Anda di halaman 1dari 15

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini ilmu pengetahuan di bidang kedokteran berkembang
dengan pesat. Dalam dua dekade terakhir, kita mulai mengenal istilah
transplantasi yang sering disebut transplantasi organ. Bukan hanya
tumbuhan yang dapat dicangkok, manusiapun pada akhirnya disodori
pilihan pencangkokan organ tubuh. Apabila organ yang sangat diperlukan
tubuh mengalami sakit berkepanjangan dengan kerusakan luas, maka tidak
ada pilihan lain selain melakukan ganti organ tubuh yang rusak parah
tersebut (end stage) dengan organ sejenis yang sehat. Cangkok hati dan
cangkok ginjal paling populer dan dikenal luas, diantara cangkok organ
lain seperti : sumsum tulang, jantung, paru, usus, dll. Transplantasi organ
merupakan suatu teknologi medis untuk pergantian organ tubuh pasien
yang tidak berfungsi dengan organ individu lain atau tubuh sendiri dalam
rangka pengobatan.

Transplantasi organ adalah pemindahan organ dari satu tubuh ke


tubuh yang lainnya atau pemindahan organ dari donor ke resipien yang
organnya mengalamikerusakan. Organ yang sudah dapat ditransplantasi
adalah jantung, ginjal, hati, pancreas, intestine dan kulit, sedangkan
jaringan, adalah kornea mata, tulang, tendo, katup jantung, dan vena.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi transplantasi organ, di satu sisi
banyak membantu orang orang yang mengalami kegagalan fungsi organ,
tetapi disisi lain menjadi suatu dilema etis dikarenakan harus dilakukan
ketika jantung masih berdenyut. Transplantasi jantung merupakan suatu
studi interdisipliner masalah yang timbul sebagai dampak penerapan
perkembangan IPTEK-Dok & Biologi pada sistem nilai, psiko-sosial-
kultural, politik, hukum dan agama di masyarakat luas.

1
Transplantasi organ ada terjadi karena adanya pemicu dari individu
berkaitan dengan Perkembangan Hak-Hak Azasi manusia (HAM) meliputi
Liberalisme, Otonomi, Emansipasi, Anti kemapanan (Establishment), dan
Otoritas (Authority)
Transplantasi organ jantung mempunyai dampak positif bagi resipien
untuk memperpanjang hidup, tetapi di sisi lain mempunyai dampak
negative seperti perubahan kriteria mati.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan transplantasi organ ?
1.2.2 Apa hak-hak yang terdapat dalam transplantasi organ jantung ?

1.3 Tujuan Pembahasan


1.3.1 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan transplantasi organ.
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja hak-hak yang terdapat dalam
transplantasi organ jantung.

1.4 Manfaat Penulisan


1. Bagi masyarakat
Agar masyarakat tahu bagaimana transplantasi jantung .
2. Bagi institusi kesehatan
.
3. Bagi peneliti lain
Sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.

2
BAB II

Pembahasan

2.1 Transplantasi organ


Transplantasi organ adalah transplantasi atau pemindahan seluruh
atau sebagian organ dari satu tubuh ke tubuh yang lain, atau dari suatu
tempat ke tempat yang lain pada tubuh yang sama. Transplantasi ini
ditujukan menggantikan organ yang rusak atau tak befungsi pada
penerima dengan organ lain yang masih berfungsi dari donor.Donor
organ dapat orang yang masih hidup atau meninggal. (Wikipedia, 2011
,Transplantasi Organ, http://id.wikipedia.org/wiki/Transplantasi_organ,
diakses pada tanggal 13 Nopember 2011)
2.2 Bioetik Transplantasi Organ
Bioetik secara umum adalah studi filosofi dari kontroversi etik
tentang biologi dan kedokteran, sehinga bioetik lebih memperhatikan
permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan life science,
bioteknologi, kedokteran, politik, hukum, filosofi, dan agama. Isu-isu
bioetik tentang transplantasi organ akan meliputi definisi mati, kapan dan
bagaimana transplantasi organ dapat dilaksanakan, juga meliputi
pembayaran organ yang ditransplantasikan.
Bioetik transplantasi organ manusia diatur dalam medical ethic,
yang lebih mengarah pada aturan suatu organisasi profesi, yaitu kode etik
kedokteran,yang mengatur hubungan dokter-pasien-keluarga pasien
(Rotgers, 2007:29-33). Pada transplantasi organ akan terlibat dokter,
donor dengan keluarganya dan resepien dengan keluarganya. Ada suatu
prosedur yang harus dipahami oleh semua orang yang terlibat dalam
transplantasi organ. Prosedur yang harus dijalani adalah, pertama dokter
mendiagnosis pasien, yang menyatakan kegagalan fungsi organ tertentu,
dan direkomendasi untuk mengikuti program transplantasi organ dan
dirujuk pada pusat transplantasi, disini pasien akan dievaluasi
kesehatannya, juga status sosial yang mendukung dan kemungkinan

