Anda di halaman 1dari 39

BAB II

PEMBAHASAN

KEKERASAN Defenisi Kekerasan pada Wanita : Kata “ kekerasan” terjemahan dari “violence”
yaitu suatu serangan terhadap fisik seperti perkosaan, penyiksaan maupun integritas mental
psikologi (non fisik)

BENTUK-BENTUK KEKERASAN YANG DI ALAMI WANITA 1.

Kekerasan fisik  Menampar  Memukul  Mengabaikan kesehatan istri  Melukai dengan


senjata

2. Kekerasan psikologis / emosional  Penghinaan  Mengancam akan menceraikan 


Memisahkan istri dari anakanaknya  Sirkumsisi pada bayi perempuan  Pemukulan selama
kehamilan

3. Kekerasan seksual  Pengisolasian istri dari kebutuhan batinnya  Pemaksaan hubungan


seksual dengan pola yang tidak dikehendaki istri  Memaksa melakukan hubungan seksual

4. Kekerasan ekonomi  Tidak diberi nafkah  Menelantarkan pendidikan anak  Membiarkan


istri bekerja kemudian penghasilan dikuasai suami  Remaja di paksa kawin dengan berbagai
alasan  Anak-anak di paksa untuk mencari nafkah

Dampak kekerasan terhadap kesehatan reproduksi wanita Kekerasan terhadap wanita


menyebabkan penderitaan, tidak tenang, kehilangan percaya diri, kerusakan organ reproduksi,
selain itu dapat menyebabkan gangguan mental pada korban dan anaknya  Pelanggaran hak-hak
azazi yang paling berat dan mendasar 

Upaya yang dapat dilakukan dalam menghadapi permasalahan kesehatan wanita akibat
kekerasan 1.
a. PERKOSAAN

Pengertian perkosaan : Tindak kekerasan atau kejahatan seksual yang berupa hubungan seksual
yang dilakukan laki-laki terhadap perempuan dengan kondisi : 1. Tidak atas kehendak dan
persetujuan perempuan 2. Dengan persetujuan perempuan tapi dengan ancaman

3. Dengan persetujuan perempuan namun dengan penipuan dalam KUHP (pasal 285) disebutkan
perkosaan adalah kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa seseprang perempuan bersetubuh
dengan laki-laki di luar pernikahan

JENIS PERKOSAAN 1.

Berdasarkan pelakunya a. Perkosaan oleh orang yang dikenal. Ini dilakukan oleh kelurga b.
Perkosaan oleh pacar, terjadi saat korban berkencan dengan pacarnya c. Perkosaan dalam
perkawinan. Biasanya terjadi pada istri yang mempunyai ketergantungan pada suami d.
Perkosaan oleh orang asing. Perkosaan ini sering disertai dengan kejahatan lain seperti
perampokan, pencurian dll

2.

Berdasarkan cara melakukannya a. Perkosaan dengan janji-janji/penipuan. Contoh : janji korban


akan dinikahi b. Perkosaan dengan ancaman halus, hal ini terjadi pada korban yang mempunyai
ketergantungan social ekonomi c. Perkosaan dengan paksaan (fisik), dilakukan dengan
mengancam dengan senjata d. Perkosaan dengan memakai pengaruh tertentu. Contohnya dengan
obat bius, perangsang, guna-guna, hipnotis

3.

Dampak perkosaan a. b. c. d. e. f. g.

Perasaan mudah marah Takut, cemas, gelisah Merasa bersalah Malu Menyalakan diri sendiri
Ingin melupakan perkosaan yang telah terjadi Merasa diri tidak normal, kotor, berdosa, tidak
berguna h. Merasa lelah, tidak gairah i. Ingin bunuh diri

UPAYA MENGATASINYA Apa yang harus dilakukan bila terjadi perkosaan : a. Segera
melapor kepolisi b. Meminta untuk dilakukan visum antepartum oleh dokter yang berwewenang
c. Jangan membersikan diri / mandi karena sperma, serpihan kulit / rambut pelaku bisa dijadikan
barang bukti d. Perawatan pasca truma kejiwaan e. Yakinkan diri bahwa korban adalah orang
yang bersalah

KIAT-KIAT MENGHINDARI PERKOSAAN a. b.

c.

d. e.

f.
Bertingkah laku wajar Bersikap tegas, tunjukan sikap dan tingkah laku percaya diri Pandai
membaca situasi. Berjalan cepat dengan tenang Hindari berjalan sendiri ditempat gelap Jika
ingin pergi harus sudah tau alamatnya Belajar beladiri untuk mempertahankan diri kita

SIKAP PETUGAS KESEHATAN SAAT MEMERIKSA KORBAN PERKOSAAN a.

b.

c.

d. e. f.

Bersikaplah dengan baik dan penuh pengertian. Jangan menyalahkan kalau sukar untuk
menyentuh/memeriksa Rawat gangguan kesehatannya. Berikan obat mencegah kehamilan (KB
darurat) dan obat mencegah PMS. Bila telah hamil bantulah untuk membuat keputusan. Tulis
hasil pemeriksaan yang anda temukan apa adanya sebagai barang bukti bila ingin menempuh
jalur hukum Rawat kebutuhan kesehatan jiwanya Bantu membuat keputusan. Bantu bila ingin
melalui jalur hukum / LBH Bantulah untuk memberitahu orang tua / keluarga

2.

Mengkaji semua wanita yang masuk kesistem pelayanan kesehatan yang potesial terjadi
penyalahgunaan Dalam memberikan yan harus nyaman bekerja dengan korban dan keluarganya

3. Pemberi yan harus mempunyai pengetahuan dasar yang luas pada fenomena ini, ketrampilan,
komunikasi yang baik 4. Jika wanita hamil, dpt dikembangkan jaringan kerja dukungan dengan
team kesehatan lainnya yang dilibatkan selama perawatan diri

5.

6.

Pelayanan konseling ditawarkan kepada suami dan istri Jika wanita yang telah mengalami
kekerasan dalam taraf membahayakan jiwa, bidan dapat memberikan alamat / nomor telepon
tempat pelindungan, kelompok pendukung bantuan legal atau organisasi yang memperjuangkan
hak perempuan

PELECEHAN SEKSUAL Defenisi pelecehan seksual : Perilaku/tindakan yang mengganggu,


menjengkelkan dan tidak diundang yang dilakukan seseorang atau kelompok orang terhadap
orang lain, berkaitan langsung dengan jenis kelamin pihak yang diganggunya dan dirasakan
menurunnya martabat dan harkat diri orang yang diganggu

PENYEBAB PELECEHAN SEKSUAL 1.

Ditinjau dari korban Umumnya mereka tidak mempunyai rasa percaya diri yang kuat sehingga
sikap tubuh mereka tampak lemah, tidak agresif serta tampak mudah dipermainkan, pemalu,
berdandan serta memakai perhiasan secara berlebihan, kurang pandai mengekspresikan diri,
tidak segera bertindak diawal-awal adanya gejala yang mengarah pada terjadinya pelecehan
sehingga pelecehan berlanjut.

2.

Ditinjau dari sipeleceh a. Kehidupan personalnya kurang memuaskan interpersonal dengan orang
lain tidak begitu baik b. Mempunyai kemarahan mendalam secara psikologis c. Keinginan
menunjukan kekuasaan

d. Pernah dilecehkan sewaktu kecil e. Tidak mampu membedakan antara lelucon, bercanda dan
pelecehan f. Umumnya mereka tidak memiliki kendali fisik, mental, emosional, dan spritual
yang rendah g. Pemahaman moral dan etika yang rendah

3.

Ditinjau dari tempat dan waktu a. Situasi kerja memungkinkan terjadinya kerja pelecehan b.
Terdapat ruangan dan sudut-sudut yang tertutup dan tidak tersupervisi c. Kerja lembur d. Pusat
perbelanjaaan e. Kedaraan umum

DAMPAK PELECEHAN SEKSUAL Dampak utama yang sering timbul adalah kejengkelan,
stres, marah, kebencian pribadi, kehilangan rasa percaya, ketakutan, rasa berdosa, frustasi, rasa
tidak berdaya, dan menarik diri,

UPAYA MENGHADAPI PELECEHAN SEKSUAL 1.

2.

3.

Katakan TIDAK ! Dengan tegas, tanpa senyum dan minta maaf Melapor kepihak berwajib
dengan saksi mata Tidak menggunakan pakaian yang terbuka

4. Tidak berdandan dan menggunakan perhiasan yang berlebihan 5. Tidak berjalan sendirian
ditempat yang gelap 6. Tidak sembarangan menerima bantuan, jasa atau hadiah dari laki-laki

CONTOH-CONTOH PELECEHAN SEKSUAL 1.

2.

Sentuhan atau kedekatan fisik yang tidak diundang seperti mendorong alat kelamin (penis atau
dada) pada korban Agresif fisik seperti ciuman atau menepuk bagian tubuh tertentu ( pantat,
pundak, payudara)

3. Gerak-gerik tubuh (sok akrab) bersifat menjurus kearah hubungan seksual 4. Menunjukan
gambar seksual

PEKERJA SEKS KOMERSIAL Pengertian : Pekerja seks adalah setiap orang yang memperjual
belikan seks dengan uang atau dengan bermacammacam keuntungan

Penyebab wanita menjadi PSK Banyak orang berpendapat bahwa wanita menjadi pekerja seks
dengan uang atau dengan bermacam-macam keuntungan. Tetapi sebagian besar wanita pekerja
seks melakukannya karena memerlukan uang untuk membeli makanan, tempat tinggal,
membayar utang dll. Kebutuhan yang sangat mendesak ini sering terjadi pada saat wanita
kehilangan kendali atas kehidupannya. Sebagai contoh : orang tua meninggal, wanita diceraikan,
wanita korban perkosaan, atau hamil diluar nikah.

Masalah kesehatan yang dihadapi PSK   

PMS Kehamilan Kekerasan SIKAP PETUGAS KESEHATAN DALAM MEMBERIKAN YAN


KES KEPADA PSK :

1. Berikan pelayanan secara sopan seperti melayani pasien lain 2. Belajar membuat diagnosa dan
mengobati PMS 3. Belajar berbagai jenis obat yang masih efektif, baru, murah 4. Cari pengadaan
kondom yang rutin dan cukup bagi masyarakat . Pastikan bahwa pelayanan kes tersedia,
termasuk KB, perawatan PMS dan obat yang terjangkau dan penanggulangan obat terlarang

INCEST Hub seksual antara 2 orang didalam atau diluar perkawinan, dimana sebetulnya hub
keluarga dekat sehingga secara legal tidak diizinkan melakukan pernikahan.  Sering terjadi pada
keluarga ekonomi rendah atau broken home 

HOMOSEKSUAL 

Merupakan prilaku seksual dimana seseorang tertarik pada jenis kelamin yang sama atau
melakukan hub seksual dengan jenisnya Etiologi :  Hereditar  Lingkungan  Pengalaman
homoseksual  Pendidikan seks yang minim saat anak-anak  Kegagalan identifikasi jenis
kelamin

Ada 3 jenis Homoseksual : 1.

H. Ekslusif  Tidak ada minat pada perempuan  Impoten terhadap perempuan

2.

H. Fakultatif  Perilaku homoseksual hanya untuk menyalurkan dorongan seksual saja

3.

Biseksual  Dapat mengadakan hub seksual yang memuaskan dengan sesama atau lawan jenis

LESBIANISME Bukan berarti membenci laki-laki  Banyak yang bersahabat dengan lakilaki 
Mencintai perempuan lain  Sifatnya lebih pribadi  Merasa sebagai perempuan yang kuat dan
tidak ingin menjalin hub dengan laki-laki  Merasa lebih mandiri 

Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial


Permasalahan Kesehatan Wanita dalam Dimensi Sosial

Hai Teens untuk artikel pertama yang akan mimin bagikan ini penting banget nih untuk kalian
yang sering menghabiskan waktu diluar rumah.. nah kali ini mimin akan membagikan informasi
tentang apa itu pemerkosaan dan pelecehan seksual, yuuk simak aja..

