Anda di halaman 1dari 13

KERANGKA ACUAN KERJA ( K A K )

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

SKPD : SEKRETARIAT DAERAH


PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

NAMA PEKERJAAN : PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN


KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

TAHUN ANGGARAN 2019


PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

KERANGKA ACUAN KERJA (ToR = TERM of REFERENCES)

PEKERJAAN PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN KAWASAN


PERKANTORAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Sulawesi Barat ialah salah satu provinsi kecil yang ada di Indonesia. Luas daratan Sulawesi Barat
hanya sekitar 0,33 persen luas daratan Indonesia atau tepatnya seluas 16.787,18 km2. Terbentang
dari utara ke selatan di sepanjang pesisir barat Pulau Sulawesi, provinsi ini berdampingan dengan
Sulawesi Tengah di sebelah utara dan Sulawesi Selatan di bagian selatan dan timur, serta selat
Makassar di sebelah barat. Sulawesi Barat diberkahi potensi geografis cukup strategis. Posisi
Sulawesi Barat di jalur khatulistiwa memungkinkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh subur
dan menjadikan provinsi ini semakin dikenal. Terdapat enam kabupaten di Sulawesi Barat, dimana
Mamuju Tengah sebagai kabupaten termuda hasil pemekaran dari Kabupaten Mamuju. Walaupun
demikian Kabupaten Mamuju sebagai ibukota provinsi tetap merupakan kabupaten terluas di
Sulawesi Barat, yakni meliputi 29,78 persen dari luas wilayah Sulawesi Barat.
Sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan pembangunan dan meningkatkan kualitas pelayanan
pemerintahan kepada masyarakat dan demi melakukan peningkatan gejolak perekonomian
diperlukan penyediaan fasilitas pelayanan yang terpadu, lengkap dan memadai. Penyediaan fasilitas
pelayanan tersebut yang dirasakan mendesak bagi pemerintah Provinsi Sulawesi Barat adalah
tersedianya kawasan perkantoran dan Kawasan perekonomian yang dibangun secara terintegrasi
dan terpadu pada satu wilayah yang terletak di ibukota Provinsi Sulawesi Barat atau Kabupaten
Mamuju. Penyediaan lokasi perkantoran dan perekonomian yang terpadu dan terintegrasi dalam
satu kawasan diharapkan dapat semakin memudahkan akses bagi masyarakat dalam memperoleh
layanan publik dari pemerintah serta lebih efisien dari sisi waktu dan biaya, sama dengan Kawasan
perekonomian dapat meningkatkan gejolak perekonomian serta meningkatkan nilai jual investasi
yang lebih baik lagi kedepannya.

1 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

Dalam konteks pembangunan wilayah, penentuan lokasi untuk pembangunan kawasan dengan
fungsi khusus memerlukan kajian yang komprehensif, sebab selain aspek keterpaduan alokasi
keruangan diperlukan pula kesesuaian regulasi peruntukan ruang sebagaimana telah ditetapkan
dalam rencana tata ruang wilayah provinsi. Oleh sebab itu, di dalam penetapan alokasi ruang
kawasan perkantoran dan perekonomian kesesuaian pola ruang perlu dikaji secara komprehensif,
sehingga tidak mengabaikan fungsi ekologi kawasan dan fungsi lainnya.
Grand Desain Penataan kawasan perkantoran dan perekonomian Provinsi Sulawesi Barat
merupakan salah satu bentuk perencanaan pembangunan yang bersifat teknis, sehingga perlu
memuat aspek perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang. Hal tersebut diperlukan mengingat peran kawasan tersebut sebagai citra suatu wilayah,
sehingga proses pembangunannya tidak hanya memerlukan pendekatan fisik ruang, namun juga
memerlukan pendekatan sosial dan budaya, sehingga wujud kawasan tersebut mencerminkan nilai
dan tatanan budaya lokal masyarakat. Dengan demikian penyusunan Grand Desain Penataan
kawasan perkantoran dan perekonomian ini digolongkan sebagai rencana penataan ruang dan
bangunan yang memiliki muatan pengaturan ruang yang memperlihatkan keterkaitan antara blok-
blok penggunaan kawasan untuk menjaga keserasian pemanfaatan ruang dengan manajemen
transportasi dan pelayanan utilitas.
Selain itu, kawasan perkantoran dan perekonomian diharapkan menjadi salah satu simpul dalam
menghubungkan berbagai peruntukan ruang yang terdapat di sekitar wilayah Kawasan-kawasan
disekitarnya itu sendiri. Dengan demikian, struktur ruang kawasan yang berada pada pusat simpul
yang terpadu dapat menjadi salah satu cara untuk mencapai pendekatan pembangunan yang
berimbang antar kawasan.
Selain itu, mengingat desain kawasan perkantoran harus mengacu pada peraturan penataan ruang,
Oleh sebab itu, jenis data yang digunakan dalam proses desain kawasan harus senantiasa merujuk
pada posisi lokasi secara tepat diatas permukaan bumi (posisi geografis), dengan menunjukkan
posisi koordinat bumi yang sebenarnya. Namun demikian, untuk membantu mewujudkan visualisasi
kawasan secara utuh dapat pula digunakan model-model animasi yang sesuai.