3
adanya donor yang cocok. Ada dua sumber donor organ, yang pertama
organ berasal dari donor yang sudah meninggal, atau disebut cadaveric
donor. Orang menjadi cadaveric donor, harus ada persetujuan, bersedia
menjadi cadaveri donor ketika dia meninggal dan ini harus dengan
legalitas. Di beberapa negara, bila persetujuan cadaveric donor tidak ada,
maka boleh dari keluarganya untuk memberikan izin mengambilan
organ. Kedua, organ berasal dari donor yang masih hidup, biasanya yang
masih mempunyai hubungan keluarga, teman atau orang yang tidak
dikenal. Beberapa yayasan non-profit atau charity, seperti National
Marrow Donor Program, mempunyai daftar donor bone marrow, bila
pendonor tidak ada hubungan kekeluargaan dengan pasien, maka diberi
tanda Non Direct Donor (NDD), yang sudah mengetahui kapan pun
organnya akan diambil untuk ditransplantasikan pada resepien yang
membutuhkan.
Dengan demikian transplant center harus membuat aturan yang
ketat, dengan membuat kriteria pemberian organ pada yang pasien yang
membutuhkan, antara lain
a) Setiap orang mempunyai hak yang sama
b) Pada orang yang membutuhkan
c) Pada orang yang berusaha
d) Pada orang yang memberi kotribusi
e) Pada orang berdasarkan free-market exchanges
f) Juga dengan pertimbangan, lamanya waktu menunggu dan
usia.

Transplant center mencoba meningkatkan jumlah organ yang


didonorkan dan lebih mengarahkan pada cadaveric donor, dengan
beberapa langkah disiapkan, yaitu
a) Education, dengan memberikan kesadaran untuk
menyumbangkan organnya saat meninggal, karena banyak
orang yang membutuhkan organnya, sehingga dapat

4
menolong jiwa orang lain. Juga pengertian pada keluarga
untuk mendukung menyumbangkan organnya saat
meninggal.
b) Mandated choice police, usaha yang dilakukan pemerintah
menghimbau rakyatnya untuk peduli pada orang sakit yang
membutuhkan organ, dengan member kemudahan
mendaftrakan diri sebagai cadaveric donor
c) Presumed consent, adalah kebijakan suatu negara, bahwa
pada saat seseorang meninggal maka jasadnya milik negara,
sehingga setiap orang dapat menjadi cadaveric donor atas
izin negara.
d) Pemberian incentive pada keluarga yang memberikan organ
dari anggota keluarganya yang meninggal.
e) Orang tahanan yang dihukum mati, maka dapat menjadi
cadaveric donor. (Rotgers, 2007:29-33).

Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur


dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan. Hal ini tentu saja
menimbulkan suatu pertanyaan tentang relevansi antara Peraturan
Pemerintah dan Undang-Undang dimana Peraturan Pemerintah
diterbitkan jauh sebelum Undang-Undang. (Hanafiah M.J dan Amir
Amri, 1999: 219)

Dari segi hukum ,transplantasi organ, jaringan dan sel tubuh


dipandang sebagai suatu hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan
mensejahterakan manusia, walaupun ini adalah suatu perbuatan yang
melawan hukum pidana yaitu tindak pidana penganiayaan, tetapi
mendapat pengecualian hukuman, maka perbuatan tersebut tidak lagi
diancam pidana,dan dapat dibenarkan.