Pada era modern seperti ini, perempuan tidak lagi menghabiskan waktunya hanya
dirumah saja, mengurusi keluarga dan mengerjakan pekerjaan rumah tangga, pada jaman
sekarang ini perempuan juga berkarir, bagi yang masih sekolah keluar menhabiskan waktu diluar
rumah dengan kursus ataupun jalan-jalan dengan teman-teman ke mall, perempuan dewasa yang
pekerjaannya mengharuskan ia untuk pulang pada malam hari, hari ini menambah potensi
terjadinya pemerkosaan dan pelecehan seksual.. yuuuk simak penjelasan tentang apa sih itu
pemerkosaan dan pelecehan seksual????
A. Perkosaan

1. Apa sih yang dimaksud dengan perkosaan???


Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain ke dalam
vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya. Dikatakan suatu tindak perkosaan
tidak hanya bila seorang, perempuan disiksa, dipukuli sampai pingsan, atau ketika perempuan
meronta, melawan, berupaya melarikan setiap diri atau korban hendak bunuh diri, akan tetapi
meskipun perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan perempuan, bila perbuatan tersebut
bukan pilihan keinginan perempuan berarti termasuk tindak perkosaan. bukan kesalahan wanita.

2. Lalu apa saja motivasi seseorang melakukan perkosaan?


Biasanya motivasi pemerkosa itu ..
1) Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai korban dengan cara
mengancam (dengan senjata secara, fisik menyakiti perempuan, verbal dengan mengertak) dan
dengan penetrasi sebagai simbol kemenangan.
2) Sebagai cara meluapkan rasa marah, penghinaan, balas dendam, menghancurkan lawan baik
masalah individu maupun masalah kelompok tertentu, sedangkan unsur rasa cinta ataupun
kepuasan seksual tidak penting.
3) Luapan perilaku sadis, pelaku merasa puas telah membuat penderitaan bagi orang lain

3. Jenis-jenis perkosaan
1) Perkosaan oleh orang yang dikenal
- Perkosaan oleh suami/ mantan suami : jangan salah loh walaupun statusnya masih suami, jika
ia melakukannya tanpa persetujuan isterinya maka itu termasuk perkosaan
- Perkosaan oleh pacar / dating rape
- Perkosaan oleh teman kerja atau atasan
2) Perkosaan oleh orang yang tidak dikenal

4. Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak perkosaan:


1) Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.
2) Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
3) Pasal 506 KUHP tentang Mucikari
4) Undang-undang Perlindungan Anak (UUPA) no 23 tahun 2003.
5) Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga
(KDRT).

5. Sikap terhadap korbaan pemerkosaan


Nah untuk teman-teman yang menemukan korban pemerkosaan ini dia yang harus teman-teman
lakukan :
1) Menumbuhkan kepercayaan diri bahwa hal ini terjadi bukan kesalahannya.
2) Menumbuhkan gairah hidup.
3) Mengliargai kemauannya untuk menjaga privasi dan keamanannya.
4) Mendampingi untuk periksa atau lapor pada polisi.

6. Resiko kesehatan pada korban perkosaan


1) Kehamilan. Dapat dicegah dengan minum kontrasepsi darurat pada 24 jam pertama.
2) Tejangkit Infeksi menular seksual.
3) Cidera robek dan sayatan, cekikan, memar bahkan sampai ancaman jiwa.
4) Hubungan seksual dengan suarni mengalami gangguan, memerlukan waktu terbebas dari trauma
ataupun merasa diri telah temoda.
5) Gejala psik-ologis ringan hingga gangguan psikologi berat. Pada waktu singkat perempuan
korban perkosaan menyaiahkan diri send iri, sebab merasa dirinya yang menyebabkan perkosaan
terjadi, terlebih pandangan budaya biasanya selalu menyalahkan perempuan. Selain itu juga
terjadi insomma/gangguan tidur, ancreksia/tidak nafsu makan,kecemasan mendalam, perasaan
males untuk bersosialisasi. Gejala psikologi tersebut dapat berkembang bila penanganan tidak
adekuat seiring dengan makin bertambah, waktu yaitu perasaan tidak punya daya upaya, marah
yang mernbara, merasa diri tidak berharga, timbul gejala psikosomatis seperti: mual, mutah, sakit
kepala, badan sakit. Selain itu dapat timbul ketakutan yang luar biasa/fobia, mengurung diri.
Gejala psikologi ini tiap perempuan berbeda tergantung dari tipe kepribadian terbuka atau
tertut,dukungan dari keluarga dan lingkungan, persepsi diri dengan apa yang dialami,
pengalaman dalam menghadapi stress, koping mekanisme/telcnik mengatasi masalah
sebelumnya.

B. Pelecehan Seksual

1) Apa yang dimaksud dengan pelecehan seksual???


Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku maupun perkataan bermakna seksual yang
berefek merendahkan martabat orang yang menjadi sasaran.

2) Bagaimana bentuk – bentuk pelecehan seksual???


1) Mengucapkan kata-kata jorok tentang tubuh wanita.
2) Main mata, siulan nakal, isyarat jorok, sentuhan, rabaan, remasan, usapan, elusan, colekan,
pelukan, ciuman pada bagian tubuh wanita.
3) Menggoda, kearah hubungan seksual.
4) Laki-laki memperlihatkan alat kelaminnya atau onani di depan perempuan

3) Akibat pelecehan seksual


1) Gangguan psikologis: marah, mengumpat, tersinggung dipermalukan, terhina, trauma sehingga
takut keluar rumah.
2) Kehilangan gairah kerja /belajar, malas.

4) Pasal Dalam Undang-undang yang berkaitan dengan Tindak Pelecehan Seksual


a. Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap kesopanan.
b. Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
c. Pasal 506 KUHP tentang Mucikari
d. Undang-undang Perlindungan Anak (UUPA) no 23 tahun 2003.
e. Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDARIT)

Baik Teens mudah-mudahan apa yang mimin bagikan diaatas dapat bermanfaatkan bagi kita
semua yah… J

Sumber:
Marmi. 2015. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

USU Repository. Pelecehan Seksual Chapter II. 2 April


2016. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25743/4/Chapter%20II.pdf
Permasalahan kesehatan wanita dalam dimensi social dan
upaya mengatasinya :
1. Kekerasan
Pengertian kekerasan
Pasal 89 KUHP :
Melakukan kekerasan adalah pempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara yang tidak sah
misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata, menepak, menendang dsb.
Bentuk- Bentuk Kekerasan
a. Kekerasan psikis.
Misalnya: mencemooh, mencerca, men&na, memaki, mengancam, melarang berhubungan dengan keluarga atau
kawan dekat / raasyarakat, intimidasi, isolasi, melarang istri bekerja.
b. Kekerasan fisik.
Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar sesuatu, menarik rambut, mencekik, dll.
c. Kekerasan ekonomi.
Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan untuk prostitusi, memaksa anak untuk mengemis,mengetatkan
istri dalam keuangan rumah tangga, dan lain-lain.
d. Kekerasan seksual.
Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak atau melakukan penyerangan seksual, berhubungan seksual
dengan istri tetapi istri tidak menginginkannya.
Banyak kasus terjadi kekerasan psikis berupa makian, hinaan (ungkapan verbal ) Bering berkembang
menjadi kekerasan fisik. Pada awalnya mungkin belum terjadi, tetapi ketidaksengajaan pria kemudian berlanjut pada
tindakan kekerasan fisilk secara nyata.

Penyebab ter adinya kekerasan adalah


a. Perselisihan tentaing ekonomi.
b. emburu pada pasangan.
c. Pasangan mempunyai selingkuhan.
d. Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hiperceks).
e. Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.
f. Permasalahan dengan anak.
g. Kehilangan pekerjaan/PHK/menganggur/belum mempunyai pekerjaan.
h. Istri ingin melanj utkan studi/ingin bekerja.
i. Kehamilan tidak diinginkan atau infertilitas.

Alasan Tindak Kekerasan Oleh Pria


a. Tindakan kekerasan dapat mencapai suatu tujuan.
1) Bila terjadi adi konflik, tanpa harus musyawarah kekerasan merupakan cara cepat penyelesaian masalah.
2) Deegan melakukan perbuatan kekerasan, prig merasa hidup lebih berarti karena dengan berkelahi ma ka pria merasa
menjadi lebih digdaya.
3) Pada saat melakukan kekerasan pria merasa memperoleh `kemenangan' dan mendapatkan apa yang dia harapkan,
maka korban akan menghindari pada konflik berikutnya karena untuk menghindari rasa sakit.
b. Pria merasa berkuasa atas wanita. Bila pria merasa mempunyai istri ‘kuat' maka dia berusaha untuk melemahkan
wanita agar merasa tergantung padanya atau membutuhkannya.
c. Ketidaktahuari priaa. Bila latar belakang pria dari keluarga yang selalu mengandalakan kekerasan sebagai satu-
satunyajclan menyelesaikan masalah dan tidak mengerti cara lain maka kekerasan merupakan jalan pertama dan ut-
aina baginya sebagai cara yang jitu setiap ada kesulitan atau tertekan karena memang dia tidak pernah belajar cara
lain untuk bersikap.
Akilbat Tindakan Kekerasan
a. Kurang bersemangat atau kurang percaya diri.
b. Gangguan psikologi sampai timbul gagguan system dalam tubuh(psikosomatik), seperti: cemas, tertekan, st-I-ess,
anoreksia (kurang nafsu makan), insomnia (susah tidur, Bering mimpibtwik,jantw-igterasa berdebar-debar, keringat
dingin, rnual, gastritis, nyeri perut, posing, nyeri kepala.
c. Cidera ringan sampai berat, seperti: lecet, memar, luka terkena benda tajam, patah tulang, luka bakar.
d. Masalah seksual, ketakutan hubungan seksual, nyeri saat hubungan seksual, tidak ada hasrat seksual, frigid.
e. Bila perempuan korban kekerasan sedang hamil dapat terjadi abortus/ keguguran.

2. Perkosaan
Pengertian perkosaan:
a. Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain ke dalam vagina/alat tubuh seorang
perempuan tanpa persetujuannya.
b. Dikatakan suatu tindak perkosaan tidak hanya bila seorang, perempuan disiksa, dipukuli sampai pinsan, atau ketika
perempuan meronta, melawan, berupaya melarikan setiap diri atau korban hendak bunuh diri, akan tetapi meskipun
perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan perempuan, bila perbuatan tersebut bukan pilihan keinginan
perempuan berarti termasuk tindak perkosaan. bukan kesalahan wanita.
c. Dalani rumah tangga, hubungan seksual yang tidak diinginkan istril
termasuk tindakan kekerasan, merupakan tindakan yang salah.

Motivasi Perkosaan
a. Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai korban dengan cara mengancam (dengan senjata
secara, fisik menyakiti perempuan, verbal dengan mengertak) dan dengan penetrasi sebagai simbol kemenangan.
b. Sebagai cara meluapkan rasa march, penghinaan, balas dendam, menghancurkan lawan baik masalah individu
maupun masalah kelompok tertentu, sedangkan unsur rasa cinta ataupun kepuasan
seksual tidak penting.
c. Luapan perilaku sadis, pelaku merasa p» as telah membuat penderitaan bagi orang lain.

Jenis-Jenis Perkosaan
a. Perkosaan oleh orang yang dikenal.
1) Perkosaan oleh suami/bekas suwami.
2) Perkosaan oleh pacar/dating rape.
3) Perkosaan oleh teman kerja/atasan.
4) Pelecehan seksual pada anak. b. Perkosaan oleh orang yang t1dak dikenal.

