Jawab :
a. KAPET Biak
KAPET Biak ditetapkan melalui Keppres No. 10 Tahun 1998. Cakupan
wilayah KAPET Biak terdiri dari Kabupaten Biak Numfor, Supiori, Yapen,
Waropen, Nabire, Mimika, Manokwari, Bintunidan Teluk Wondama dengan
keseluruhan luas wilayah sebesar 101.748,56 Km2. Kegiatan ekonomi yang
sangat potensial dilakukan di kawasan ini, yakni pariwisata alam dan bahari,
perikanan, pertambangan dan penggalian.Posisi KAPET Biak cukup strategis
dimana merupakan jalur penghubung ke Australian, Papua New Guinea,
Negara-negara di Pasifik Selatan, Guam, Hawaii dan New Zealand. Kondisi
KAPET Biak terletak di segitiga pertumbuhan ekonomi dunia, yaitu Jepang-
Australia- USA.
c. KAPET Pare-Pare
KAPET Parepare ditetapkan melalui Keppres No. 164 Tahun 1998 dengan
luas wilayah 6.905,081 Km2. Cakupan wilayah KAPET Parepare yang berada
di dalam Provinsi Sulawesi Selatan meliputi Kota Parepare, Kabupaten
Sidenreng Rappang (Sidrap), Kabupaten Pinrang, Kabupaten Enrekang, dan
Kabupaten Barru. KAPET Parepare diharapkan berfungsi sebagai pusat
produksi dan industri pengolahan,dimana kota Parepare sebagai pusat jasa
dan perdagangan akan mendorong kegiatan ekonomi dan agroindustri di
wilayah belakangnya (hinterland).KAPET Parepare termasuk dalam wilayah
kerjasama regional negara-negara ASEAN yang tergabung dalam “Brunei
Darussalam – Indonesia – Malaysia – Philipina East Asean Growth Area
(BIMP – EAGA)” yang merupakan bentuk kerjasama bilateral negara-negara
ASEAN untuk wilayah bagian timur.
d. KAPET Sabang
KAPET Sabang ditetapkan melalui Keppres No. 171 Tahun 1998 yang
mencakup Pulau Weh dan Pulo Aceh. Berdasarkan Surat Gubernur Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam No. 193/30591 tanggal 2 September 2001,
KAPET Sabang dirubah menjadi “KAPET Bandar Aceh Darussalam” dengan
luas wilayah 55.390 Km2. Cakupan wilayah KAPET Bandar Aceh
Darussalam meliputi Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Besar, dan
Kabupaten Pidie dengan hinterlandWilayah Tengah dan Barat/Selatan Aceh
yang telah dihubungkan dengan berfungsinya jaringan jalan dari pantai
Barat/Selatan melalui Wilayah Tengah ke Pantai Timur Aceh. Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) Bandar Aceh Darussalam
terletak di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, dan merupakan salah satu
KAPET yang berada di Kawasan Barat Indonesia selain KAPET Natuna.
Wilayah KAPET Bandar Aceh Darussalam meliputi Banda Aceh, Lhok Nga,
Peukan Bada, Kota Baro, Seulimum, Darussalam, Aceh Besar, Padang Tiji,
Muara Tiga, Batee, Kota Sigli dan Pidie. Peluang investasi yang dimiliki oleh
KAPET Bandar Aceh Darussalam antara lain sektor perikanan, peternakan,
pertambangan, industri dan pariwisata. KAPET Bandar Aceh Darussalam
terletak pada kawasan yang sangat strategis karena berada dipintu masuk jalur
perdagangan dunia yang paling sibuk yaitu Selat Malaka. Dalam konteks
ASEAN, KAPET Bandar Aceh Darussalam termasuk dalam wilayah
kerjasama regional negara-negara ASEAN yang tergabung dalam kerjasama
bilateral Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT).
e. KAPET Natuna
f. KAPET DAS KAKAB ( Daerah Aliran Sungai Kahayan Kapuas dan Barito)
KAPET DAS KAKAB ditetapkan melalui Keppres No. 170 Tahun 1998
dengan luas wilayah 236,73 Km2. Cakupan wilayah KAPET DAS KAKAB
meliputi Daerah Aliran Sungai Kahayan Kapuan dan Barito-meliputi Kota
Palangkaraya, Kabupaten Barito Utara, Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten
Kapuas. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) DAS
KAKAB atau Daerah Aliran Sungai Kahayan-Kapuas-Barito terletak di
Provinsi Kalimantah Tengah meliputi wilayah Kota Palangkaraya (Ibukota
Provinsi), Kabupaten Barito Selatan, Pulang Pisau dan Kapuas. Kawasan ini
berada pada tiga daerah aliran sungai yaitu Sungai Kahayan, Sungai Kapuas
dan Sungai Barito. Sungai-sungai yang ada pada kawasan ini dimanfaatkan
pula sebagai sarana transportasi air, sumber mata pencaharian penduduk dan
penunjang kegiatan perikanan. Dari total luas wilayah tersebut, yang
berpotensi untuk dikembangkan adalah budidaya pertanian tanaman pangan,
Perkebunan dan holtikultura serta perikanan.
g. KAPET Bima
KAPET Bima ditetapkan melalui Keppres No. 166 Tahun 1998 dengan luas
wilayah 6.921, 45 Km2. Cakupan wilayah KAPET Bima terletak di Provinsi
Nusa Tenggara Barat (NTB) yang meliputi Kabupaten Bima (Kecamatan
Rasanae Timur, Rasanae Barat, Belo, Woha, Monta, Bolo, Wawo, Wera,
Sape, Donggo dan Sanggar) dan Kabupaten Dompu (Kecamatan Dompu,
Hu’u, Woja, Kempo, Kilo dan Pekat). KAPET Bima mempunyai posisi
strategis, ditinjau dari konteks perdagangan merupakan pintu keluar dan
masuk barang dan jasa ke Kawasan Indonesia Barat (KIB) dan Kawasan
Timur Indonesia (KTI). Jika dilihat dari konteks Pariwisata, terletak diantara
segitiga emas. Disebelah barat daerah kunjungan wisata Internasional Pulau
Bali, disebelah utara Tanah Toraja, dan disebelah timur Pulau Komodo
serta Lakey Hu’u merupakan ajang kegiatan selancar bertaraf Internasional.
Selain itu KAPET Bima termasuk wilayah kerjasama ekonomi
regional “Australia – Indonesia Development Area (AIDA)”.
a. Tata ruang
b. Penataan ruang
Jawab :