5
Dalam PP No.18 tahun 1981 tentang bedah mayat klinis, beda mayat
anatomis dan transplantasi alat serta jaringan tubuh manusia tercantum
pasal tentang transplantasi sebagai berikut: (Hanafiah M.J dan Amir
Amri, 1999: 219)

1. Pasal 1
1. Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringa tubuh
yang dibentuk oleh beberapa jenis sel dan mempunyai
bentuk serta faal (fungsi) tertentu untuk tubuh tersebut.
2. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mmempunyai
bentuk dan faal (fungsi) yang sama dan tertentu.

Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk


pemindahan dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh
orang lain dalam rangka pengobatan untuk menggantikan alat dan atau
jaringan tubuh ynag tidak berfungsi dengan baik.
Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan
tubuhnya kepada orang lain untuk keperluan kesehatan.
Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli
kedokteran yang berwenang bahwa fungsi otak,pernafasan,dan atau
denyut jantung seseorang telah berhenti.
Ayat mengenai definisi meninggal dunia kurang jelas,maka IDI
(Ikatan Dokter Indonesia) dalam seminar nasionalnya mencetuskan fatwa
tentang masalah mati yaitu bahwa seseorang dikatakan mati bila fungsi
spontan pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti atau
irreversible,atau terbukti telah terjadi kematian batang otak.
2. Pasal 10
Transplantasi organ dan jaringan tubuh manusia dilakukan dengan
memperhatikan ketentuan yaitu persetujuan harus tertulis penderita
atau keluarga terdekat setelah penderita meninggal dunia.

6
3. Pasal 11
1. Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh
dilakukan oleh dokter yang ditunjuk oleh menteri kesehatan
2. Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh
dilakukan oleh dokter yang merawat atau mengobati donor
yang bersangkutan
4. Pasal 12
Penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada
sangkut paut medik dengan dokter yang melakukan transplantasi.
5. Pasal 13
Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas kertas
materai dengan 2(dua) orang saksi.
6. Pasal 14
Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan
transplantasi atau bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal
dunia,dilakukan dengan persetujuan tertulis dengan keluarga terdekat.
7. Pasal 15
a) Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh
manusia diberikan oleh donor hidup,calon donor yang
bersangkutan terlebih dahulu diberitahu oleh dokter yang
merawatnya,termasuk dokter konsultan mengenai operasi, akibat-
akibatya ,dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
b) Dokter sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus yakin benar
,bahwa calon donor yang bersangkutan telah meyadari
sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.
8. Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak dalam
kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi.
9. Pasal 17
Dilarang memperjual belikan alat atau jaringan tubuh manusia.
10. Pasal 18
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia
dan semua bentuk ke dan dari luar negeri

7
2.3 Analisis Pendapat Tentang Transplantasi Jantung

Bidang kesehatan Transplantasi Jantung dilihat dari segi hukum


Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur
dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan dan
pelaksanaannya berdasarkan PP No.18 tahun 1981 tentang bedah
mayat klinis, bedah mayat anatomis dan transplantasi alat serta
jaringan tubuh manusia.
Analisis Penulis melakukan analisis dengan berdasarkan hal
tersebut di atas transplantasi jantung yang dalam hal ini
mengharuskan cangkok dari jantung yang masih berdenyut tidak
boleh dilakukan di Indonesia. Transplantasi jantung adalah
mengganti jantung seseorang dengan jantung orang lain.
Transplantasi jantung ini hanya dapat dilakukan dari orang yang
mati saja. Karena setiap orang hanya mempunyai satu jantung. Di
bidang kedokteran dan kesehatan meyakini bahwa seseorang yang
meninggal dunia adalah tidak berfungsinya otak, pernafasan dan
atau denyut jantung seseorang telah berhenti dan oleh IDI telah
dicetuskan bahwa seseorang dikatakan mati bila fungsi spontan
pernafasan dan jantung telah berhenti secara pasti atau irrevesible
dan telah terbukti kematian batang otak.
Transplantasi (pencangkokan) organ jantung dapat dilihat dari
sudut pandang Bioetika Transplantasi dengan donor hidup
menimbulkan dilema etik, dimana transplantasi pada satu sisi dapat
membahayakan donor namun di satu sisi dapat menyelamatkan
hidup pasien (resipien). Bioetik secara umum adalah studi filosofi
dari kontroversi etik tentang biologi dan kedokteran, sehinga
bioetik lebih memperhatikan permasalahan-permasalahan yang
berhubungan dengan life science, bioteknologi, kedokteran, politik,
hukum, filosofi, dan agama. Isu-isu bioetik tentang transplantasi

