Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MODUL II
PENGAMATAN SEL
DISUSUN OLEH
OKTOBER, 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Oleh karena itu, inilah yang mendasari praktikum ini dilakukan yaitu
tentang pengamatan sel. Dimana, mahasiswa atau praktikan diharapkan
mampu membandingkan jenis sel, menggambarkan bentuk sel dan struktur
sel pada tumbuhan, hewan dan protozoa.
1.2 Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sel merupakan unit terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan.
Sel dikatakan sebagai unit terkecil karena sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi
menjadi bagian yang lebih kecil dan dapat berdiri sendiri. Sel dapat melakukan
proses kehidupan seperti respirasi, perombakan, penyusunan, reproduksi melalui
pembelahan sel dan peka terhadap rangsangan (Wati, 2017).
Sel disebut sebagai satuan struktural terkecil makhluk hidup karena semua tubuh
makhluk hidup tersusun atas sel-sel. Ada makhluk hidup yang hanya terdiri atas
satu sel (uniseluler) dan ada makhluk hidup yang tersusun atas banyak sel
(multiseluler). Sel disebut sebagai satuan fungsional makhluk hidup karena di
dalam sel terjadi berbagai proses kehidupan. Dengan demikian, tubuh makhluk
hidup dapat menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya itu berfungsi
dengan baik (Wati, 2017).
Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik. Sel prokariotik
merupakan sel yang tidak memiliki membran inti serta tidak memiliki
endomembran (membran dalam) seperti retikulum endoplasma dan bagan golgi.
Makhluk hidup yang termasuk golongan sel prokariotik adalah makhluk hidup
uniseluler seperti bakteri. Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki membran
inti dan sistem endomembran. Sistem endomembran merupakan susunan dari
organel-organel bermembran seperti retikulum endoplasma, komplek golgi,
mitokondria dan lisosom. Golongan sel eukariotik antara lain sel hewan dan sel
tumbuhan (Wati, 2017).
Struktur sel eukariotik terdiri atas tiga komponen utama yaitu membran plasma,
sitoplasma dan organel-organel sel (nukleus, retikulum endoplasma, ribosom,
kompleks golgi, lisosom, badan mikro dan mitokondria) (Wati, 2017).
Tumbuhan dan hewan merupakan makhluk hidup multiseluler yang terdiri atas
banyak sel. Sel tumbuhan memiliki organel tertentu yang tidak terdapat pada sel
hewan, demikian pula sebaliknya. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, plastida,
dan vakuola yang tidak dimiliki oleh sel hewan. Sebaliknya, sel hewan memiliki
sentriol yang tidak dimiliki oleh sel tumbuhan (Syamsuri, 2004).
Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang merupakan lapisan terluar yang
tesusun atas selulosa, hemilulosa dan pektin. Dinding sel berfungsi sebagai
penyokong dan pelindung selaput plasma serta memelihara keseimbangan sel dari
tekanan. Vakuola adalah organel sitopalsmik berisi cairan yang dibatasi membran
tonoplas. Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap. Sel-sel tumbuhan muda
memiliki banyak vakuola berukuran kecil, sedangkan sel-sel tumbuahn dewasa
hanya memiliki satu vakuola berukuran besar. Vakuola berfungsi sebagai tempat
menyimpang cadangan makanan, menyimpan pigmen, menyimpan minyak atsiri,
dan menyimpan sisa metabolisme. Plastida merupakan organel bermembran
rangkap yang berasal dari perkembangan proplastida di daerah meristematik.
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, plastida dibagi menjadi tiga tipe yaitu
kloroplas (merupakan plastida yang mengandung klorofil, karotenoid, dan pigmen
fotosintetik lainnya), kromoplas (plastida yang mengandung pigmen
nonfotosintetik, merah, jingga dan kuning) dan leukoplas (plastida yang tidak
mengandung pigmen warna) (Wati, 2017).
Pada sel hewan terdapat dua sentriol. Kedua sentriol itu terdapat dalam satu
tempat yang disebut sentrosom. Saat pembelahan sel, tiap-tiap sentriol saling
memisahkan diri menuju kutub yang berlawanan dan memancarkan benang-
benang gelendong pembelahan yang akan menjerat kromosom. Sel hewan
umumnya tidak memiliki vakuola. Jika ada, vakuola tersebut berukuran kecil.
