Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI REKAYASA
“ EKONOMI TRANSPORTASI DAN KONSTRUKSI TERKINI ”

DISUSUN OLEH :

NAMA : BAYU FATURRAHMAN BASRI


NIM : E1A1 17 034
JURUSAN : TEKNIK SIPIL UMUM

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Yang senantiasa memberikan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
Terima kasih pula penulis sampaikan kepada teman-teman yang selalu memberikan semangat
dalam menyusun makalah ini. Makalah ini disusun atas berbagai pemikiran penulis dan juga
mengambil beberapa literatur seperti jurnal,buku, dan internet.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, baik dari segi
penulisan, isi, maupun hal-hal lain yang menyangkut materi, maka dari itu penulis mengharapkan
banyak kritik dan saran dari setiap pembaca.

Kendari, 3 Oktober 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dalam menunjang keberhasilan
pembangunan terutama dalam mendukung kegiatan perekonomian masyarakat dan
perkembangan wilayah baik itu daerah perdesaan maupun daerah yang lainnya. Sistem
transportasi yang ada dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan mobilitas penduduk dan
sumberdaya lainnya yang dapat mendukung terjadinya pertumbuhan ekonomi didaerah ini
menyebabkan pengurangan konsentrasi tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan ketrampilan
pada wilayah tertentu, selain itu transportasi juga untuk membuka peluang kegiatan perdagangan
antar wilayah dan mengurangi perbedaaan antar wilayah sehingga mendorong terjadinya
pembangunan antar wilayah. Dengan adanya transportasi harapannya dapat menghilangkan
isolasi dan memberi stimulan ke arah perkembangan di semua bidang kehidupan, baik
perdagangan, industri maupun sektor lainnya merata disemua daerah.
Transportasi sangat penting peranannya bagi daerah baik itu perdesaan atau daerah semi
urban atau urban di negara-negara yang sedang berkembang, karena menyediakan akses bagi
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa sehari-hari, serta meningkatkan
kehidupan sosial ekonomi. Akses terhadap informasi, pasar, dan jasa masyarakat dan lokasi
tertentu, serta peluang-peluang baru kesemuanya merupakan kebutuhan yang penting dalam
proses pembangunan. Pernah tidak kita bayangkan apabila satu hari saja pelayanan transportasi
berhenti. Akan banyak sekali dampak yang ditimbulkannya. Mungkin ada orang yang tidak bisa
makan pada hari itu, akan ada orang yang tidak bisa bekerja, barang-barang tidak akan bisa
didistribusikan, perekonomian akan macet total. Pendek kata transporasti sangat dibutuhkan oleh
masyarakat modern.
Dengan dibangunnya sarana transportasi, kegiatan ekonomi masyarakat, pemberdayaan
masyarakat, khususnya dalam pembangunan pada kawasan yang mempunyai potensi ekonomi
tinggi akan lebih mudah dikembangkan. Kegiatan ekonomi masyarakat ini akan berkembang
apabila mempunyai prasarana dan sarana transportasi yang baik untuk aksesibilitas. Aksesibilitas
ini dapat memacu proses interasi antar wilayah sampai ke daerah yang paling terpencil sehingga
tercipta pemerataan pembangunan.
Kajian transportasi dan perkembangan wilayah memiliki dimensi persoalan dengan rentang
yang luas dan kompleks. Oleh karena itu untuk dapat memahami pola kerja transportasi dan
aksesibilitas, dituntut untuk memiliki pandangan yang luas tidak hanya pada satu bidang kajian
ilmu saja.
Oleh karena itu dampak transportasi terhadap kehidupan umat manusia sangat banyak
positifnya. , untuk membahas apa benar transportasi yang begitu bermanfaat bagi kehidupan
umat manusia, ternyata ada dampak negatifnya atau paling tidak berdampak kurang baik terhadap
kehidupan manusia apabila jasa transportasi tidak dikelolah dengan baik atau tidak digunakan
untuk tujuan baik.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang di uraikan diatas, maka permasalahan yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Uraian umum mengenai pengrtian Ekonomi Transportasi
2. Uraian umum mengenai transportasi dan pengentasan kemiskinan
3. Jenis-jenis Angkutan umum dan perkotaan
4. Peran transportasi dalam dunia perekonomian serta konsep evaluasi Proyek.

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui secara umum tentang karakteristik dan ruang lingkup ekonomi
transportasi
2. Untuk menyelesaikan tugas pada mata kuliah “ekonomi rekayasa”
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Ekonomi


Ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas manusia yang
berhubungan dengan produksi, distribusi, pertukaran, dan konsumsi barang dan jasa. Istilah
"ekonomi" sendiri berasal dari kata Yunani (oikos) yang berarti "keluarga, rumah tangga" dan
(nomos), atau "peraturan, aturan, hukum," dan secara garis besar diartikan sebagai "aturan rumah
tangga" atau "manajemen rumah tangga."