Perempuan Rentan Terhadap Korban Pemerkosaan


a. Kekurangan fisik dan mental, adanya suatu penyakit atau permasalahan yang berkaitan dengan fisik sehingga
perempuan duduk diatas kursi roda, bisu, tuli, buta atau keterbelakangan mental. Mereka tidak mampu mengadakan
perlawanan.
b. Pengungsi, imigran, tidak mempunyai rumah, anak jalanan/gelandangan, di daerah peperangan.
c. Korban tindak kekerasan suami/pacar.

Pencegahan Pemerkosaan :
a. Berpakaian santun, berperilaku, bersolek tidak mengundang perhatian pria.
b. Melakukan aktifitas secara bersamaan dalam kelompok dengan banyak teman, tidak berduaan.
c. Di tempat keda bersama teman/berkelompok, tidak berduaan dengan sesama pegawai atau atasan.
d. Tidak menerima tamu laki-laki ke rumah, bila di rumah seorang diri.
e. Berjalan - jalan bersama banyak teman, terlebih di waktu malam hari.
f. Bila merasa diikuti orang, ambil jalan kearah yang berlainan, atau berbalik dan bertanya ke orang tersebut dengan
nada keras, dan tegas. apa maksud dia.
g. Membawa alat yang bersuara keras seperti peluit, atau alat bela diri seperti parfum spray, bubuk cabe/merica yang
bisa ditiupkan ke mata
h. Berteriak sekencang mungkin bila diserang.
i. Jangan ragu mencegah dengan mengatakan 'tidak', walaupun pada atasan yang punya kekuasaan atau pada pacar
yang sangat dicintai.
j. Ketika bepergian, hindari sendirian, tidak menginap, bila orang tersebut merayu tegaskan bahwa perkataan dan
sentuhannya membuat anda merasa risih, tidak nyaman, dan cepatlah meninggalkannva.
k. Jangan abaikan kata hati. Ketika tidak nyaman dengan suatu tindakan yang mengarah seperti dipegang, diraba,
dicium, diajak ke tempat sepi.
l. Waspada terhadap berbagai cara pemerkosaan seperti: hipnotis. obat-obatan dalarn rninuman, pemen, snack atau
hidangan makanan.
m. Saat ditempat baru, jangan terlihat bingung. Bertanya pada polisi. hansip atau instapsi.
n. Menjaga jarak/space interpersonal derigan. lawan jenis. Di eropa space interpersonal dengan jarak 1 meter.
Sikap terhadap korban perkosaan:
a. Menumbuhkan kepercayaan diri bahwa hal ini terjadi bukan kesalahannya.
b. Menumbuhkan gairah hidup.
c. Mengliargai kemauannya untuk menjaga privasi dan keamanannya.
d. mendampingi untuk periksa atau lapor pada polisi.

Resiko kesehatan pada korban perkosaan:


a. Kehamilan. Dapat dicegah dengan minuet kontrasepsi darurat pada 24 jam pertama.
b. Tejangkit Infeksi menular seksual.
c. Cidera robek dan sayatan, cekikan, memar bahkan sampai ancaman jiwa.
d. Hubungan seksual dengan suarni mengalami gangguan, memerlukan waktu terbebas dari trauma ataupun merasa diri
telah temoda.
e. Gejala psik-ologis ringan hingga gangguan psikologi berat. Pada waktu singkat perempuan korban perkosaan
menyaiahkan diri send iri, sebab merasa dirinya yang menyebabkan perkosaan terjadi, terlebih pandangan budaya
biasanya selalu menyalahkan perempuan. Selain itu juga terjadi insomma/gangguan tidur, ancreksia/tidak nafsu
makan,kecemasan mendalam, perasaan males untuk bersosialisasi. Gejala psikologi tersebut dapat berkembang bila
penanganan tidak adekuat seiring dengan makin bertambah, waktu yaitu perasaan tidak punya daya upaya, marah
yang mernbara, merasa diri tidak berharga, timbul gejala psikosomatis seperti: mual, mutah, sakit kepala, badan
sakit. Selain itu dapat timbul ketakutan yang luar biasa/fobia, mengurung diri. Gejala psikologi ini tiap perempuan
berbeda tergantung dari tipe kepribadian terbuka atau tertut,dukungan dari keluarga dan lingkungan, persepsi diri
dengan apa yang dialami, pengalaman dalam menghadapi stress, koping mekanisme/telcnik mengatasi masalah
sebelumnya.
Tindakan pada saat serangan seksual:
a. Hindari menangis atau minta belas kasihan.
b. Hindari kepanikan, tetap waspada, bertindak saat pelaku lengah.
c. Berjuang untuk pernbela diri seperti: menendang, teriak, menawar, melakukan strategi perlawanan.
d. Amati ciri khusus pelaku.
e. Manfaatkan evaluasi situasi yang terbaik.

Penanganan
Tugas tenaga kesehatan dalam kasus tindak perkosaan:
a. Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati.
b. Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya, misalnya mengobati cidera, pemberian kontrasepsi
darurat
c. Mendokumentasikan basil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi.
d. Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis
e. Memberikan konseling dalam membuat keputusan.
f. Membantu memberitahukan pada keluarga.
Upaya promotif :
a. Meningkatkan keterarnpilan bagi tenaga kesehatan pada pertolongan tindak perkosaan untuk mengatasi masalah
kesehatan dan dalam memberi dukungan bila ingin melapor ke polisi.
b. Penguasaan seni atau keterampilan bela diri bagi para wanita.
c. Penyelenggaraan pendidikan seksual untuk remaja.
d. Sosialisasi hukum yang terkait.
Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak perkosaan:
a. Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.
b. Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
c. asal 506 KUHP tentang Mucikari.
d. Undang-undang Perlindungan Anak (UUPA) no 23 tahun 2003.
e. Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Penjelasan selengkapnya tentang pasal pasal pada akhir bab ini.

3. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku maupun perkataan bermakna seksual yang berefek merendahkan
martabat orang yang menjadi sasaran.

Bentuk-bentuk pelecehan seksual


a. Mengucapkan kata-kata jorok tentang tubuh wanita.
b. Main mata, siulan nakal, isyarat jorok, sentuhan, rabaan, remasan, usapan, elusan, colekan, pelukan, ciuman pada
bagian tubuh wanita.
c. Menggoda, kearah hubungan seksual.
d. Laki-laki memperlihatkan alat kelaminnya atau onani di depan perempuan.
Akibat pelecehan seksual
a. Gangguan psikologis: marah, mengumpat, tersinggung dipermalukan, terhina, trauma sehingga takut keluar rumah.
b. Kehilangan gairah kerja /belajar, malas.
Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak pelecehan seksual:
a. Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.
b. Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
c. Pasal 506 KUHP tentang Mucikari.
d. Undang-undang Perlindu-nganAnak (UUPA) no 23 tahun 2003.
e. Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam.Rumah Tangga(KDRT).'

4. Single parent
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah atau ibu saja. Keluarga yang
terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah secara hukum maupun keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum
agama maupun hukum pemerintah.
Sebab-sebab terjadinya single parent
a. Pada keluarga sah.
1) Perceraian. Adanya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang disebabkan adanya perbedaan persepsi atau
perselisihan yang tidak mungkin ada jalan keluar, masalah ekonomi/pekerjaan, salah satu pasangan selingkuh,
kematangan emosional yang kurang, perbedaan agama,aktifita.ssuan-iiistri yang tinggi di luar rumah sehigga kurang
komunikasi, problem seksual dapat merupakan faktor timbulnya perceraian.
2) Orang tua meninggal. Takdir hidup clan coati manusia di tangan Tuhan. Manusia hanya bisa berdoa dan berupaya.
Adapun sebab kematian ada berbagai macam. Antara lain karma kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah
bencana alam, kecelakaan kerja, keracunan, penyakit dan lain-lain.
3) Orang tua masuk penjara. Sebab masuk penjara antara lain karena melakukan tindak kriminal seperti perampokan,
pembunuhan, penciarian, pengedar narkoba atau thicial, perdata seperti hutang, jual beli, atau karma tidak pidana
korupsi sehingga sekian lama tidak berkumpul dengan keluarga.
4) Study ke pulau lain atau ke negara lain. Tuntutan profesi orang tua untuk melanjutkan study sebagai peserta tugas
belajar mengakibatkan harus, berpisah dengan keluarga untuk sementara waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang
meneruskan pendidikan di pulau lain atau luar negeri dan hanya bersama ibu saja sehingga menyebabkan anak untuk
sekian lama tidak didampingi otch ayahnya yang hams tetap kerja di negara atau pulau atau kota. kelahiran.
5) Kerja di luar daerah atau luar negeri. Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi menyebabkan salah
satu orang tua meninggalkan daerah, terkadang ke luar negeri.
Dampak single parent
a. Dampak negative
1) Perubahan perilaku anak. Bagi seorang anak yang tidak siap, ditinggalkan orang tuanya bisa menjadi mengakibatkan
perubahan tingkah laku. Menjadi pemarah, berkata kasar, suka melamun, agresif, suka memukul, menendang,
menyakiti temannya. Anak juga tidak berkesempatan untuk belaiar perilaku yang baik sebagaimana, perilaku
keluarga yang harmonis. Dampak yang paling berbahaya biia anak mencari pelarian di luar rumah, seperti menjadi
anak jalanan, terpengaruh penggunaaa narkoba untuk melenyapkan segala kegelisahan dalam hatinya, terutama anak
yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orang tuanya.
2) Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai janda atau yang tidak dinikahi, di
masyarakat terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.
3) Psikologi anak terganggu. Anak Bering mendapat ejekan diri Leman sepermainan sehingga anak menjadi murung,
sedih. Hai ini dapat mengakibatkan anak menj adi kurang percaya diri dan kurang kreatif.

b. Dampak positif
1) Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak akan terjadi komunikasi yang berlawanan dari
orang tua, i-nisaInya ibunya mengijinkan teLapi ayahnya melarangnya. Nilai yang diajarkan oleh ibu atau ayah d
iterima penuh karena tidak terjadi pertentangan.
2) Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan clan tegar.
3) Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal didampingi, terbiasa menyelesaikan
berbagai masalah kehidupan.

Penanganan single parent


a. Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung anak untuk lebih bisa
mengah, ualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran. hobi, kursus sehingga menghindarkan anak
melakukan hal-hal yang negatif.
b. Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada keluarga, lain yang harmonis memberikan
kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam lingkungan keluarga sendiri.
c. Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat memberikan
dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang bemasib sama sehingga tidak merasa sendirian.
Upaya pencegahan single parent dan pencegahan dampak negatif single parent
a. Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.
b. Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi psikologis, ke-aangan, spiritual.
c. Menjaga kommikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
d. Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
e. Peningkatan spiritual dalam keluarga.

5. Perkawinan usia muda dan tua


Perkawinan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga/
rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan No 1 Thahun 1974)

Perawinan usia muda


Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diij inkan bila laki-laki berumur 19 tahun dan
wanita berumur 16 tahun. Namun pemerintah mempunyai kebijakan tentang perilaku reproduksi manusia yang
ditegaskan dalam UU No 10 Tahun 1992 yang menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya
penyelenggaraan Keluarga Berencana. Banyaknya resikokehamilan kurang dari perkawinan diij inkan bila laki-laki
berumur 21 tahun dan perempi mn berumur 19 tahun. Sehingga perkawinan usia muda adalah perkawinan yang
dilakukan bila pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.

Perkawinan usia tua


Adalah perkawinan yang dilakukan bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.

Kelebihan perkawinan usia muda


a. Terhidar dari perilaku seks bebas, karena kebutuhan seksual terpenuhi.
b. Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang masih kecil.