2 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

2. TUJUAN, FUNGSI DAN MANFAAT


Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini meliputi :
a. Melakukan penyusunan Grand Desain Penataan kawasan perkantoran dan perekonomian yang
terletak di wilayah ibukota Provinsi Sulawesi Barat kabupaten Mamuju yang meliputi aspek;
pola ruang dan struktur ruang kawasan perkantoran ibukota Provinsi.
b. Melakukan visualisasi 3-D (Tiga Dimensi) rencana pola ruang dan struktur ruang kawasan
perkantoran dan perekonomian di ibukota Provinsi Sulawesi Barat, kabupaten Mamuju.
Fungsi Grand Desain Penataan Kawasan Perkantoran dan perekonomian berfungsi untuk:
a. Menyiapkan perwujudan ruang, dalam rangka pelaksanaan program pembangunan kawasan
perkantoran;
b. Menjaga konsistensi pembangunan dan keserasian perkembangan kawasan perkantoran dan
perekonomian dengan rencana tata ruang wilayah Provinsi dan kabupaten;
c. Menciptakan keterkaitan antar kegiatan yang selaras, serasi dan efisien;
d. Menjaga konsistensi perwujudan ruang kawasan perkantoran melalui pengendalian program-
program pembangunan kawasan perkantoran dan perekonomian.
Manfaat Grand Desain Penataan rencana kawasan perkantoran dan perekonomian ibukota Provinsi
kabupaten Mamuju. bagi pemerintah daerah adalah sebagai pedoman untuk:
a. Pemberian advice planning;
b. Pengaturan bangunan setempat;
c. Penyusunan rencana teknik ruang kawasan perkantoran atau rencana tata bangunan dan
lingkungan;
d. Pelaksanaan program pembangunan.

3. SUMBER PENDANAAN
Anggaran Pengadaan Jasa Konsultansi Penyusunan Grand Desain Penataan rencana kawasan
perkantoran dan perekonomian bersumber dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) tahun anggaran 2019, Total nilai sebesar Rp. 200.000.000- (Dua Ratus Juta Rupiah),

3 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

4. LINGKUP KEGIATAN
Ruang lingkup kegiatan meliputi aspek:
1) Rencana struktur ruang dan rencana pola ruang kawasan perkantoran, meliputi:
a. Struktur ruang, meliputi aspek:
 Distribusi penduduk, meliputi distribusi penduduk tiap unit lingkungan dan kepadatan
penduduk pada setiap sub-kawasan permukiman.
 Struktur pelayanan kegiatan kawasan, meliputi; perdagangan, pendidikan, kesehatan,
rekreasi dan olahraga
 Sistem jaringan pergerakan, meliputi: jaringan jalan, terminal, angkutan penyeberangan,
dll
 Sistem jaringan telekomunikasi, meliputi: stasiun telepon otomatis, rumah kabel,
jaringan telepon, dan lokasi BTS
 Sistem jaringan air bersih, berupa bangunan pengambil air baku, instalasi produksi, dan
pipa saluran distribusi,
 Sistem jaringan energi, berupa bangunan pembangkit, gardu induk, dll
 Sistem prasarana pengelolaan lingkungan, berupa sistem pembuangan air limbah, sistem
persampahan (tempat pembuangan akhir, bangunan pengolahan sampah, dan
penampungan sementara)
b. Pola ruang, meliputi pengembangan kawasan budidaya dan kawasan lindung, dengan muatan
sebagai berikut:
 Kawasan Budidaya, meliputi aspek:
 Perumahan dan permukiman;
 Perdagangan grosir atau eceran, jasa penginapan atau perhotelan;
 Industri tanpa pencemaran, dan yang potensial mencemari udara dan atau air dan
atau suara;
 Pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi dan atau olahraga, dan fasilitas sosial
lainnya;
 Perkantoran pemerintah dan niaga;