2.2 Definisi Transportasi


Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya
dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin. Transportasi
digunakan untuk memudahkan manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Di negara maju,
mereka biasanya menggunakan kereta bawah tanah (subway) dan taksi. Penduduk disana jarang
yang mempunyai kendaraan pribadi karena mereka sebagian besar menggunakan angkutan
umum sebagai transportasi mereka. Transportasi sendiri dibagi 3 yaitu, transportasi darat, laut,
dan udara. Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak uang untuk
memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara
merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

2.3 Ekonomi Transportasi


Ekonomi Transportasi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktifitas produksi,
distribusi, pertukaran, serta konsumsi barang dan jasa oleh manusia yang berhubungan dengan
pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Dengan kata lain, Ekonomi
Transportasi adalah salah satu cabang ekonomi yang berhubungan dengan alokasi sumber-
sumber daya dalam sektor transportasi.
Ekonomi transportasi berkaitan erat dengan ilmu Teknik Sipil. Ekonomi transportasi
berbeda dengan cabang ilmu ekonomi lainnya dalam hal asumsi-asumsi ruang atau tempat.
Aliran orang dan barang bergerak antar jaringan dengan kecepatan tertentu. Seiring dengan
semakin banyak dan cepatnya pergerakan orang dan barang, maka permintaan pun mengalami
peningkatan. Sebagai contoh, meningkatnya pembelian tiket seringkali dipengaruhi oleh biaya
perjalanan yang lebih rendah. Jaringan-jaringan tersebut di satu sisi bersifat independen yang
artinya bahwa masing-masing jaringan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, namun di sisi
juga bersifat dependen karena satu jaringan seringkali harus pula melibatkan jaringan yang lain.
Dengan kata lain antara satu jaringan dengan jaringan yang lain bisa atau tidak bisa bersifat
kompetitif. Sebuah perjalanan (perjalanan barang jadi dari sisi konsumen) misalnya
membutuhkan bundling pelayanan yang disediakan oleh beberapa perusahaan, agen dan mode
pelayanan.
Meski industri transportasi mengikuti teori supply dan demand seperti halnya industri-
industri lain, namun pertentangan antara efek jaringan dan banyaknya pilihan barang yang tidak
sama (misalnya antara mobil dan bis) menjadikan estimasi permintaan akan fasilitas transportasi
menjadi sesuatu hal yang sulit untuk diprediksi. Pengembangan model-model yang digunakan
untuk mengestimasi kecenderunagn pilihan antara barang-barang yang tak sama dalam
keputusan-keputusan transportasi (model pilihan diskret) membawa pada pengembangan sebuah
cabang ilmu ekonometrik.
Dalam transportasi, permintaan dapat diukur melalui jumlah perjalanan yang dilakukan atau
jarak total yang ditempuh selama perjalanan (misalnya penumpang-kilometer untuk transportasi
umum atau vehicle-kilometres of travel (VKT) untuk transportasi pribadi. Persediaan atau supply
dianggap sebagai suatu ukuran kapasitas. Harga barang (perjalanan) diukur dengan
menggunakan biaya perjalanan yang dikeluarkan, termasuk pengeluaran waktu dan uang.
Menurut Lyod (2002), ekonomi transportasi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi tentang
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan transportasi untuk kebutuhan produksi, distribusi
dan konsumsi masyarakat. Oleh karena itu Pemerintah perlu mengedepankan pentingnya
transportasi sebagai salah satu penggerak perekonomian. Ekonomi transportasi meliputi prinsip-
prinsip analisis dan penerapan konsep ekonomi teknik dalam penggunaaan/pengoperasian
transportasi, optimalisasi lalu lintas serta investasi pada infrastruktur transportasi termasuk
mengidentifikasi dan mengkuantifikasi parameter-parameter biaya dan manfaat, seperti biaya
investasi, operasi dan pemeliharaan, nilai waktu, biaya operasi kendaraan, dan besaran ekonomi
lainnya, memperhatikan aspek akuntansi yang perlu dilakukan dalam kajian infrastruktur
transportasi, serta menerapkan beberapa metoda kajian kelayakan investasi.

Proyek transportasi harus direncanakan dahulu, perencanaan transportasi diawali dengan


identifikasi awal kenapa perencanaan diperlukan, dilanjutkan dengan pengumpulan informasi
mengenai pola perjalanan melalui survei asal tujuan beserta pengumpulan data sekunder,
modelling dan dilanjutkan dengan membuat perkiraan permintaan dimasa yang akan datang.
Selanjutnya dirumuskan kebijakan untuk menghadapi masa yang akan datang dan sebagai
tahapan terakhir adalah penyusunan rumusan rencana yang akan dikembangkan pada masa yang
akan datang beserta jadwal waktunya. Hal tersebut untuk memenuhi permintaan kebutuhan
transportasi yang senantiasa meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk, pertumbuhan
ekonomi diperlukan pengembangan jalan, terminal, pelabuhan, pengaturan serta sarana untuk
mendukung sistem transportasi yang efisien, aman dan lancar serta berwawasan lingkungan.
Sistem transportasi yang efisien ini menggunakan pertimbangan ekonomi sebagai acuan dalam
investasi sarana dan prasarana transportasi.

