1
Desmita, Psikologi Perkembangan, (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2013) hlm 4.
1
senang menggunakan prinsip-prinsip perkembangan dan tidak menggunakan istilah
hukum perkembangan. Namun, yang lebih di kenal di Indonesia adalah hukum
perkembangan daripada prinsip perkembangan.
Proses perkembangan secara umum dapat diartikan sebagai rentetan perubahan
yang terjadi dalam perkembangan sesuatu. Proses perkembangan merupakan suatu
evolusi yang secara tidak sama pada setiap anak. Namun demikian, perbedaan-
perbedaan individu dimungkinkan terjadi karena faktor-faktor pembawaan,
pengalaman-pengalaman dalam lingkungan dan faktor-faktor lainnya, seperti iklim,
sosiologis, ekonomis, dan sebagainya. Selama hayatnya, manusia sebagai individu
mengalami perkembangan yang berlangsung secara berangsur-angsur perlahan tapi
pasti, menjalani berbagai fase dan ada kalanya diselingi oleh krisis yang datangnya
pada waktu-waktu tertentu. Proses perkembangan yang berkesinambungan,
beraturan, bergelombang naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat
maupun lambat, semua itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti patokan-
patokan atau tunduk pada hukum-hukum tertentu yang disebut dengan “hukum
perkembangan”.2
Apa yang dimaksud hukum perkembangan? Hukum perkembangan adalah
ketentuan mendasar tentang realitas kehidupan peserta didik yang telah disepakati
kebenarannya berdasarkan hasil pemikiran dan penelitian yang seksama. Ketentuan
mendasar ini bersifat deduktif, atau dari yang bersifat umum ke khusus, yang
menunjukkan hubungan secara berkesinambungan dan dapat diramalkan sebelum
proses berlangsung. Hukum perkembangan menerapkan bagaimana sebuah proses
fisik dan mental berlangsung secara terus menerus dari masa ke masa
B. Hukum-hukum Perkembangan
Perkembangan fisik dan mental di samping dipengaruhi oleh faktor-faktor
tersebut di atas, juga perkembangan itu berlangsung menurut hukum-hukum
tertentu.
1. Hukum Konvergensi
2. Hukum Mempertahankan dan Mengembangkan Diri
3. Hukum Masa Peka
4. Hukum Kesatuan Organis
5. Hukum Rekapitulasi
6. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
7. Hukum Predistinasi
2
Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja Perkembangan Peserta
Didik, (Jakarta : Sinar Grafindo Offset, 2005) hlm 12.
2
Pandangan pendidikan tradisional di masa lalu berpendapat bahwa hasil
pendidikan yang dicapai anak selalu dihubung-hubungkan dengan status
pendidikan orang tuanya. Menurut kenyataan yang ada sekarang ternyata
pendapat lama itu tidak sesuai dengan keadaan. Pandangan lama itu dikuasai
oleh aliran nativisme yang dipelopori oleh Skopen Hauer yang berpendapat
bahwa manusia adalah hasil bentukan dari pembawaannya. Sejak anak lahir ia
membawa bakat kesanggupan (potensi) untuk dikembangkan, dan sifat bawaan
terbentuk. Pembawaan itu akan dikembangkan sendiri, dalam hal ini
pendidikan yang menganut paham nativisme ini disebut aliran yang pesimis.3
Hukum konvergensi ini menekankan kepada pengaruh gabungan antara
pembawaan dan lingkungan. Tokoh yang berpendapat demikian adalah
William Stern yang menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan itu
adalah hasil pengaruh bersama kedua unsur pembawaan dan lingkungan.4
Kedua pengaruh tersebut dapat dimisalkan gambarannya sebagai berikut:
Dari gambar di atas dapat dilihat adanya saling pengaruh kedua faktor
pembawaan dan lingkungan
3
Asmar Yetty Zein dan Eko Suryani, Psikologi Ibu Dan Anak, (Yogyakarta:Fitramarya
2005)hlm 67.
4
Makmun Khairani, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2013)
hlm 7.
3
dorongan untuk mengembangkan diri. Tidak seorang pun manusia normal yang
menghendaki kemundura perkembangan dirinya, ataupun menghendaki
kebodohan. Tapi sebaliknya setiap anak pasti mengehendaki perkembangan
diri ke arah suatu kemajuan dalam suatu tingkat yang lebih tinggi dari tingkat
sebelumnya.5
5. Hukum Rekapitulasi
Pengertian rekapitulasi merupakan pengulangan ringkasan dari kehidupan
suatu bangsa yang berlangsung secara lambat selama berabad-abad. Jika
dihubungkan dengan psikologi dapat diartikan bahwa rekapitulasi ini berarti
perkembangan anak mengalami ulangan ringkas dari sejarah kehidupan umat
manusia. Hukum rekpaitulasi dapat dibagi dalam beberapa masa.
a. Masa memburu dan menyamun
5
Ibid, hlm 69.
6
Zulkifli L, Psikologi Perkembangan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2009) hlm 15.
7
Ibid, hlm 68.
4
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun. Tanda-tandanya anak
senang bermain kejar-kejaran, perang-peragan, memanah, dan menangkap
binatang.
b. Masa menggembala
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tanda-tandanya
anak senang memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, burung,
dan sebagainya.
c. Masa becocok tanam
Masa ini diawali ketika anak berusia sekitar 12 tahun. Tanda-tandanya
anak senang berkebun, menyirami bunga, dan lain-lain.
d. Masa berdagang
Dialami ketika anak berusia sekitar 14 tahun. Tanda-tandanya anak senang
bertukar menukar perangko dengan temannya, berkirim foto dengan
sahabat pena, beramin jual-jualan, dan sebagainya.8
8
Muzdalifah M Rahman, Psikologi Perkembangan, (Kudus: Nora Media Enterprise), 2011,
hlm 19-20.