Kelebihan perkawinan usia tua


Kematangan fisik, psikologis, sosial, financial sehingga harapan membentuk keluarga sejahtera berkualitas
terbentang.
Kekurangan pernikahan usia muda
a. Meningkatkan angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk semakin meningkat.
b. Ditinjau dari segi kesehatan, perkawinan usia muda meningkatkan angka kematian bayi dan ibu, risiko
komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain itu bagi perempuan meningkatkan risiko cacerviks karena
hubungan seksual dilakukan pada saat secara anatorni sel-sel cerviks belum matur. Bagi bayi risiko terjadinya
kesakitan dan kematian meningkat.
c. Kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami kesakitan mewujudkan keluarga yang
berkualitas tinggi.
d. Ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan mengurangi kebebasan pengembangan diri, mengurangi kesempatan
melanjutka pendidikan jenjang tinggi.
e. Adanya konflik dalam keluarga membuka peluang untuk mencari pelarian pergaulan di luar rumah sehingga
meningkatkan risiko penggunaan minum alkohol, narkoba dan seks bebas.
f. Tingkat peceraian tinggi. Kegagalan kehiarga dalam melewati berbagai macam permasalahan meningkatkan risiko
perceraian.

Kekurangan pernikahan usia tua


a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Kemu-igkinan/risiko tejadi ca mammae meningkat.
b. Meningkatnya risiko kehamilan dengan anak kelainan bawaan, misalnya terjadi kromosom non disjunction yaitu
kelainan proses meiosis basil konsepsi (fetus) sehingga menghasilkan kromosom sejumlah 47. Aneuploidy, yaitu
ketika kromosom basil konsepsi tidak tepat 23 pasang. Contohnya: trisomi 21 (down syndrome), trisomi 13 (patau
syndrome) dan trisomi 18 (edwards syndrome).

Penanganan Perkawinan Usia Muda


a. Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi sehingga kehamilan pada waktu usia reproduksi sehat.
b. Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangan dalam menghadapi persoalan-persoalan agar
mempunyai cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan, tidak mengedepankan emosi.
c. Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak mernbantu kell 1,grga muda baik clukungan berupa material
maupun non material untuk kelanggengan keluarga, sehingga lebih tahan terhadap hambatanhambatan yang ada.
d. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang
gizi.
Penanganan Perkawinan Usia Tua
a. Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan.
b. Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang mengalami kurang
gizi.
Pencegahan:
a. Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia reprodulcsi se-hat.
b. Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri yang tidak mendukung.
c. Meningkatkan kegiatan sosialisasi.

6. Wanita Di Tempat Kerja


Alasan wanita bekerja
a. Aktualisasi diri.
Wanita yang bekerja akan memperoleh pengakuan dari lingkungan karena produktifitas dan kreatifitas yang telah
dihasilkan.
b. Mata pencaharian. Penghasilan yang diperoleh dalam rangka mencukupi kebutuhan sehari-hari agar meningkat
kualitas hidup keluarga, baik untuk memenuhi kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan, atau kebutuhan
sekunder seperti perabot rumah tangga, mobil, jaminan kesehatan, dll.
c. Relasi positif dalam keluarga. Pengetahuan yang luas dan pengalaman rnengambil keputusan saat bekerja dalam
memecahkan suatu masalah ditempat kerja, pola pikir terbuka memungkinkan jalinan saling mendukung dalam
keluarga.
d. Pemenuhan kebutuhan sosial. Wanita bekerja akan menjumpai banyak relasi, Leman sehingga dapat memperkaya
wawasan bagi wanita.
e. Peningkaan keterampilan/kompetensi. Dengan bekerja wanita terns terpacu untuk selalu meningkatkan keterampilan
atau kompetensi sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi yang lebih sebagai karyawan.
f. Pengaruh lingkungan. Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan memberikan motivasi bagi wanita
lain untuk bekerja.
Dampak wanita bekerja
a. Terpapar zat-zat kimia yang mempengaruhi kesehatan dan infertilitas. Asap rokok, bahan radiologi, bahan organik,
bahan organo fosfat dan organo Morin untuk racun hewan perusak.
b. Resiko pelecehan seksual. Pelaku pelecehan seksual bisa Leman sejawat, supervisor, manager atau atasan. Adaptor
wanita terkadang tidak kuasa menolak karena ketakutan atau ancaman di PHK.
c. Penundaan usia nikah. Wanita yang sibuk mengejar prestasi kariemya menyebabkan tidak mempunyai banyak waktu
Luang untuk memperhatikan pernikahannya.
d. Keharnionisan rumah tangga terpengaruh. Kesibukan aktifitas yang berlebilian memungkinkan wanita tidak
mempunyai banyak waktu untuk keluarga karena pusat perhatiannya pada kesuksesan kanernya, sehingga bisa
menelantarkan peran sebagai istri dan sebagai ibu.
Upaya pemecahan
a. Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker, sarung Langan, baju khusus untuk proteksi radiasi.
b. Cek kesehatan secara berkala.
c. Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila lembur, divas luar.
d. Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari oleh atasan.
e. Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu takut pada ancaman di pecat.
f. Menetapkan target menikah.
g. Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan perhatian khusus pada keluarga pada hari libur dengan kualitas
yang maksimal, mengagendakan kegiatan bersarna keluarga, memenuhi hak-hak suami dan anak, berbagi peran
dengan suami dan selalu menghargai suami.

1. Incest

Incest adalah hubungan seksual yang terjadi antar anggota keluarga. Anggota keluarga yang dimaksud
adalah anggota keluarga yang mempunyai hubungan pertalian darah. Batas pertalian darah paling atas adalah kakek,
paling bawah adalah cucu, batas kesamping adalah keponakan. Keluarga diluar itu bukan termasuk incest. Pelaku
biasanya adalah orang yang lebih dewasa (lebih kuasa) dan korban lebih banyak adalah anak-anak. Sering terjadi
pada anak tiri oleh bapak tiri, menantu oleh mertua, cucu oleh kakeknya.
Incest dapat terjadi karena saling suka atau saling cinta dan dapat juga terjadi akibat paksaan tanpa rasa
cinta. Incest ada yang diluar perkawinan, namun ada juga yang sengaja dilakukan dalam ikatan perkawinan. Diluar
negri, perkawinan incest diperbolehkan, sedangkan di Indonesia perkawinan incest tidak dibenarkan menurut
hukum. Perkawinan di Indonesia dinyatakan sah dilakukan menurut agama. Sedangkan pencatatannya, bila agama
Islam di Kantor Urusan Agama (KUA) dan selain agama Islam di Kantor Pencatatan Sipil. Sah tidaknya perkawinan
di Indonesia berdasarkan ajaran agama masing-masing. Semua agama di Indonesia melarang perkawinan incest. Bila
diketahui ada pertalian darah (muhrim dalam agama islam) sedangkan perkawinan telah dilakukan dan walaupun
sudah mempunyai anak, maka perkawinan harus dibatalkan.

Gambaran incest di luar ikatan perkawinan


a. Pelaku kebanyakan orang yang kerap berinteraksi dengan korban, tinggal dalam satu rumah.
b. Korban mayoritas anak-anak sehingga tidak kuasa melakukan perlawanan diri. Biasanya dibawah tekanan karena
ancaman pelakusehingga ketakutan atau diberi imbalan atau dengan bujuk rayu misalnya diberi uang atau makanan.
c. Sering berakibat trauma fisik dan psikis.

Perlindungan Hukum
Undang-Undang Perlindungan Anak (UUPA) pasal 81-82 UUPKDRT, KUHP pasal 285, KUHP
pasal 98, KUH Perdata pasal 1365.

Upaya Mengatasi
a. Waspada dalam mengasuh anak. Tidak membiasakan anak dirumah sendirian dengan anggota keluarga yang
berlainan jenis.
b. Tidak mengabaikan kata hati tiap ada gelagat yang menjurus pada tindakan pelecehan dalam keluarga.
c. Memisahkan tempat tidur anak mulai umur 3 tahun dari ayah atau saudara baik sesama jenis kelamin maupun
berlainan jenis kelamin.
d. Perlu juga melibatkan orang lain diluar lingkungan keluarga.
e. Lapor pada petugas penegak hukum walaupun dibawah ancaman pelaku.

2. Home Less
Home less atau tuna wisma atau gelandangan adalah orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan
norma di masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap diwilayah tertentu dan hidup
ditempat umum. Home less banyak terdapat di kota- kota besar. Kedatangan mereka ke kota besar tanpa didukung
oleh pendidikan dan ketrampilan yang memadai. Biasanya mereka tinggal di empeeran toko, kolong jembatan,
kolong jalan layang, gerobak tempat barang bekas, sekitar rel kereta api, di taman, di tempat umum lainnya.
Pekerjaan mereka sebagai pengamen, pengemis, pemulung sampah.

Penyebab Home Less


a. Kemiskinan
Hal ini merupakan faktor utama. Kemiskinan menyebabkan mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan
papan, sehingga mereka bertempat tinggal di tempat umum. Kemiskinan juga menyebabkan rendahnya pendidikan
sehingga tidak mempunyai ketrampilan dan keahlian untuk bekerja. Hal ini berefek pada anak-anak mereka. Mereka
tidak mampu membiayai anak-anaknya sekolah sehingga anak-anak mereka juga ikut jadi gelandangan.
b. Bencana Alam
Bencana alam akhir-akhir ini banyak menimpa negara kita. Mereka tinggal di pengungsian, kehilangan
pekerjaan mereka.
c. Yatim Piatu
Anak yang tidak mempunyai orangtua, saudara tidak mempunyai tempat tinggal sehingga mereka mencari
tempat berteduh di tempat-tempat umum.
d. Kurang Kasih Sayang
Berbagai penyebab sehingga anak merasa kurang diperhatikan, kurang kasih sayang orang tuanya, maka ia
turun ke jalan untuk mencari komunitas yang mau menerima dia apa adanya.
e. Tinggal di Daerah Konflik
Penduduk yang tinggal di daerah konflik, dimana mereka merasa keamanannya kurang terjaga mengakibatkan
mereka pindah ke daerah lain yang mereka anggap lebih aman, apalagi kalau rumah mereka hancur karena perang.
Banyak tindak kekerasan di wilayah konflik, termasuk pelecehan seksual, perkosaan, pembunuhan sehingga mereka
memaksa meninggalkan daerahnya.

Dampak Home Less


a. Kebersihan dan Kesehatan
Rumah mereka seadanya, sangat jauh dari kriteria rumah sehat. Perilaku hidup bersih sehat sangat kurang.
Tempat tinggal mereka kotor, ventilasi, pernerangan kurang, keperluan untuk mandi, cuci dan masak tidak
memenuhi kesehatan, dll sehingga muncul masalah kesehatan. Mereka tidak memperhatikan hal ini karena untuk
makan saja mereka hampir tidak bisa terpenuhi. Mereka tidak mempunyai cukup dana untuk pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan.
b. Pengguna Narkoba
Banyak diantara mereka menggunakan narkoba. Pengaruh lingkungan mereka sangat berpengaruh. Mereka
rawan terkena HIV AIDS dengan penggunaan jarum suntik secara bergantian.
c. Gizi Kurang
Ketidakmampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pangan, akibat rendahnya daya beli makanan, apalagi
membeli makanan bergizi mengakibatkan mereka mengalami gizi buruk, termasuk ibu hamil dan anak balita.
Mereka makan sekedar kenyang.
d. Tindak Kekerasan Sesama Home Less
Perebutan atau persaingan lahan pencari makan menyebabkan mereka saling terjadi konflik.
e. Dimanfaatkan
Anak-anak kecil banyak dimanfaatkan untuk mengemis dan menyetorkan sejumlah uang setiap harinya agar
terhindar dari tindak kekerasan oleh pihak lain yang lebih kuat atau oleh orang dewasa yang tidak
bertanggungjawab.
f. Pelecehan Seksual
Orang dewasa yang tidak bertanggungjawab melakukan sodomi, pelecehan seksual dengan imbalan uang,
atau dibawah ancaman mereka untuk melampiaskan nafsu mereka.

Penanggulangan
Pencegahan dilakukan dengan :
a. Penyuluhan dan konseling.
b. Pendidikan pelatihan keterampilan.
c. Pengawasan serta pembinaan lanjut.

