Anda di halaman 1dari 3

Analisis Pemilu di Indonesia dari masa ke masa

Pada awalnya, pemilu di Indonesia hanya ditujukan untuk memilih anggota legislatif aitu DPR,
DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Namun, sejak berlakunya amendemen keempat
UUD 1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan
oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat melalui sebuah
pemilihan umum.

Di Indonesia, pemilu dilakukan secara berkala yaitu setiap 5 tahun sekali. Dalam perjalanannya,
pemilu di Indonesia selalu menjadi ajang berdemokrasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Pemilu Periode Orde Lama-1955

Pemilu 1955 merupakan tonggak sejarah pemilihan umum yang berlangsung di Indonesia.
Pemilu 1955 adalah Pemilu Nasional pertama di Indonesia yang dilaksanakan pada 29
September 1955 untuk memilih anggota DPR dan anggotaKonstituante pada 25 Desember
1955.

Pemilihan anggota DPR diikuti oleh 29 partai politik dan individu. Lima besar dalam Pemilu
ini adalah Partai Nasional Indonesia, Masyumi, Nahdlatul Ulama, Partai Komunis Indonesia,
dan Partai Syarikat Islam Indonesia.

Pemilu Periode Orde Baru

Pasca pemerintahan Presiden Soekarno, MPRS menetapkan Soeharto sebagai Pejabat


Presiden pada 12 Maret 1967 dan tanggal 27 Maret 1968 Soeharto ditetapkan menjadi
Presiden.

Selama 32 tahun Presiden Soeharto memimpin bangsa Indonesia, telah terjadi enam kali
penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota DPR, DPRD Tingkat I dan DPRD Tingkat II.
Pada era ini Presiden dipilih oleh MPR.

Pemilu 1977

Pada Pemilu 1971, Orde Baru mulai meredam persaingan politik dan mengubur pluralisme
politik. Hasil Pemilu 1971 menempatkan Golkar sebagai mayoritas tunggal dengan perolehan
suara 62,82%, diikuti NU (18,68%), PNI (6,93%) dan Parmusi (5,36%).

1977-1977-1982-1987-1992-1997

Pada Pemilu 1977, Kontestan Pemilu dari semula 10 Partai Politik menjadi 3 Partai Politik
melalui Fusi 1973. NU, Parmusi, Perti dan PSII menjadi Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
PNI, Parkindo, Partai Katolik, Partai IPKI dan Partai Murba menjadi Partai Demokrasi
Indonesia (PDI).

Formasi kepartaian ini (PPP, GOLKAR dan PDI) terus dipertahankan hingga Pemilu 1997.
GOLKAR sebagai mayoritas tunggal terus berlanjut pada Pemilu 1982,1987, 1992 dan 1997.
GOLKAR menjadi Partai pemenang. PPP dan PDI menempati peringkat 2 dan 3.
Periode Reformasi-1999-sekarang

Tahun 1998, Soeharto digantikan oleh BJ. Habibie sampai diselenggarakan Pemilu
berikutnya. Pada masa pemerintahan BJ. Habibie, Pemilu yang semula diagendakan tahun
2002 dipercepat pelaksanaannya menjadi tahun 1999 dan diikuti oleh 48 partai politik. Pada
era ini Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri dipilih dan ditetapkan oleh MPR RI
sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI. Kemudian berdasarkan Sidang Istimewa MPR RI,
23 Juli 2001, melalui Ketetapan MPR RI No.II/MPR/2001 Pasangan Abdurrahman Wahid -
Megawati Soekarnoputri digantikan oleh pasangan Megawati Soekarnoputri - Hamzah Haz.

Pemilu Presiden pertama-2004

Pada pemilu pertama pasca perubahan amandemen UUD 1945, Terjadi perubahan di
antaranya:

1. Presiden dipilih secara langsung

2. Dibentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

3. Hadirnya Penyelenggara Pemilu yang bersifat nasional, tetap dan mandiri (Komisi
Pemilihan Umum).

Pemilu 2009

Pemilu 2009 untuk pemilihan anggota legislatif diikuti oleh 44 Partai Politik (38 Partai Politik
Nasional dan 6 Partai Lokal Aceh) dan dilaksanakan pada 9 April 2009. Sementara pemilihan
presiden 2009 diselenggarakan pada 8 Juli 2009.
Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu
putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati
Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.

Pemilu 2014

Pemilu legislatif 2014 diikuti oleh 15 Partai Politik (12 Partai Politik Nasional dan 3 Partai
Lokal Aceh) dan dilaksanakan pada 9 April 2014 untuk dalam negeri, dan 30 Maret s.d 6
April 2014 untuk WNI luar negeri.
Sementara pemilihan presiden 2014 dilaksanakan pada 9 Juli 2014. Pada pemilu 2014 ini
pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung
dengan suara sebesar 53,15%, mengungguli pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.
Pemilu 2019

Pemilu 2019 legislatif diikuti oleh 16 partai politik nasional dan 4 partai politik lokal Aceh.
Sementara untuk pemilihan presiden dan wakil presiden terdapat dua peserta calon yaitu
Pasangan Jokowi- Ma'ruf Amin dan Prabowo- Sandiaga Uno.

Anda mungkin juga menyukai