharaan nilai dan keanekaragaman sumber daya
15 hari), Aruy ( pemeliharaan 35 hari) ikan. Konservasi sumberdaya ikan ini
ukuran 1 – 3 cm, harganya Rp meliputi konservasi ekosistem, konservasi
17.000,00/kg, Huripan (pemeliharaan 60 jenis ikan dan konservasi genetik ikan.
hari) ukuran 4 – 5 cm, harga Rp Konservasi ikan dilakukan dengan
17.000,00/kg, Koral (pemeliharaan 90 tujuan ; a) melindungi jenis ikan yang
hari) ukuran 5 – 8 cm, harga Rp 15.000 – terancam punah; b) mempertahankan
16.000/kg keanekaragaman jenis ikan ; c)
Berdasarkan data di atas, memelihara keseimbangan dan
perbedaan yang nyata terlihat pada kemantapan ekosistem; dan d)
pembenihan Ikan Nilem di Balai Benih memanfaatkan sumberdaya ikan secara
dan pembudidaya adalah kualitas induk berkelanjutan. Kegiatan konservasi ini
yang digunakan. Balai benih menerapkan berfungsi untuk memperbaiki sumberdaya
seleksi induk (umur, berat, jenis) secara perikanan dan menentukan cara
ideal sehingga fekunditas dan jumlah penggunaannya agar menguntungkan
benih yang dihasilkan lebih tinggi secara terus menerus (lestari).
dibandingkan hasil pembenihan di tingkat Mengacu pada Pedoman
pembudidaya. Namun dari segi sistem Pengelolaan Plasma Nutfah (2002),
pemijahan tidak terlihat beda nyata yang bentuk usaha dari strategi konservasi
mengindikasikan dari segi teknologi, secara umum terdiri dari konservasi in-
budidaya Ikan Nilem di Kabupaten ini situ dan konservasi ex-situ. Konservasi in-
sudah mantap. Lebih lanjut, berdasarkan situ bersifat pasif, karena dapat terlaksana
hasil penelitian Djadjasewaka, 2006, pada dengan hanya mengamankan tempat

7
tumbuh alamiah sesuatu jenis. Dengan Untuk menjamin populasi ikan
demikian jenis-jenis tersebut diberi nilem di masa yang akan datang, maka
kesempatan berkembang dan bertahan diperlukan langkah-langkah dan strategi
dalam keadaan lingkungan alam dan konservasi aplikatif yang dapat diterapkan
habitatnya yang asli, tanpa campur tangan oleh pembudidaya. Salah satu langkah
manusia. Konservasi in-situ, dilakukan yang dapat diterapkan adalah dengan terus
dengan cara rasionalisasi penangkapan mengembangkan kegiatan budidaya ikan
dan restorasi daerah reservat. Selanjutnya (pembenihan, pendederan dan
disebutkan bahwa cara kedua (ex-situ) pembesaran), perlindungan jenis ikan di
dilakukan dengan lebih aktif, yaitu habitat alaminya (perairan umum),
memindahkan sesuatu jenis ke suatu pelestarian jenis ikan nilem dengan
lingkungan atau tempat pemeliharaan melakukan restocking dan inventarisasi
baru. Konservasi ini merupakan populasi ikan nilem terutama populasinya
komponen konservasi keanekaragaman di perairan umum.
hayati diluar habitat alaminya. Keterlibatan masyarakat (Fisheries
Berdasarkan hasil observasi Based Community ) untuk pengembangan
lapangan, kegiatan konservasi yang kegiatan budidaya ikan sangat diperlukan.
dilakukan di Kabupaten Tasikmalaya Selain mengembangkan kegiatan
adalah konservasi ex-situ, yang mencakup budidaya ikan untuk peningkatan
pemeliharaan populasi dalam bentuk produksi juga perlunya menjaga
wadah berupa kolam dan bak. Disamping kelestarian sumberdaya ikan melalui
itu, intensifnya kegiatan budidaya ikan kegiatan restocking di perairan umum,
nilem, baik yang dilakukan oleh Balai restorasi daerah reservart dan kegiatan
Benih maupun pembudidaya turut penangkapan ikan yang tidak merusak.
mendukung kemantapan populasi ikan Oleh karena itu kegiatan
nilem di wilayah ini. Sedangkan penyuluhan/pembinaan kepada
konservasi in-situ yang bersifat pasif masyarakat harus terus digalakkan untuk
hanya terbatas pada kegiatan restocking meningkatkan kesadaran masyarakat akan
pada perairan umum. Kegiatan restocking arti pentingnya konservasi sumberdaya
yang dilakukan oleh sebagian ikan.
pembudidaya di Kabupaten Tasikmalaya
khususnya di Kecamatan Singaparna KESIMPULAN DAN SARAN
dengan cara menebar sebagian hasil
pembenihannya untuk ditebar di perairan Kesimpulan
umum seperti situ dan sungai yang
merupakan habitat alaminya namun Berdasarkan hasil pengamatan dan
demikian masih belum dapat observasi lapangan, beberapa hal yang
meningkatkan populasinya diduga dapat disimpulkan adalah :
lingkungan perairannya yang sudah 1. Kabupaten Tasikmalaya memiliki
mengalami kerusakan akibat faktor alami potensi yang cukup besar dalam
maupun akibat andropogenik. pengembangan budidaya perikanan
air tawar khususnya dalam

