Anda di halaman 1dari 10

3.

10 TERLAKSANANYA MANAJEMEN ASET DAN INVESTASI BERKELANJUTAN


(SUSTAINABILITY) YANG TERINTEGRASI DAN ADAPTIF
3.10.1 Terwujudnya target Aspek Lingkungan melalui proses bisnis yang menerapkan
prinsip-prinsip efisiensi sumber daya dan ramah lingkungan
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan :
a.Terwujudnya pengembangan dan implementasi program go-green secara konsisten dan
berkelanjutan.
b. Terwujudnya penyusunan standardisasi sarpras yang mendukung program go-green DJKN.
c. Terwujudnya penyusunan tata kelola green building DJKN.
d. Terwujudnya target terbangunnya dan tersertifikasinya beberapa green building DJKN.
e. Terwujudnya target terbangunnya dan tersertifikasinya beberapa green building Kementerian
Keuangan dan K/L.
f. Terwujudnya pengelolaan aset (data-driven asset management) yang efisien dalam penggunaan
energi (a.l. penggunaan solar system, automation/smart system).
g. Terlaksananya penggunaan renewable materials dalam pembangunan gedung pemerintah
3.10.2 Terwujudnya Target Aspek Sosial
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan:
a. Terwujudnya pedoman analisa aspek sosial sebagai akibat/dampak dari
pembangunan/keberadaan suatu aset atau investasi.
b. Terwujudnya hasil analisa aspek sosial sebagai akibat/dampak dari pembangunan/keberadaan
suatu aset atau investasi.
c. Terwujudnya lingkungan penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik yang aman,
sehat, dan memiliki akses bagi difabel.
d. Terlaksananya identifikasi aset heritage di seluruh Indonesia dan kajian peran heritage asset
sebagai warisan budaya yang berperan dalam kepariwisataan setempat, promosi budaya dan
produk lokal, dan/atau pertumbuhan angkatan kerja.
3.10.3. Tercapainya target Aspek Ekonomi/Finansial
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan:
a. Tersusunnya pedoman analisa peranan aset dalam perkonomian setempat, pasar properti,
meningkatkan jumlah pembayar pajak, dan/atau pertumbuhan angkatan kerja.
b. Tersusunnya hasil analisa peranan aset dalam perkonomian setempat, pasar properti,
meningkatkan jumlah pembayar pajak, dan/atau pertumbuhan angkatan kerja.
c. Terlaksananya repurposing, rezoning, dan recycling aset.
3.10.4. Terwujudnya regulasi manajemen aset yang adaptif terhadap isu sustainability.
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terwujudnya peningkatan kerjasama khususnya di bidang manajemen aset dan investasi dengan
negara lain/lembaga internasional.
b. Terwujudnya pelaksanaan benchmarking ke negara lain/lembaga internasional dalam rangka
penyusunan asset management and investment best practices.
c. Terwujudnya pelaksanaan identifikasi regulasi terkait manajemen aset dan investasi dengan
kriteria adaptif terhadap perubahan lingkungan.
d. Terlaksananya focused group discussion (FGD) dengan K/L dalam rangka perumusan hasil
identifikasi. e. Tersusunnya draft kajian dan masukan terkait manajemen aset dan investasi dengan
kriteria adaptif terhadap perubahan lingkungan.
f. Tersusunnya regulasi manajemen aset dan investasi yang adaptif terhadap lingkungan.
g. Terwujudnya implementasi regulasi manajemen aset dan investasi yang adaptif terhadap
lingkungan. h. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas implementasi manajemen aset dan
investasi dengan kriteria adaptif terhadap lingkungan.
3.10.5. Terwujudnya siklus pengelolaan aset pada DJKN dan “7 cycle” yang efektif dan
berkesinambungan pada LMAN
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terlaksananya kegiatan repurposing, rezoning, recycling atas aset dengan piloting di
Kementerian Keuangan.
b. Terlaksananya kegiatan repurposing, rezoning, recycling atas aset dengan piloting di satker K/L
terpilih.
c. Terlaksananya kegiatan repurposing, rezoning, recycling atas aset di seluruh K/L.
d. Terwujudnya regulasi terkait mekanisme pemanfaatan aset yang lebih sederhana.
e. Terwujudnya skema pemanfaatan aset yang market/industry-based.
f. Terwujudnya aset register modern dalam portofolio asset secara digital.
3.10.6. Terwujudnya asset resilience provision yang berkontribusi bagi ketahanan kota dan
adaptif serta tangguh terhadap dampak climate change dan ring of fire.
