Anda di halaman 1dari 7

HUKUM-HUKUM PERKEMBANGAN

A. Pengertian Hukum Perkembangan


Istilah perkembangan (develpment) dalam psikologi merupakan sebuah konsep
yang cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh
sebab itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu
memahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, di antaranya yaitu
pertumbuhan (growth), kematangan (maturation), dan perubahan (changed). 1
Menurut Reni Akbar Hawadi perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam
kualitas kemampuan, sifat, dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan
juga tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir
kematian. Menurut F.J. Monks, dkk., pengertian perkembangan menunjuk pada
suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat
diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan
tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi di atas adalah
bahwa perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin
membesar, melainkan didalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang
berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah
dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui
pertumbuhan, pematangan, dan belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-
bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang
sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-
angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang
kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir kematian.
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
dipengaruhi oleh faktor kecerdasan, gen, jenis kelamin, ras, kultur, dan sebagainya
yang kesemuanya ini dapat terlihat saat manusia itu mengalami proses
perkembangan mulai dari bayi hingga dewasa dan berakhir ketika ia mati.
Apabila diamati perbedaan pertumbuhan dan perkembangan setiap manusia
baik pada faktor jasmaniah maupun faktor rohaniah dalam waktu yang sama maka
akan melahirkan prinsip-prinsip perkembangan, kemudian prinsip ini mengikuti
hukum-hukum perkembangan. Hukum perkembangan merupakan suatu konsepsi
yang biasanya bersifat deduktif, dan menunjukkan adanya hubungan yang tetap
(continue) serta dapat diramalkan sebagai hukum perkembangan. Menurut definisi
yang lain, hukum perkembangan adalah prinsip-prinsip yang mendasari
perkembangan fisik maupun psikis individu. Sebagian ahli psikologi ada yang lebih

1
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2013) hlm 4.

1
senang menggunakan prinsip-prinsip perkembangan dan tidak menggunakan istilah
hukum perkembangan. Namun, yang lebih di kenal di Indonesia adalah hukum
perkembangan daripada prinsip perkembangan.
Proses perkembangan secara umum dapat diartikan sebagai rentetan perubahan
yang terjadi dalam perkembangan sesuatu. Proses perkembangan merupakan suatu
evolusi yang secara tidak sama pada setiap anak. Namun demikian, perbedaan-
perbedaan individu dimungkinkan terjadi karena faktor-faktor pembawaan,
pengalaman-pengalaman dalam lingkungan dan faktor-faktor lainnya, seperti iklim,
sosiologis, ekonomis, dan sebagainya. Selama hayatnya, manusia sebagai individu
mengalami perkembangan yang berlangsung secara berangsur-angsur perlahan tapi
pasti, menjalani berbagai fase dan ada kalanya diselingi oleh krisis yang datangnya
pada waktu-waktu tertentu. Proses perkembangan yang berkesinambungan,
beraturan, bergelombang naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat
maupun lambat, semua itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti patokan-
patokan atau tunduk pada hukum-hukum tertentu yang disebut dengan “hukum
perkembangan”.2
Apa yang dimaksud hukum perkembangan? Hukum perkembangan adalah
ketentuan mendasar tentang realitas kehidupan peserta didik yang telah disepakati
kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama. Ketentuan
mendasar ini bersifat deduktif, atau dari yang bersifat umum ke khusus, yang
menunjukkan hubungan secara berkesinambungan dan dapat diramalkan sebelum
proses berlangsung. Hukum perkembangan menerapkan bagaimana sebuah proses
fisik dan mental berlangsung secara terus menerus dari masa ke masa

B. Hukum-hukum Perkembangan
Perkembangan fisik dan mental di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor
tersebut di atas, juga perkembangan itu berlangsung menurut hukum-hukum
tertentu.
1. Hukum Konvergensi
2. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
3. Hukum Masa Peka
4. Hukum Kesatuan Organis
5. Hukum Rekapitulasi
6. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
7. Hukum Predistinasi

Hukum-hukum perkembangan tersebut akan diuraikan sebagai berikut:


1. Hukum Konvergensi

2
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, (Jakarta : Sinar Grafindo Offset, 2005) hlm 12.