8
organ akan meliputi definisi mati, kapan dan bagaimana
transplantasi organ dapat dilaksanakan, juga meliputi pembayaran
organ yang ditransplantasikan.
Bioetik transplantasi organ manusia diatur dalam medical ethic,
yang lebih mengarah pada aturan suatu organisasi profesi, yaitu
kode etik kedokteran, yang mengatur hubungan dokter-pasien-
keluarga pasien (Rotgers, 2007). Pada transplantasi organ akan
terlibat dokter, donor dengan keluarganya dan resepien dengan
keluarganya.
Bagaimana bioetik dapat dipahami oleh semua pihak, baik dokter,
pendonor atau pun pasien? Transplantasi organ dilaksanakan
dengan alasan kemanusiaan, jadi tidak ada pemanfaatkan organ
atas nama keuntungan satu pihak tertentu. Bioetik harus menjadi
aturan yang mengikat semua komponen yang terlibat dalam
transplantasi organ, diperlukan aturan dan hukum yang mengikat,
untuk mencegah terjadi penyalahgunaan transplantasi organ.

2.4 Pandangan Transplantasi Organ Menurut Agama Dan Hukum

2.4.1 Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup :


Syara’ membolehkan seseorang pada saat hidupnya dengan sukarela
tanpa ada paksaan siapa pun untuk menyumbangkan sebuah organ
tubuhnya atau lebih kepada orang lain yang membutuhkan organ yang
disumbangkan itu, seperti tangan atau ginjal. Ketentuan itu
dikarenakan adanya hak bagi seseorang yang tangannya terpotong,
atau tercongkel matanya akibat perbuatan orang lain untuk mengambil
diyat (tebusan), atau memaafkan orang lain yang telah memotong
tangannya atau mencongkel matanya. Memaafkan pemotongan tangan
atau pencongkelan mata, hakekatnya adalah tindakan
menyumbangkan diyat. Sedangkan penyumbangan diyat itu berarti
menetapkan adanya pemilikan diyat, yang berarti pula menetapkan

9
adanya pemilikan organ tubuh yang akan disumbangkan dengan
diyatnya itu. Adanya hak milik orang tersebut terhadap organ-organ
tubuhnya berarti telah memberinya hak untuk memanfaatkan organ-
organ tersebut , yang berarti ada kemubahan menyumbangkan organ
tubuhnya kepada orang lain yang membutuhkan organ tersebut.
Dan dalam hal ini Allah SWT telah membolehkan memberi-kan maaf
dalam masalah qishash dan berbagai diyat. Allah SWT berfirman :
“Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya,
hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan
hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi
maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu
keringanan dari Tuhan kalian dan suatu rahmat.” (QS. Al Baqarah :
178)
Islam memerintahkan agar setiap penyakit diobati. Membiarkan
penyakit bersarang dalam tubuh dapat berakibat fatal, yaitu kematian.
Membiarkan diri terjerumus pada kematian adalah perbuatan
terlarang,
‫ِب ُك ْم َكانَ للاَ ِإن ا َ ْنفُ َس ُه ْم َوالَت َ ْقتُلُىْا‬
‫ النسآء ) َر ِح ْي ًما‬: 92 )
“… dan janganlah kamu membunuh dirimu ! Sesungguhnya Allah
Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa 4: 29).
Syarat-Syarat Penyumbangan Organ Tubuh Bagi Donor Hidup:
Syarat bagi kemubahan menyumbangkan organ tubuh pada saat
seseorang masih hidup, ialah bahwa organ yang disum-bangkan bukan
merupakan organ vital yang menentukan kelang-sungan hidup pihak
penyumbang, seperti jantung, hati, dan kedua paru-paru. Hal ini
dikarenakan penyumbangan organ-organ tersebut akan mengakibatkan
kematian pihak penyumbang, yang berarti dia telah membunuh
dirinya sendiri. Padahal seseorang tidak dibolehkan membunuh
dirinya sendiri atau meminta dengan sukarela kepada orang lain untuk
membunuh dirinya. Allah SWT berfirman :