4 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

 Terminal angkutan jalan raya baik untuk penumpang atau barang, pelabuhan sungai,
pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut, dan sarana transportasi lainnya;
 Pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan;
 Taman pemakaman umum;
 Tempat pembuangan sampah akhir;
 Kawasan Lindung, meliputi aspek:
 Kawasan resapan air dan kawasan yang memberikan perlindungan bagi kawasan
bawahan lainnya;
 Sempadan pantai, sungai, sekitar danau dan waduk, sekitar mata air, dan kawasan
terbuka hijau termasuk jalur hijau;
 Cagar alam/pelestarian alam, dan suaka margasatwa;
 Taman hutan raya, dan taman wisata alam lainnya; Kawasan cagar budaya;
 Kawasan rawan letusan gunung berapi, rawan gempa, rawan tanah longsor, rawan
gelombang pasang dan rawan banjir.
2) Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan yang didasarkan atas hasil analisis
kependudukan, sektor / kegiatan potensial, daya dukung lingkungan, kebutuhan prasarana dan
sarana lingkungan, sasaran pembangunan kawasan yang hendak dicapai, dan pertimbangan
efisiensi pelayanan. Perkiraan kebutuhan tersebut mencakup:
a. Perkiraan kebutuhan pengembangan kependudukan;
b. Perkiraan kebutuhan pengembangan ekonomi kawasan;
c. Perkiraan kebutuhan fasilitas sosial dan ekonomi kawasan;
d. Perkiraan kebutuhan pengembangan lahan kawasan;
 Kebutuhan ekstensifikasi;
 Kebutuhan intensifikasi;
 Perkiraan ketersediaan lahan bagi pengembangan.
e. Perkiraan kebutuhan prasarana dan sarana kawasan.
3) Pedoman pelaksanaan pembangunan kawasan fungsional, meliputi:
a. Arahan kepadatan bangunan (KDB) untuk setiap blok peruntukan;

5 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

b. Arahan ketinggian bangunan (KLB) untuk setiap blok peruntukan;


c. Arahan garis sempadan bangunan untuk setiap blok peruntukan;
d. Rencana penanganan lingkungan blok peruntukan;
e. Rencana penanganan jaringan prasarana dan sarana.
4) Pedoman pengendalian pemanfaatan ruang, meliputi:
a. Mekanisme perijinan sampai dengan pemberian ijin lokasi bagi kegiatan di kawasan
perkantoran;
b. Mekanisme pemberian insentif dan disinsentif bagi sub-kawasan yang didorong
pengembangannya, serta sub-kawasan yang dibatasi pengembangannya;
c. Mekanisme pemberian kompensasi berupa mekanisme penggantian yang diberikan kepada
masyarakat pemegang hak atas tanah, hak pengelolaan sumber daya alam seperti hutan,
tambang, bahan galian, kawasan lindung yang mengalami kerugian akibat perubahan nilai
ruang dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan rencana tata ruang;
d. Mekanisme pelaporan mencakup mekanisme pemberian informasi secara obyektif
mengenai pemanfaatan ruang yang dapat dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang
berwenang;
e. Mekanisme pemantauan yang mencakup pengamatan, pemeriksaan dengan cermat
perubahan kualitas tata ruang dan lingkungan yang tidak sesuai dan dilakukan oleh instansi
yang berwenang.
f. Mekanisme evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam
mencapai tujuan rencana tata ruang yang dilakukan oleh masyarakat dan instansi yang
berwenang.
g. Mekanisme pengenaan sanksi mencakup sanksi administratif, pidana dan perdata.

