Anda di halaman 1dari 20

Non-Destructive Test

Kelompok 7 Kelompok 7

NDT

ASISTEN : ADI CAHYADI


Non-Destructive Test Kelompok 7

Laporan Akhir Material Teknik I 118


Non-Destructive Test Kelompok 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada pengujian kali ini, dilakukan terhadap mesin yang sedang


beroperasi, dimana pengujian ini tidak akan mengakibatkan kerusakan pada
benda kerja yang akan di uji nanti.
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya cacat
pada specimen, pengujian NDT ini biasanya di lakukan paling tidak sebanyak
2 kali selama proses fabrikasi, tujuannya adalah untuk menemukan kegagalan
parsial sebelum melampaui damage toleransinya.

1.2 Tujuan

1. Mengetahui prosedur pengujian NDT.


2. Mengetahui penggunaan NDT pada pengujian material dan mengamati
jenis-jenis cacat pada material.
1.3 Manfaat
Dengan melakukan percobaan NDT, diharapkan praktikan mampu
memahami proses pengujian NDT, dan mengetahui ada atau tidaknya cacat
dan retak pada material benda yang akan di uji, sehingga material benda
tersebut dapat di gunakan.

Laporan Akhir Material Teknik I 119


Non-Destructive Test Kelompok 7

BAB.II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Pengujian tidak merusak Non Destructive Test (NDT) adalah aktifitas tes
atau infeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui adanya cacat,retak, tanpa
merusak benda yang akan kita uji. Pada dasarnya, percobaan ini dilakukan untuk
menjamin bahwa material yang akan kita gunakan masih aman .
Contoh : material pesawat di usahakan semaksimal mungkin tidak mengalami ke
gagalan selama penggunaanya.
Pengujian NDT ini dilakukan paling tidak sebanyak 2 kali
1. Selama dan di akhiri proses fabrikasi, untuk menentukan suatu komponen
dapat diterima setelah melalui tahap-tahap fabrikasi, NDT ini dijadikan sebagai
bagian dari kendali mutu komponen.
2. NDT dilakukan setelah komponen digunakan dalam jangka waktu tertentu,
tujuanya untuk menemukan kegagalan persial sebelum melampaui damage
toleranya.

2.2 Jenis –Jenis Metoda NDT


Metoda utama non destructive testing
a. Visual Inspection
Metode ini merupakan langkah yang pertama kali diambil dalam NDT.
Metode ini bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan korosi. Dalam
hal ini tentu saja adalah retak yang dapat terlihat oleh mata telanjang atau dengan
bantuan lensa pembesar ataupun boroskop.

Laporan Akhir Material Teknik I 120


Non-Destructive Test Kelompok 7

Gambar F.6.1. Visual inspection memakai boroskop

b. Liquid Penetrant Test

Metode Liquid Penetrant Test merupakan metode NDT yang paling


sederhana. Metode ini digunakan untuk menemukan cacat di permukaan terbuka
dari komponen solid, baik logam maupun non logam, seperti keramik dan plastik
fiber.

Melalui metode ini, cacat pada material akan terlihat lebih jelas. Caranya
adalah dengan memberikan cairan berwarna terang pada permukaan yang
diinspeksi. Cairan ini harus memiliki daya penetrasi yang baik dan viskousitas
yang rendah agar dapat masuk pada cacat dipermukaan material. Selanjutnya,
penetrant yang tersisa di permukaan material disingkirkan. Cacat akan nampak
jelas jika perbedaan warna penetrant dengan latar belakang cukup kontras. Sesuai
inspeksi, penetrant yang tertinggal dibersihkan dengan penerapan developer.

Kelemahan dari metode ini antara lain adalah bahwa metode ini hanya bisa
diterapkan pada permukaan terbuka. Metode ini tidak dapat diterapkan pada
komponen dengan permukaan kasar, berpelapis, atau berpori.