10
“Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian.” (QS. An Nisaa’ :
29)
Allah SWT berfirman pula :
“…dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS.
Al An’aam : 151)
Keharaman membunuh orang yang diharamkan Allah (untuk
membunuhnya) ini mencakup membunuh orang lain dan membunuh
diri sendiri. Imam Muslim meriwayatkan dari Tsabit bin Adl Dlahaak
RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “…dan siapa
saja yang membunuh dirinya sendiri dengan sesuatu (alat/sarana),
maka Allah akan menyiksa orang tersebut dengan alat/sarana tersebut
dalam neraka Jahannam.”

2.4.2 Hukum Transplantasi Dari Donor Yang Telah Meninggal :


Hukum tranplanstasi organ dari seseorang yang telah mati berbeda
dengan hukum transplantasi organ dari seseorang yang masih hidup.
Untuk mendapatkan kejelasan hukum trasnplantasi organ dari donor
yang sudah meninggal ini, terlebih dahulu harus diketahui hukum
pemilikan tubuh mayat, hukum kehormatan mayat, dan hukum keadaan
darurat.
Mengenai hukum pemilikan tubuh seseorang yang telah
meninggal, kami berpendapat bahwa tubuh orang tersebut tidak lagi
dimiliki oleh seorang pun. Sebab dengan sekedar mening-galnya
seseorang, sebenarnya dia tidak lagi memiliki atau berkuasa terhadap
sesuatu apapun, entah itu hartanya, tubuhnya, ataupun isterinya. Oleh
karena itu dia tidak lagi berhak memanfaatkan tubuhnya, sehingga dia
tidak berhak pula untuk menyumbangkan salah satu organ tubuhnya
atau mewasiatkan penyumbangan organ tubuhnya. Berdasarkan hal ini,
maka seseorang yang sudah mati tidak dibolehkan menyumbangkan
organ tubuhnya dan tidak dibenarkan pula berwasiat untuk

11
menyumbangkannya. Sedangkan mengenai kemubahan mewasiatkan
sebagian hartanya, kendatipun harta bendanya sudah di luar
kepemilikannya sejak dia meninggal, hal ini karena Asy Syari’ (Allah)
telah mengizinkan seseorang untuk mewasiatkan sebagian hartanya
hingga sepertiga tanpa seizin ahli warisnya. Jika lebih dari sepertiga,
harus seizin ahli warisnya. Adanya izin dari Asy Syari’ hanya khusus
untuk masalah harta benda dan tidak mencakup hal-hal lain. Izin ini
tidak mencakup pewasiatan tubuhnya. Karena itu dia tidak berhak
berwasiat untuk menyumbangkan salah satu organ tubuhnya setelah
kematiannya.
Mengenai hak ahli waris, maka Allah SWT telah mewariskan
kepada mereka harta benda si mayit, bukan tubuhnya. Dengan
demikian, para ahli waris tidak berhak menyumbangkan salah satu
organ tubuh si mayit, karena mereka tidak memiliki tubuh si mayit,
sebagaimana mereka juga tidak berhak memanfaatkan tubuh si mayit
tersebut. Padahal syarat sah menyumbangkan sesuatu benda, adalah
bahwa pihak penyumbang berstatus sebagai pemilik dari benda yang
akan disumbangkan, dan bahwa dia mempunyai hak untuk
memanfaatkan benda tersebut. Dan selama hak mewarisi tubuh si mayit
tidak dimiliki oleh para ahli waris, maka hak pemanfaatan tubuh si
mayit lebih-lebih lagi tidak dimiliki oleh selain ahli waris,
bagaimanapun juga posisi atau status mereka. Karena itu, seorang
dokter atau seorang penguasa tidak berhak memanfaatkan salah satu
organ tubuh seseorang yang sudah meninggal untuk ditransplantasikan
kepada orang lain yang membutuhkannya. Adapun hukum kehormatan
mayat dan penganiayaan terhadapnya, maka Allah SWT telah
menetapkan bahwa mayat mempunyai kehormatan yang wajib
dipelihara sebagaimana kehormatan orang hidup. Dan Allah telah
mengharamkan pelanggaran terha-dap kehormatan mayat sebagaimana
pelanggaran terhadap kehormatan orang hidup. Allah menetapkan pula
bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan menganiaya orang

