Anda di halaman 1dari 6

ANAMNESIS, PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSIS

BANDING
Heris
ANAMNESIS
Keluhan utama : Lemah, Lesu dan diare.
Keluhan tambahan : Nyeri perut, kurang nafsu makan, demam, ground-itc (gatal kulit tempat
masuknya larva filariform), dapat disertai dengan dahak berdarah.

Menelaah Riwayat penyakit :

 Pernah atau tidaknya pasien mengalami keluhan yang sama sebelumnya ?


 Bagaimana kondisi lingkungan di tempat pasien bekerja ?
 Apakah penderita memakai alas kaki, sarung tangan, atau alat pelindung lainnya saat
sedang bekerja ?
 Apakah anda mengalami penurunan berat badan ?
 Pupuk apa yang anda gunakan dalam berkebun atau pertanian ?
 Ada tidaknya keluarga atau tetangga yang mengalami keluhan yang sama
 Ada tidaknya penggunaan obat atau pernah atau tidaknya berobat ke rumah sakit atau pun
puskesmas

PEMERIKSAAN FISIK
Hasil pemeriksaan fisik yang diperoleh pada pasien yang menderita infeksi Cacing Nematoda
adalah :
Observasi :
 Kesadaran pasien : Sadar, gelisah dan lainnya
 Gaya berjalan pasien saat memasuki ruangan (sambil menggaruk-garuk anus,ditopang
oleh keluarga)
Inspeksi:
 Kondisi tubuh pasien (lemah, lesu, kurus / malnutrisi)
 Keadaan kulit (pucat, vesikel, makulopapula)
 Malaise
 Anemis, conj. Palpebra inferior pucat
 Kesulitan dalam bernafas

Palpasi:
 Nyeri tekan pada daerah abdomen
 Denyut nadi yang lemah
 Adanya demam

Perkusi:
 Perkusi batas-batas organ; Hati dan splen.

Auskultasi:
 Adanya ronkhi kasar
 Suara jantung yang melemah

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan lab.;
Jenis cacing nematoda: ancylostoma duodenal, necator americanus / cacing tambang
Pemeriksaan penunjang saat awal infeksi (fase migrasi larva) mendapatkan:
a) Eosinofilia (1.000-4.000 sel/ml),
b) Feses normal,
c) Infiltrat patchy pada foto toraks dan
d) Peningkatan kadar IgE
Pemeriksaan penunjang pada cacing tambang dewasa dilakukan dan dapatmenemukan telur
cacing dan atau cacing dewasa pada pemeriksaan feses. Tanda-tandaanemia defisiensi besi yang
sering dijumpai adalah anemia mikrositik-hipokrom, kadar besiserum yang rendah, kadar total
iron binding capacity yangtinggi. Di sini perlu dieksklusi penyebab anemia hipokrom mikrositer
lainnya.Dapat ditemukan peningkatan IgE dan IgG4,tetapi pemeriksaan IgG4 tidak
direkomendasikan karena tinggi biayanya.
Hal-hal penting pada pemeriksaan laboratorium, diantaranya adalah telur cacing tambang
yang ditemukan dalam tinja sering dikacaukan oleh telur A.lumbricoides yang berbentuk
dekortikasi. Tinja yang dibiarkan lebih dari 24 jam tanpa diawetkan maka telur yang ada di
dalamnya akan berkembang, menetas dan mengeluarkan larva labditiform. Larva labditiform
cacing tambang harus dibedakan dengan Stronyloides stercoralis dan Trichostrongylus (melalui
pembiakan larva metode Harada Mori). Telur cacing tambang mudah rusak oleh perwanaan
permanen dan telur lebih mudah di lihat pada sediaan basah.
Diagnosis infeksi cacing tambang dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Pemeriksaan Sediaan langsung
Diambil tinja kira-kira 0,2 g diletakan pada kaca benda. Kemudian ditambah 1-2 tetes
larutan garam fisiologis dan diratakan. Selanjutnya ditutup dengan kaca penutup dan
langsung diperiksa dibawa mikroskop. Untuk memberikan warna pada tinja agar
telur cacing tampak lebih jelas, dapat digunakan 1 tetes eosin 0,2% sebagai pengganti
garam fisilogis.

2. Tehnik Pengapungan Dengan NaCl jenuh.


Dimasukan tinja kurang lebih 5 g kedalam tabung reaksi dan ditambah NaCl
jenuh,diaduk sampai homogen, diambil kaca tutup, dan diamkan 10-15 menit di dalam
tabung reaksi. Diambil kaca tutup tanpa mengubah kedudukannya langsung diletakan
pada kaca benda dan diperiksa telur-telurnya.