Penghentian / Peniadaan
a. Penertiban oleh aparat pemerintah.
b. Penampungan.
c. Pelimpahan.
Rehabilitasi
a. Pembangunan perumahan sangat sederhana.
b. Pengadaan rumah singgah dan diberikan berbagai pelatihan dan pendidikan.
c. Transmigrasi.

3. Wanita di Pusat Rehabilitasi


Pusat rehabilitasi wanita meliputi :
a. Maslah sosial, contohnya PSK.
b. Masalah psikologis, misalnya trauma pada korban kekerasan.
c. Masalah drug abuse.

Rehabilitasi bagi para PSK dilakukan :


a. Di luar panti ditempat lokalisasi.
b. Di dalam panti.
Upaya rehabilitasi yang dilakukan meliputi :
a. Bimbingan agama.
b. Bimbingan sosial.
c. Latihan keterampilan.
d. Pendidikan kesehatan.
e. Pendidikan dan kesejahteraan pribadi.
Rehabilitasi wanita korban kekerasan, trauma psikologis
Upaya yang dilakukan dengan membangkan dan membangkitkan rasa percaya diri. Salah satu cara dengan
therapy psikologis. Mereka membutuhkan pendampingan agar bisa kembali pada keadaan semula. Upaya
rehabilitasi korban kekerasan tercantum dalam UUPKDRT.

4. Pekerja Seks Komersial


Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan atau
mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatkan uang. Akibatnya semakin banyak ditemukan penyakit menular
seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular seksual merupakan satu lingkaran setan.
Biasanya penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK, dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan
kencan yang berganti-ganti tanpa menggunakan pengaman sseperti kondom.
Faktor-faktor penyebab adanya PSK
a. Kemiskinan
Kebutuhan yang semakin banyak pada seorang perempuan memaksa dia untuk mencari sebuah pekerjaan
dengan penghasilan yang memuaskan namun kadang dari beberapa mereka harus bekerja sebagai PSK untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut.

b. Kekerasan Seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK diantaranya kekerasan seksual
seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman, guru, dan sebagainya.
c. Penipuan
Faktor lain yaitu penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur kerja. Kasus penjualan anak
perempuan oleh orangtua sendiripun kerap ditemui.
d. Pornografi
Menurut definisi Undang-Undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk ekspresi visual berupa gambar,
lukisan, tulisan, foto, film atau yang dipersamakan dengan film, video, tayangan atau media komunikasi lainnya
yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara terang-terangan atau tersamar kepada publik alat vital dan bagian-
bagian tubuh serta gerakan-gerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan/atau seksualitas, serta segala bentuk
perilaku seksual dan hubungan seks manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi pada orang
lain.
Persoalan-persoalan psikologis
a. Akibat gaya hidup modern
Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang yang dikenakannya.
Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah keuangan untuk pemenuhan keinginan tersebut
maka mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK untuk pemuasan dirinya.
b. Broken Home
Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk melakukan hal-hal yang kurang
baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja
sebagai PSK.
c. Kenangan masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya perkosaan pada anak
kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.
Dampak yang ditimbulkan bila seseorang bekerja sebagai PSK
a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang perempuan.
b. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu mencemooh dirinya.
c. Memberikan citra buruk bagi keluarga.
d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia, herpes kelamin, sifilis, hepatitis B,
HIV/AIDS.
Penanganan masalah PSK
a. Keluarga
1) Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara dini agar terhindar dari perilaku
seks bebas.
2) Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa.
b. Masyarakat
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK.
c. Pemerintah
1) Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
2) Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
3) Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk dijaring dan mendapatkan
rehabilitasi.
Aspek kesehaan reproduksi
Diantara remaja putri berusia 11-15 tahun, yang diteliti, ada yang mengidap penyakit menular
seksual Trikhomonas dan Human Papilloma Virus. Ini mengisyaratkan bahwa remaja putri dalam usia yang sangat
masih muda sudah melakukan huungan seks dengan laki-laki, bahkan tertular penyakit. Yang lebih menarik lagi
adalah penelitian ini dilakukan diklinik spesialis swasta. Ini menunjukkan bahwa mereka yang datang kesana adalah
kalangan menengah keatas. Kembali hendak dikemukakan disini bahwa, bukan masalah ekonomi yang mendorong
remaja putri menjadi PSK, tetapi lebih pengaruh selera hedonistik. Dampak perilaku seksual yang sudah merambah
dalam usia yang masih sangat muda ini akan mempengaruhi kesehatan reproduksi mereka dikemudian. Akibatnya
bisa terjadi kemandulan atau beberapa penyakit saluran reproduksi lainnya, terutama mereka yang sudah pernah
terinfeksi oleh HPV (Human Papilloma Virus).

5. Drug Abuse
Penyalahgunaan obat dimaksud bila suatu obat digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan
tetapi digunakan dengan sengaja untuk mencari atau mencapai kesadaran tertentu karena pengaruh obat pada jiwa.
Dari segi hukum obat-obat yangs ering disalah gunakan dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu: narkotika
atau obat bius dan bahan psikotropika. Untuk mencegah penyalahgunaan obat, pemerintah baru-baru ini telah
mengesahkan dua Undang-Undang penting yaitu:
a. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun 1997 tanggal 11 Maret 1997 tentang Psikotropika.
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 1997 tanggal 1 September 1997 tentang Narkotika.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi
sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Contohnya adalah opium, morphine, cocaine,
ganja/marihuana, dan sebagainya.
Narkotika dibedakan menjadi :
a. Narkotika golongan I adalah narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan
dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan.
b. Narkotika golongan II adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan.
c. Narkotika golongan III adalah narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental
dan perilaku. Bahan psikotropika adalah bahan/obat yang mempengaruhi jiwa atau keadaan jiwa, yaitu :
a. Keadaan kejiwaan diubah menjadi lebih tenang, ada perasaan nyaman sampai tidur.
b. Dalam hal inni pemakai menjadi gembira, hilang rasa susah/sedih, capek/depresi.
c. Bahan memberi halusinasi, yaitu si pemakai melihat/merasakan segala sesuatu lebih indah dari yang sebenarnya
dihadapi.
Psikotropika yang mempunyai potensi mengakibatkan sindroma ketergantungan digolongkan menjadi :
a. psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
b. Psikotropika golongan II adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan an dapat digunakan dalam terapi, dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai poensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
c. Psikotropika golongan III adalah psikotropika yang berkhasiatpengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
d. Psikotropika golongan IV psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.

Cara Pencegahan Tindak Penyalahgunaan Obat Terlarang


Penggunaan obat terlarang tersebut sudah melanggar hukum, agar generasi muda tidak semakin
terjerumus maka perlu adanya pencegahan. Upaya-upaya yang dapat ditempuh antar lain:
a. Melakukan kerjasama dengan pihak yang berwenang untuk melakukan penyuluhan tentang bahaya narkoba.
Misalnya dengan mengadakan seminar, maupun temu wicara antara gerakan anti narkobadengan para pelajar,
penyuluhan kepada masyarakat umum maupun sekolah-sekolah mengnai bahaya narkoba.
b. Mengadakan razia mendadak secara rutin. Razia ini perlu dilakukan agar para pengedar, pengguna dapat terjaring
disaat tanpa mereka ketahui (saat transaksi jual beli obat terlarang). Razia dapat dilakukan di sekolah, diskotik, club
malam, cafe, maupun tempat-tempat sunyi yang diduga sebagai tempat transaksi.
c. Pendampingan dari orangtua siswa itu senadiridengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Salah satu penyebab
banyaknya remaja terjerumus dalam pemakaian obat terlarang adalah kurang kasih sayang dari keluarga, sebab
mereka berpikir tidak perlu lagi ada beban pikiran keluarga ketika mereka memakai obat tersebut.
d. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak-gerik anak didiknya, karena biasanya
penyebaran (transaksi) narkoba sering terjadi disekitar lingkingan sekolah.
e. Pendidikan moral keagamaan harus lebih ditekankan kepada siswa, karena salah satu penyebab terjerumusnya anak-
anak kedalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap, sehingga
perbuatan tercela seperti inipun akhirnya mereka jalani.
Solusi atau cara mengatasi tindak penyalahgunaan obat terlarang
a. Membawa anggota keluarga (pemakai) ke panti rehabilitasi untuk mendapatkan penanganan yang memadai.
b. Pembinaan kehidupan beragama, baik disekolah, keluarga dan lingkungan.
c. Adanya komunikasi yang harmonis antara remaja dan orang tua, guru serta lingkungannya.
d. Selalu berperilaku positif dengan melakukan aktivitas fisik dalam penyaluran energi remaja yang tinggi seperti
berolahraga.
e. Perlunya pengembangan diri dengan berbagai program/hobi baik di sekolah maupun dirumah dan lingkungan sekitar.
f. Mengetahui secraa pasti gaya hidup sehat sehingga mampu menangkal pengaruh atau bujukan memakai obat
terlarang.
g. Saling menghargain sesama remaja (peer group) dan anggota keluarga.
h. Penyelaesaian berbagai masalah dikalangan remaja/pelajar serta positif dan konstruktif.

6. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses pemberdayaan peserta didik sebagai subjek dan objek dalam membangun
kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga merupakan proses sadar dan sistematis disekolah, keluarga, dan
masyarakat untuk menyaqmpaikan suatu maksud dari suatu konsep yang sudah diterapkan. Tujuan pendidikan yaitu
diharapkan individu mempunyai kemampuan dan ketrampilan secara mandiri untuk meningkatkan taraf hidup lahir
batin dan meningkatkan perannyasebagai pribadi, pegawai/karyawan, warga masyarakat, warga negara, dan makhlik
Tuhan dalam mengisi pembangunan.
Tingkat kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa pada hakekatnya ditentukan oleh kualitas
pendidikan yang diperoleh. Pendidikan yang baik dan berkualitas saat melhirkan individu yang baik dan berkualitas
pula. Sebaliknya apabila pendidikan yang diperoleh tidak baik dan tidak berkualitas, maka hal ini akan berdampak
terhadap kualitas SDM yang dibangun. Peningkatan pendidikan bagi kaum perempuan merupakan keharusan yang
tidak dapat dielakkan demi mencapai kesetaraan dan keadilan gender. Analisis gender dalam pembangunan
pendidikan ditingkat nasional menemukan adanya kesenjangan gender dalam pelaksanaan pendidikan terutama di
tingkat SMK dan perguruan tinggi, namun lebih seimbang peda tingkat SD, SMP, dan SMU. Kecenderungan adalah
semakin tinggi jenjang pendidikan, maka makin meningkat kesenjangan gendernya.
Pendidikan yang tinggi dipandang perlu bagi kaum wanita, karena pendidikan yang tinggi maka mereka
dapat meningkatkan taraf hidup, membuat keputusan yang menyangkut masalah kesehatan mereka sendiri. Seorang
wanita yang lulus dari perguruan tinggi akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan dan mampu berperilaku hidupn
sehat bila dibandingkan dengan seorang wanita yang memiliki pendidikan rendah. Semakin tinggi pendidikan
seorang wanita maka ia semakin mampu mandiri dengan sesuatu yang menyangkut diri mereka sendiri.

