Anda di halaman 1dari 2

1.

Disparitas status kesehatan

Meskipun secara nasional secara kualitas kesehatan masyarakat telah meningkat ,disparitas status
kesehatan antartingkat social ekonomi,antarkawasan,antarperkotaan-perdesaan masih cukup
tinggi.angka kemaatian bayi dan balita pada golongan termiskin hamper empat kali lebih tinggi dari pada
golongan terkaya.selain itu,angka kematian bayi dan ibu melahirkan lebih lebih tinggi di daerah
perdesaan,di kawasan timur Indonesia,serta penduduk dengan tingkat pendidikan rendah.menurut
estimasi SUPAS 1995,angka kematian bayi per provinsi sangat bervariasi.angka kematian bayi rendah
sebesar 26,29 per 1.000 kelahiran hidup di DKI Jakarta, 28,44 di Di Yogyakarta dan tertinggi 107,2 di
nusa tenggara barat (Depkes 2004).presentasi anak balita yang berstatus gizi kurang dan buruk di
daerah perdesaan lebih tinggi dibandingkan daerah perkotaan .pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan terlatih dan cakupan imunisasi pada golongan iskin lebih rendah dibandingkan dengan
golongan kaya.

2.Beban ganda penyakit

Di indonesia,telah terjadi transisi epidemiologi sehingga Indonesia menghadapi baban ganda pada
waktu bersamaan (double burdens)yang di tandai dengan adanya penyakit infeksi menular yang di
derita oleh masyarakat.namun pada waktu bersamaan terjadi peningkatan penyakit tidak
menular,sseperti penyakit jantung dan pembuluh darah,serta diabetes mellitus dan kangker.selain
itu,Indonesia juga menghadaapi emerging disease seperti demam berdarah dengue
(DBD),HIV/AIDS,chikunguya,severe Acute Respiratory Syndrom (SARS).terjadinya beban ganda yang
disertai dengan meningkatnya jumlah penduduk serta perubahan sruktur umur penduduk yang di tandai
dengan meningkatnya penduduk usia produktif dan usia lanjut akan berpengaruh terhadap jumlah dan
jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat di masa datang.

3.Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah

Kinerja pelayanan merupakan salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan kualitas kesehatan
penduduk.masih rendahnya kinerja pelayanan kesehatan dapat dilihat dari beberapa indikator seperti
proporsi pertolongaan persalinan oleh tenaga kesehatan,proporsi bayi yang mendapatkan imunisasi
campak,dan proporsi penemuan kasusus (Case detection Rate) Tuberculosis paru.

Pada tahun 2002,cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan baru mencapai 70,59%. cakupan oleh
tenaga kesehatan menurut provinsi berkisar antara 43,01% (Di provinsi maluku utara) dan 94,23% (Di
provinsi banten) pada tahun 2002,cakupan imunisasi campak mencapai 90,6% dengan kisaran antara
32,1% di maliku utara dan 106,2% di DKI jakarta (Depenkes, 2004). sementara itu, proporsi penemuan
kasus penderita tuberculosis pada tahun 2004 baru mencapai 52%.

4.Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat

Perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung peingkatan
status kesehatan penduduk. Perilaku masyarakat yang tidak sehat dapat dilihat dari kebiasaan merokok,rendahnya
pemberian air susu ibu (ASI) ekslusif, tingginya prevalensi gizi kurang dan gizi lebih pada anak belita, serta
kecenderungan meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS, penderita penyalahgunaan narkotika,psikotropika, zat
adiktif (NAPZA) dan kematian akibat kecelakaan .proporsi penduduk dewasa merokok yang sebesar 31,8% roporsi
penduduk perokok yang mulai merokok pada usia bawah 20 tahun meningkat dari 60% (1995) menjadi 68% (2001).

Pada tahun 2002,persentase bayi usia 4-5 bulan yaang memperoleh ASI ekslusif baru mencapai 13,9% .presentasi
gizi kurang pada anak balita 25,8% (2002) ,sementara gizi-lebih mencapai 2,8% (2003) .penderita AIDS pada tahun
2004 tercatat sebanyak 2.363 orang dan HIV sebanyak 3.338 orang ,sedangkan penderita akibat penyalahgunaan
NAPZA meningkat dari sekitar 44,5 ribu orang (2002) .kecelakaan termasuk sepuluh besar penyebab kematian
umum ,yaitu penyebab ke-8 pada tahun 1995 dan meningkat menjadi penyebab ke-6 pada tahun 2001
(RPJMN ,2005).

Anda mungkin juga menyukai