3. Pemeriksaan Tinja menurut Kato


Tehnik ini dirintis oleh kato untuk pemeriksaan telur cacing,yaitu: memotong kertas
selofan 30-50 mm x 20-30 mm dan direndam dalam larutan malachite green 3% yang
encer selama 24 jam atau lebih. Ambil tinja 50-60 mg diletakan diatas kaca benda dan
tutup sepotong selofan yang telah direndam dalam larutan tersebut. Diratakan dengan
ibu jari dan ditekan selofan tadi supaya tinjanya merata. Kaca benda tersebut didiamkan
pada suhu 400C selama 30 menit atau suhu kamar selama 1 jam. Sediaan tersebut
diperiksa dengan pembesaran lemah atau lensa objektif 10x.
4. Tehnik Biakan dengan Arang
Tehnik ini untuk kultur larva adalah menggunakan arang dengan meniru keadaan
alam. Caranya diencerkan 20-40g tinja dengan air kran smapai menjadi suspensi yang
kental. Disaring dengan 2 lembar kain kasa dan ditampung dalam cawan petri yang besar
(kurang lebih 3x 4 inci) berisi butiran arang kecil. Butiran arang tersebut di
campur dengan air sedikit sehingga keadaan menjadi lembab, Jangan terlalu banyak.
Cawan petridi tutup dan ditempatkan pada tempat yang aman. Pada hari berikutnya
cawan petri harus di periksa, apakah masih cukup air jika di perlukan tambahkan
air.cawan tersebut diperikas pada tiap hari, harus hati-hati sebab air yang mengandung
larva yang terdapat pada permukaan bagian bawah tutp, merupakan larva infektif. Hari ke
5 atau 6 dalam kultur dapat dihasilkan larva cacing. Untuk memeriksa larva siapakan kain
kasa yang dipotong sama dengan diameternya. Kain kasa di ambil dengan hati-hati,
pasang penjepit.upayakan jangan sampai menyentuh arang. Tutup cawan petri dibuka
sedkiti supaya kena sumber cahaya 6-8 inci. Setelah 1 jam saringan diambil dengan
penjepit/pinset dan diletakkan ke permukaan air. Hasil dapat diambil setelah 30-60 menit
dengan sebuah pipet diberikan pada kaca benda serta ditutup dengan kaca pentup dan
periksa dibawah mikroskop.

5. Tehnik Menghitung Telur Cara Stool


Metode ini dapat digunakan untuk menaksir jumlah cacing dengan
menghitung jumlah telur. Caranya: sebuah botol di isi dengan NaOH 0,1 N 56 ML(Stool)
dan dimasukan tinja, diaduk smapai homogen, dipipet 0,15 dan diletakan dikaca benda
lalu ditutup dengan kaca penutup dan periksa. Telur per gram akan tergantung pada
konsistensi fesesnya, yaitu:
 Tinja yang lembek,EPG(egg per gram) dalam pemeriksaannya dikalikan
setengah.
 Tinja setengah encer,EPG yang diperoleh dikalikan 2.
 Tinja encer, EPG yang diperoleh pada pemeriksaan dikalikan 3.
6. Tehnik pengendapan Sederhana
Tehnik ini memerlukan waktu yang lama, tetapi mempunyai keuntungan karena
dapat mengendapkan telur tanpa merusak bentuknya. Caranya: diambil 10 mg tinja dan
diencerkan dengan air sehingga volumenya menjadi 20 kali. Disaring melalui 2
lembar kain kasa dan dibiarkan 1 jam. Menuangakan supernatan dan ditambahkan dengan
air dan didiamkan selama 1 jam serta di ulangi sampai supernatan menjadi jernih.
Kemudian ditunangkan supernatan yang jernih dengan pipet panjang untuk mengambil
endapan dan ditempatkan pada kaca benda sefta ditutup dengan kaca peutup.selanjutnya
dibaca dibawah mikroskop.

7. Tehnik biakan Menurut Harada Morn


Metode ini menggunakan tabung dengan diameter 18 mm dan panjang 170 mm.
Kira-kira 0,5 g tinja di oleskan pada 2/3 dari secarik kertas saring yang lebarnya 25 mm
dan panjangnya 150 mm dengan menggunakan batang pengaduk. Dari kertas uang
dioleskan tinja, dilipat menjadi 2 melalui poros yang panjang dengan permukaan yang
diolesi di bagian dalam dan disisipkan kedalam tabung tes, di tambah air dan air tidak
menyentuh tinja. Tabung di ikat dengan karet, kemudian tabung di simpan 4-7 hari pada
suhu kamar. Larva yang berkembang biak muncul di dalam air 3 hari setelah dikultur dan
mencapai maks 7 hari. Larva dalam air dapat diperiksa dengan loupe atau mikroskop
pembesran obyektif 10x.

8. Tehnik Pengapungan Dengan Pemusingan dengan ZnSO4


Diambil tinja sebesar biji kelereng dan dimasukan kedalam tabung reaksi, ditambah
air sedikit demi sedikit dan diaduk sampai volume menjadi 10 kalinya. Diambil kain kasa
untuk menyaring tinja yang telah diaduk dan di ditampung dalam tabung
pemusing.Dipusing dengan kecepatan 1800 rpm selama 1-2 menit dan ini lakukan
sebanyak 3-4kali. Tambahkan larutan ZnSO4 sampai 2/3 tabung pemusing dan diaduk
serta dipusing lagi dgn kecepatan 1800 rpm selama 1-2 menit.material yang mengapung
diambil dengan pipet dan di taruh di kaca benda di tambah larutan J-KJ, dicampur,
ditutup memakai kaca tutup dan diperiksa dibawa mikroskop.
9. Tehnik Pengapungan dengan Gula
Diambil tinja 3 mg dilarutkan dalam 3 ml larutan gula dan diaduk sampai rata.
Ditambah larutan gula jenuh lagi sampai permukaan mulut tabung cembung. Kaca tutup
ditaruh diatas tabung reaksi, setelah 25 menit kemudian kaca tutup diletakan diatas
kaca benda. Periksa di bawa mikroskop.

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding untuk infeksi cacing tambang adalah penyakit-penyakit:
 Penyebab lain anemia
 Tuberkulosis
 Penyebab gangguan perut lainnya

Referensi:
1) ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/download/1132/491
2) http://www.scribd.com/doc/68972855/30/G-Diagnosis-Cacing-Tambang
3) Buku Ajar Parasitologi Kedokteran. 2010

Anda mungkin juga menyukai