Pembiayaan pembangunan proyek transportasi diperoleh dari dua sumber yaitu pemerintah
dan swasta. sumber pendanaan pemerintah berasal dari anggaran pembangunan baik pusat
maupun daerah, sedangkan pembiayaan dari swasta diperoleh dari pengguna sistem yang
dibangun oleh swasta. Kemitraan pemerintah dengan swasta bertujuan untuk menambah modal
investasi dan meningkatkan efisiensi pembangunan infrastruktur tersebut. Salah satu contoh
kemitraan pemerintah dengan swasta adalah pengoperasian bus milik pemerintah oleh operator
angkutan seperti yang dilaksanakan oleh Bus Trans Jogja. Pembiayaan suatu proyek transportasi
juga dapat diperoleh dari berbagai macam hal yaitu :
1. Pajak bahan bakar, merupakan salah satu sumber pendapatan yang biasa digunakan di
berbagai negara di dunia karena semakin banyak beroperasi semakin banyak bahan bakar
yang dipakai yang berarti semakin besar sumbangan terhadap dana transportasi.
2. Retribusi pengendalian lalu lintas, merupakan suatu pungutan kepada masyarakat yang akan
memasuki suatu kawasan (biasanya dipusat kota) dengan tujuan untuk mengurangi beban
lalu lintas di kawasan yang dikendalikan itu.
3. Pajak kendaraan bermotor, merupakan pajak tahunan yang masuk ke kas daerah.
4. Retribusi parkir, merupakan salah satu bentuk yang juga digunakan untuk mengendalikan
jumlah kendaraan yang menuju atau masuk ke suatu kawasan.
5. Karcis yang masyarakat bayar untuk dapat menikmati transportasi umum.

2.4 Transportasi Dan Pertumbuhan Ekonomi


Menurut Dirjen Perhubungan Darat (2009:6) infrastruktur transportasi merupakan prasyarat
bagi pertumbuhan ekonomi. Keberadaan infrastruktur transportasi dapat menstimulasi aktivitas
ekonomi dan akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah. Pada tingkat
pertumbuhan ekonomi yang relatif rendah dengan tingkat pergerakan manusia/ masyarakat yang
juga rendah. Peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk menjamin tersedianya fasilitas
transportasi yang memadai, oleh karena itu banyak kegiatan usaha jasa transportasi yang
dilaksanakan oleh Pemerintah melalui BUMN/ Swasta yang ditunjuk, contohnya adalah Trans
Jakarta dan Trans Jogja.
Pada awalnya infrastrukur seperti transportasi berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar
manusia. Berbagai aktifitas terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar memerlukan
ketersediaan infrastruktur yang baik, sekarang transportasi berperan penting dalam
mengakomodasi aktifitas sosial dan ekonomi masyarakat. Peran lain pada tahap ini adalah
sebagai fasilitas bagi sistem produksi dan investasi sehingga memberikan dampak positif pada
kondisi ekonomi baik pada tingkat nasional maupun daerah. Pembangunan sarana dan prasarana
transportasi dapat membuka aksesibilitas sehingga meningkatkan produksi masyarakat yang
berujung pada peningkatan daya beli masyarakat.
Peran pemerintah ini secara bertahap akan berkurang sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
nasional dalam arti bahwa telah tercipta permintaan jasa transportasi yang cukup, sehingga
kegiatan usaha di bidang transportasi dapat menguntungkan. Jika kondisi demikian ini tercapai,
maka peran pemerintah akan berubah dari yang semula sebagai penyedia jasa dan pelaku
kegiatan ekonomi, menjadi regulator yang bertugas menerbitkan berbagai aturan, mensertifikasi
dan pelaksanaan pengawasan guna menjamin terselenggaranya transportasi.

2.5 Transportasi Dan Pengentasan Kemiskinan


Dalam kaitannya dengan pengentasan kemiskinan, laporan World Bank Urban Transport
Strategy Review, Allport (2000) menunjuk pada sebuah kebijakan MRT bagi kota-kota
berkembang yaitu pada pusat kebijakan MRT bagi kota-kota berkembang terdapat konflik nyata
antara melakukan pengentasan kemiskinan, yang untuk itu sangat diperlukan layanan yang
terjangkau, dan memikat pengguna mobil, yang bagi mereka kualitas layanan yang baik dan
nyaman adalah sangat penting. Mass rapid transit dapat memainkan peranan penting dalam
mengurangi atau memperburuk kemiskinan. Orang-orang miskinlah yang paling tergantung pada
angkutan umum sebagai akses ke pekerjaan dan layanan. Masyarakat miskin kota mengeluarkan
hingga 30% dari pendapatannya untuk transportasi. Orang-orang miskin biasanya menetap di
wilayah dengan harga sewa rendah pada pinggiran kota dan di beberapa kasus memakan waktu
hingga 2 sampai 4 jam di perjalanan setiap harinya.
Konsentrasi pada jenis transportasi orang miskin menjadi panggilan untuk menyediakan
bentuk-bentuk transportasi umum yang terjangkau bagi mereka, meskipun transportasi umum
sebaiknya tidak boleh ditujukan hanya untuk orang-orang miskin, sebagaimana yang ditunjukkan
oleh kota-kota makmur di Eropa dan Asia. Kota-kota besar di dunia berkembang merupakan
pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dan magnet bagi orang-orang miskin dari pinggiran, yang
seringkali hidup di pinggiran kota dan di sepanjang jalur arteri. Kemungkinan-kemungkinan
angkutan modern akan menyediakan akses lebih cepat ke tempat-tempat kerja dan
memungkinkan lebih banyak orang bekerja. MRT yang berada di Kairo, Mexico, Bogotá, dan di
manapun digunakan secara ekstensif oleh pengguna yang miskin dan mengambil keuntungan
dari akses unik ke pusat kota dan karenanya memungkinkan banyak tambahan lapangan
pekerjaan.