Gambar F.6.2. Liquid Penetrant Test

Laporan Akhir Material Teknik I 121


Non-Destructive Test Kelompok 7

c. Magnetik Partick Inspection


Dengan menggunakan metode ini, cacat permukaan (surface) dan bawah
permukaan (subsurface) suatu komponen dari bahan ferromagnetik dapat
diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi bahan yang akan diuji.
Adanya cacat yang tegak lurus arah medan magnet akan menyebabkan kebocoran
medan magnet. Kebocoran medan magnet ini mengindikasikan adanya cacat pada
material.
Cara yang digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran medan magnet adalah
dengan menaburkan partikel magnetik dipermukaan. Partikel-partikel tersebuat
akan berkumpul pada daerah kebocoran medan magnet.
Kelemahannya, metode ini hanya bisa diterapkan untuk material
ferromagnetik. Selain itu, medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau
memotong daerah retak serta diperlukan demagnetisasi di akhir inspeksi.

Gambar F.6.3. Magnetik Partick Inspection

d. Eddy Current Test


Inspeksi ini memanfaatkan prinsip elektromagnet. Prinsipnya, arus listrik
dialirkan pada kumparan untuk membangkitkan medan magnet didalamnya. Jika
medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang akan diinspeksi, maka akan
terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian menginduksi adanya medan magnet.
Medan magnet pada benda akan berinteraksi dengan medan magnet pada
kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat.
Keterbatasan dari metode ini yaitu hanya dapat diterapkan pada
permukaan yang dapat dijangkau. Selain itu metode ini juga hanya diterapkan
pada bahan logam saja.

Laporan Akhir Material Teknik I 122


Non-Destructive Test Kelompok 7

Gambar F.6.4. Eddy Current Test

e. Ultrasonic Inspection
Prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang suara. Gelombang suara
yang dirambatkan pada spesimen uji dan sinyal yang ditransmisi atau dipantulkan
diamati dan interpretasikan. Gelombang ultrasonic yang digunakan memiliki
frekuensi 0.5 – 20 MHz. Gelombang suara akan terpengaruh jika ada retak pada
material.
Gelombang ultrasonic ini dibanagkitkan oleh tranducer dari bahan
piezoelektri yang dapat menubah energi listrik menjadi energi getaran mekanik
kemudian menjadi energi listrik lagi.

Gambar F.6.5. Ultrasonic Inspection

f. Radiographic Inspection
Metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat pada material dengan
menggunakan sinar X dan sinar gamma. Prinsipnya, sinar X dipancarkan
menembus material yang diperiksa. Saat menembus objek, sebagian sinar akan

Laporan Akhir Material Teknik I 123


Non-Destructive Test Kelompok 7

diserap sehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudaian direkam


pada film yang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang terekam
pada film tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang akan
memeprlihatkan bagian material yang mengalami cacat.

Gambar F.6.6. Radiographyc Inspection

2.3 Aplikasi NDT di Dunia Industri


Dengan meningkatnya perkembangan industri dan bertambahnya peralatan
uji dan kemampuan uji yang tinggi sebagai salah satu penunjang dalam
pengendalian mutu hasil produksinya, maka perlu dipikirkan adanya alternatif lain
dalam pemilihan metode pengujian. Dalam bidang industri dikenal dua macam
cara pengujian, yaitu pengujian dengan cara merusak (destructive test) dan
pengujian secara tidak merusak (non-destructive test/NDT). Teknik NDT
diperlukan untuk mengetahui sifat atau keadaan bahan atau konstruksi tanpa
merusak benda uji. Contoh teknik pengujian tidak merusak antara lain adalah
metode ultrasonik, magnetik, radiasi sinar-X, emisi akustik, interferometri
holografi, dan interferometri spekel. Salah satu hambatan bagi perkembangan
bidang interferometri spekel adalah masih besarnya ketergantungan dengan
negara lain untuk mendapatkan komponen-komponen yang diperlukan, antara lain
yang berkaitan dengan digitalisasi citra termasuk perangkat lunaknya. Untuk
mengurangi ketergantungan tersebut dilakukan pembuatan perangkat lunak untuk
pembentukan pola frinji yang berbasis interferometri spekel. Pada makalah ini
akan diperlihatkan aplikasi beberapa teknik pengolahan citra (image
enhancement) dengan memvariasikan brightness, contrast, dan pemfilteran citra