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Tersusunnya pedoman pencegahan dan recovery aset berisiko bencana bekerjasama dengan
Kementerian PUPR dan BNPB.
b. Terwujudnya manajemen aset yang responsif bencana.
c. Terlaksananya sosialisasi asuransi aset dan piloting.
d. Terlaksananya asuransi aset sesuai prioritas
3.10.7. Terwujudnya aset negara sebagai pendukung dalam “smart city”
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terbitnya pedoman aset negara sebagai pendukung dalam “smart city”.
b. Terwujudnya forum koordinasi dengan Pemda setempat yang menerapkan konsep “smart city
3.11. TERCAPAINYA KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER)
ATAS LAYANAN YANG DIBERIKAN DJKN
Tujuan tersebut diharapkan dapat tercapai melalui sasaran strategis sebagai berikut:
3.11.1. Tercapainya kepuasan pemangku kepentingan internal atas sarana dan prasarana
serta layanan yang diberikan DJKN
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terlaksananya inventarisasi dan pemetaan kelengkapan dan kelayakan sarana dan prasarana
DJKN.
b. Tersusunnya pedoman rancangan dan implementasi desain interior dan eksterior bangunan
gedung kantor DJKN yang berkarakter khas atau kearifan lokal yang mendukung open space dan
coworking space, digital workplace, e-office, dan branding DJKN.
c. Tersusunnya pedoman open space dan coworking space di DJKN.
d. Tersusunnya pedoman digital workplace dan e-office DJKN.
e. Terwujudnya lingkungan dan ruang bekerja yang memenuhi standar keamanan, kenyamanan,
ramah lingkungan, mendukung gerakan “go-green”, dan memenuhi unsur estetika.
f. Terwujudnya ruang bekerja yang mendukung implementasi desain interior dan eksterior
bangunan gedung kantor DJKN yang berkarakter khas atau kearifan lokal yang mendukung open
space dan coworking space, digital workplace, e-office, dan branding DJKN.
g. Terwujudnya implementasi open space dan coworking space di Kantor Pusat DJKN.
h. Terwujudnya implementasi digital workplace dan e-office di Kantor Pusat DJKN.
i. Terwujudnya implementasi digital workplace dan e-office di Kantor Vertikal DJKN.
j. Terwujudnya ruang bekerja yang mendukung open space dan coworking space di beberapa
kantor terpilih pada K/L.
k. Terwujudnya ruang bekerja yang mendukung open space dan coworking space di seluruh kantor
pada K/L.
l. Tersusunnya rumusan dan pedoman penilaian kinerja bangunan gedung milik DJKN dengan
balance scored card sesuai best practices dalam facility management.
3.11.2. Tercapainya kepuasan pemangku kepentingan eksternal atas sarana dan prasarana
serta layanan yang diberikan DJKN
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Tersusunnya Standar Pelayanan Minimal (SPM) pada layanan unggulan DJKN.
b. Terwujudnya pelayanan yang prima, responsif dan proaktif pada Area Pelayanan Terpadu
(APT) pada seluruh unit DJKN.
c. Terwujudnya sarana dan prasarana APT yang berkarakter khas atau kearifan lokal untuk
mendukung branding DJKN.
d. Tersusunnya rumusan dan pedoman penilaian kinerja bangunan gedung milik DJKN dengan
balance scored card sesuai best practices dalam facility management.
e. Terlaksananya penilaian kinerja bangunan gedung milik DJKN dengan balance scored card
sesuai best practices dalam facility management.
f. Terwujudnya sarana dan prasarana bangunan gedung pelayanan Kantor Vertikal DJKN yang
responsif terhadap kebutuhan kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, wanita hamil,
lansia, dan lain sebagainya.
g. Terwujudnya sarana dan prasarana bangunan gedung pelayanan Kantor Vertikal DJKN yang
memenuhi standar keamanan, kenyamanan, ramah lingkungan, mendukung gerakan go-green,
mendukung digital workplace, dan memenuhi unsur estetika.
h. Terwujudnya pelayanan DJKN yang tepat waktu, memberi kepastian biaya pelayanan, dan
mudah dipantau progres penyelesaian secara online (dalam jaringan/daring).
i. Tercapainya indeks kepuasan pemangku kepentingan.
j. Terlaksananya monitoring dan evaluasi dampak pemberlakuan open space/coworking
space/digital workplace/e-office terhadap kepuasan pemangku kepentingan
3.11.3. Terwujudnya simplifikasi dan integrasi regulasi dan proses bisnis aktivitas inti
DJKN (manajemen aset dan investasi) dan aktivitas pendukung utama DJKN (penilaian,
lelang, dan pengelolaan piutang negara) yang komprehensif, berorientasi pada pengguna
jasa, dan memenuhi prinsip akuntabilitas.