5. METODOLOGI
Kajian ini akan dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
1) Konsultasi dengan SKPD dan pemangku kepentingan terkait
Kegiatan konsultasi dengan SKPD dan pemangku kepentingan terkait dilaksanakan dalam lingkup
pemerintahan Provinsi Sulawesi Barat yaitu dengan Sekertariat Daerah Provinsi Sulawesi Barat
6 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

serta dengan pihak-pihak yang memliki keterkaitan secra langsung dengan tujuan kegiatan ini.
Kegiatan konsultasi dan pengumpulan data dilaksanakan untuk mendapatkan informasi dan
gambaran rencana yang telah dan akan dilaksanakan oleh masing-masing instansi pada wilayah
studi. Kegiatan konsultasi ini dimaksudkan untuk melakukan koordinasi pelaksanaan dan
sinkronisasi rencana yang akan dilaksanakan pada wilayah kajian.
Keterpaduan rencana dalam penyusunan rencana kawasan merupakan salah satu persoalan
krusial untuk menghindari overlapping, duplikasi dan ketidaksinronan basis perencanaan.
Koordinasi dan konsultasi ini diperlukan untuk mengefisienkan rencana pemanfaatan ruang dan
menghindari terjadinya penurunan kualitas ruang akibat penyusunan rencana pemanfaatan
ruang yang tidak terpadu.
2) Observasi dan Orientasi Lapangan
Observasi dan orientasi lapangan merupakan awal kegiatan yang dilaksanakan untuk
memperoleh gambaran umum tentang kondisi wilayah. Kegiatan orientasi lapangan ini
dilaksanakan untuk memperoleh gambaran awal kondisi aktual kawasan, termasuk persoalan-
persoalan keruangan yang sudah terjadi atau mungkin terjadi. Salah satu tujuan kegiatan
observasi dan orientasi lapangan adalah mengetahui batas-batas wilayah kawasan yang akan
dikaji, identifikasi masalah sosial yang terkait dengan aspek kepemilikan lahan, serta persiapan
tahapan kegiatan survei detil dan pengecekan lapangan.
3) Penyediaan Data Keruangan (Spatial Data)
Data keruangan merupakan data yang terdiri atas data penginderaan jauh dan data dasar
keruangan. Data penginderaan jauh berupa data citra satelit resolusi tinggi pada kawasan yang
direncanakan. Data tersebut merupakan data dengan resolusi spasial minimal 1 m x 1 m dengan
akuisisi minimal 2 tahun dari proses perencanaan dilaksanakan.
Data dasar keruangan yang dibutuhkan adalah data yang memiliki referensi geografis sesuai
dengan standar data nasional pada Badan Informasi Geospasial (BIG). Data yang digunakan
harus memenuhi standar data untuk kebutuhan perencanaan pada skala semi detil atau skala
detil. Data tersebut antara lain; data topografi, data bathimetri, garis pantai, dll.

7 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

4) Survei Detil dan Pengecekan Lapangan (Ground Truth)