Laporan Akhir Material Teknik I 124


Non-Destructive Test Kelompok 7

(laplace, sharpening, median dan dilatation) terhadap hasil pola frinji spekel yang
diperoleh. Dari beberapa teknik yang telah dicoba dapat disimpulkan bahwa
kualitas pola frinji yang dihasilkan dengan teknik contrast pada operasi substraksi
hasilnya lebih baik dibandingkan teknik brightness karena ketajaman pola frinji
menjadi lebih jelas.

Laporan Akhir Material Teknik I 125


Non-Destructive Test Kelompok 7

BAB III
METODOLOGI

3.1 Peralatan dan Bahan Praktikum


a. Specimen hasil pengelasan
b. Kaca pembesar
c. Seperangkat alat uji dengan penetrant test yang terdiri dari :
- Penetrant
- Developer
- Cleaner
d. Tissue
e. White- light
f. Cairan solven

3.2 Skema Alat


Metoda Visual Inspection

Gambar F.6.7. Visual inspection dengan boroskop

Laporan Akhir Material Teknik I 126


Non-Destructive Test Kelompok 7

Metoda Dye Penetrant Test

Gambar F.6.8. Liquid Penetrant Test

3.3 Prosedur Percobaan


A. Visual Test
1. Bersihkan specimen dengan tissue, dan pastikan specimen dalam keadaan
bersih, kering, dan tidak ada kontaminan di permukaan specimen.
2. Lakukan pengamatan dibawah white-light dengan menggunakan bantuan
kaca pembesar.
3. Tandai letak cacat specimen.
4. Sketsa specimen dan gambarkan letak cacat specimen berikut.

B. Visible Dye Penetrant Test


1. Bersihkan specimen dengan tissue + cleaner, dan pastikan specimen
dalam keadaan bersih, kering, dan tidak ada kontaminan di permukaan
specimen.
2. Semprotkan penetrant di seluruh permukaan yang ingin di amati,
pastikan tidak ada penetrant yang menggenang di permukaan
specimen.
3. Diamkan specimen ( min 10 menit – max 2 jam ) untuk dwell time.
4. Bersihkan sisa penetrant dengan menggunakan tissue yang telah di
basahi dengan cairan solvent.
5. Keringkan specimen.
6. Semprotkan developer ke seluruh permukaan specimen, pastikan
lapisan developer tipis.

Laporan Akhir Material Teknik I 127


Non-Destructive Test Kelompok 7

7. Diamkan specimen ( min 10 menit – max 2 jam ) untuk development


time.
8. Amati specimen di bawah white ligh dengan bantuan kaca pembesar.
9. Tandai indikasi cacat pada seluruh permukaan.
10. Lakukan pengecekan ulang dengan metoda touch up.
11. Sketsa cacat pada specimen yang telah di evaluasi dan gambarkan
letak cacat specimen tersebut.
12. Bersihkan specimen dengan menggunakan cairan solvent remover
13. Letakan specimen ke tempat semula