8
pengembangan komodias ikan nilem masyarakat harus terus digalakan
sebagai upaya peningkatan produksi untuk meningkatkan kesadaran
dan konservasi sumber daya ikan. masyarakat akan arti pentingnya
2. Present status komoditas Ikan Nilem konservasi sumberdaya ikan.
di Kabupaten Tasikmalaya :
 Areal budidaya Ikan Nilem seluas Saran
111,61 Ha atau 37,22 % dari total
pemanfaatan areal cabang usaha Untuk menjamin populasi Ikan Nilem
pembenihan air tawar di di masa yang akan datang, diperlukan
Kabupaten Tasikmalaya; langkah-langkah dan strategi konservasi
 Persentase nilai produksi ikan aplikatif yang dapat diterapkan oleh
nilem pada tahun 2008 sebesar pembudidaya. Langkah yang dapat
42,13 % dari total produksi diterapkan adalah dengan terus
pembenihan ikan air tawar atau mengembangkan kegiatan budidaya ikan
sejumlah 679.119.578 ekor; (pembenihan, pendederan dan
 Persentase nilai produksi Ikan pembesaran), perlindungan jenis ikan di
Nilem pada tahun 2008 sebesar habitat alaminya (perairan umum),
37,62% dari total produksi pelestarian jenis ikan nilem dengan
pembesaran ikan air tawar atau melakukan restocking dan inventarisasi
sejumlah 6.910 ton. populasi ikan nilem terutama populasinya
3. Teknologi budidaya khususnya di perairan umum.
pembenihan ikan nilem sudah
berkembang baik dan diaplikasikan DAFTAR PUSTAKA
oleh pembudidaya. Pembenihan
dilakukan sudah berada pada taraf Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan
semi intensif, pada kolam semi Kabupaten Tasikmalaya. 2008.
permanen dengan menerapkan seleksi Data Produksi Perikanan
induk sedangkan dalam kegiatan Budidaya Kabupaten Tasikmalaya.
pendederan dilakukan secara Provinsi Jawa Barat. Bandung,
polikultur pada kolam tanah. Jawa Barat.
4. Kegiatan konservasi yang dilakukan
adalah konservasi ex-situ, yang Hadie W, L. Pouyaud and Lies E.Hadie.
mencakup pemeliharaan populasi 2000. Strategi Konservasi Melalui
dalam bentuk wadah berupa kolam Pendekatan Analisi mt-DNA:
dan bak. Dan konservasi in-situ Kasus Pada Ikan Lele (Clarias
melalui kegiatan restocking di batracus) di Pulau Jawa.
perairan umum. Prosiding Seminar Nasional
5. Keterlibatan masyarakat (Fisheries Keanekaragaman Hayati Ikan.
Based Community ) untuk
pengembangan kegiatan budidaya
ikan sangat diperlukan. dan kegiatan
penyuluhan/pembinaan kepada

9
Hardjamulia A. 1979. Budidaya Komisi Nasional Plasma Nutfah. 2002.
Perikanan, Budidaya Ikan Mas Pedoman Pengelolaan Plasma
(Cyprinus carpio), Ikan Tawes Nutfah. Deptan. Badan Litbang
(Puntius javannicus), Ikan Nilem Pertanian.
(Osteochilus hasselti). Sekolah
Ilmu Perikanan. SUPM Bogor. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Badan Pendidikan, Latihan dan Nomor 60 tahun 2007 tentang
Penyuluhan Pertanian. Konservasi Sumber Daya Ikan.
Departemen Pertanian.

Djajasewaka H dan Reza S. 2006.


Peningkatan Produksi dan
Kualitas Telur Melalui Perbaikan
Pakan Induk Ikan Nilem
(Osteochilus hasselti). Balai Riset
Perikanan Budidaya. Bogor.

10

Anda mungkin juga menyukai