Anda di halaman 1dari 15

BAB II

ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA

II.1 AMBANG TAJAM ( SHARP CRESTED WEIR)


II.1.1 Pendahuluan

Pada masa sekarang ini banyak sekali dijumpai


bangunan-bangunan yang berhubungan dengan air, misalnya :
saluran irigasi, bendungan dan lain-lain. Bangunan-bangunan
tersebut untuk merencanakannya memerlukan pengetahuan
tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan aliran dalam
saluran terbuka, seperti mengenai karakteristik aliran dalam
kondisi tertentu juga pengaruh bangunan air terhadap profil aliran
dan sebagainya. Ciri-ciri aliran terbuka adalah adanya kontak
langsung permukaan air dengan atmosfir yang dalam hal ini air
yang langsung mengalir pada saluran terbuka dipengaruhi oleh
gaya gravitasi dan tekanan atmosfir. S i f a t - s i f a t a l i r a n p a d a
s a l u r a n t e r b u k a d a l a m b e b e r a p a h a l d a p a t diasumsikan
secara empiris dengan cara pengamatan langsung dan percobaan di
laboratorium.

II.1.2 Tujuan
1. Mendemonstrasikan aliran melalui ambang tajam
2. Menunjukkan bahwa ambang tajam dapat digunakan sebagai alat
ukur debit

II.1.3 Dasar Teori


Ambang adalah bagian dasar pelimpah yang berfungsi sebagai
alat pengukur aliran. Debit adalah volume aliran air yang mengalir
persatuan waktu tertentu. Bentuk penampang pelimpah aliran dari
ambang tajam yaitu penampang berbentuk empat persegi panjang.
Kontraksi pada ambang adalah jika tembok sisi dan dasar dari
saluran pengarah cukup jauh dari sisi bagian puncak, sehingga
konstruksi nappe tidak terpengaruh oleh batasan-batasan, maka
ambang dapat diistilahkan sebagai berkontraksi penuh. Dengan jarak
lebih pendek terhadap dasar atau dinding sisi, atau kedua-duanya,
ambang tersebut hanya berkontraksi sebagian.
Jenis peluap ambang tajam ini merupakan salah satu konstruksi
pengukur debit yang banyak dijumpai di saluran-saluran irigasi
maupun di laboratorium. Debit aliran yang terjadi pada ambang tajam
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
2
Q = 3 Cd B√gH 3 .......(II.1)

Dengan H adalah tinggi muka air di atas ambang.

Gambar II.1 Aliran Melalui Ambang Tajam

Keterangan :

Air cavity : rongga udara


Aeration pipe : aerasi pipa (penambahan oksigen ke dalam air
dengan
memancarkan air atau melewatkan gelembung
udara ke dalam air)
Nappe : tutupan

Gambar II.2 Model Aliran Melalui Ambang Tajam


Keterangan : Q = Debit aliran
H = Tinggi air di atas ambang
P = Tinggi ambang
B = Lebar bendung atau peluap

II.1.4 Alat yang Digunakan


1. Multi purpose teaching flume

Gambar II.3 Multi purpose teaching flume

2. Ambang tajam

Gambar II.4 Ambang tajam


3. Point gauge

Gambar II.5 Point gauge

4. Stopwatch

Gambar II.6 Stopwatch

5. Mistar atau penggaris

Gambar II.7 Mistar/penggaris


II.1.5 Prosedur Pelaksanaan
1. Pasanglah ambang tajam pada model saluran terbuka.
2. Alirkan air ke dalam model saluran terbuka.
3. Ukurlah debit yang terjadi.
4. Catat harga H.
5. Amati pengaliran yang terjadi.
6. Ulangi percobaan untuk debit yang lain.
7. Dengan menggunakan rumus (II.1) tentukan besarnya koefisien
debit pada ambang tajam.
8. Gambarkan profil aliran yang terjadi.
9. Amati kondisi aliran pada saat terjadi aliran dengan punggung
aliran berimpit dengan badan bendung.

II.1.6 Data Hasil Pengamatan


Lebar ambang : 0,075 m
Tinggi ambang : 0,115 m

Tabel II.1 Data Hasil Pengamatan pada Aliran Melalui Ambang Tajam

H
No. Volume (m3) Waktu (det)
cm M
1 0,004 5,7 3,12 0,0312
2 0,004 4,2 3,9 0,039
3 0,004 3,4 4,56 0,0456
4 0,004 3,1 5,36 0,0536
5 0,004 2,7 5,64 0,0564
II.1.7 Analisa Perhitungan

Contoh perhitungan diambil dari data percobaan pertama.