Laporan Akhir Material Teknik I 128


Non-Destructive Test Kelompok 7

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Percobaan

Tabel F.4.1 Data Percobaan


NO Jenis pengujian Jumlah cacat Jenis cacat
1 Visual test 6 Goresan

2 Dye penetrant test 0 -

4.2 Sketsa

Gambar F.6.9. Spesimen Gigi Tarik

Gambar F.6.10. Cairan NDT

Laporan Akhir Material Teknik I 129


Non-Destructive Test Kelompok 7

4.3Analisa

Non Destructive Test (NDT) merupakan sebuah pengujian tanpa merusak


material yang kita ujikan. Pada praktikum NDT kali ini dilakukan dengan 2
metode yaitu visual test dan dye penetrant test. Spesimen uji yang akan digunakan
yaitu gigi tarik pada sepeda motor.
Pada visual test, spesimen uji langsung diamati dengan menggunakan kaca
pembesar yang berfungsi agar cacat pada material dapat terlihat dengan jelas.
Setelah dilakukan pengujian dengan metode visual test, ditemukan 6 buah cacat
pada spesimen uji, yang berupa goresan dan retakan pada permukaan spesimen
tersebut.
Metode yang kedua adalah dye penetrant test. Setelah dilakukan pengujian
dengan metode ini ternyata tidak terdapat cacat pada spesimen uji tersebut.
Terjadinya perbedaan jumlah cacat pada metode visual test dengan dye
penetrant test terjadi karena pada visual test kita hanya menggunakan bantuan
kaca pembesar dan mata telanjang untuk mengamatinya. Sedangkan pada dye
penetrant test cacat pada material akan mudah diketahui karena pemberian cairan
penetrant dan developer pada permukaan spesimen uji tersebut.
Dan setelah menganalisanya kembali, ternyata hasil dari pengujian visual
test bukanlah termasuk cacat material, tetapi hanyalah goresan dan retakan pada
spesimen uji tersebut.

Laporan Akhir Material Teknik I 130


Non-Destructive Test Kelompok 7

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa dye
penetrant test lebih teliti dan jelas dari visual test dalam mengetahui cacat yang
ada pada specimen uji, yaitu dengan menggunakan cairan developer yang terang,
sedangkan visual test hanya dengan mata telanjang.

5.2 Saran
1. Diharapkan kepada praktikan untuk memastikan bahwa specimen uji
sudah bersih, dan tidak terkontaminasi.
2. Sebaiknya praktikan memahami prosedur pengujian NDT
3. Diharapakan specimen yang digunakan sesuai standar agar cacat material
yang ada pada specimen dapat terlihat jelas.

Laporan Akhir Material Teknik I 131


Non-Destructive Test Kelompok 7

TUGAS PENDAHULUAN

1 . Jelaskan definisi NDT !


Jawab :
NDT merupakan aktifitas tes atau infeksi terhadap suatu benda untuk mengetahui
adanya cacat pada benda tersebut tanpa merusak benda yang akan diuji itu.

2 . Jelaskan mengenai jenis-jenis metode NDT !


Jawab :
- Visual test, metode ini merupakan langkah yang pertama kali diambil
dalam NDT. Metode ini bertujuan menemukan cacat atau retak permukaan dan
korosi. Dalam hal ini tentu saja adalah retak yang dapat terlihat oleh mata
telanjang atau dengan bantuan lensa pembesar ataupun boroskop.
- Dye penetrant test, merupakan metode NDT yang paling sederhana, yaitu
dengan menggunakan cairan penetrant dan developer. Metode ini digunakan
untuk menemukan cacat di permukaan terbuka dari komponen solid, baik logam
maupun non logam, seperti keramik dan plastik fiber.
- Magnetik Partick Inspection, dengan menggunakan metode ini cacat
permukaan (surface) dan bawah permukaan (subsurface) suatu komponen dari
bahan ferromagnetik dapat diketahui. Prinsipnya adalah dengan memagnetisasi
bahan yang akan diuji.
- Eddy Current Test, metode ini memanfaatkan prinsip elektromagnet.
Prinsipnya, arus listrik dialirkan pada kumparan untuk membangkitkan medan
magnet didalamnya. Jika medan magnet ini dikenakan pada benda logam yang
akan diinspeksi, maka akan terbangkit arus Eddy. Arus Eddy kemudian
menginduksi adanya medan magnet. Medan magnet pada benda akan berinteraksi
dengan medan magnet pada kumparan dan mengubah impedansi bila ada cacat.
- Ultrasonic Inspection, prinsip yang digunakan adalah prinsip gelombang
suara. Gelombang suara yang dirambatkan pada spesimen uji dan sinyal yang
ditransmisi atau dipantulkan diamati dan interpretasikan. Gelombang ultrasonic
yang digunakan memiliki frekuensi 0.5 – 20 MHz. Gelombang suara akan
terpengaruh jika ada retak pada material.