Bagian yang paling besar pada sel hewan adalah nukleus (Syamsuri, 2004).
Protozoa merupakan hewan bersel satu dan memiliki bentuk yang bermacam-
macam ada yang tetap dan tidak tetap. Pada protozoa yang berbentuk tetap ini
dikarenakan karena telah memiliki kulit dan ada beberapa yang memiliki
cangkang kapur. Hewan filum ini sebagian besar memiliki sitoplasma yang tidak
berwarna. Namun pada Stento coereleus berwarna biru dan Blepharisma laterilla
berwarna merah atau merah muda (Ulfah, 2014).
Umumnya pada protozoa hanya memiliki satu nukleus, tetapi ada juga yang lebih.
Pada prinsipnya nukleus memiliki struktur vasikula dan granular. Terdapat dua
vakuola pada protozoa, yaitu vakuola makanan dan vakuola stasionari. Pada
vakuola stasionari terdapat cairan-cairan kristal, butiran-butiran minyak dan
materi lainnya ynag ada pada protozoa. Sementara itu vakuola makanan dan
vakuola kontraktil hanya terdapat pada protozoa air tawar. Pada sebagian besar
protozoa sedikitnya terbungkus oleh membran dan mempunyai sedikit granula
seluas permukaannya. Membran memiliki peranan yang sangat penting dalam
sistem pengangkutan enzim, sehingga metabolisme menjadi lebih efisien (Ulfah,
2014).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.3.4 Pengamatan struktur sel selaput rongga mulut sebagai gambaran sel
hewan
3.3.5 Pengamatan darah katak dan darah manusia sebagai gambaran sel
hewan
No Gambar Keterangan
1 Gambar sel ubi kayu 1. Dinding sel
2. Ruang kosong
2
1
Sel umbi lapis bawang merah 1. Inti sel
Sebelum diwarnai 2. Dinding sel
1 2
3 4
Membran Plasma
1. Membran plasma
4 2. Sitoplasma
3. Inti sel
2 3
5 Sel darah manusia 1. Sel darah putih
1 2 2. Keping darah
1 2
4.2 Pembahasan
Pada pengamatan struktur sel umbi lapis bawang merah, sebelum diberi
pewarna, terlihat bahwa pada sel umbi lapis bawang merah ini terdapat inti
sel dan dinding sel, yang merupakan sel hidup. setelah diberi pewarna
metylen blue, inti sel dan dinding sel pada sel umbi lapis bawang merah
terlihat lebih jelas dan lebih mudah diamati.
Pada pengamatan struktur sel daun hydrilla vericillata bagian sel yang
terlihat yaitu inti sel, dinding sel, sitoplasma dan kloroplas. Bagian warna
putih yang terlihat pada gambar merupakan bagian kloroplas yang sudah
kosong atau klorofilnya sudah menghilang.
Pada pengamatan struktur sel selaput rongga mulut bagian yang terlihat
yaitu terdapat membran sel, inti sel dan sitoplasma. Pada pengamatan ini,
ephitelium rongga mulut diberi pewarna metylen blue, agar bagian-bagian
sel yang ada pada ephitelium rongga mulut dapat terlihat.
Pada pengamatan darah katak dan darah manusia sebagai gambaran sel
hewan, untuk struktur sel darah manusia terdapat adanya sel darah putih,
dan keping darah yang terlihat. Sedangkan untuk struktur sel darah katak,
terdapat inti sel dan sitoplasma. Pada waktu pengamatan sel darah
manusia, dilakukan metode apusan yang bertujuan agar sel darah manusia
lebih mudah diamati.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Syamasuri dan Istamar. 2004. Biologi jilid 2A untuk SMA kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
Ulfah dan Yayu Maria. 2014. Filum Protozoa. Bandung: Universitas Pendidikan
Indonesia.
Wati dan Henny Purnama. 2017. Biologi Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu
Alam. Klaten: PT Intan Pariwara.