Kegiatan survei detail dan pengecekan lapangan dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu
berupa GPS (Global Positioning System), altimeter, klinometer serta theodolit/waterpass (atau
alat lain memiliki fungsi yang sama). Kegiatan survei detail dan pengecekan lapangan
dilaksanakan untuk menentukan posisi alokasi blok dan subblok perencanaan berdasarkan
tingkat kesesuaian peruntukan ruang. Kegiatan survei detail melibatkan beberapa orang
surveyor yang memiliki pengalaman di bidangnya.
Kegiatan survei detail akan menggunakan beberapa kombinasi peralatan dan hasil pengukuran
yang akan disinkronkan hasilnya pada tahap kegiatan selanjutnya. Kegiatan survei lapangan
akan menggunakan prinsip dan pendekatan survei geodetik, serta menggunakan kombinasi
berbagai alat ukur di lapangan yang dilakukan untuk meningkatkan ketelitian hasil pengukuran.
Alat yang digunakan pada survei geodetik ini antara lain GPS dan theodolit. Peralatan GPS
berfungsi untuk mengetahui posisi koordinat bumi (lintang dan bujur) sedangkan theodolit
dipergunakan untuk mengukur jarak, arah dan ketinggian suatu tempat dari permukaan laut.
Kombinasi peralatan tersebut diperlukan dalam pengolahan data dan desain blok dan subblok
kawasan dengan menggunakan perangkat lunak (sofware) sistem informasi geografis.
Beberapa metode survei geodetik yang akan dilakukan adalah: metode tracking (penelusuran
jarak suatu track tertentu) misalnya jalan lokal, dan metode point sampling (pengambilan
beberapa lokasi koordinat sebagai titik kontrol lapangan).
Pengukuran luas dan bentuk wilayah dengan menggunakan theodolit menggunakan metode
polygon tertutup. Metode ini digunakan untuk menentukan alokasi subblok kawasan
perencanaan dengan akurasi dan ketelitian mencapai skala 1:10.000. Selain itu posisi awal titik
pengukuran dan titik ikat lainnya dari hasil pengukuran menggunakan theodolit akan diukur
pula menggunakan GPS, sehingga proses ekstrapolasi titik-titik pengukuran dapat dilakukan ke
dalam sistem informasi geografis.

5) Kompilasi Data dan Analisis


Data dan informasi yang diperoleh dari hasil kegiatan pengumpulan data dan survai kemudian
dikompilasi. Pada dasarnya kegiatan kompilasi data ini dilakukan dengan cara mentabulasi dan

8 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

mensistematisasi data-data tersebut dengan menggunakan cara komputerisasi. Hasil dari


kegiatan ini adalah tersusunnya data dan informasi yang telah diperoleh sehingga dapat
dianalisis dengan mudah.
Komponen analisis ruang dilakukan pada empat aspek penilaian utama, meliputi:
 Penilaian kondisi dasar berupa kondisi aktual ruang kawasan saat sekarang;
 Penilaian kecenderungan perkembangan kawasan sejak masa lalu hingga saat ini serta
berbagai kemungkinan perubahan kawasan di masa depan;
 Penilaian dan analisis sistem serta kebutuhan ruang, meliputi penilaian terhadap hubungan
ketergantungan antar subsistem atau antar fungsi kawasan, dan pengaruhnya apabila
subsistem atau fungsi baru kawasan berkembang, serta perhitungan ruang dalam kawasan
sebagai akibat perkembangan di masa depan;
 Penilaian kemampuan pengelolaan pembangunan kawasan dalam wilayah berupa penilaian
kondisi kemampuan keuangan daerah, organisasi pelaksana dan pengawasan
pembangunan, personalia, baik pada saat sekarang maupun di masa depan.
6) Pemetaan dan Pembuatan Rencana (Desain dan Visualisasi)
Kegiatan pemetaan dan pembuatan rencana merupakan tahapan analisa terhadap berbagai
data hasil survei dan pengukuran yang telah dilaksanakan dilapangan. Hasil pengukuran data
dan survei dilapangan selanjutnya akan diolah melalui 2 (dua) tahapan, berupa;
 Tahap pengolahan data dan digitasi
 Tahap Pembuatan 3-D (Tiga Dimensi)
Tahapan pengolahan data dan digitasi menggunakan seperangkat peralatan berbasis sistem
informasi geografi (SIG). SIG merupakan suatu sistem yang dirancang untuk mendukung
pemasukan (acquisition), pengolahan, manipulasi, modeling, dan analisis data sampai penyajian
data/informasi yang dihasilkannya. Dengan menggunakan SIG berbasis komputer, proses
integrasi informasi dapat dilakukan dengan efektif baik dari segi prosedur kerja (proses input,
pengolahan dan analisa data, sampai pada visualisasi), luarannya, maupun scope dan aplikasi
pemanfaatannya. Kemudian, SIG dapat menyajikan output dengan format yang mudah

9 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

dimengerti oleh pengguna data sehingga SIG disini lebih bersifat sebagai sistem pendukung
keputusan spasial (spatial decision support system).
Tahapan pembuatan 3-D (Tiga Dimensi) dilakukan dengan membuat desain terhadap rencana
alokasi pemanfaatan ruang baik dari rencana pola ruang, dan rencana struktur ruang di kawasan
perkantoran ibukota Provinsi. Tahapan kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan seperangkat
pemrograman komputer berbasis CAD dan berbasis grafis lainnya.

6. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


Kegiatan ini direncanakan akan berlangsung selama 4 (Empat) bulan atau 120 (Seratus Dua puluh)
hari kalender terhitung sejak diterbitkannya SPMK (Surat Perintah Melaksanakan Kerja).

7. TENAGA AHLI, ASISTEN TENAGA DAN TENAGA PENDUKUNG


Pelaksana kegiatan merupakan tenaga ahli (TA) yang memiliki pengalaman di bidang masing-masing
dengan spesifikasi sebagai berikut :
Tenaga Ahli
1) Tenaga Ahli Arsitektur (Ketua Tim)
Minimal S2 bertanggung jawab mengkoordinasikan seluruh tahapan pelaksanaan kegiatan,
menyusun kerangka kerja dan pelaksanaan kegiatan, menyusun skema kegiatan, menyusun
kerangka laporan kegiatan, dan bertanggung jawab terhadap seluruh hasil kerja tim.
2) Tenaga Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota;
Minimal S2 meninjau kebijakan-kebijakan penataan ruang yang ada, memastikan data-data
spasial bias digunakan dalam proses Analisa dan membuat desain perencanaan penataan
bangunan dan lingkungan Kawasan perkantoran dan perekonomian.
3) Tenaga Ahli Sipil;
Minimal S2 melakukan desain kebutuhan transportasi dan aksesibilitas kawasan, melakukan
perhitungan kebutuhan ruang untuk jalan serta memproyeksikan kebutuhan sarana dan
prasarana transportasi dalam kawasan.
4) Tenaga Ahli Lingkungan;
Minimal S2 melakukan analisis daya dukung dan daya tampung kawasan melakukan kajian
Lingkungan hidup (KLHS) pembangunan kawasan ini.
10 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

Tenaga Pendukung
1) Asisten Tenaga Arsitektur
Minimal S1 membantu ketua tim dalam melakukan desain kawasan pada tingkat makro dan
mikro kawasan, menyusun rencana tata bangunan, mempersiapkan desain dan ornamen
bangunan gedung berdasarkan karakteristik lokal.
2) Sekertaris/administrasi
3) Operator Komputer

8. LAPORAN
Penyusunan Grand Desain Penataan Kompleks Perkantoran Provinsi Sulawesi Barat dibagi menjadi
4 bagian
Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan berisikan penjelasan kembali terhadap metodologi, rencana kerja, dan
susunan personel termasuk base-line informasi yang telah di update terhadap kerangka penugasan.
Laporan Pendahuluan disiapkan sebanyak 5 (lima) copy.
Laporan Antara
Laporan Antara berisikan kompilasi data sekunder dan primer (hasil pengecekan lapangan) serta
Analisa yang digunakan. Laporan Antara diperbanyak sebanyak 5 (lima) copy.
Laporan Akhir
Laporan Akhir diserahkan 2 (dua) minggu setelah pembahasan. Saat tersebut, konsultan telah
menyempurnakan laporan berdasarkan hasil seminar, dan menyerahkan Laporan Final yang
mencakup :
1. Pembuatan Dokumen Akhir (Final Report) sebanyak 10 (sepuluh) examplar.
2. Buku Executive Summary Sebanyak 5 (Lima) examplar
3. Soft Copy File Dalam Bentuk Flaskdisk sebanyak 5 (Lima) buah.

11 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016
PENYUSUNAN GRAND DESAIN PENATAAN
KAWASAN PEMERINTAHAN DAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI BARAT

9. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan ini dibuat dan dipergunakan untuk dipergunakan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan Grand Desain Penataan Kawasan Perkantoran dan Perekonomian pada
pemerintah Provinsi Sulawesi Barat

Mamuju, April 2019

12 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH


PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT T.A 2016

Anda mungkin juga menyukai