2
Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil
pendidikan yang dicapai anak selalu dihubung-hubungkan dengan status
pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata
pendapat lama itu tidak sesuai dengan keadaan. Pandangan lama itu dikuasai
oleh aliran nativisme yang dipelopori oleh Skopen Hauer yang berpendapat
bahwa manusia adalah hasil bentukan dari pembawaannya. Sejak anak lahir ia
membawa bakat kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan, dan sifat bawaan
terbentuk. Pembawaan itu akan dikembangkan sendiri, dalam hal ini
pendidikan yang menganut paham nativisme ini disebut aliran yang pesimis.3
Hukum konvergensi ini menekankan kepada pengaruh gabungan antara
pembawaan dan lingkungan. Tokoh yang berpendapat demikian adalah
William Stern yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan itu
adalah hasil pengaruh bersama kedua unsur pembawaan dan lingkungan.4
Kedua pengaruh tersebut dapat dimisalkan gambarannya sebagai berikut:

Dari gambar di atas dapat dilihat adanya saling pengaruh kedua faktor
pembawaan dan lingkungan

2. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri


Dalam kehidupan timbul dorongan dan hasrat untuk mempertahankan diri.
Dorongan yang pertama adalah dorongan mempertahankan diri, kemudian
disusul dengan dorongan mengembangkan diri. Dorongan mempertahankan
diri terwujud pada dorongan makan, dan menjaga keselamatan diri sendiri.
Anak menyatakan perasaan lapar, haus, dan sakit dalam bentuk menangis. Ia
mempertahankan dirinya dengan cara menangis. Jika ibu-ibu mendengar
anaknya menangis, tangisannya itu dianggap sebagai dorongan untuk
mempertahankan diri.
Dalam perkembangan jasmani dan rohani terlihat hasrat dasar untuk
mengembangkan pembawaan. Untuk anak-anak dorongan mengembangkan
diri ini berbentuk hasrat mengenai lingkungan, usaha belajar berjalan, kegiatan
bermain, dan lain-lain. Di kalangan remaja timbul rasa persaingan dan perasaan
belum puas terhadap apa yang telah tercapai. Hal ini dapat dianggap sebagai

3
Asmar Yetty Zein dan Eko Suryani, Psikologi Ibu Dan Anak, (Yogyakarta:Fitramarya
2005)hlm 67.
4
Makmun Khairani, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013)
hlm 7.

3
dorongan untuk mengembangkan diri. Tidak seorang pun manusia normal yang
menghendaki kemundura perkembangan dirinya, ataupun menghendaki
kebodohan. Tapi sebaliknya setiap anak pasti mengehendaki perkembangan
diri ke arah suatu kemajuan dalam suatu tingkat yang lebih tinggi dari tingkat
sebelumnya.5

3. Hukum Masa Peka


Masa peka adalah suatu masa yang paling tepat untuk berkembang suatu
fungsi kejiwaan atau fisik seorang anak. Istilah masa peka ini pertama kali
diperkenalkan oleh ahli biologi Belanda yaitu Prof. Hugo de Vries dengan
meneliti seekor lebah betina (lebah ratu) yang sedang mengalami masa peka.
Masa peka ialah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa menonjolkan diri keluar,
dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Ketika sang lebah ratu peka,
kemudian ia mendapatkan zat-zat makanan tertentu ia akan berkembang biak
dnegan cepat.
Masa peka diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh Dr. Maria
Montessori. Menurut M. Montessori masa peka merupakan masa pertumbuhan
ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Usia 3
sampai 5 tahun adalah masa yang baik sekali utnuk mempelajari bahasa ibu
dan bahasa di daerahnya.6

4. Hukum Kesatuan Organis


Yang dimaksud dengan hukum kesatuan organis adalah bahwa
berkembangnya fungsi fisik maupun mental psikologis pada dri manusia itu
tidak berkembang lepas satu sama lainnya tetapi merupakan suatu kesatuan.
Tiap-tiap anak itu terdiri dari organ-organ atau anggota tubuh, yang merupakan
satu kesatuan, diantara organ-organ tersebut fungsi dan bentuknya tidak dapat
dipisahkan berdiri integral. Contoh perkembangan kaki yang semakin besar
dan panjang pasti diiringi perkembangan otak, kepala, tangan, dan lain-lain.7