2.6 Angkutan Umum


Angkutan umum adalah angkutan penumpang yang dilakukan dengan sistem sewa atau
bayar. Termasuk dalam pengertian angkutan umum penumpang adalah angkutan kota (bus, mini
bus, kereta api), angkutan air, angkutan udara ( Warpani, 1990). Berdasarkan peraturan
pemerintah No 41 tahun 1993 tentang angkutan jalan dijelaskan bahwa angkutan umum adalah
pemindahan orang atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunkan kendaraan.
Pengangkutan orang dengan kendaraan umum dilakukan dengna menggunakan mobil bus atau
mobil penumpang dilayani dengan trayek tetap atau teratur dan tidak dalam trayek.
Menurut keputusan menteri perhubungan No KM 35 tahun 2003 tentang penyelenggaraan
angkutan orang di jalan dengan kendaraan umum, ada beberapa kriteria yang berkenan dengan
angkutan umum. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk
dipergunakan oleh umum dengan dipungut biaya baik secara langsung maupun tidak langsung.
Trayek adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang dengan mobil bus, yang
mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap, dan jadwal tetap maupun jadwal tidak
terjadwal. Di kota-kota besar angkutan umum sangat diperlukan untuk sarana transportasi
masyarakatnya. Perlunya angkutan umum/massal dapat dijelaskan dengan gambar di bawah:

Gambar 2.1 Kapasitas lalu lintas angkutan umum


Sumber : Todd Litman (2009).
Dari gambar di atas dijelaskan bahwa kapasitas jalan di kota-kota besar terbatas sehingga
diperlukan angkutan massal. Angkutan massal yang diperlukan terutama massive rapid transit
yang juga mempunyai jalur tersendiri.
2.7 Angkutan Perkotaan
Angkutan perkotaan adalah angkutan dari suatu tempat ke tempat lain dalam satu daerah
kabupaten yang termasuk dalam trayek kota yang berada dalam wilayah ibu kota kabupaten
dengan mempergunakan mobil bus umum atau mobil penumpang umum yang terkait dalam
trayek (KM 35 tahun 2003).
2.8 Mass Rapid Transit
Menurut Wright, L (2010:5) mass rapid transit, yang juga disebut sebagai angkutan umum,
adalah layanan transportasi penumpang, biasanya dengan jangkauan lokal, yang tersedia bagi
siapapun dengan membayar ongkos yang telah ditentukan. Angkutan ini biasanya beroperasi
pada jalur khusus tetap atau jalur umum potensial yang terpisah dan digunakan secara eksklusif,
sesuai jadwal yang ditetapkan dengan rute atau lini yang didesain dengan perhentian-perhentian
tertentu, walaupun mass rapid transit dan trem terkadang juga beroperasi dalam lalu lintas yang
beragam. Ini dirancang untuk memindahkan sejumlah besar orang dalam waktu yang bersamaan.
Contohnya antara lain:
Heavy rail transit, Sistem heavy rail transit adalah “sistem angkutan menggunakan kereta
berkinerja tinggi, mobil rel bertenaga listrik yang beroperasi di jalur-jalur khusus eksklusif,
biasanya tanpa persimpangan, dengan bangunan stasiun besar” (TCRP, 1988).
Light Rail Transit (LRT), yaitu sistem jalur kereta listrik metropolitan yang
dikarakteristikkan atas kemampuannya menjalankan gerbong atau kereta pendek satu per satu
sepanjang jalur-jalur khusus eksklusif pada lahan bertingkat, struktur menggantung, subway,
atau biasanya di jalan, serta menaikkan dan menurunkan penumpang pada lintasan atau tempat
parkir mobil (TCRP, 1998). Sistem LRT mencakup pula jalurjalur trem, meskipun perbedaan
utama adalah bahwa trem seringkali beroperasi tanpa jalur khusus eksklusif, dalam lalu lintas
campuran.
Metro, yaitu terminologi internasional yang paling umum untuk subway, heavy rail transit,
walaupun biasanya juga diterapkan secara umum pada sistem heavy rail transit yang sudah lebih
ditingkatkan. “Metro” untuk menggambarkan sistem heavy rail transit perkotaan yang
dipisahkan secara bertingkat (grade-separated). Ini adalah jenis MRT termahal per kilometer
persegi, namun memiliki kapasitas teoritis tertinggi.
Kereta komuter atau kereta pinggiran, yaitu porsi operasional jalur kereta penumpang yang
membawa penumpang di dalam wilayah perkotaan, atau antara wilayah perkotaan dengan
wilayah pinggiran, namun berbeda dari jenis Metro dan LRT dalam tataran bahwa kereta
penumpang secara umum lebih berat, jauhnya jarak rata-rata lebih panjang, dan
pengoperasiannya dilakukan di luar jalur-jalur yang merupakan bagian dari sistem jalan kereta
dalam sebuah wilayah.
Bus Rapid Transit, yaitu satu bentuk angkutan berorientasi pelanggan dan
mengkombinasikan stasiun, kendaraan, perencanaan dan elemenelemen sistem transportasi
pintar ke dalam sebuah sistem yang terpadu dan memiliki satu identitas unik. Ciri-ciri Bus Rapid
Transit termasuk koridor busway pada jalur terpisah, sejajar atau dipisahkan secara bertingkat,
dan teknologi bus yang dimodernisasi.

