Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan industri MICE (Meeting, Incentive, Conference and
Exhibition) telah memberikan warna yang beragam terhadap jenis kegiatan
industri jasa yang identik dengan pemberian pelayanan. MICE merupakan
bisnis yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi, terlebih bagi
negara berkembang. Alasan inilah yang menjadikan tingkat pertumbuhan
para pengusaha penyelenggara MICE bermunculan, sehingga tidak
dipungkiri industri MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati
oleh para pelaku bisnis.

Indonesia sebagai destinasi mulai diperhitungkan oleh pasar wisata


MICE sebagai tujuan menarik. Sejumlah kegiatan besar dunia menjadi bukti
kepercayaan masyarakat dunia untuk melakukan aktivitas MICE. Hal itu
dibuktikan dengan perolehan data yang menyebutkan bahwa kunjungan
wisatawan mancanegara untuk aktivitas MICE mencapai 40.09% sementara
untuk wisatawan liburan 53,15% dan lainnya 6,76%1. Pertumbuhan
ekonomi, stabilitas politik dan keamanan yang semakin membaik, menarik
banyak investor lokal maupun asing tertarik berinvestasi di Indonesia baik
sebagai penyelenggara ataupun sebagai peserta. Persaingan di industri jasa
MICE sangat ketat terutama dengan Singapura, Thailand, Hongkong,
maupun Malaysia. Namun demikian Indonesia memiliki berbagai kelebihan
terutama dalam hal keindahan alam serta budaya.

Kota Banjabaru termasuk dalam bagian Pengembangan kota baru


dari pengembangan 10 kawasan perkotaan baru di Indonesia yang tercantum
dalam RPJMN 2014 – 2019. Badan Perencanaan Pengembangan dan
Penelitian Daerah (Bappeda) dalam artikel nya menyebutkan luas Kawasan
yang akan direncanakan adalah ± 5.620,08 (lima ribu enam ratus dua puluh
koma nol delapan) hektar, dengan fokus pengembangan sebagai pusat
permukiman baru yang layak huni dan didukung oleh fasilitas ekonomi dan
sosial budaya yang lengkap guna mencegah terjadinya permukiman tidak
terkendali (urban sprawl) akibat urbanisasi di kota otonom terdekatnya.

Adapun beberapa Isu Strategis pengembangan wilayah yang


menjadi fokus dalam kegiatan pengembangan kota baru tersebut
diantaranya pengembangan lingkungan permukiman dan perumahan,
pengembangan infrastruktur ekonomi dan sosial budaya yang diharapkan
dapat menjadi penggerak aktifitas masyarakat di wilayah tersebut.
Keberadaan Bandara Syamsudin Noor harus menjadi center point dalam
merencanakan berbagai kebutuhan infrastruktur ekonomi di wilayah
tersebut, dan Pengembangan ruang publik dan Kawasan wisata seperti
MICE, sport center, Ruang Terbuka Hijau dan lain-lain.

Kebutuhan industri MICE pun semakin meningkat namun tidak


diikuti dengan penambahan fasilitas memadai. Tempat penyelenggaraan
kegiatan (venue) seperti Gedung Konvensi dan Ekshibisi merupakan aspek
penting dan menjadi salah satu barometer dalam perkembangan industri
MICE, baik pada taraf regional maupun global. Sadar akan hal itu,
Pemerintah Kota Banjarbaru mulai merencanakan pengadaan gedung MICE
agar mampu mampu meningkatkan jumlah kunjungan, lama tinggal, dan
pengeluaran belanja dari wisatawan mancanegara tujuan bisnis MICE.

Elemen yang terlibat dalam pengembangan kota baru di Kota


Banjarbaru antara lain adalah Pemerintah Pusat melalui Kementerian
Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian
Perhubungan dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia serta
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifiksikan


beberapa masalah yang akan dijadikan bahan penelitian selanjutnya.
 Pengembangan wisata seperti MICE.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana rancangan Bangunan MICE yang mampu mewadahi


berbagai kegiatan pengembangan industri di Kota Banjarbaru?

Anda mungkin juga menyukai