Laporan Akhir Material Teknik I 132


Non-Destructive Test Kelompok 7

- Radiographic Inspection, metode NDT ini dapat untuk menemukan cacat


pada material dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma. Prinsipnya, sinar X
dipancarkan menembus material yang diperiksa. Saat menembus objek, sebagian
sinar akan diserap sehingga intensitasnya berkurang. Intensitas akhir kemudaian
direkam pada film yang sensitif. Jika ada cacat pada material maka intensitas yang
terekam pada film tentu akan bervariasi. Hasil rekaman pada film ini lah yang
akan memeprlihatkan bagian material yang mengalami cacat.

Laporan Akhir Material Teknik I 133


Non-Destructive Test Kelompok 7

TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

1 . Terangkan jenis-jenis cacat internal dan eksternal !


Jawab :
Cacat internal :
- Vacancy, adanya kekosongan pada susunan atom
- Substitusi, adanya pergantian atom dengan atom lain
- Intertisi, penyisipan oleh atom asing
- Self intertisi, penyisipan oleh atom sendiri
- Dislokasi sisi, arah geraknya tegak lurus terhadap garis dislokasi
- Dislokasi ulir, arah geraknya sejajar dengan garis dislokasi

Cacat eksternal :
- Garis, terdapat di permukaan
- Retak, terdapat di permukaan

2 . Jelaskan batasan dan prinsip dasar dari pengujian liquid penetrant, magnetic
partikel, ultrasonic, dan radiograpgy test !
Jawab :
a . Liquid penetrant test
Prinsip :
Metode ini digunakan untuk memakan cacat dipermukaan dari komponen
solid, baik logam maupun non lgam. Caranya adalah memberikan cairan penetrant
ke permukaan benda uji. Selanjutnya cairan penetrant yang terperangkap dalam
crack akan diserap oleh developer.
Batasan :
- Hanya dapat diterapkan pada permukaan terbuka
- Tidak dapat diterapkan pada komponen dengan permukaan besar,
berlapis atau permukaan berpori

b. Magnetic partikel test


Prinsip :

Laporan Akhir Material Teknik I 134


Non-Destructive Test Kelompok 7

Benda yang dimagnetisasi dan partikel magnet ditaburkan /disemprotkan pada


permukaan benda uji. Partikel magnet akan terakumulasi dengan adanya
polarisasi.
Batasan :
- Hanya bisa diterapkan pada material ferro magnetic
- Medan magnet yang dibangkitkan harus tegak lurus atau
memotong daerah retak
- Memerlukan dimagnetisasi diakhir inspeksi

c. Ultrasonic test
Prinsip :
Energy listrik dikonversikan menjadi energy menjadi energy mekanis oleh
transducer ke dalam benda uji energy mekanis akan dikembalikan oleh flow ke
transducer menjadi energy listrik lagi
Batasan :
- Memerlukan cooplast
- Komponen yang kecil dan tipis

d. Radiography test
Prinsip :
Radiasi yang dihasilkan oleh instopel sinar x generator melewati benda uji
Batasan :
- Adanya perbedaan density
- Sensitivy turun dengan bertambahnya ketebalan
- Crack harus sejajar dengan beban
- Resiko radiasi

Laporan Akhir Material Teknik I 135


Non-Destructive Test Kelompok 7

TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

1 . Terangkan batasan serta sifat dari cairan penetrant !


Jawab :
Batasan : - Hanya dapat diterapkan pada permukaan terbuka
- Tidak dapat diterapkan pada komponen dengan permukaan kasar

Sifat : - Visible, cairan penetrant dapat dilihat secara langsung


- Memiliki daya penelitian yang baik
- Memiliki viskositas yang rendah

2 . Terangkan tentang cara pengujian Yoke Magnetization !


Jawab :
Pengujian ini didasarkan dengan prinsip magnetisasi.

Laporan Akhir Material Teknik I 136

Anda mungkin juga menyukai