7. Upah
Fenomena perempuan bekerja bukanlah barang baru ditengah masyarakat kita. Sebenarnya tidak ada
perempuan yang benar-benar menganggur, biasanya para perempuan juga memiliki pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya entah itu dengan mengelola sawah, membuka warung dirumah, mengkreditkan pakaian
dan lain sebagainya. Mungkin sebagian besar masyarakat Indonesia masih beranggapan bahwa perempuan dengan
pekerjaaan diatas bukan termasuk kategori perempuan bekerja. Hal ini karena perempuan bekerja identik dengan
wanita karir atau wanita kantoran, padahal dimanapun dan kapanpun perempuan itu bekerja seharusnya tetap
dihargai pekerjaannya.
MAKALAH DIMENSI SOSIAL WANITA
DAN PERMASALAHANNYA
(LENGKAP)
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara biologis wanita dan pria memang tidak sama, akan tetapi sebagai makhluk jasmani
dan rohani yang dilengkapi dengan akal budi, kedua macam insan itu mempunyai persamaan
yang hakiki. Keduanya adalah pribadi yang mempunyai hak sama untuk berkembang.
Dalam masa transisi menuju kemasyarakat industrial terdapat perubahan system nilai. Hal
ini erat hubungannya dengan pembangunan yang mendatangkan tekhnologi barat bersama
dengan nasihat-nasihatnya. Dari tekhnologi barat ini manfaat yang diambil cukup besar, tetapi
disamping itu terdapat pula dampaknya, berupa benturan-benturan antara kebudayaan tradisional
dan barat.
Pertemuan antara kebudayaan secara mendadak itu menimbulkan permasalahan social
yang erat hubungannya dengan moralitas. Partisipasi wanita dalam menangani masalah ini sangat
diharapkan karena hal ini sesuai dengan ketentuan tentang peranan wanita dalam GBHN 1988.
Ketentuan itu menerangkan bahwa peran wanita adalah mewujudkan dan mengembangkan
keluarga sehat, sejahterah dan bahagia, termasuk pengembangan generasi muda, terutama anak
dan remaja dalam rangka pembangunan wanita seutuhnya.
Di era westernisasi seperti sekarang ini, Perempuan sering dijadikan komoditas bahkan
dilecehkan dan menjadi korban dalam berbagai masalah kehidupan. Hal tersebut yang mendasari
bahwa wanita adalah rendah, lemah dan paling sering mengalami permasalahan yang berkaitan
dengan status kehidupannya dalam dimensi sosial di masyarakat yang disini fokus pada
pemerkosaan.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini Secara terperinci, penulis merumuskannya
sebagai berikut:
1. Apakah Dimensi sosial wanita?
2. Apa saja Status Wanita?
3. Apa saja permasalahan dalam dimensi sosial wanita?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian


Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui dimensi sosial wanita dan
permasalahannya dalam kaitannya dengan kesehatan reproduksi. Adapun tujuan khususnya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Dimensi sosial wanita
2. Untuk mengetahui Status Wanita
3. Untuk mengetahui apa saja permasalahan permasalahan dalam dimensi sosial wanita

D. Manfaat penelitian
Secara teoritis, manfaat penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan penulis mengenai
dimensi sosial wanita dan permasalahannya. Secara praktisnya, bahwa dimensi sosial wanita dan
permasalahannya dalam aktivitas hidup kita sehari-hari sangat penting diketahui dan dipahami
oleh diri kita sebagai wanita dan calon bidan. Kedua unsur standar kompetensi tersebut
dititikberatkan pada permasalahan sosial wanita khususnya perkosaan, dalam hal ini motivasi
perkosaan, pencegahan, penanganan dan yang berkaitan dengan masalah perkosaan. Oleh karena
itu, hasil penelitian kajian kasus ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam proses kegiatan
pembelajaran bidang kesehatan khususnya di akademi ini.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Dimensi sosial wanita


Dimensi social wanita Adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat sekarang
ini. Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan:
1. Marginalisasi
a. Peluang untuk menjadi pembantu rumah tangga lebih banyak diberikan kepada perempuan.
b. Pemupukan dan pengendalian tekhnologi dilakukan oleh laki-laki
2. Subordinasi
Yaitu keyakinan menetapkan kedudukan dan peran wanita lebih rendah daripada laki-laki.
3. Pandangan steriotip
Penandaan yang sering bersifat negative secara umum selalu melahirkan ketidak adilan
yang bersumber dari pandangan gender.
4. Kekerasan terhadap perempuan
Berbagai serangan terhadap fisik maupun integritas mental, psikologis yang dialami oleh
wanita.
5. Beban kerja
Suatu bentuk diskriminasi dimana beban kerja harus dijalankan oleh salah satu jenis
kelamin tertentu.
Contoh : pembantu rumah tangga banyak diberikan kepada perempuan.

B. Status Sosial Wanita


1. Pengertian
Status adalah kedudukan seseorang di dalam keluarga dan masyarakat. Jadi status social
wanita adalah kedudukan seorang wanita yang akan mempengaruhi bagaimana seseorang wanita
diperlakukan, bagaimana dia dihargai dan kegiatan apa yang boleh dilakukan.
2. Faktor Yang Mempengaruhu Status Sosial Wanita
a) Rendahnya kedudukan wanita dari pria
Walaupun separuh dari penghuni dunia adalah wanita namun sampai abad yang lalu
dunia seni, politik, ekonomi, perdagangan adalah dunia laki-laki. Karena itu wanita hidupnya
bagaikan mengambang dalam keremangan senja, bergerak hanyut seperti bayangan dibelakang
panggung pria dan tidak berarti.
Hukum manusia dari dulu hingga sekarang adalah hukum laki-laki, khususnya dibidang
politik, pemerintah adalah pemerintahan pria dan Negara adalah Negara pria. Terutama dibidang
politik, wanita ditolak untuk menduduki posisi kepemimpinan dan fungsi-fungsi kunci, karena
dianggap kurang mampu dan dilihat sebagai saingan kaum pria.
b) Rendahnya tingkat pendidikan wanita dibanding pria
Ketika orang tua akan memutuskan untuk membiayai pendidikan anaknya umumnya
kaum laki-laki yang mendapat prioritas utama untuk memperoleh pendidikan yang tinggi untuk
bekal menjadi kepala keluarga dan pencari nafkah yang baik, sedangkan wanita kurang perlu
mendapat pendidikan tinggi karena nantinya juga harus bertugas menjadi ibu rumah tangga,
kembali mengurus keluarga.
Persepsi ini yang merugikan kaum wanita karena dianggap kurang penting memperoleh
pendidikan yang tinggi sehingga mengakibatkan banyak wanita tetap terpuruk dalam kebodohan
karena tingkat pendidikan yang rendah.
c) Perlindungan hukum, hak dan kewajiban wanita serta peran ganda wanita sebagai ibu rumah
tangga dan pencari nafkah
Di masyarakat seorang wanita tidak boleh memiliki / mewarisi hak milik atau mencari
penghasilan. Bila wanita dicerai maka dia tidak boleh merawat anaknya lagi atau hak miliknya.
Meskipun wanita punya hak secara hokum tetapi tradisi tidak akan mengijinkan untuk
mengkontrol hidupnya sendiri. Selain itu karena ekonomi keluarga yang kurang baik,
meningkatkan wanita untuk berperan ganda sebagai ibu rumah tangga dan pencari nafkah.
C. Permasalahan Kesehatan Wanita Dalam Dimensi Social Dan Upaya Mengatasinya
1. Kekerasan
a. Pengertian kekerasan
Pasal 89 KUHP :
Melakukan kekerasan adalah pempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil
secara yang tidak sah misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam senjata,
menepak, menendang dsb.
Bentuk- Bentuk Kekerasan
1) Kekerasan psikis.
Misalnya: mencemooh, mencerca, men&na, memaki, mengancam, melarang berhubungan
dengan keluarga atau kawan dekat / raasyarakat, intimidasi, isolasi, melarang istri bekerja.
2) Kekerasan fisik.
Misalnya memukul, membakar, menendang, melempar sesuatu, menarik rambut, mencekik,
dll.
3) Kekerasan ekonomi.
Misalnya: Tidak memberi nafkah, memaksa pasangan untuk prostitusi, memaksa anak untuk
mengemis,mengetatkan istri dalam keuangan rumah tangga, dan lain-lain.
4) Kekerasan seksual.
Misalnya: perkosaan, pencabulan, pemaksaan kehendak atau melakukan penyerangan
seksual, berhubungan seksual dengan istri tetapi istri tidak menginginkannya.
Banyak kasus terjadi kekerasan psikis berupa makian, hinaan (ungkapan verbal) Bering
berkembang menjadi kekerasan fisik. Pada awalnya mungkin belum terjadi, tetapi
ketidaksengajaan pria kemudian berlanjut pada tindakan kekerasan fisilk secara nyata.

b. Penyebab terjadinya kekerasan


1) Perselisihan tentaing ekonomi.
2) Cemburu pada pasangan.
3) Pasangan mempunyai selingkuhan.
4) Adanya problema seksual (misalnya: impotensi, frigid, hiperseks).
5) Pengaruh kebiasaan minum alkohol, drugs abused.
6) Permasalahan dengan anak.
7) Kehilangan pekerjaan/PHK/menganggur/belum mempunyai pekerjaan.
8) Istri ingin melanjutkan studi/ingin bekerja.
9) Kehamilan tidak diinginkan atau infertilitas.

c. Alasan Tindak Kekerasan Oleh Pria


1) Tindakan kekerasan dapat mencapai suatu tujuan.
a) Bila terjadi adi konflik, tanpa harus musyawarah kekerasan merupakan cara cepat penyelesaian
masalah.
b) Dengan melakukan perbuatan kekerasan, pria merasa hidup lebih berarti karena dengan
berkelahi maka pria merasa menjadi lebih digdaya.
c) Pada saat melakukan kekerasan pria merasa memperoleh `kemenangan' dan mendapatkan apa
yang dia harapkan, maka korban akan menghindari pada konflik berikutnya karena untuk
menghindari rasa sakit.
2) Pria merasa berkuasa atas wanita. Bila pria merasa mempunyai istri ‘kuat' maka dia berusaha
untuk melemahkan wanita agar merasa tergantung padanya atau membutuhkannya.
3) Ketidaktahuan pria. Bila latar belakang pria dari keluarga yang selalu mengandalkan kekerasan
sebagai satu-satunya jalan menyelesaikan masalah dan tidak mengerti cara lain maka kekerasan
merupakan jalan pertama dan ut-aina baginya sebagai cara yang jitu setiap ada kesulitan atau
tertekan karena memang dia tidak pernah belajar cara lain untuk bersikap.

d. Akibat Tindakan Kekerasan


1) Kurang bersemangat atau kurang percaya diri.
2) Gangguan psikologi sampai timbul gagguan system dalam tubuh(psikosomatik), seperti: cemas,
tertekan, stress, anoreksia (kurang nafsu makan), insomnia (susah tidur, keringat dingin, rnual,
gastritis, nyeri perut, pusing, nyeri kepala.
3) Cidera ringan sampai berat, seperti: lecet, memar, luka terkena benda tajam, patah tulang, luka
bakar.
4) Masalah seksual, ketakutan hubungan seksual, nyeri saat hubungan seksual, tidak ada hasrat
seksual.
5) Bila perempuan korban kekerasan sedang hamil dapat terjadi abortus/ keguguran.

