Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “Demam Kuning”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Karantina
Kesehatan. Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan,
baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kelompok
1
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penyakit Demam Kuning dan Penyebabnya ............. 3
2.2 Cara Penularan Penyakit Demam Kuning .................................. 3
2.3 Gejala yang Ditimbulkan dari Penyakit Demam Kuning ............ 4
2.4 Model Epidemiologi yang Digunakan Pada Penyakit
Demam Kuning ........................................................................... 4
2.5 Riwayat Alamiah Penyakit Demam Kuning .............................. 5
2.6 Cara Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Demam Kuning .. 6
2.7 Pengobatan Penyakit Demam Kuning ........................................ 8
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
ataupun dari vektor binatang. Salah satu penyakit yang disebabkan oleh virus
adalah demam kuning (Yellow Fever).
Demam kuning disebabkan oleh virus yang ditularkan
melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti, dan spesies lainnya yang
ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan dan Afrika, tetapi
tidak di Asia (Newsmedical, 2012). Pada 200.000 kasus demam kuning, 30.000
diantaranya dapat menyebabkan kematian di seluruh dunia setiap tahun. Meskipun
penyakit demam kuning belum pernah dilaporkan di Asia, tetapi wilayah ini tetap
berisiko karena kondisi yang diperlukan untuk transmisi hadir di sana. Dalam
abad terakhir (XVII ke XIX) wabah demam kuning dilaporkan di Amerika Utara
(NewYork, Philadelphia, Charleston, New Orleans, dll) dan Eropa
(Irlandia,Inggris, Perancis, Italia, Spanyol dan Portugal). Kasus fatalitas berkisar
dari 15% menjadi lebih dari 50%. Sebagian besar kasus dan kematian terjadi di
sub-Sahara Afrika disebabkan oleh demam kuning yang merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang utama dan terjadi dalam pola epidemi. Tiga puluh
dua negara di Afrika sekarang dianggap berisiko demam kuning dengan total
populasi 610 juta orang dan lebih dari 219 juta diantaranya
tinggal didaerah perkotaan.
Meskipun penyakit ini biasanya menyebabkan kasus sporadis dan KLB
kecil, hampir di semua pusat kota besar di daerah tropis Amerika telah reinfested
dengan Aedes aegypti. Penduduk yang paling rentan adalah penduduk yang
tinggal di perkotaan karena cakupan imunisasi rendah. Di Amerika Latin, di
daerah perkotaan memiliki daerah epidemik yang memiliki risiko lebih besar
dalam 50 tahun terakhir. Kepadatan dan habitat nyamuk Aedes aegypti telah
diperluas baik di daerah perkotaan dan pedesaan. Penyakit ini awalnya diimpor
dari Afrika ke Amerika.
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari penyakit demam kuning dan penyebabnya.
2. Mengetahui cara penularan penyakit demam kuning.
3. Mengetahui apa saja gejala yang ditimbulkan dari penyakit demam
kuning.
4. Mengetahui model epidemiologi yang digunakan pada penyakit demam
kuning.
5. Mengetahui riwaayat alamiah penyakit demam kuning.
6. Mengetahui cara pencegahan dan pengendalian penyakit demam kuning.
7. Mengetahui cara pengobatan penyakit demam kuning.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
beberapa spesies nyamuk. Demam kuning dapat menyebabkan gejala mirip flu,
menguning baik dari kulit dan bagian putih mata, yang dapat menyebabkan
kematian.
7
yang dikeluarkan biasanya sedikit sampai tidak ada (anuria). Jumlah sel darah
putih (leukosit) rendah (leukopenia) juga terjadi sejak permulaan sakit, terutama
pada sakit hari ke-5. Kemudian penyakit mulai sembuh.
Pada penderita sakit berat ditandai dengan timbulnya perdarahan melalui
lubang hidung (epistaxis), perdarahan gusi (ginggival-bleeding), dan muntah
darah (hematemesis), serta berak darah (melena). Disamping itu, terjadi gangguan
fungsi hati dan ginjal.
8
akut. Ketika seseorang sembuh dari demam kuning, mereka dianggap memiliki
kekebalan seumur hidup dari penyakit ini.
Fase beracun berkembang ketka terjadi demam kembali, dengan gejala
klinis termasuk demam tinggi, sakit kepala, nyeri punggung, mual, muntah, sakit
perut, dan kelelahan. Koagulopati hati menghasilkan gejala hemoragik, termasuk
hematemesis (muntah hitam), epistaksis (hidung berdarah), perdarahan gusi, dan
perdarahan petekie dan purpura (memar). Ikterus memperdalam dan proteinuria
sering terjadi pada kasus berat.
Pada tahap akhir penyakit, pasien dapat mengalami hipotensi, syok,
asidosis metabolik, nekrosis tubular akut, disfungsi miokard, dan aritmia jantung.