2.9 Bus Rapid Transit


Menurut Dinas Perhubungan DIY (2008)bus rapid transit atau disingkat BRT adalah sebuah
sistem bus yang cepat, nyaman, aman. Fitur utama BRT adalah jalur khusus di mana jalur
tersebut bebas dari jangkauan mobil pribadi.dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan dan
jadwal. Sistem yang menggunakan bus (berukuran sedang) ini menerapkan sistem tertutup,
dalam arti penumpang tidak dapat memasuki bus tanpa melewati gerbang pemeriksaan.
Bus rapid transit menerapkan sistem pembayaran yang berbedabeda yaitu sekali jalan, tiket
berlangganan pelajar, dan tiket berlangganan umum. Ada tiga macam tiket yang dapat dibeli oleh
penumpang, yaitu tiket sekali jalan (single trip), dan tiket umum berlangganan. Tiket ini berbeda
dengan karcis bus biasa karena merupakan merupakan kartu pintar (smart card). Karcis akan
diperiksa secara otomatis melalui suatu mesin yang akan membuka pintu secara otomatis.
Penumpang dapat berganti bus tanpa harus membayar biaya tambahan, asalkan masih dalam satu
tujuan.
Bus rapid transit memiliki fitur-fitur untuk menunjang sistem bus yang cepat, nyaman, aman.
Fitur-fitur tersebut adalah :
1. Jalur khusus bus, yaitu jalur khusus (atau di jalur ekslusif) right-of-way: Fitur utama BRT
adalah jalur khusus di mana jalur tersebut bebas dari jangkauan mobil pribadi.
2. Jalur komperhensif, yaitu tambahan untuk menggunakan busway, BRT bisa mengambil
bagian dari jalan-jalan di setiap kota dan mempunyai network jalan untuk mobil pribadi.
3. Melayani market tertentu dengan frekuensi tinggi servis setiap hari.
4. Prioritas bus / Jalur bus: setiap jalur bus pasti ada rambu tertentu. Prioritas interseksi
seharusnya bisa dioptimalkan dan bisa membantu saat pertemuan antara jalur bus dan jalan,
karena lalu lintas bisa kacau di antara bus dan sinyal lalu lintas.
5. Gambar spesifik dengan nama perusahaan: (Viva, Trans Millenio, Trans Jogja dan lain
sebagainya) dan stasiun yang spesifik dengan fitur seni dari negara-negara yang
menggunakan BRT.
6. Halte: BRT berkualitas tinggi bisa membuat haltenya menjadi berkualitas tinggi dan
menghadirkan fitur yang berkualitas tinggi pula seperti pintu geser yang terbuat dari
7. kaca, konter tiket yang dijaga dan tempat informasi, dan masih banyak fitur lain di daftar ini
di antaranya off-bus fare collection dan lantai boarding.
2.10 Kemitraan Pemerintah Dengan Swasta
Menurut Shaw (2003), salah satu bentuk kemitraan dengan swasta adalah Operasi dan
Perawatan. Operasi dan Perawatan merupakan aset pemerintah yang dioperasikan atau dirawat
oleh pihak mitra swasta dengan menetapkan standar pelayanan tertentu, disebut juga sebagai
outsourcing pengoperasian atau perawatan. Contoh yang paling sederhana adalah pengoperasian
bus milik pemerintah oleh operator angkutan seperti yang dilaksanakan oleh bus Trans Jogja.
Pemerintah menyediakan halte dan 26 bus, sedangkan PT jogja Tugu Trans menambah 30
bus. PT jogja Tugu Trans yang mengoperasikan dan perawatan bus. Pembagian keuntungannya
adalah keuntungan tiket dan sponsor masuk Dinas Perhubungan DIY, sedangkan PT Jogja Tugu
Trans dihargai per 5 kilometer sebesar 5 ribu per bus.

