Keberlanjutan
Jatmiko Wahyudi, Tb. Benito Achmad Kurnani, Joy Clancy
Abstrak: Biogas memainkan peran penting dalam mendukung dan memastikan sektor peternakan sapi perah
tetap berkelanjutan. Teknologi biogas tidak hanya sebagai metode untuk membuang limbah peternakan sapi
perah tetapi juga menguntungkan secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Teknologi biogas telah
diperkenalkan sejak tahun 1970-an dan banyak program biogas yang telah diimplementasikan di Indonesia.
Namun, dibandingkan dengan negara lain seperti China dan India, penyebaran teknologi biogas di
Indonesia berjalan cukup lambat. Ada beberapa faktor seperti keuangan, kebijakan dan persepsi orang yang
menghambat penggunaan biogas berkenaan dengan peningkatan pabrik biogas dipasang di Indonesia.
Selain itu, banyak instalasi biogas yang tidak berfungsi karena pemeliharaan yang tidak memadai yang
menyebabkan pengguna berhenti untuk mengoperasikan pabrik biogas dan mempengaruhi pengguna
potensial untuk menolak mengadopsi teknologi. Jurnal ini memberikan ikhtisar tentang kesinambungan
produksi biogas yang terdiri dari lima dimensi keberlanjutan: teknis, ekonomi, sosial, lingkungan dan
keberlanjutan organisasi / kelembagaan. Memahami keberlanjutan biogas membantu para pemangku
kepentingan untuk menyadari bahwa dalam rangka mempromosikan teknologi biogas banyak sektor harus
dikembangkan dan banyak institusi harus terlibat dan bekerja sama. Keberlanjutan biogas akan menentukan
keberhasilan penyebaran biogas khususnya dalam peternakan sapi perah di masa depan.
1. Pendahuluan
Tabel 1. Penanganan limbah sapi perah di DAS Citarum Hulu, Jawa Barat,
Indonesia
4. Kesimpulan
Indonesia memiliki potensi melimpah untuk mengembangkan biogas teknologi
dalam peternakan sapi perah dan potensi akan diprediksi meningkat sejak perkembangan
produk susu Sektor pertanian di Indonesia juga menunjukkan tren yang bagus. Namun,
perkembangan biogas di Indonesia tidak tidak mempertimbangkan banyak indikator
keberlanjutan (mis. mendukung ketersediaan layanan, peningkatan kapasitas, faktor
politik) menghasilkan perkembangan yang lebih lambat dibandingkan dengan beberapa
negara Asia.
Sekitar 67% penduduk miskin di Indonesia tinggal di pedesaan daerah dan memiliki
pekerjaan di sektor pertanian termasuk sektor peternakan (Swastika 2011). Teknologi
biogas tidak hanya memiliki potensi untuk mengatasi yang dampak limbah negatif ternak
tetapi juga untuk mengurangi kemiskinan dengan mendukung pertanian termasuk sektor
peternakan, menyediakan energi bersih, meningkatkan kesehatan manusia. Keberhasilan
diseminasi biogas di Indonesia akan memberi kontribusi signifikan terhadap
pengembangan daerah pedesaan di mana sebagian besar peternakan sapi perah berada.