2. Perkosaan
a. Pengertian perkosaan
Perkosaan adalah setiap tindakan laki-laki memasukkan penis, jari atau alat lain ke dalam
vagina/alat tubuh seorang perempuan tanpa persetujuannya. Dikatakan suatu tindak perkosaan
tidak hanya bila seorang, perempuan disiksa, dipukuli sampai pingsan, atau ketika perempuan
meronta, melawan, berupaya melarikan setiap diri atau korban hendak bunuh diri, akan tetapi
meskipun perempuan tidak melawan, apapun yang dilakukan perempuan, bila perbuatan tersebut
bukan pilihan keinginan perempuan berarti termasuk tindak perkosaan. bukan kesalahan wanita.
Dalam rumah tangga, hubungan seksual yang tidak diinginkan istril
termasuk tindakan kekerasan, merupakan tindakan yang salah.

b. Motivasi Perkosaan
1) Pria ingin menunjukkan kekuasaan yang bertujuan untuk menguasai korban dengan cara
mengancam (dengan senjata secara, fisik menyakiti perempuan, verbal dengan mengertak) dan
dengan penetrasi sebagai simbol kemenangan.
2) Sebagai cara meluapkan rasa marah, penghinaan, balas dendam, menghancurkan lawan baik
masalah individu maupun masalah kelompok tertentu, sedangkan unsur rasa cinta ataupun
kepuasan seksual tidak penting.
3) Luapan perilaku sadis, pelaku merasa puas telah membuat penderitaan bagi orang lain.

c. Jenis-Jenis Perkosaan
1) Perkosaan oleh orang yang dikenal.
2) Perkosaan oleh suami/bekas suami.
3) Perkosaan oleh pacar/dating rape.
4) Perkosaan oleh teman kerja/atasan.
5) Perkosaan oleh orang yang tidak dikenal.

d. Pencegahan Pemerkosaan
1) Berpakaian santun, berperilaku, bersolek tidak mengundang perhatian pria.
2) Melakukan aktifitas secara bersamaan dalam kelompok dengan banyak teman, tidak berduaan.
3) Di tempat keda bersama teman/berkelompok, tidak berduaan dengan sesama pegawai atau
atasan.
4) Tidak menerima tamu laki-laki ke rumah, bila di rumah seorang diri.
5) Berjalan - jalan bersama banyak teman, terlebih di waktu malam hari.
6) Bila merasa diikuti orang, ambil jalan kearah yang berlainan, atau berbalik dan bertanya ke
orang tersebut dengan nada keras, dan tegas. apa maksud dia.
7) Membawa alat yang bersuara keras seperti peluit, atau alat bela diri seperti parfum spray, bubuk
cabe/merica yang bisa ditiupkan ke mata.
8) Berteriak sekencang mungkin bila diserang.
9) Jangan ragu mencegah dengan mengatakan 'tidak', walaupun pada atasan yang punya kekuasaan
atau pada pacar yang sangat dicintai.
10) Ketika bepergian, hindari sendirian, tidak menginap, bila orang tersebut merayu tegaskan bahwa
perkataan dan sentuhannya membuat anda merasa risih, tidak nyaman, dan cepatlah
meninggalkannya.
11) Jangan abaikan kata hati. Ketika tidak nyaman dengan suatu tindakan yang mengarah seperti
dipegang, diraba, dicium, diajak ke tempat sepi.
12) Waspada terhadap berbagai cara pemerkosaan seperti: hipnotis. obat-obatan dalarn rninuman,
pemen, snack atau hidangan makanan.
13) Saat ditempat baru, jangan terlihat bingung. Bertanya pada polisi. hansip atau instapsi.
14) Menjaga jarak/space interpersonal derigan. lawan jenis. Di eropa space interpersonal dengan
jarak 1 meter.

e. Sikap Terhadap Korban Perkosaan


1) Menumbuhkan kepercayaan diri bahwa hal ini terjadi bukan kesalahannya.
2) Menumbuhkan gairah hidup.
3) Mengliargai kemauannya untuk menjaga privasi dan keamanannya.
4) Mendampingi untuk periksa atau lapor pada polisi.

f. Resiko kesehatan pada korban perkosaan


1) Kehamilan.
2) Tejangkit Infeksi menular seksual.
3) Cidera robek dan sayatan, cekikan, memar bahkan sampai ancaman jiwa.
4) Hubungan seksual dengan suarni mengalami gangguan, memerlukan waktu terbebas dari trauma
ataupun merasa diri telah temoda.
5) Gejala psik-ologis ringan hingga gangguan psikologi berat. Pada waktu singkat perempuan
korban perkosaan menyaiahkan diri send iri, sebab merasa dirinya yang menyebabkan perkosaan
terjadi, terlebih pandangan budaya biasanya selalu menyalahkan perempuan. Selain itu juga
terjadi insomma/gangguan tidur, ancreksia/tidak nafsu makan,kecemasan mendalam, perasaan
males untuk bersosialisasi. Gejala psikologi tersebut dapat berkembang bila penanganan tidak
adekuat seiring dengan makin bertambah, waktu yaitu perasaan tidak punya daya upaya, marah
yang mernbara, merasa diri tidak berharga, timbul gejala psikosomatis seperti: mual, mutah, sakit
kepala, badan sakit. Selain itu dapat timbul ketakutan yang luar biasa/fobia, mengurung diri.
Gejala psikologi ini tiap perempuan berbeda tergantung dari tipe kepribadian terbuka atau
tertut,dukungan dari keluarga dan lingkungan, persepsi diri dengan apa yang dialami,
pengalaman dalam menghadapi stress, koping mekanisme/telcnik mengatasi masalah
sebelumnya.
g. Penanganan
Tugas tenaga kesehatan dalam kasus tindak perkosaan:
1) Bersikap dengan baik, penuh perhatian dan empati.
2) Memberikan asuhan untuk menangani gangguan kesehatannya, misalnya mengobati cidera,
pemberian kontrasepsi darurat
3) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan apa yang sebenarnya terjadi.
4) Memberikan asuhan pemenuhan kebutuhan psikologis
5) Memberikan konseling dalam membuat keputusan.
6) Membantu memberitahukan pada keluarga.

h. Pasal dalam undang-undang yang berkaitan dengan tindak perkosaan:


1) Pasal 281-283 KUHP tentang Kejahatan terhadap Kesopanan.
2) Pasal 289-298 KUHP tentang Pencabulan.
3) Undang-undang Perlindungan Anak (UUPA) no 23 tahun 2003.
4) Undang-undang no 23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga
(KDRT).

3. Pelecehan seksual
Pelecehan seksual adalah segala bentuk perilaku maupun perkataan bermakna seksual yang
berefek merendahkan martabat orang yang menjadi sasaran.
a. Bentuk-bentuk pelecehan seksual
1) Mengucapkan kata-kata jorok tentang tubuh wanita.
2) Main mata, siulan nakal, isyarat jorok, sentuhan, rabaan, remasan, usapan, elusan, colekan,
pelukan, ciuman pada bagian tubuh wanita.
3) Menggoda, kearah hubungan seksual.
4) Laki-laki memperlihatkan alat kelaminnya atau onani di depan perempuan.

b. Akibat pelecehan seksual


1) Gangguan psikologis: marah, mengumpat, tersinggung dipermalukan, terhina, trauma sehingga
takut keluar rumah.
2) Kehilangan gairah kerja /belajar, malas.

4. Single parent
Single parent adalah keluarga yang mana, hanya ada satu orang tua tunggal, hanya ayah
atau ibu saja. Keluarga yang terbentuk bisa tedadi pada keluarga sah secara hukum maupun
keluarga yang belum sah secara hukum, baik hukum agama maupun hukum pemerintah.
a. Sebab-sebab terjadinya single parent
1) Perceraian. Adanya, ketidakharmonisan dalam keluarga yang disebabkan adanya perbedaan
persepsi atau perselisihan yang tidak mungkin ada jalan keluar, masalah ekonomi/pekerjaan,
salah satu pasangan selingkuh, kematangan emosional yang kurang, perbedaan
agama,aktifita.ssuan-iiistri yang tinggi di luar rumah sehigga kurang komunikasi, problem
seksual dapat merupakan faktor timbulnya perceraian.
2) Orang tua meninggal. Takdir hidup dan mati manusia di tangan Tuhan. Manusia hanya bisa
berdoa dan berupaya. Adapun sebab kematian ada berbagai macam. Antara lain karma
kecelakaan, bunuh diri, pembunuhan, musibah bencana alam, kecelakaan kerja, keracunan,
penyakit dan lain-lain.
3) Orang tua masuk penjara. Sebab masuk penjara antara lain karena melakukan tindak kriminal
seperti perampokan, pembunuhan, penciarian, pengedar narkoba atau thicial, perdata seperti
hutang, jual beli, atau karma tidak pidana korupsi sehingga sekian lama tidak berkumpul dengan
keluarga.
4) Study ke pulau lain atau ke negara lain. Tuntutan profesi orang tua untuk melanjutkan study
sebagai peserta tugas belajar mengakibatkan harus, berpisah dengan keluarga untuk sementara
waktu, atau bisa terjadi seorang anak yang meneruskan pendidikan di pulau lain atau luar negeri
dan hanya bersama ibu saja sehingga menyebabkan anak untuk sekian lama tidak didampingi
otch ayahnya yang hams tetap kerja di negara atau pulau atau kota. kelahiran.
5) Kerja di luar daerah atau luar negeri. Cita-cita untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik lagi
menyebabkan salah satu orang tua meninggalkan daerah, terkadang ke luar negeri.

b. Dampak single parent


1) Dampak negative
a) Perubahan perilaku anak. Bagi seorang anak yang tidak siap, ditinggalkan orang tuanya bisa
menjadi mengakibatkan perubahan tingkah laku. Menjadi pemarah, berkata kasar, suka
melamun, agresif, suka memukul, menendang, menyakiti temannya. Anak juga tidak
berkesempatan untuk belaiar perilaku yang baik sebagaimana, perilaku keluarga yang harmonis.
Dampak yang paling berbahaya biia anak mencari pelarian di luar rumah, seperti menjadi anak
jalanan, terpengaruh penggunaaa narkoba untuk melenyapkan segala kegelisahan dalam hatinya,
terutama anak yang kurang kasih sayang, kurang perhatian orang tuanya.
b) Perempuan merasa terkucil. Terlebih lagi pada perempuan yang sebagai janda atau yang tidak
dinikahi, di masyarakat terkadang mendapatkan cemooh dan ejekan.
c) Psikologi anak terganggu. Anak Bering mendapat ejekan diri Leman sepermainan sehingga anak
menjadi murung, sedih. Hai ini dapat mengakibatkan anak menjadi kurang percaya diri dan
kurang kreatif.
2) Dampak positif
a) Anak terhindar dari komunikasi yang kontradiktif dari orang tua, tidak akan terjadi komunikasi
yang berlawanan dari orang tua, i-nisaInya ibunya mengijinkan teLapi ayahnya melarangnya.
Nilai yang diajarkan oleh ibu atau ayah d iterima penuh karena tidak terjadi pertentangan.
b) Ibu berperan penuh dalam pengambilan keputusan.
c) Anak lebih mandiri dan berkepribadian kuat, karena terbiasa tidak selalu hal didampingi,
terbiasa menyelesaikan berbagai masalah kehidupan.

c. Penanganan single parent


1) Memberikan kegiatan yang positif. Berbagai macam kegiatan yang dapat mendukung
anak untuk lebih bisa mengah, ualisasikan diri secara positif antara lain dengan penyaluran. hobi,
kursus sehingga menghindarkan anak melakukan hal-hal yang negatif.
2) Memberi peluang anak belajar berperilaku baik. Bertandang pada keluarga, lain yang harmonis
memberikan kesempatan bagi anak untuk meneladani figur orang tua yang tidak diperoleh dalam
lingkungan keluarga sendiri.
3) Dukungan komunitas. Bergabung dalam club sesama keluarga dengan orang tua tunggal dapat
memberikan dukungan karena anak mempunyai banyak teman yang bemasib sama sehingga
tidak merasa sendirian.
d. Upaya pencegahan single parent dan pencegahan dampak negatif single parent
1) Pencegahan terjadinya kehamilan di luar nikah.
2) Pencegahan perceraian dengan mempersiapkan perkawinan dengan baik dalam segi psikologis,
ke-aangan, spiritual.
3) Menjaga kommikasi dengan berbagai sarana teknologi informasi.
4) Menciptakan kebersamaan antar anggota keluarga.
5) Peningkatan spiritual dalam keluarga.