2.11 Teori Permintaan dan Penawaran


Permintaan merupakan jumlah suatu barang atau jasa yang diminta oleh konsumen pada
suatu tingkat harga yang berlaku, pada waktu dan tempat tertentu. Dalam teori mikro ekonomi,
permintaan dibagi menjadi dua level yakni level individu (costumer demand) dan level agregat
(market demand). Adapan faktor-faktor yang menentukan permintaan antara lain harga barang
atau jasa, jumlah penduduk, selera masyarakat, pendapatan konsumen, dan jumlah barang yang
tersedia.
Hukum permintaan menjelaskan hubungan harga dan permintaan. Hukum permintaan
menyatakan bila harga mengalami kenaikan, permintaan akan mengalami penurunan.
Sedangkan hukum penawaran berlaku sebaliknya di mana jika terjadi kenaikkan harga maka
jumlah penawaran akan meningkat. Hukum permintaan dan penawaran juga berlaku dalam
kebutuhan penyediaan akan prasarana dan jasa transportasi. Berikut ini merupakan kurva yang
menggambarkan harga tiket angkutan umum dengan permintaan dan penawaran akan jasa
angkutan umum.
Gambar 2.2 Kurva hubungan antara harga dan permintaan penawaran

Dari kurva di atas, P merupakan harga tiket angkutan umum, Q merupakan kuantitas atau
jumlah angkutan umum. Pada saat harga tiket berada di P1, maka jumlah angkutan yang
ditawarkan dan diminta sebesar Q1. penyatuan kurva permintaan dan penawaran akan
membentuk titik keseimbangan (Equilibrium Point). Titik keseimbangan ini mewakili
kesepakatan tarif tiket antara pengguna dan penyedia angkutan umum. Namun ketika harga tiket
dinaikkan sebesar P2 maka jumlah angkutan umum yang diminta akan turun sebesar Q2.

2.12 Evaluasi Proyek


Pengertian proyek menurut Arifin yang dikutip dari Mariyanne (2006) adalah suatu aktivitas
di mana dikeluarkannya uang dengan harapan untuk mendapatkan hasil (returns) di waktu yang
akan datang, yang direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai salah satu unit di mana biaya
maupun hasilnya dapat diukur. Terdapat berbagai pendapat mengenai pengertian proyek, salah
satunya ialah menurut Gray, et al.(2005:1) proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat
direncanakan dan dilaksanakan dalam satu bentuk kesatuan dengan mempergunakan
sumbersumber untuk mendapatkan manfaat. Adapun menurut Pudjosumarto (1995: 9-11) proyek
merupakan suatu rangkaian aktivitas yang dapat direncanakan, yang didalamnya menggunakan
sumber-sumber (input), misalnya: uang dan tenaga kerja, untuk mendapatkan manfaat
(benefits)atau hasil (returns) di masa yang akan datang.
Tujuan dari diadakannya evaluasi proyek adalah untuk
menganalisis suatu proyek tertentu, baik proyek yang akan dilaksanakan, sedang, dan selesai
dilaksanakan untuk bahan perbaikan dan penilaian pelaksanaan suatu proyek. Alasan suatu
proyek perlu dievaluasi karena:
1) Analisis dapat digunakan sebagai alat perencanaan di dalam pengambilan keputusan.
2) Analisis dapat digunakan sebagai pedoman atau alat di dalam pengawasan, apakah proyek
nanti dapat berjalan sesuai dengan direncanakan atau tidak.
2.13 Konstruksi Transportasi Terkini
MRT (Mass Rapid Transit) adalah suatu sistem tranportasi perkotaan yang mempunyai 3
kriteria utama, mass (daya angkut besar), rapid (waktu tempuh cepat dan frekuensi
tinggi), dan transit (berhenti di banyak stasiun di titik utama perkotaan.MRT (mass rapid transit)
secara harfiah dapat diartikan sebagai moda angkutan yang mampu mengangkut penumpang
dalam jumlah yang banyak (massal) dengan frekuensi dan kecepatan yang sangat tinggi (rapid).
Menurut modanya, MRT dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, antara lain: bus
(buslane/busway), subway, tram, dan monorail.

Gambar 2.3 MRT Jakarta

Sumber : http://shabrinac.blogspot.co.id/2012/11/proyek-mass-rapid-transit-mrt-jakarta.html