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Tersusunnya kajian simplifikasi dan integrasi regulasi dan proses bisnis secara komprehensif.
b. Terwujudnya simplifikasi dan integrasi regulasi dan proses bisnis secara komprehensif.
c. Terwujudnya implementasi regulasi yang sederhana dan integratif.
d. Terwujudnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas implementasi regulasi yang ditetapkan.
e. Terwujudnya implementasi proses bisnis yang sederhana dan integratif.
f. Terwujudnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas implementasi proses bisnis yang
ditetapkan.
g. Terlaksananya cleansing data error sistem laporan keuangan. h. Terwujudnya pengurangan
jumlah produk laporan.
3.12. TERBANGUNNYA BUDAYA ASET YANG BAIK (SOUND ASSET CULTURE)
Tujuan tersebut diharapkan dapat tercapai melalui sasaran strategis sebagai berikut:
3.12.1. Terciptanya dan terlaksananya pengembangan kompetensi baru manajer aset
(distinguished asset manager)
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terwujudnya standar kompetensi yang diperlukan oleh distinguished asset manager yang
antisipatif terhadap revolusi industri 4.0. dan pembangunan berkelanjutan.
b. Terbentuknya Jabatan Fungsional Manajer Aset (JF Penatalaksana Barang tingkat ahli).
c. Terpenuhinya kompetensi baru distinguished asset manager DJKN.
3.12.2. Terwujudnya budaya dan kode etik “distinguished asset manager” yang sejalan
dengan nilai-nilai Kementerian Keuangan Adapun indikator capaian atau program yang
dilakukan, yaitu:
a. Tersusunnya rumusan budaya kerja yang sesuai dengan nilai-nilai Kementerian Keuangan.
b. Tersusunnya modul budaya kerja organisasi dan distinguished asset manager.
c. Terlaksananya pembahasan dan penetapan modul budaya kerja organisasi dan distinguished
asset manager.
3.12.3. Terwujudnya perilaku distinguished asset manager sesuai dengan kode etik Adapun
indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terlaksananya internalisasi budaya kerja dan kode etik.
b. Terlaksananya sosialisasi nilai budaya dan kode etik.
c. Terlaksananya monitoring dan evaluasi perilaku distinguished asset manager sesuai dengan
kode etik
3.13. OPTIMALNYA MODAL ORGANISASI
Tujuan tersebut diharapkan dapat tercapai melalui sasaran strategis sebagai berikut:
3.13.1. Terwujudnya fit-for-purpose organization
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terwujudnya reorganisasi penajaman fungsi regulator, pembina, dan operasional/layanan pada
kantor pusat, kantor vertikal, dan LMAN.
b. Terwujudnya regulasi terkait kewenangan, tugas, dan fungsi Direktorat KND dan pembagian
kewenangan, tugas dan fungsi yang jelas antara Direktorat KND dengan unit terkait lainnya.
c. Terwujudnya sinkronisasi dan sinergi tugas dan fungsi manajemen aset antar lembaga dalam
perencanaan dan monev.
d. Terwujudnya sinkronisasi regulasi terkait pengelolaan investasi pemerintah dengan stakeholder
terkait
e. Terwujudnya reorganisasi penajaman fungsi regulator, pembina, dan operasional/layanan pada
kantor pusat, kantor vertikal, dan LMAN sebagai dampak pelaksanaan virtual office di masa
depan.
f. Terwujudnya perluasan wewenang kepada DJKN terutama aset T/B.
g. Terwujudnya perluasan pendelegasian wewenang manajemen aset kepada K/L.
3.13.2. Terwujudnya center of excellence di bidang Manajemen Aset dan Investasi
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terlaksananya penyusunan kajian strategis dan kebijakan kerjasama kelembagaan dalam rangka
pengembagan manajemen aset dan investasi.
b. Terlaksananya studi dan benchmarking.
c. Tersusunnya kajian dan pedoman kerja sama kelembagaan di bidang manajemen aset dan
investasi dengan lembaga di dalam dan luar negeri.
d. Tersusunnya draft MoU dan pelaksanaan kerja sama kelembagaan di bidang manajemen aset
dan investasi dengan lembaga di dalam dan luar negeri.
e. Terlaksananya monitoring dan evaluasi efektifitas kerja sama kelembagaan
3.14. OPTIMALNYA MODAL SUMBER DAYA INSANI YANG PROFESIONAL,
BERINTEGRITAS, MODERN, DAN BERWAWASAN GLOBAL
Tujuan tersebut diharapkan dapat tercapai melalui sasaran strategis sebagai berikut:
3.14.1. Terwujudnya SDM dengan pemahaman dan implementasi nilai-nilai Kementerian
Keuangan dan budaya organisasi yang mumpuni.
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Tersusunnya rumusan budaya kerja DJKN yang sesuai dengan nilai-nilai Kementerian
Keuangan.
b. Terlaksananya budaya organisasi yang mendukung peningkatan/implementasi nilai integritas.
3.14.2. Terwujudnya sistem pembelajaran dan pengembangan SDM yang berkelanjutan
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terlaksananya Program continuous professional development bagi DJKN bekerjasama dengan
PKN STAN, Pusdkilat KNPK, dan lembaga akademik dan pelatihan lainnya.
b. Terwujudnya grand design program secondment.
c. Terwujudnya penguatan kapasitas K/L melalui penjadwalan secondment ke DJKN dan/atau
bekerja sama dengan PKN STAN, Pusdiklat KNPK, serta lembaga akademik dan pelatihan
lainnya.
d. Terwujudnya penguatan kapasitas Penilai Pemerintah melalui penjadwalan secondment ke
DJKN dan/atau bekerja sama dengan PKN STAN, Pusdiklat KNPK, serta lembaga akademik dan
pelatihan lainnya.
e. Terwujudnya penguatan kapasitas Penatalaksana Barang melalui penjadwalan secondment ke
DJKN dan/atau bekerja sama dengan PKN STAN, Pusdiklat KNPK, serta lembaga akademik dan
pelatihan lainnya.
f. Terselenggaranya penempatan pegawai untuk program secondment pada SMV dengan target
pengenalan proses busnis SMV.
g. Terwujudnya budaya kepemimpinan yang mampu memberdayakan pegawai melalui coaching
dan mentoring.
h. Terbangunnya sistem e-learning yang memenuhi kriteria lengkap, mudah diakses, berbasis
mobile.
3.14.3. Terlaksananya program internship di dalam dan luar negeri
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terwujudnya grand design program internship.
b. Terwujudnya kerjasama program internship.
c. Terlaksananya monitoring dan evaluasi efektifitas program internship.
3.14.4. Terwujudnya penguatan dan penyediaan tenaga fungsional dan profesional
bersertifikasi
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terwujudnya penguatan Jabatan Fungsional Pelelang dan Pranata Komputer.
b. Terwujudnya Jabatan Fungsional Penilai Pemerintah, Penatalaksana Barang, Analis Investasi
dan Jabatan Fungsional lain yang relevan di lingkungan DJKN.
c. Terwujudnya Jabatan Fungsional Penilai Pemerintah di lingkungan
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah.
d. Tercapainya target SDM bersertifikasi profesional penilai internasional (Royal Institution of
Chartered Surveyors/RICS).
e. Tercapainya target SDM bersertifikasi profesional analis keuangan dan investasi (Certified
Public Accountant/CPA dan Certified Financial Analyst/CFA).
3.14.5. Terwujudnya knowledge management DJKN Adapun indikator capaian atau
program yang dilakukan, yaitu:
a. Terselenggaranya “community of practice” dengan mendorong terbentuknya forum diskusi dan
komunikasi pegawai dalam satu bidang tugas/profesi (knowledge cafe, komunitas profesi).
b. Terlaksananya “research-based policy” dengan membudayakan menulis dan membaca, serta
melakukan penelitian yang mendukung pengambilan kebijakan di DJKN.
c. Terlaksananya “knowledge sharing” melalui diseminasi pengetahuan untuk mendapatkan
manfaat yang lebih luas (knowledge sharing alumni tugas belajar atau pelatihan).
d. Terwujudnya “knowledge management system” dengan pemanfaatan TIK untuk meningkatkan
kualitas dan memperluas cakupan knowledge management (a.l. portal elearning, forum diskusi).
3.14.6. Terwujudnya perlindungan hukum bagi Jabatan Fungsional di DJKN (Pelelang,
Penilai, Penatalaksana Barang, Analis Investasi Pemerintah) Adapun indikator capaian
atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terbitnya pedoman dalam rangka perlindungan hukum bagi Jabatan Fungsional di DJKN
(Pelelang, Penilai, Penatalaksana Barang, Analis Investasi Pemerintah)
b. Terbitnya regulasi penguatan perlindungan hukum bagi Jabatan Fungsional di DJKN (Pelelang,
Penilai, Penatalaksana Barang, Analis Investasi Pemerintah)
3.15. OPTIMALNYA MODAL TEKNOLOGI INFORMASI
Tujuan tersebut diharapkan dapat tercapai melalui sasaran strategis sebagai berikut:
3.15.1. Terwujudnya Enterprise Architecture (EA) DJKN
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Tersusunnya cetak biru Enterprise Architecture DJKN dan Kementerian Keuangan.
b. Terlaksananya Enterprise Architecture DJKN dan Kementerian Keuangan.
3.15.2. Implementasi e-Office secara menyeluruh Adapun indikator capaian atau program
yang dilakukan, yaitu:
a. Terwujudnya penyusunan regulasi e-Office DJKN.
b. Terwujudnya integrasi aplikasi saat ini ke dalam e-Office DJKN dan e-Kemenkeu.
c. Terwujudnya implementasi aplikasi e-Office DJKN lingkup Kantor Pusat.
d. Terwujudnya implementasi aplikasi e-Office DJKN seluruh instansi DJKN.
3.15.3. Terwujudnya transformasi digital proses bisnis manajemen aset dan investasi DJKN
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terwujudnya penyempurnaan “Blue-print TIK DJKN 2016-2020” sebagai blue-print
transformasi digital manajemen aset.
b. Terlaksananya piloting transformasi digital di Kementerian Keuangan dan K/L terpilih.
c. Terlaksananya transformasi digital manajemen aset dan investasi di K/L
3.15.4. Terwujudnya IT-based services dalam manajemen aset
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terlaksananya penyusunan klasifikasi data DJKN.
b. Terlaksananya sinergitas dengan sharing industri.
c. Terwujudnya konektivitas Big Data.
d. Terbangunnya sistem integrasi dan interkoneksi basis data DJKN.
e. Terwujudnya pelayanan pengelolaan aset berbasis IT (SIMAN).
f. Terwujudnya Portal Lelang Indonesia berbasis e-commerce best practice
g. Terbangunnya “asset intelligence” melalui portofolio aset memuat profil aset yang terpetakan
(GIS), real-time, sistematis, dan komprehensif.
3.15.5. Pengelolaan investasi pemerintah berbasis IT yang andal
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terwujudnya Modul Investasi Pemerintah yang terintegrasi dengan sub modul:
1. Early Warning System Kinerja BUMN.
2. Monitoring dan Evaluasi Badan Layanan Umum.
3. Perencanaan Investasi Pemerintah.
4. Monitoring Kinerja Dekomwas.
5. Penatausahaan Kekayaan Negara Dipisahkan.
b. Terwujudnya interkoneksi data dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian BUMN.
c. Aksesibilitas informasi Investasi Pemerintah kepada masyarakat.
d. Terwujudnya artificial intelligence Investasi Pemerintah.
e. Terbangunnya Modul Investasi Pemerintah sub modul Sistem Pendukung Laporan Keuangan
Invetasi Pemerintah.
f. Terealisasinya Modul Investasi Pemerintah fokus Penguatan Pengelolaan BUMN di bawah
pembinaan dan pengawasan BUMN Menteri Keuangan.
g. Mobile Version Modul Investasi Pemerintah.
h. Terbangunnya basis data aset dan KND terkomputerisasi secara komprehensif, integratif, dan
interkonektif dengan fungsi treasury (Integrated Financial Management System/IFMS) dan
governance investasi pemerintahyang menjadi subsistem yang mendukung pendekatan integratif
(whole-of government).
i. Terwujudnya sistem monitoring tindaklanjut laporan hasil pemeriksaan
j. Terkoneksi dengan Arsitektur IT Kementerian Keuangan
3.15.6. Terwujudnya pusat data yang integratif dan andal untuk berbagai kepentingan
Adapun indikator capaian atau program yang dilakukan, yaitu:
a. Terbangunnya basis data penilaian yang tersentralisasi di DJKN dan terkoneksi secara
komprehensif dan integratif untuk mendukung penilaian dan pengelolaan kekayaan negara.
b. Terwujudnya Pusat Data BUMN dan BLU andal.
c. Terwujudnya pusat data investasi pemerintah yang integratif dan andal
d. Terwujudnya optimalisasi pemanfaatan “big data”, “internet of things”, dan “artificial
intelligence” untuk manajemen aset (transformasi digital manajemen aset).
e. Terlaksananya evaluasi dan pengembangan teknologi “big data”, “internet of things”, dan
“artificial intelligence” secara konstruktif sehingga dapat menjadi TIK yang andal dan akuntabel.
f. Terwujudnya pelayanan lelang melalui Portal Lelang Indonesia berbasis e-commerce best
practice baik secara mandiri atau berkolaborasi dengan e-marketplace.

Anda mungkin juga menyukai