5. Hukum Rekapitulasi
Pengertian rekapitulasi merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupan
suatu bangsa yang berlangsung secara lambat selama berabad-abad. Jika
dihubungkan dengan psikologi dapat diartikan bahwa rekapitulasi ini berarti
perkembangan anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat
manusia. Hukum rekpaitulasi dapat dibagi dalam beberapa masa.
a. Masa memburu dan menyamun

5
Ibid, hlm 69.
6
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009) hlm 15.
7
Ibid, hlm 68.

4
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun. Tanda-tandanya anak
senang bermain kejar-kejaran, perang-peragan, memanah, dan menangkap
binatang.
b. Masa menggembala
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tanda-tandanya
anak senang memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, burung,
dan sebagainya.
c. Masa becocok tanam
Masa ini diawali ketika anak berusia sekitar 12 tahun. Tanda-tandanya
anak senang berkebun, menyirami bunga, dan lain-lain.
d. Masa berdagang
Dialami ketika anak berusia sekitar 14 tahun. Tanda-tandanya anak senang
bertukar menukar perangko dengan temannya, berkirim foto dengan
sahabat pena, beramin jual-jualan, dan sebagainya.8

6. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan


Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, terus-menerus, dan
dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta berlaku umum. Perbedaan
waktu, mengenai cepat lambatnya suatu penahapan perkembangan atau suatu
masa perkembangan dijalani, menampilkan adanya perbedaan individual.
Semakin lambat masa-masa perkembangan disbanding dengan norma-norma
umum yang berlaku semakin menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan atau
hambatan-hambatan dalam proses perkembangan. Hubungan antara satu aspek
dengan aspek lainnya saling mempengaruhi. Jika tidak, ada faktor khusus yang
mempengaruhi perkembangan itu. Oleh karena itu, setiap gejala yang baru
dapat dijelaskan berdasarkan perkembangan sebelumnya.
Secara umum, ada dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan
perkembangan mental, yaitu :9
a. Apabila perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan sangat tertinggal dari
patokan umum, tanpa ada sebab khusus, fungsionalitas fisiknya terganggu.
b. Apabila perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat dibandingkan
dengan anak lain pada masa perkembangan yang sama. Seorang anak yang
pada umur empat tahun, misalnya masih mengalami kesulitan berbicara,
mengemukakan sesuatu dan terbatas perbendaharaan katanya, ia akan
mengalami kelambatan pada seluruh aspek perkembangan mentalnya.
Cepat atu lambatnya suatu masa perkembangan dilalui dan seluruh
perkembangan yang dicapai, selain berbeda antara perkembangan filogenetik
dengan onto-genetik, juga menunjukkan perbedaan secara perseorangan,
meskipun tingkat perbedaannya tersebut tidak terlalu besar. Cepat atau

8
Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, (Kudus: Nora Media Enterprise), 2011,
hlm 19-20.
9
Ibid, hlm, 22

5
lambatnya suatu masa perkembangan dilalui akan menjadi ciri yang menetap
sepanjang hidupnya jika tidak ada hal-hal yang bisa mempengaruhi proses
perkembangan secara hebat, misalnya pengalaman traumatic akibat kecelakaan
atau trauma fisik, sehingga proses perkembangan menjadi lambat atau
terhambat.
Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat
kematangan fungsi-fungsi fisiknya. Pada saat ini terlihat adanya selingan
diantara cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih konstan
sifatnya. Inilah yang dinamakan irama perkembangan.
Setiap tahap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat,
tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula,
yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. Tidak banyak
yang dapat dilakukan oleh seorang guru atau orang tua untuk mengubah,
mempercepat atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.10