 Menghitung Debit (Q)

Diketahui :

V = 0,004 m3

t = 5,7 det

Jawab :

𝑉
𝑄=
𝑡
0,004
=
5,7

= 0,0007 m3/det

 Menghitung Log H

Diketahui :

H = 0,0312 m

Jawab :

Log H = Log 0,0312

= - 1,50585 m

 Menghitung Log Q

Diketahui :

Q = 0,0007 m3/det

Jawab :

Log Q = Log 0,0007

= - 3,15381 m3/det
 Menghitung Nilai Q2/3

Dik:

Q = 0,0007 m3/det

Jawab :

Q2/3 = 0,00072/3
= 0.0079 m3/det

 Menghitung Koefisien Debit (Cd)

Diketahui :

Q = 0,0007 m3/det

B = 0,075 m

H = 0,115 m

g = 9,81 m/det2

Jawab :

3𝑄
Cd =
2𝐵√𝑔𝐻 3
3 𝑥 0,0007
= 2 𝑥 0,075 √9,81 𝑥 0.1153

= 0,1149
Tabel II.2 Hasil Analisa Perhitungan pada Aliran Melalui Ambang Tajam

Volume Waktu H Q
No. Log H Q 2/3 Log Q Cd (-Log H) (-Log Q)
(m3) (det)
cm m m3/det

1 0,004 5,7 3,12 0,0312 0,000702 -1,50585 0,007897 -3,15381 0,114904 1,505845 3,153815

2 0,004 4,2 3,90 0,039 0,000952 -1,40894 0,00968 -3,02119 0,155941 1,408935 3,021189

3 0,004 3,4 4,56 0,0456 0,001176 -1,34104 0,011144 -2,92942 0,192633 1,341035 2,929419

4 0,004 3,10 5,36 0,0536 0,00129 -1,27084 0,011852 -2,8893 0,211274 1,270835 2,889302

5 0,004 2,7 5,64 0,0564 0,001481 -1,24872 0,012996 -2,8293 0,242574 1,248721 2,829304
Tabel II.3 Hubungan Nilai H Vs Q2/3 Grafik II.1 Hubungan Nilai H Vs Q2/3

H Q 2/3 Grafik H vs Q 2/3


0.0700
0,0312 0,0079 0.0600 y = 0.0065x + 0.0257
R² = 0.9812
0.0500
0,039 0,00968
0.0400

0,0456 0,01114 0.0300

0.0200
0,0536 0,01185
0.0100

0,0564 0,013 0.0000


0.007896902 0.009679965 0.011144332 0.011852197 0.012995634
Tabel II.4 Hubungan Nilai Log H Vs Log Q Grafik II.2 Hubungan Nilai Log H Vs Log Q

Log H Log Q -3.2 Grafik Log H vs Log Q

-1,73283 -3,25768 -3.1

-3
-1,47108 -3,04139
-2.9
-1,39254 -2,85733
-2.8
y = 0.0781x - 3.1989
R² = 0.9496
-1,34008 -2,80956 -2.7
-1.505845406 -1.408935393 -1.341035157 -1.27083521 -1.248720896
-1,30539 -2,69461 -2.6
Tabel II.5 Hubungan Nilai H Vs Cd Grafik II.3 Hubungan Nilai H Vs Cd

H Cd Grafik H vs Cd
0.3

0,0312 0,114904
0.25

0,039 0,155941 0.2

y = 0.0311x + 0.0903
0.15 R² = 0.9839
0,0456 0,192633
0.1

0,0536 0,211274 0.05

0
0,0564 0,242574
0.0312 0.039 0.0456 0.0536 0.0564
II.1.8 Kesimpulan
II.1.8.1 Analisa Grafik
1. Grafik H vs Q3/2
 Grafik ini menggambarkan hubungan antara debit
aliran dan tinggi tekanan total di hulu ambang.
 Semakin besar H maka debit yang dihasilkan akan
semakin besar.

2. Grafik Log H vs Log Q


 Grafik ini menggambarkan hubungan antara nilai log
Q aliran dan nilai log H tekanan total di hulu ambang.
 Dari gambar grafik didapat bahwa Log Q berbanding
lurus dengan Log H.

3. Hubungan antara H vs Cd
 Grafik ini menggambarkan hubungan antara koefisien
debit aliran dan tinggi tekanan total di hulu ambang.
 Dari gambar grafik didapat bahwa nilai H berbanding
lurus dengan nilai Cd

II.1.8.2 Analisa Data


1. Nilai debit aliran (Q) dipengaruhi oleh nilai H, semakin
besar nilai H maka debit aliran semakin besar pula.
2. Cd adalah koefisien debit aliran di atas ambang yang
dipengaruhi oleh nilai debit. Semakin besar nilai Q maka
semakin besar pula nilai Cd.
3. Berdasarkan hasil percobaan, data yang didapat sesuai
dengan teori yang ada.
II.I.9 Saran
1. Dalam melakukan percobaan hendaknya mahasiswa membaca
modul terlebih dahulu agar dapat mengerti percobaan yang akan
dilakukan agar praktikum dapat berjalan dengan lancar dan tidak
terjadi kesalahpahaman konsep.
2. Dalam melakukan pembacaan nilai dalam pengambilan data
hendaknya dilakukan secara teliti dan dibaca oleh beberapa orang
sebagai pembanding sehingga peluang suatu kesalahan dapat
diminimalisir.
II-35

Anda mungkin juga menyukai