Kebingungan, kejang, dan koma juga dapat terjadi. Ketika epidemi terjadi di
populasi tidak divaksinasi, tingkat fatalitas kasus berkisar dari 15% menjadi lebih
dari 50%. Infeksi bakteri sekunder dan gagal ginjal adalah komplikasi. Gejala
kelemahan dan kelelahan dapat berlangsung beberapa bulan pada orang yang
pulih. Mereka yang sembuh dari demam kuning umumnya memiliki kekebalan
terhadap infeksi berikutnya berlangsung.
1. Fase akut
Demam
Sakit kepala
Nyeri otot
Sakit punggung
Panas dingin
Kehilangan nafsu makan
Mual dan/atau muntah
2. Tahap Beracun
Demam tinggi
Sakit perut
Pendarahan dari gusi, hidung, mata, dan / atau perut
9
"Hitam" muntah (muntah yang muncul hitam karena kandungan
darah)
Tekanan darah rendah
Gagal hati, yang dapat menyebabkan sakit kuning (menguningnya
kulit dan putih mata)
Gagal ginjal
Kebingungan
Penyitaan
Koma
Kematian (sekitar 50% dari pasien fase beracun mati)
10
a. Anak-anak berusia kurang dari 9 bulan untuk imunisasi rutin (atau
kurang dari 6 bulan selama epidemi).
b. Wanita hamil, kecuali selama wabah demam kuning ketika risiko
infeksi tinggi.
c. Pasien yang alergi berat terhadap protein telur.
d. Orang dengan imunodefisiensi parah karena gejala HIV / AIDS atau
penyebab lain.
Wisatawan, terutama yang datang keAsia dari Afrika atau Amerika Latin
harus memiliki sertifikat vaksinasi demam kuning. Jika ada alasan medis untuk
tidak mendapatkan vaksinasi, Peraturan Kesehatan Internasional menyatakan
bahwa ini harus disertifikasi oleh pihak yang berwenang.
3. Pengendalian nyamuk
Dalam beberapa situasi, pengendalian nyamuk adalah vital disamping
pemberian vaksinasi. Risiko penularan demam kuning di daerah perkotaan dapat
dikurangi dengan menghilangkan tempat berkembang biak nyamuk potensial dan
menerapkan insektisida ke air di mana merupakan perkembangan nyamuk tahap
awal. Aplikasi insektisida semprot untuk membunuh nyamuk dewasa selama
11
epidemi perkotaan, dikombinasikan dengan kampanye vaksinasi darurat, dapat
mengurangi atau menghentikan penularan demam kuning
Secara historis, kampanye pengendalian nyamuk Aedes aegypti berhasil
dieliminasi, vektor demam kuning perkotaan, dari negara-negara daratan sebagian
besar Amerika Tengah dan Selatan. Sasaran program pengendalian nyamuk-
nyamuk liar di kawasan hutan tidak praktis untuk mencegah hutan (sylvatic)
sebagai lingkungan penularan demam kuning.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Demam kuning adalah infeksi virus akut yang menyebabkan kerusakan
pada saluran hati, ginjal, jantung dan gastrointestinal.
2. Ada 3 cara penularan penyakit demam kuning, yaitu : sylvatic(atau hutan)
demam kuning, demam kuning intermediet, demam kuning perkotaan.
3. Model epidemiologi yang digunakan pada penyakit demam kuning adalah
model Triad atau segitiga epidemiologi.
4. Riwayat alamiah terdiri dari fase akut dan fase beracun.
5. Cara pencegahan dan pengendalian penyakit demam kuning adalah dengan
cara vaksinasi, menghindari gigitan nyamuk, dan pengendalian nyamuk.
6. Pada penderita penyakit kuning tidak ada pengobatan khusus, hanya
perawatan suportif untuk mengobati dehidrasi dan demam.
3.2 Saran
Demam kuning merupakan penyakit endemik di Afrika dan Amerika
Selatan. Jadi, bagi wisatawan yang berkunjung ke negara-negara tersebut,
diharuskan memiliki sertifikat vaksin demam kuning. Hal ini dilakukan agar para
pengunjung tersebut tidak terkena demam kuning dan tidak pula membawa
penyakit demam kuning tersebut ke negara asalnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
Yatim, Faisal. 2007. Macam-Macam Penyakit Menular dan Cara Pencegahannya Jilid
2. Jakarta: Pustaka Obor Populer http://www.news-medical.net/health/what-is-
yellow-fever-(Indonesian).aspx
Murphy, Jim. 2003. An American Plague: The True and Terrifying Story of the
Yellow Fever Epidemic of 1793. New York: Clarion
Books.http://www.amazon.com/exec/obidos/ISBN=0395776082.
[26 Agustus 2014].
Ma, Z. Dan Li, J. 2009. Dinamical Modeling and Analysis of Epidemics. World
Scientific Publishing, Singapore.
14
15