Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Arminsyah, punya
pengalaman menangani kasus Abdoel Raoef Soehoed. "Satu hal yang berkesan di saya, perkara
ini waktu saya masih direktur penyidikan pada 2009-2010," ujarnya di acara serah terima saham
PT Alvedco kepada pemerintah di Kantor Koordinator Perekonomian, Jakarta. Ia sendiri enggan
mengulas kasus itu secara mendalam.
Selain perkara itu sudah dihentikan, Abdoel Raoef Soehoed sendiri juga telah meninggal dunia
pada 2014 lalu. Namun, Arminsyah punya penilaian pribadi terikat sosok Abdoel Raoef Soehoed
yang juga mantan Menteri Perindustrian 1978-1983. "Tapi memang saya akui beliau jujur, ini
(PT Alvedco) bukan punya beliau tapi punya negara," kata dia. Direktur Utama PT Alvedco
Middyningsih mengatakan bahwa akte notaris pendirian perusahaan memiliki keterkaitan dengan
surat penyataan Abdoel Raoef Soehoed kepada notaris yang sama. Surat itu, kata dia,
menyatakan bahwa pemilik sesungguhnya seluruh 624 lembar saham atas nama Abdoel Raoef
Soehoed dan 1 lembar saham milik Trenggana di PT Alvedco, adalah milik pemerintah.
Arminsyah mengaku sempat meminta Abdoel Raoef Soehoed untuk segara menyerahkan PT
Alvedco kepada negara melalui Kejagung, namun permintaan itu ditolak. "Saya harus serahkan
langsung ke Presiden RI," kata Arminsyah menuturkan ucapan Abdoel Raoef Soehoed
kepadanya. Namun saat itu, proses serah terima saham PT Alvedco tidak berjalan mulus.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Menteri Koordinator Perekonomian
mengkoordinasikan hal itu
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/03/07/203000926/pt.alvedco.punya.sejarah.terkait.masal
ah.hukum.
Review:
Dalam kasus ini pendiri PT Alvedco melanggar tanggung jawab sebagai pemegang saham, yaitu
melakukan perbuatan criminal, dalam bentuk korupsi, hasil penjualan aluminium dari PT Inalum
yang seharusnya disetorkan ke negara, justru disetorkan ke PT Alvedco.
Indrawan Wijaya
041711333229