Anda di halaman 1dari 5

BAB ii

PEMBAHASAN

A. Kehidupan Pemerintahan

Kerajaan Tarumanegara berakhir pada abad VII Masehi akibat terjadi perpecahan.
Kerajaan ini terpecah menjadi dua yaitu Kerajaan Sunda yang merupakan kelanjutan
Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Galuh. Perpecahan ini disebabkan lemahnya
pemimpin raja-raja Tarumanegara setelah Raja Punawarman.

Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta (Naskah Wangsakerta


adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh Pangeran
Wangsakerta secara pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta".)

Raja-raja Tarumanegara :

No Raja Masa pemerintahan

1 Jayasingawarman 358-382

2 Dharmayawarman 382-395

3 Purnawarman 395-434

4 Wisnuwarman 434-455

5 Indrawarman 455-515

6 Candrawarman 515-535

7 Suryawarman 535-561

8 Kertawarman 561-628

9 Sudhawarman 628-639

10 Hariwangsawarman 639-640

11 Nagajayawarman 640-666

12 Linggawarman 666-669

1
B. Kehidupan Ekonomi

Menurut Prasasti Tugu, Raja Punawarman telah menggali Sungai Candrabhaga dan
mengalirkannya ke laut. Raja Punawarman juga memerintahkan rakyatnya membuat
saluran Gomati sepanjang 6.112 tombak (12km). Pekerjaan tersebut dapat diselesaikan
dalam waktu 21 hari. Pembangunan saluran Gomati mempunyai arti ekonomis bagi
rakuyat Tarumanegara karena berguna sebagai sarana pengairan, pencegahan banjir,
serta sarana lalu lintas dan pelayaran antar daerah.

Dalam buku Indonesia dalam arus sejarah jilid 2: Kerajaan Hindu-Buddha (2012: 52)
disebutkan bahwa tarumanegara memiliki pelabuhan yang menjadi pusat perdangan di
kawasan Asia Tenggara adapun komodutas perdangangan berupa kulit penyu emas,
perak, cula Badak, dan gading. Informasi tersebut menunjukkan bahwa Kerajaan
Tarumanegara mengembangkan perekonomian agraris dan maritim.

C. Kehidupan Sosial

Masyarakat Tarumanegara sudah mengenal sistem sosial yang cukup baik. Dalam
Prasati Tugu, dijelaskan bahwa keterauran masyarakat Tarumanegara ditunjukkan
dengan adanya upaya Raja Punawarman meningkatkan kesejahteraan rakyat. Raja
punawarman juga memperhatikan kedudukan kaum Brahmana dengan melaksanakan
upacara kurban.

Dalam buku Indonesia dalam arus sejarah jilid 2: Kerajaan Hindu-Buddha (2012: 54)
masyarakat Tarumanegara terdiri atas tiga golongan. Ketiga golongan tersebut adalah
golongan masyarakat Hindu, masyarakat Buddha, dan masyarakat berbudaya asli.

D. Kehidupan Berbudaya

Masyarakat Tarumanegara dikenal memiliki kebudayaan tinggi. Mereka telah


menguasai teknik penulisan huruf Pallawa dan menguasai bahasa Sansekerta pada
prasasti. Kerajaan Tarumanegara juga meninggalkan warisan. Warisan Kerajaan
Tarumanegara antara lain: Aceh Wisnu, prasasti Cibuaya, candi Jiwa, dan candi
Blandongan di Karawang, Jawa Barat.

2
E. Masa Kejayaan Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan saat di perintah oleh Raja


Purnawarman (Raja ke-3 Kerajaan Tarumanegara). Di masa pemerintahan Raja
Purnawarman, luas wilayah Kerajaan Tarumanagara hampir setara dengan luas Jawa
Barat saat ini. Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini dapat diketahui dari Prasasti
Ciaruteun yang isinya, “Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki
Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di
dunia”. Pada masa kejayaannya itu, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat.

Selain dengan memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan


kecil di sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai
infrastruktur yang mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah
sungai Gomati dan Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya
banjir saat musim hujan, juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah
yang dulu menjadi salah satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan
Tarumanegara. Masa kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa
kejayaan Kerajaan Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang
mampu berkurban 1000 ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

Pada masa kejayaannya ini, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Selain


dengan memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil di
sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur yang
mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai Gomati dan
Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim hujan,
juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah yang dulu menjadi salah
satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Masa
kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa kejayaan Kerajaan
Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang mampu berkurban 1000
ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

3
F. Runtuhnya Kerajaan Tarumanegara

Runtuhnya kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara lengkap, karena prasasti


yang ditemukan sebagian hanya menyampaikan berita saat pemerintahan raja
Purnawarman dan sisanya belum dapat ditafsirkan secara lengkap. Tarumanagara
sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun 669 M,
Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa.
Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih
menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi
isteri Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta
kekuasaan Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu
Tarusbawa.

Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa,


karena Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri,
yaitu Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan
kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk
berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.

4
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh kebudayaan
India di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan ajaran Hindu – Budha,
tetapi juga pada aspek lain missal aspek politik, ekonomi, sosial budaya dan lain
sebaginya

Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini terlihat dari
peninggalan – peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan hasil jiplakan kebudayaan
India.

Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam


perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian sendiri

Anda mungkin juga menyukai