9
Ibid, hlm, 22
5
lambatnya suatu masa perkembangan dilalui akan menjadi ciri yang menetap
sepanjang hidupnya jika tidak ada hal-hal yang bisa mempengaruhi proses
perkembangan secara hebat, misalnya pengalaman traumatic akibat kecelakaan
atau trauma fisik, sehingga proses perkembangan menjadi lambat atau
terhambat.
Ritme atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat
kematangan fungsi-fungsi fisiknya. Pada saat ini terlihat adanya selingan
diantara cepat dan lambatnya perkembangan, yang kurang lebih konstan
sifatnya. Inilah yang dinamakan irama perkembangan.
Setiap tahap perkembangan tidak berlangsung secara melompat-lompat,
tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula,
yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. Tidak banyak
yang dapat dilakukan oleh seorang guru atau orang tua untuk mengubah,
mempercepat atau memperlambat tempo dan irama perkembangan tersebut.10
7. Hukum Predistinasi
Predestinasi, dalam teologi, adalah doktrin yang menyatakan bahwa semua
peristiwa di alam semesta ini telah dikehendaki (atau ditentukan) oleh Allah,
biasanya dikaitkan dengan nasib akhir (takdir) dari jiwa seseorang. Predestinasi
merupakan sebuah konsep religius, yang melibatkan hubungan antara Tuhan
dan ciptaan-Nya. Karakter religius predestinasi membedakannya dari gagasan
lain seperti determinisme dan kehendak bebas.
Tak dapat diingkari, bahwa perkembangan itu berpangkal pada kehidupan.
Sementara kehidupan itu penuh dengan ketentuan atau kodrat dari Allah, Dzat
yang maha pencipta dan pengatur . Hukum kodrat illahi yang Pertama
mengenai hidup itu sendiri. Manusia, dalam kaitan ini, terikat oleh kodrat Allah
“ untuk hidup”. Maka, hiduplah ia. Tetapi, ia juga terikat oleh banyak ketentuan
yang lain. Ia terikat oleh ketentuan tentang: orang tua yang melahirkan, hari
kelahiran, tempat dilahirkan, wujud dirinya ketika lahir, dsb. Yang dimaksud
dengan hukum kodrat illahi adalah hukum yang sudah di gariskan dan selalu
menyertai anak manusia berupa potensi yang dibawa sejak lahir. Hal ini dapat
dicontohkan, ketika anak dilahirkan telah bersama dengan kodratnya, maka
bakat, pembawaan dan potensi yang akan berkembang. Dengan demikian, arah
perkembangan manusia telah di tentukan oleh illahi melalui kodratnya, namun
lingkungan juga memiliki peran dalam perkembangan yang maksimal.
Kedua, terlihat pula adanya ketentuan ini, berkaitan dengan waktu-waktu
tertentu dimana seorang anak ” matang” untuk melakukan sesuatu. Misalnya:
umur 7 bulan, seorang anak bisa duduk dan merangkak. Ketiga, sebagaimana
sering terjadi, seorang anak sejak lahir telah memiliki bakat atau keistimewaan
10
Nung Fatimah, Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik), (Bandung:CV
Pustaka Setia, 2006)hlm 165 - 166.
6
tertentu, lebih dari kebanyakan anak yang lain. Tetapi juga tidak mustahil,
sementara ada pula yang ditakdirkan lahir dalam keadaan cacat, lemah ingatan,
kurang normal,dsb. Baik yang istimewa maupun yang menyandang
kekurangan, jelas sama-sama berpengaruh bagi jalan perkembangannya.11
Hukum Kodrat menurut Thomas Aquinas, Gagasan dasarnya berbunyi:
Hiduplah sesuai dengan kodratmu! . Manusia hidup dengan baik apabila ia
hidup sesuai dengan kodratnya, buruk apabila tidak sesuai. Karena manusia
hanya dapat mengembangkan diri, hanya dapat mencapai tujuannya apabila ia
hidup seusai dengan kodratnya. Orang yang hidup berlawanan dengan
kodratnya tidak akan mencapai tujuannya, tidak akan mengembangkan dan
mengaktualisasikan seluruh potensinya. Karena itu, moralitas terdiri dalam
tindakan yang mengembangkan dan menyempurnakan kodratnya. Maka
jelaslah, hidup ini penuh dengan ketentuan illahi. Terutama tampak nyata, pada
awal kelahiran seseorang. Sebagian beruntung, karena memiliki kecerdasan
yang istimewa. Sementara yang lain, hidup dalam keadaan serba kurang.
Keduanya sama saja, punya akibat bagi jalan perkembangannya. Tetapi apa
hendak dikata, semua itu telah menjadi kodrat illahi. Walhasil, perkembangan
itu pada asalnya berpangkal pada kodrat illahi atas setiap manusia. Karenanya,
diatas kodrat itulah sesungguhnya perkembangan berlangsung.
DAFTAR FUSTAKA
Desmita.2013.Psikologi Perkembangan, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zein, Asmar Yetty dan Eko Suryani. 2005. Psikologi ibu dan anak. Yogyakarta:
Fitramarya.
11
Ibid, hlm, 167