Disusun oleh :
PRODI S1 KEPERAWATAN
2019
1
1. Metode Fungsional
Metode Fungsional: Menurut Arwani & Supriyatno (2005), metode
fungsional ini efisien, namun penugasan seperti ini tidak dapat memberikan
kepuasan kepada pasien maupun perawat. Keberhasilan asuhan keperawatan
secara menyeluruh tidak bisa dicapai dengan metode ini karena asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien terpisah-pisah sesuai dengan tugas
yang dibebankan kepada perawat. Di samping itu, asuhan keperawatan yang
diberikan tidak profesional yang berdasarkan masalah pasien. Perawat senior
cenderung akan sibuk dengan tugas-tugas administrasi dan manajerial,
sementara asuhan keperawatan kepada pasien dipercayakan kepada perawat
junior.
Metode fungsional adalah dimana metode ini berdasarkan orientasi
tugas dan melaksanakan tugasnya berdasarkan dengan pembagian tugasnya
masing-masing yang telah ditentukan. keutungan dan kelemahan dari metode
ini :
Keuntungan :
a. Memudahkan karu dan katim mengawasi PP, dikarenakan pembagian
tugas yang jelas dan rata.
b. Menguntungkan untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga, dikarenakan
penugasannya sudah berdasarkan pengorganisasian.
c. Menekankan kepada efisiensi, pembagian tugas yang sudah jelas
Kekurangan :
a. Persepsi perawat lebih cenderung dan lebih terampil kepada tugas yang
dilaksanakannya saja.
b. Tidak dapat memberikan kepuasan antara perawat dan pasien.
2. Metode Tim
1
Metode Tim: Metode tim merupakan pemberian asuhan keperawatan,
yaitu seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif. Namun pada metode ini, kesinambungan asuhan
keperawatan belum optimal sehingga para pakar mengembangkan metode
keperawatan primer (Douglas,1992).
Tujuan pemberian metode tim dalam asuhan keperawatan menurut
Arwani & Supriyatno (2005), adalah untuk memberikan asuhan keperawatan
sesuai dengan kebutuhan objektif pasien sehingga pasien merasa puas. Selain
itu, metode tim dapat meningkatkan kerjasama dan koordinasi perawat dalam
melaksanakan tugas, memungkinkan adanya transfer of knowledge dan
transfer of experiences di antara perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dan motivasi
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan metode tim dimana
penugasannya berdasarkan perawat profesional memimpin sekelompok tenaga
keperawatan dengan berdasarkan konsep kooperatif dan kolaboratif.
Tujuan metode tim :
a. Memfasilitasi pelayanan keperawatan komperensif
b. Menerapkan penggunaan proses keperawatan sesuai standar
c. Menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-beda
Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi
dan memberikan kepuasab kepada anggota tim
Kelemahan
a. Perawat yang belum terampil dan kurang berlindung kepada perawat
profesional
2
3. Metode Primer
Metode Keperawatan Primer: Menurut Nursalam (2007), metode
penugasan di mana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama 24
jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai
keluar rumah sakit.
Metode primer ini ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan selama pasien dirawat.
Keuntungan
Bagi klien :
a. Klien merasa lebih dihargai sebagai manusia karena terpenuhi
kebutuhannya secara individu, asuhan keperawatan yang bermutu tinggi
dan tercapainya pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan,
proteksi, informasi, dan advokasi.
Bagi mutu asuhan keperawatan :
a. Metode itu dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan
b. Hanya ada satu perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan
dan koordinasi asuhan keperawatan
c. Jangkauan observasi setiap perawat 4-6 klien
d. Perawat primer bertanggung jawab selama 24 jam
e. Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal
f. Rencana asuhan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan parallel
Bagi staf medis Menurut Sitorus (2006):
a. Senantiasa mendapat informasi tentang kondisi klien yang mutakhir dan
komprehensif
b. Satu perawat bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan pasien mulai dari masuk sampai keluar rumah sakit. dengan
metode ini mendorong perawat bertugas secara mandiri.
3
Kelebihannya :
a. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil
dan memungkinkan pengembangan diri .
b. Bersifat kontinuitas dan komperensif
c. Adanya keterikatan hubungan saling percaya anatar pasien dengan
perawat.
d. Mendorong perawat bekerja lebih mandiri
Kekurangan
a. Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif.
b. Perlu kualitas dan kuantitas perawat
c. Biaya lebih relatif tinggi dari pada metode lainnya karena
memerlukan perawat yang profesional.