Bus MRT dapat dibedakan dengan bus angkutan biasa dan kendaraan lain karena biasanya
merupakan shuttle bus yang memiliki rute perjalanan tertentu dan beroperasi pada lajur khusus,
sehingga sering disebut buslane/busway. Pemisahan lajur ini dilakukan agar penumpang tidak
mengalami penundaan waktu perjalanan dan tidak terganggu oleh aktivitas moda angkutan lain
yang melintasi rute perjalanan yang sama. Busway sendiri biasanya bervariasi ada yang
berbentuk ganda (bus gandeng), bus tunggal, dan bus bertingkat. MRT jenis busway biasanya
lebih banyak dipilih oleh kota-kota di negara berkembang karena pengembangannya
membutuhkan biaya yang lebih murah dibandingkan dengan subway, monorel, ataupun tram.
Kota Bogota di Kolombia merupakan salah satu contoh sukses penerapan sistem busway. MRT
dalam bentuk subway pada prinsipnya memiliki kesamaan sistem operasi dengan kereta api.
Namun, konstruksi teknisnya terdapat perbedaan karena subway terletak di bawah tanah
(underground) tetapi stasiun-stasiunnya langsung terhubung ke lokasi pusat kegiatan. Di Eropa
Barat, subway merupakan salah satu moda angkutan yang sangat populer dan seringkali dikenal
dengan istilah metro system. Kota London merupakan kota pertama yang menerapkan sistem
subway sebagai moda angkutan massal berkecepatan tinggi pada tahun 1863.

Tram merupakan bentuk MRT dengan moda angkutan mirip dengan kereta api, tetapi jalur
operasinya dapat terintegrasi dengan jalan raya. Tram dapat ditemukan di hampir semua kota
menengah dan besar di Eropa dan di beberapa kota besar di Amerika. Tram pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1807 di Inggris dan merupakan bentuk awal MRT di dunia. Dalam
operasionalnya, dikenal dua jenis tram:
(1) tram yang jalur operasinya menyatu dengan jalur lalu-lintas kendaraan; dan

(2) tram yang memiliki jalur operasional tersendiri yang dikenal dengan istilah light rail.

Monorail merupakan MRT yangmemiliki jalur tertentu dan biasanya tidak mengambil ruang
kota yang luas. MRT jenis ini biasanya memiliki jalur di atas jalan raya dan yang ditopang dengan
tiang-tiang yang sekaligus berfungsi untuk membentuk lintasan monorail. Berbeda dengan MRT
lainnya, monorail biasanya hanya terdiri atas satu rute dengan sistem lintasan loop dengan
beberapa stasiun pemberhentian yang menghubungkan dengan MRT lainnya maupun langsung
ke lokasi kegiatan tertentu. Penggunaan monorail sudah banyak dikembangkan di kota-kota
metropolitan di dunia antara lain Moskow, Tokyo, dan Sydney.

2.14 Latar Belakang Pembangunan konstruksi MRT Jakarta

Perkiraan Jakarta macet total : Saat ini pertumbuhan jalan di Jakarta kurang dari 1 persen
per tahun dan setiap hari setidaknya ada 1000 lebih kendaraan bermotor baru turun ke jalan di
Jakarta (Data Dinas Perhubungan DKI Jakarta). Studi Japan International Corporation Agency
(JICA) 2004 menyatakan bahwa bila tidak dilakukan perbaikan pada sistem transportasi,
diperkirakan lalu lintas Jakarta akan macet total pada 2020 .

Kerugian ekonomi akibat kemacetan lalu lintas di Jakarta berdasarkan hasil penelitian
Yayasan Pelangi pada 2005 ditaksir Rp 12,8 triliun/tahun yang meliputi nilai waktu, biaya bahan
bakar dan biaya kesehatan. Sementara berdasarkan SITRAMP II tahun 2004 menunjukan bahwa
bila sampai 2020 tidak ada perbaikan yang dilakukan pada sistem transportasi maka perkiraan
kerugian ekonomi mencapai Rp 65 triliun/tahun. Polusi udara akibat kendaraan bermotor
memberi kontribusi 80 persen dari polusi di Jakarta. MRT Jakarta digerakan oleh tenaga listrik
sehingga tidak menimbulkan emisi CO2 diperkotaan.

Berdasarkan studi tersebut, maka jelas DKI Jakarta sangat membutuhkan angkutan massal
yang lebih andal seperti MRT yang dapat menjadi alternatif solusi transportasi bagi masyarakat
yang juga ramah lingkungan. Membangun sistem jaringan MRT bukanlah semata-mata urusan
kelayakan ekonomi dan finansial saja, tetapi lebih dari itu membangun MRT mencerminkan visi
sebuah kota. Kehidupan dan aktivitas ekonomi sebuah kota, antara lain tergantung dari seberapa
mudah warga kota melakukan perjalanan/mobilitas dan seberapa sering mereka dapat
melakukannya ke berbagai tujuan dalam kota. Tujuan Utama dibangunnya sistem MRT adalah
memberikan kesempatan kepada warga kota untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
perjalanan/mobilitasnya dengan lebih andal, terpercaya, aman, nyaman, terjangkau dan lebih
ekonomis.

