Perkembangan industri MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibition) telah memberikan warna yang beragam terhadap jenis kegiatan industri jasa yang identik dengan pemberian pelayanan. MICE merupakan bisnis yang memberikan kontribusi tinggi secara ekonomi, terlebih bagi negara berkembang. Alasan inilah yang menjadikan tingkat pertumbuhan para pengusaha penyelenggara MICE bermunculan, sehingga tidak dipungkiri industri MICE sebagai industri masa kini yang banyak diminati oleh para pelaku bisnis.
Indonesia sebagai destinasi mulai diperhitungkan oleh pasar wisata
MICE sebagai tujuan menarik. Sejumlah kegiatan besar dunia menjadi bukti kepercayaan masyarakat dunia untuk melakukan aktivitas MICE. Hal itu dibuktikan dengan perolehan data yang menyebutkan bahwa kunjungan wisatawan mancanegara untuk aktivitas MICE mencapai 40.09% sementara untuk wisatawan liburan 53,15% dan lainnya 6,76%1. Pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik dan keamanan yang semakin membaik, menarik banyak investor lokal maupun asing tertarik berinvestasi di Indonesia baik sebagai penyelenggara ataupun sebagai peserta. Persaingan di industri jasa MICE sangat ketat terutama dengan Singapura, Thailand, Hongkong, maupun Malaysia. Namun demikian Indonesia memiliki berbagai kelebihan terutama dalam hal keindahan alam serta budaya.
Kota Banjabaru termasuk dalam bagian Pengembangan kota baru
dari pengembangan 10 kawasan perkotaan baru di Indonesia yang tercantum dalam RPJMN 2014 – 2019. Badan Perencanaan Pengembangan dan Penelitian Daerah (Bappeda) dalam artikel nya menyebutkan luas Kawasan yang akan direncanakan adalah ± 5.620,08 (lima ribu enam ratus dua puluh koma nol delapan) hektar, dengan fokus pengembangan sebagai pusat permukiman baru yang layak huni dan didukung oleh fasilitas ekonomi dan sosial budaya yang lengkap guna mencegah terjadinya permukiman tidak terkendali (urban sprawl) akibat urbanisasi di kota otonom terdekatnya.
Adapun beberapa Isu Strategis pengembangan wilayah yang
menjadi fokus dalam kegiatan pengembangan kota baru tersebut diantaranya pengembangan lingkungan permukiman dan perumahan, pengembangan infrastruktur ekonomi dan sosial budaya yang diharapkan dapat menjadi penggerak aktifitas masyarakat di wilayah tersebut. Keberadaan Bandara Syamsudin Noor harus menjadi center point dalam merencanakan berbagai kebutuhan infrastruktur ekonomi di wilayah tersebut, dan Pengembangan ruang publik dan Kawasan wisata seperti MICE, sport center, Ruang Terbuka Hijau dan lain-lain.
Kebutuhan industri MICE pun semakin meningkat namun tidak
diikuti dengan penambahan fasilitas memadai. Tempat penyelenggaraan kegiatan (venue) seperti Gedung Konvensi dan Ekshibisi merupakan aspek penting dan menjadi salah satu barometer dalam perkembangan industri MICE, baik pada taraf regional maupun global. Sadar akan hal itu, Pemerintah Kota Banjarbaru mulai merencanakan pengadaan gedung MICE agar mampu mampu meningkatkan jumlah kunjungan, lama tinggal, dan pengeluaran belanja dari wisatawan mancanegara tujuan bisnis MICE.
Elemen yang terlibat dalam pengembangan kota baru di Kota
Banjarbaru antara lain adalah Pemerintah Pusat melalui Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Perhubungan dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia serta Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. 1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengidentifiksikan
beberapa masalah yang akan dijadikan bahan penelitian selanjutnya. Pengembangan wisata seperti MICE.
1.3 Rumusan Masalah
1. Bagaimana rancangan Bangunan MICE yang mampu mewadahi
berbagai kegiatan pengembangan industri di Kota Banjarbaru?