12
hidup. Diriwayatkan dari A’isyah Ummul Mu’minin RA bahwa
Rasulullah SAW bersabda :
“Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang orang
hidup.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).
Setelah menjelaskan masalah seputar transplantasi jantung dapat
kiranya pemakalah simpulkan bahwa dalam transplantasi jantung ini
semua ulama madzhab sepakat bahwa haram hukumnya
mentransplantasi jantung baik itu sudah mati apalagi masih hidup
sangat jelas sekali karena disini manusia hanya mempunyai satu
jantung, untuk mengenai transplantasi ginjal atau mata bersifat
debatable.
Sebagian ulama memperbolehkan transplantasi selain jantung ada yang
tidak, yang membolehkan itu dari kalangan syafiiyah dan malikiyah,
disamakan dengan diperbolehkannya menambal dengan tulang manusia
asalkan memenuhi syarat:
a. Dibutuhkan
b. Tidak ditemukan selain dari anggota tubuh manusia
c. Mata yang diambil harus dari mayat yang muhaddaraddam
d. Antara yang diambil dan yang menerima harus ada persamaan agama
selain dari pada itu tetap mengharamkan dengan alasan karena manusia
diciptakan untuk dilindungi existensinya( Made , 2010, makalah Dunia
modern, Makalah Masa'ilulFiqhiyah-TransplantasiJantung
http://ahmadefendy.blogspot.com/2010/02/makalah-masailul-fiqhiyah-
transplasasi.html, diakses pada tanggal 14 Nopember 2011)

2.4.3 Analisis dari segi agama:


Penulis mempunyai analisis Bahwa secara agama tidak
memperbolehkan melakukan transplantasi jantung , karena organ yang
disumbangkan bukan merupakan organ vital yang menentukan
kelangsungan hidup pihak penyumbang, seperti jantung, hati, dan kedua
paru-paru. Hal ini dikarenakan penyumbangan organ-organ tersebut

13
akan mengakibatkan kematian pihak penyumbang, yang berarti dia
telah membunuh dirinya sendiri. Padahal seseorang tidak dibolehkan
membunuh dirinya sendiri atau meminta dengan sukarela kepada orang
lain untuk membunuh dirinya. Allah SWT berfirman
“Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian.” (QS. An Nisaa’ :
29)
Allah SWT berfirman pula :
“…dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar.” (QS.
Al An’aam : 151)

2.5 Teknologi Transplantasi Jantung Dilihat Dari Sudut Pandang


Budaya
Di satu sisi ada argumen yang menyatakan bahwa transplantasi
merupakan sesuatu yang netral baik dari segi budaya, moral, maupun
politik. Dengan demikian sebagian besar orang menganggap bahwa
transplantasi bersifat amoral, sesuatu yang jauh dari nilai-nilai, suatu
perangkat yang dapat digunakan untuk tujuan yang baik maupun yang
buruk. Jadi transplantasi memang merupakan hasil dari pengembangan
sebuah ilmu dan teknik yang dikombinasikan dan membentuk sebuah
mesin atau inovasi. Namun ketika transplantasi itu hendak diterapkan di
masyarakat, maka penerapannya bukan hanya sekedar memperhatikan
aspek teknik yang membentuknya tetapi juga aspek dari manusia yang
akan menggunakannya. Aspek ini dilihat dari segi pendidikan,
penyuluhan pengoperasian dan budaya dalam masyarakat itu sendiri.
Sehingga ketika teknologi itu diterapkan bukan hanya sekedar pelengkap
kebutuhan tapi juga menjadi bagian dari kehidupan masyarakat.

14
Bab III

3.1 Kesimpulan

15

Anda mungkin juga menyukai