2.15 Manfaat Kehadiran MRT

Manfaat langsung dioperasikannya sistem MRT ini adalah mampu mengurangi kepadatan
kendaraan di jalan karena dengan adanya MRT diharapkan dapat mengalihkan masyarakat yang
menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi missal.
Pembangunan MRT Jakarta juga diharapkan mampu memberi dampak positif lainnya bagi
Jakarta dan warganya antara lain:
1. Penciptaan lapangan kerja
2. Penurunan waktu tempuh & meningkatkan
3. Dampak lingkungan : 0.7% dari total emisi CO2, yaitu sekitar 93.663 ton per tahun akan
dikurangi oleh MRT (Data Revised Implementation Program for Jakarta MRT
System 2005)
4. Transit – Urban Integration yang menjadikan sistem MRT sebagai pendorong untuk
merestorasi tata ruang kota. Integrasi transit-urban diharapkan dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi pada area sekitar stasiun, sehingga dapat berdampak langsung kepada
peningkatan jumlah penumpang MRT Jakarta

Pengembangan MRT dapat menjadi alternatif solusi untuk mengatasi persoalan perangkutan
di kota-kota besar tersebut. Keunggulan sistem ini ialah kemampuannya mengangkut penumpang
dalam jumlah besar, cepat, dan dapat diandalkan dalam berbagai situasi. Dengan
mempergunakan MRT, ruang jalan akan jauh lebih efisien karena penggunaan kendaraan pribadi
dapat diminimalisasi.

Kereta rel listrik (KRL), kereta rel diesel (KRD), dan busway yang sudah dikembangkan di
kota-kota metropolitan di Indonesia sebenarnya sudah dapat dikategorikan sebagai sarana
transportasi massal. Namun, di berbagai kota, ketiganya belum dapat sepenuhnya dikategorikan
sebagai MRT karena belum memenuhi kriteria sebagai sarana transportasi yang benar-benar
cepat dan handal dalam segala situasi.

Upaya-upaya terobosan yang cukup kreatif yang dapat secara tidak langsung menunjang
pengembangan MRT perlu terus dikembangkan. Misalnya, program car free day.

Dalam kerangka pengembangan MRT yang terpadu, pemerintah harus mulai memikirkan
misalnya sarana angkutan feeder (antara) yang handal yang dapat menghubungkan rute MRT
dengan pusat-pusat permukiman.

Pemerintah juga perlu memperbaiki jalur-jalur pejalan kaki yang menghubungkan halte-
halte dengan pusat-pusat kegiatan.

Pengembangan MRT sebaiknya dimulai dengan yang sederhana seperti busway. Lalu,
seiring dengan bertambah rumitnya sistem pergerakan di suatu kota, program berikutnya dapat
melibatkan moda yang lebih rumit pula seperti monorail, tram, atau subway.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ekonomi transportasi adalah salah satu cabang ilmu ekonomi tentang kegiatan-kegiatan
yang berhubungan dengan transportasi untuk kebutuhan produksi, distribusi dan konsumsi
masyarakat. Oleh karena itu Pemerintah perlu mengedepankan pentingnya transportasi sebagai
urat nadi perekonomian. Ekonomi transportasi meliputi prinsip-prinsip analisis dan penerapan
konsep ekonomi teknik dalam penggunaaan/pengoperasian moda transportasi, optimalisasi lalu
lintas serta investasi pada infrastruktur transportasi termasuk mengidentifikasi dan
mengkuantifikasi parameter-parameter biaya dan manfaat, seperti biaya investasi, operasi dan
pemeliharaan, nilai waktu, biaya operasi kendaraan, dan besaran ekonomi lainnya,
memperhatikan aspek akuntansi yang perlu dilakukan dalam kajian infrastruktur transportasi,
serta menerapkan beberapa metode kajian kelayakan investasi.

Pembiayaan proyek transportasi diperoleh dari dua sumber yaitu pemerintah dan swasta,
sumber pendanaan pemrintah berasal dari anggaran pembangunan baik pusat maupun daerah,
sedangkan pembiayaan dari swasta diperoleh dari pengguna sistem yang dibangun oleh swasta
seperti pada jalan tol.

MRT (Mass Rapid Transit) adalah suatu sistem tranportasi perkotaan yang mempunyai 3
kriteria utama, mass (daya angkut besar), rapid (waktu tempuh cepat dan frekuensi
tinggi), dan transit (berhenti di banyak stasiun di titik utama perkotaan. Pembangunan MRT ini
diharapkan menjadi solusi dalam dunia transportasi di Indonesia.Dalam perkembangan
berkelanjutan ini, MRT diharapkan juga mampu untuk memberikan manfaat bagi warga DKI
Jakarta dalam menanggulangi kemacetan yang ada.

3.2 Kritik dan Saran


Untuk memajukan ekonomi transportasi di Indonesia, pemerintah perlu melakukan tindakan
mengenai peningkatan infrastruktur maupun kualitas pelayanan transportasi agar sebanding
dengan peningkatan ekonomi di Indonesia. Selain itu Konstruksi terkini seperti MRT harus
berjalan dengan baik dan memiliki pelayanan yang berkualitas dan ekonomis agar nantinya
konstruksi tersebut bisa membawa kemajuan yang siginifikan bagi ekonomi transportasi di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Kamaludin,Rustian.2003.Ekonomi Transportasi,karekteristik,teori dan kebijakan.jakarta:Ghalia


Indonesia
https://austengineer.wordpress.com/2012/12/24/mass-rapid-transit-2
http://mayhamsah-makalah.blogspot.com/2011/06/makalah-transportasi.html

Anda mungkin juga menyukai