7. Hukum Predistinasi
Predestinasi, dalam teologi, adalah doktrin yang menyatakan bahwa semua
peristiwa di alam semesta ini telah dikehendaki (atau ditentukan) oleh Allah,
biasanya dikaitkan dengan nasib akhir (takdir) dari jiwa seseorang. Predestinasi
merupakan sebuah konsep religius, yang melibatkan hubungan antara Tuhan
dan ciptaan-Nya. Karakter religius predestinasi membedakannya dari gagasan
lain seperti determinisme dan kehendak bebas.
Tak dapat diingkari, bahwa perkembangan itu berpangkal pada kehidupan.
Sementara kehidupan itu penuh dengan ketentuan atau kodrat dari Allah, Dzat
yang maha pencipta dan pengatur . Hukum kodrat illahi yang Pertama
mengenai hidup itu sendiri. Manusia, dalam kaitan ini, terikat oleh kodrat Allah
“ untuk hidup”. Maka, hiduplah ia. Tetapi, ia juga terikat oleh banyak ketentuan
yang lain. Ia terikat oleh ketentuan tentang: orang tua yang melahirkan, hari
kelahiran, tempat dilahirkan, wujud dirinya ketika lahir, dsb. Yang dimaksud
dengan hukum kodrat illahi adalah hukum yang sudah di gariskan dan selalu
menyertai anak manusia berupa potensi yang dibawa sejak lahir. Hal ini dapat
dicontohkan, ketika anak dilahirkan telah bersama dengan kodratnya, maka
bakat, pembawaan dan potensi yang akan berkembang. Dengan demikian, arah
perkembangan manusia telah di tentukan oleh illahi melalui kodratnya, namun
lingkungan juga memiliki peran dalam perkembangan yang maksimal.
Kedua, terlihat pula adanya ketentuan ini, berkaitan dengan waktu-waktu
tertentu dimana seorang anak ” matang” untuk melakukan sesuatu. Misalnya:
umur 7 bulan, seorang anak bisa duduk dan merangkak. Ketiga, sebagaimana
sering terjadi, seorang anak sejak lahir telah memiliki bakat atau keistimewaan

10
Nung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung:CV
Pustaka Setia, 2006)hlm 165 - 166.

6
tertentu, lebih dari kebanyakan anak yang lain. Tetapi juga tidak mustahil,
sementara ada pula yang ditakdirkan lahir dalam keadaan cacat, lemah ingatan,
kurang normal,dsb. Baik yang istimewa maupun yang menyandang
kekurangan, jelas sama-sama berpengaruh bagi jalan perkembangannya.11
Hukum Kodrat menurut Thomas Aquinas, Gagasan dasarnya berbunyi:
Hiduplah sesuai dengan kodratmu! . Manusia hidup dengan baik apabila ia
hidup sesuai dengan kodratnya, buruk apabila tidak sesuai. Karena manusia
hanya dapat mengembangkan diri, hanya dapat mencapai tujuannya apabila ia
hidup seusai dengan kodratnya. Orang yang hidup berlawanan dengan
kodratnya tidak akan mencapai tujuannya, tidak akan mengembangkan dan
mengaktualisasikan seluruh potensinya. Karena itu, moralitas terdiri dalam
tindakan yang mengembangkan dan menyempurnakan kodratnya. Maka
jelaslah, hidup ini penuh dengan ketentuan illahi. Terutama tampak nyata, pada
awal kelahiran seseorang. Sebagian beruntung, karena memiliki kecerdasan
yang istimewa. Sementara yang lain, hidup dalam keadaan serba kurang.
Keduanya sama saja, punya akibat bagi jalan perkembangannya. Tetapi apa
hendak dikata, semua itu telah menjadi kodrat illahi. Walhasil, perkembangan
itu pada asalnya berpangkal pada kodrat illahi atas setiap manusia. Karenanya,
diatas kodrat itulah sesungguhnya perkembangan berlangsung.

DAFTAR FUSTAKA
Desmita.2013.Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Ali, Mohammad dan Mohammad Asrori. 2005. Psikologi remaja perkembangan


peserta didik. Jakarta: Sinar Grafindo Offset.

Zein, Asmar Yetty dan Eko Suryani. 2005. Psikologi ibu dan anak. Yogyakarta:
Fitramarya.

Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.

Zulkifli.2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muzdalifah, M Rahman. 2011. Psikologi Perkembangan. Kudus: Nora Media


Enterprise,

Fatimah, Nung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).


Bandung: CV Pustaka Seti.

11
Ibid, hlm, 167

Anda mungkin juga menyukai