4. Metode Modular
Metode Modular: Menurut Gillies (1994), metode modular merupakan
bentuk variasi dari metode keperawatan primer, dengan perawat profesional
dan perawat non-profesional bekerja sama dalam memberikan asuhan
keperawatan, disamping itu karena dua atau tiga orang perawat bertanggung
jawab atas sekelompok kecil pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan
dengan menggunakan metode modifikasi primer , satu tim terdiri dari 2
hingga 3 perawat memiliki tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien
berkisar 8 hingga 12 orang (Arwani & Supriyatno, 2005)
Keuntungan metode modular menurut Sumijatun (2008), diantaranya :
a. Dapat memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan
holistik dengan pertanggungjawaban yang jelas, konflik atau
perbedaan pendapat antar staf dapat ditekan melalui rapat tim yang
juga efektif untuk pembelajaran.
4
b. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda-
beda dengan efektif dan aman serta produktif karena adanya kerjasama
dan komunikasi.
c. Memfasilitasi pelayanan keperawatan yang komprehensif dan holistik
dengan pertanggungjawaban yang jelas
d. Memungkinkan pencapaian proses keperawatan
e. Konflik atau perbedaan pendapat antar staf dengan ditekan melalui
rapat tim, cara ini efektif untuk belajar
f. Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal
g. Memungkinkan menyatukan kemampuan anggota tim yang berbeda
beda dengan aman dan efektif
h. Produktif karena kerjasama, komunikasi dan moral
i. Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan
j. Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
k. Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga yang menerima asuhan
keperawatan
l. Lebih mencerminkan otonomi
m. Menurunkan dana perawatan
Kekurangan :
a. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga tugas
rutin yang sederhana terlewatkan
b. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggungjawab klien bertugas
c. Hanya dapat dilakukan perawat profesional
d. Biaya relatif tinggi jika dibandingkan metode lain karena lebih banyak
menggunakan perawat profesional
5
e. Perawat harus mampu mengimbangi kemajuan teknologi
kesehatan/kedokteran
f. Perawat anggota dapat merada kehilangan kewenangan
g. Masalah komunikasi
5. Metode kasus
Metode Kasus: Menurut Sitorus (2006), pada metode ini satu perawat
akan memberikan asuhan keperawatan kepada seorang klien secara total
dalam satu periode dinas. Jumlah klien yang dirawat oleh satu perawat
bergantung pada kemampuan perawat tersebut dan kompleksnya kebutuhan
klien. Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
pada saat dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap
shift, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama
pada hari berikutnya.Sementara menurut Nursalam (2007), metode penugasan
kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti:
isolasi, intensive care.
Metode ini mengggunakan setiap pasien ditugaskan kepada semua
perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada setiap dinas. metode kasus
ini diterapkan satu pasien satu perawat, umumnya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk perawatan.
Kelebihan :
a. Perawat lebih memahami per kasus
b. Sistem evaluasi menjadi lebih mudah
Kekurangan
a. Belum di dapat dan diidentifikasi perawat penanggung jawab
b. Perlu tenaga yang cukup banyak banyak dan mempunyai kemampuan
dasar yang sama.
6
6. Metode Case Management
Metode cast management adalah dimana seorang perawat bertugas
sebagai case manager untuk seorang pasien, sejak masuk ke rumah sakit.
sebagai case manager, perawat memiliki tanggung jawab dan kebebasan untuk
perencanaan , pelaksanaan, koordinasi, dan evaluasi.
Tujuan:
a. Menetapkan pencapaian tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan
sesuai dengan standar
b. Memfasilitasi ketergantungan pasien sesingkat mungkin
c. Menggunakan sumber daya seefisien mungkin
Kelebihan:
a. Kebutuhan pasien terpenuhi
b. Pasien merasa puas c. masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
c. Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai.
Kekurangan:
a. Membutuhkan banyak tenaga keperawatan
b. Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien bertugas
7
Kekurangan :
a. Membutuhkan tenaga keperawatan profesional yang banyak
b. Show Less