5. Perkawinan usia muda dan tua


Perkawinan adalah ikatan batin antara pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan
membentuk keluarga/ rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasar Ketuhanan Yang Maha
Esa (UU Perkawinan No 1 Tahun 1974)
a. Pengertian
1) Perawinan usia muda
Menurut UU Perkawinan No 1 Tahun 1974 pasal 7 bahwa perkawinan diijinkan bila laki-
laki berumur 19 tahun dan wanita berumur 16 tahun. Namun pemerintah mempunyai kebijakan
tentang perilaku reproduksi manusia yang ditegaskan dalam UU No 10 Tahun 1992 yang
menyebutkan bahwa pemerintah menetapkan kebijakan upaya penyelenggaraan Keluarga
Berencana. Banyaknya resiko kehamilan kurang dari perkawinan diij inkan bila laki-laki
berumur 21 tahun dan perempuan berumur 19 tahun. Sehingga perkawinan usia muda adalah
perkawinan yang dilakukan bila pria kurang dari 21 tahun dan perempuan kurang dari 19 tahun.
2) Perkawinan usia tua
Adalah perkawinan yang dilakukan bila perempuan berumur lebih dari 35 tahun.

b. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan perkawinan usia muda
a. Terhidar dari perilaku seks bebas, karena kebutuhan seksual terpenuhi.
b. Menginjak usia tua tidak lagi mempunyai anak yang masih kecil.
Kelebihan perkawinan usia tua
Kematangan fisik, psikologis, sosial, financial sehingga harapan membentuk keluarga
sejahtera berkualitas terbentang.

Kekurangan pernikahan usia muda:


a. Meningkatkan angka kelahiran sehingga pertumbuhan penduduk semakin meningkat.
b. Ditinjau dari segi kesehatan, perkawinan usia muda meningkatkan angka kematian bayi dan ibu,
risiko komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas. Selain itu bagi perempuan meningkatkan
risiko cacerviks karena hubungan seksual dilakukan pada saat secara anatorni sel-sel cerviks
belum matur. Bagi bayi risiko terjadinya kesakitan dan kematian meningkat.
c. Kematangan psikologis belum tercapai sehingga keluarga mengalami kesakitan mewujudkan
keluarga yang berkualitas tinggi.
d. Ditinjau dari segi sosial, dengan perkawinan mengurangi kebebasan pengembangan diri,
mengurangi kesempatan melanjutka pendidikan jenjang tinggi.
e. Adanya konflik dalam keluarga membuka peluang untuk mencari pelarian pergaulan di luar
rumah sehingga meningkatkan risiko penggunaan minum alkohol, narkoba dan seks bebas.
f. Tingkat peceraian tinggi. Kegagalan kehiarga dalam melewati berbagai macam permasalahan
meningkatkan risiko perceraian.

Kekurangan pernikahan usia tua


a. Meningkatkan angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi. Kemu-igkinan/risiko tejadi ca
mammae meningkat.
b. Meningkatnya risiko kehamilan dengan anak kelainan bawaan, misalnya terjadi kromosom non
disjunction yaitu kelainan proses meiosis basil konsepsi (fetus) sehingga menghasilkan
kromosom sejumlah 47. Aneuploidy, yaitu ketika kromosom basil konsepsi tidak tepat 23
pasang. Contohnya: trisomi 21 (down syndrome), trisomi 13 (patau syndrome) dan trisomi 18
(edwards syndrome).

d. Penanganan Perkawinan Usia Muda


1) Pendewasaan usia kehamilan dengan penggunaan kontrasepsi sehingga kehamilanpada waktu
usia reproduksi sehat.
2) Bimbingan psikologis. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pasangan dalam menghadapi
persoalan-persoalan agar mempunyai cara pandang dengan pertimbangan kedewasaan, tidak
mengedepankan emosi.
3) Dukungan keluarga. Peran keluarga sangat banyak mernbantu kell 1,grga muda baik clukungan
berupa material maupun non material untuk kelanggengan keluarga, sehingga lebih tahan
terhadap hambatanhambatan yang ada.
4) Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang
mengalami kurang gizi.
e. Penanganan Perkawinan Usia Tua
1) Pengawasan kesehatan: ANC secara rutin pada tenaga kesehatan.
2) Peningkatan kesehatan dengan peningkatan pengetahuan kesehatan, perbaikan gizi bagi istri yang
mengalami kurang gizi.
f. Pencegahan:
a. Penyuluhan kesehatan untuk menikah pada usia reprodulcsi se-hat.
b. Merubah cara pandang budaya atau cara pandang diri yang tidak mendukung.
c. Meningkatkan kegiatan sosialisasi.

6. Wanita Di Tempat Kerja


a. Alasan wanita bekerja
1) Aktualisasi diri.
Wanita yang bekerja akan memperoleh pengakuan dari lingkungan karena produktifitas dan
kreatifitas yang telah dihasilkan.
2) Mata pencaharian.
Penghasilan yang diperoleh dalam rangka mencukupi kebutuhan sehari-hari agar meningkat
kualitas hidup keluarga, baik untuk memenuhi kebutuhan primer seperti pangan, sandang, papan,
atau kebutuhan sekunder seperti perabot rumah tangga, mobil, jaminan kesehatan, dll.
3) Relasi positif dalam keluarga.
Pengetahuan yang luas dan pengalaman rnengambil keputusan saat bekerja dalam
memecahkan suatu masalah ditempat kerja, pola pikir terbuka memungkinkan jalinan saling
mendukung dalam keluarga.
4) Pemenuhan kebutuhan social.
Wanita bekerja akan menjumpai banyak relasi, Leman sehingga dapat memperkaya wawasan
bagi wanita.
5) Peningkaan keterampilan/kompetensi.
Dengan bekerja wanita terns terpacu untuk selalu meningkatkan keterampilan atau
kompetensi sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestasi yang lebih sebagai
karyawan.
6) Pengaruh lingkungan.
Lingkungan mayoritas wanita banyak yang bekerja akan memberikan motivasi bagi wanita
lain untuk bekerja.

b. Dampak wanita bekerja


1) Terpapar zat-zat kimia yang mempengaruhi kesehatan dan infertilitas. Asap rokok, bahan
radiologi, bahan organik, bahan organo fosfat dan organo Morin untuk racun hewan perusak.
2) Resiko pelecehan seksual. Pelaku pelecehan seksual bisa Leman sejawat, supervisor, manager
atau atasan. Adaptor wanita terkadang tidak kuasa menolak karena ketakutan atau ancaman di
PHK.
3) Penundaan usia nikah. Wanita yang sibuk mengejar prestasi kariemya menyebabkan tidak
mempunyai banyak waktu Luang untuk memperhatikan pernikahannya.
4) Keharmonisan rumah tangga terpengaruh. Kesibukan aktifitas yang berlebilian memungkinkan
wanita tidak mempunyai banyak waktu untuk keluarga karena pusat perhatiannya pada
kesuksesan kanernya, sehingga bisa menelantarkan peran sebagai istri dan sebagai ibu.

c. Upaya pemecahan
1) Bekerja menggunakan proteksi, seperti masker, sarung Langan, baju khusus untuk proteksi
radiasi.
2) Cek kesehatan secara berkala.
3) Melakukan aktifitas bekerja tidak hanya dengan satu pria misalnya bila lembur, divas luar.
4) Tidak nebeng kendaraan tanpa ditemani orang lain, sekalipun ditawari oleh atasan.
5) Jangan ragu mengatakan 'tidak' walaupun pada atasan. Tidak perlu takut pada ancaman di pecat.
6) Menetapkan target menikah.
7) Menjaga komunikasi dengan keluarga. Mencurahkan perhatian khusus pada keluarga pada hari
libur dengan kualitas yang maksimal, mengagendakan kegiatan bersarna keluarga, memenuhi
hak-hak suami dan anak, berbagi peran dengan suami dan selalu menghargai suami.

7. Pekerja Seks Komersial


Pekerja seks komersial adalah suatu pekerjaan dimana seorang perempuan menggunakan
atau mengeksploitasi tubuhnya untuk mendapatkan uang. Akibatnya semakin banyak ditemukan
penyakit menular seksual. Profesi sebagai pekerja seks komersial dengan penyakit menular
seksual merupakan satu lingkaran setan. Biasanya penyakit menular seksual ini diidap oleh PSK,
dimana dalam menjajakan dirinya terhadap pasangan kencan yang berganti-ganti tanpa
menggunakan pengaman sseperti kondom.
a. Faktor-faktor penyebab adanya PSK
a) Kemiskinan
Kebutuhan yang semakin banyak pada seorang perempuan memaksa dia untuk mencari
sebuah pekerjaan dengan penghasilan yang memuaskan namun kadang dari beberapa mereka
harus bekerja sebagai PSK untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.
b) Kekerasan Seksual
Penelitian menunjukkan banyak faktor penyebab perempuan menjadi PSK diantaranya
kekerasan seksual seperti perkosaan oleh bapak kandung, paman, guru, dan sebagainya.
c) Penipuan
Faktor lain yaitu penipuan dan pemaksaan dengan berkedok agen penyalur kerja. Kasus
penjualan anak perempuan oleh orangtua sendiripun kerap ditemui.
d) Pornografi
Menurut definisi Undang-Undang Anti Pornografi, pornografi adalah bentuk ekspresi
visual berupa gambar, lukisan, tulisan, foto, film atau yang dipersamakan dengan film, video,
tayangan atau media komunikasi lainnya yang sengaja dibuat untuk memperlihatkan secara
terang-terangan atau tersamar kepada publik alat vital dan bagian-bagian tubuh serta gerakan-
gerakan erotis yang menonjolkan sensualitas dan/atau seksualitas, serta segala bentuk perilaku
seksual dan hubungan seks manusia yang patut diduga menimbulkan rangsangan nafsu birahi
pada orang lain.
c. Persoalan-persoalan psikologis
1) Akibat gaya hidup modern
Seorang perempuan pastinya ingin tampil dengan keindahan tubuh dan barang-barang
yang dikenakannya. Namun ada dari beberapa mereka yang terpojok karena masalah keuangan
untuk pemenuhan keinginan tersebut maka mereka mengambil jalan akhir dengan menjadi PSK
untuk pemuasan dirinya.
2) Broken Home
Kehidupan keluarga yang kurang baik dapat memaksa seorang remaja untuk melakukan
hal-hal yang kurang baik diluar rumah dan itu dimanfaatkan oleh seseorang yang tidak
bertanggungjawab dengan mengajaknya bekerja sebagai PSK.
3) Kenangan masa kecil yang buruk
Tindak pelecehan yang semakin meningkat pada seorang perempuan bahkan adanya
perkosaan pada anak kecil bisa menjadi faktor dia menjadi seorang PSK.

Dampak yang ditimbulkan bila seseorang bekerja sebagai PSK


a. Keluarga dan masyarakat tidak dapat lagi memandang nilainya sebagai seorang perempuan.
b. Stabilitas sosial pada dirinya akan terhambat, karena masyarakat hanya akan selalu mencemooh
dirinya.
c. Memberikan citra buruk bagi keluarga.
d. Mempermudah penyebaran penyakit menular seksual, seperti gonore, klamidia, herpes kelamin,
sifilis, hepatitis B, HIV/AIDS.

Penanganan masalah PSK


a. Keluarga
1) Meningkatkan pendidikan anak-anak terutama mengenalkan pendidikan seks secara dini agar
terhindar dari perilaku seks bebas.
2) Meningkatkan bimbingan agama sesuai tameng agar terhindar dari perbuatan dosa.
b. Masyarakat
Meningkatkan kepedulian dan melakukan pendekatan terhadap kehidupan PSK.
c. Pemerintah
1) Memperbanyak tempat atau panti rehabilitasi.
2) Meregulasi undang-undang khusus tentang PSK.
3) Meningkatkan keamanan dengan lebih menggiatkan razia lokalisasi PSK untuk dijaring dan
mendapatkan rehabilitasi.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dimensi sosial wanita Adalah suatu fenomena gambaran yang terjadi pada saat sekarang
ini. Kenyataannya adalah diskriminasi/ketidakadilan seperti : Marginalisasi, Subordinasi,
Pandangan Steriotip, Kekerasan terhadap perempuan, beban kerja.
Permasalahan yang berkaitan dengan dimensi sosial wanita yaitu kekerasan,
pemerkosaan, pelecehan seksual, single parent, perkawinan usia muda dan tua, wanita di tempat
kerja dan pekerja seks komersial

B. Saran
Kritik dan saran dari para pembaca sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan bagi para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai