Makalah Hepatitis B
Makalah Hepatitis B
PENDAHULUAN
Mengingat jumlah kasus dan akibat hepatitis B, maka diperlukan pencegahan sedini
mungkin. Menurut WHO bahwa pemberian vaksin hepatitis B tidak akan menyembuhkan
1
pembawa kuman (carier) yang kronis, tetapi diyakini 95 % efektif mencegah berkembangnya
penyakit menjadi carier, (Eur Heart J. 2013;34:2159–2219).
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui riwayat penyakit hepatitis B
b. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan hepatitis B
c. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit Hepatitis B
d. Untuk mengetahui pathogenesis dari penyakit Hepatitis B
e. Untuk mengetahui pengobatan Hepatitis B
f. Untuk mengetahui pencegahan penyakit Hepatitis B
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Hepatitis B merupakan penyakit infeksi virus pada hati yang disebabkan oleh virus
hepatitis B. Virus hepatitis B menyerang hati, masuk melalui darah ataupun cairan tubuh dari
seseorang yang terinfeksi seperti halnya virus HIV. Virus hepatitis B adalah virus
nonsitopatik, yang berarti virus tersebut tidak menyebabkan kerusakan langsung pada sel
hepar. Sebaliknya, adalah reaksi yang bersifat menyerang sistem kekebalan tubuh yang
biasanya menyebabkan radang dan kerusakan pada hepar,(Transplant Proc. 2015;47:445–
450).
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut
atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker
hati. Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan di kenal dengan
nama antigen Australia. Virus ini termasuk DNA virus. Mula-mula dikenal sebagai "serum
hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah
menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia, (Journal of Hepatology, 2013;
59(1): 24-30).
3
2.2 Etiologi
Virus hepatitis B berupa partikel dua lapis berukuran 42 nm yang disebut "Partikel
Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen HBsAg yang membungkus partikel inti (core). Pada
inti terdapat DNA VHB Polimerase. Pada partikel inti terdapat Hepatitis B core antigen
(HBcAg) dan Hepatitis B e antigen (HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg) terdiri atas lipo
protein dan menurut sifat imunologik proteinnya virus Hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe
yaitu adw, adr, ayw dan ayr. Subtipe ini secara epidemiologis penting, karena menyebabkan
perbedaan geogmfik dan rasial dalam penyebarannya. Virus hepatitis B mempunyai masa
inkubasi 45-80 hari, rata-rata 80-90 hari. (Siregar).
4
b. Hepatitis Fulminan
Bentuk ini sekitar 1 % dengan gambaran sakit berat dan sebagian besar
mempunyai prognosa buruk dalam 7-10 hari, lima puluh persen akan berakhir
dengan kematian. Adakalanya penderita belum menunjukkan gejala ikterus
yang berat, tetapi pemeriksaan SGOT memberikan hasil yang tinggi pada
pemeriksaan fisik hati menjadi lebih kecil, kesadaran cepat menurun hingga
koma, mual dan muntah yang hebat disertai gelisah, dapat terjadi gagal ginjal
akut dengan anuria dan uremia.
2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitis B terhadap individu
dengan sistem imunologi kurang sempurna sehingga mekanisme, untuk
menghilangkan VHB tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.
Kira-kira 5-10% penderita hepatitis B akut akan mengalami Hepatitis B kronik.
Hepatitis ini terjadi jika setelah 6 bulan tidak menunjukkan perbaikan yang
mantap.
Sumber penularan virus Hepatitis B dapat berupa darah, saliva, kontak dengan
mukosa penderita virus hepatitis B, feces dan urine, dan lain sebagainya seperti sisir, pisau
cukur, selimut, alat makan, alat kedokteran yang terkontaminasi virus hepatitis B. Selain itu
dicurigai penularan melalui nyamuk atau serangga penghisap darah. (Sunata, 2009)
Penularan infeksi virus hepatitis B melalui berbagai cara yaitu :
a. Parenteral
Dimana terjadi penembusan kulit atau mukosa misalnya melalui tusuk jarum atau
benda yang sudah tercemar virus hepatitis B dan pembuatan tattoo
b. Non Parenteral
Karena persentuhan yang erat dengan benda yang tercemar virus hepatitis B.
Secara epidemiologik penularan infeksi virus hepatitis B dibagi 2 cara penting yaitu:
a. Penularan vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg
positif kepada anak yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko
5
terinfeksi pada bayi mencapai 50-60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain
berkaitan dengan kelompok etnik.
b. Penularan horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap
virus hepatitis B kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melalui hubungan seksual.
Virus hepatitis b terutama mengganggu fungsi hati oleh mereplikasi dalam sel-sel hati
yang dikenal sebagai hepatocytes. Reseptor belum diketahui, meskipun ada bukti bahwa
reseptor di virus hepatitis b bebek yang berkerabat adalah karboksipeptidase D. HBV virions
(DANE partikel) mengikat sel melalui domain preS antigen permukaannya virus dan
kemudian diinternalisasi oleh endositosis. Reseptor PreS dan IgA dituduh interaksi ini. HBV-
preS reseptor spesifik terutama dinyatakan di hepatocytes; Namun, virus DNA dan protein
juga telah terdeteksi di situs extrahepatic, menyatakan bahwa reseptor selular untuk HBV
mungkin juga ada pada sel-sel extrahepatic. (Hepatitis b mekanisme, 2010)
Selama HBV infeksi, respon imun yang di-host menyebabkan kerusakan dunia dan
izin virus. Meskipun respon imun bawaan tidak memainkan peran penting dalam proses ini,
respon imun adaptif, terutama virus khusus sitotoksik t lymphocytes (CTLs), memberikan
kontribusi untuk sebagian besar hati cedera yang berhubungan dengan HBV infeksi. Oleh sel-
sel yang membunuh terinfeksi dan memproduksi antivirus sitokin yang mampu
membersihkan HBV dari hepatocytes yang layak, CTLs menghilangkan virus. Meskipun
kerusakan hati dimulai dan ditengahi oleh CTLs, sel-sel antigen nonspecific peradangan
dapat memperburuk diinduksi CTL immunopathology dan trombosit diaktifkan di tempat
infeksi dapat memfasilitasi akumulasi CTLs di hati.
Pencegahan dapat dilakukan dengan melalui tindakan Health Promotion baik pada
hospes maupun lingkungan dan perlindungan khusus terhadap penularan. Health Promotion
terhadap host berupa pendidikan kesehatan, peningkatan higiene perorangan, perbaikan gizi,
perbaikan sistem transfusi darah dan mengurangi kontak erat dengan bahan-bahan yang
berpotensi menularkan virus VHB.
7
pengawasan kesehatan makanan yang meliputi tempat penjualan makanan dan juru masak
serta pelayan rumah makan.
Selain itu, pencegahan penyakit dapat dilakukan melalui immunisasi baik aktif
maupun pasif,
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut
atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker
hati. Virus ini pertama kali ditemukan oleh Blumberg pacta tahun 1965 dan di kenal dengan
nama antigen Australia. Virus ini termasuk DNA virus. Mula-mula dikenal sebagai "serum
hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah
menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia. Virus hepatitis B berupa partikel
dua lapis berukuran 42 nm yang disebut "Partikel Dane". Lapisan luar terdiri atas antigen
HBsAg yang membungkus partikel inti (core). Pada inti terdapat DNA VHB Polimerase.
Pada partikel inti terdapat Hepatitis B core antigen (HBcAg) dan Hepatitis B e antigen
(HBeAg). Antigen permukaan (HBsAg) terdiri atas lipo protein dan menurut sifat imunologik
proteinnya virus Hepatitis B dibagi menjadi 4 subtipe yaitu adw, adr, ayw dan ayr. Subtipe ini
secara epidemiologis penting, karena menyebabkan perbedaan geogmfik dan rasial dalam
penyebarannya. Virus hepatitis B mempunyai masa inkubasi 45-80 hari, rata-rata 80-90 hari.
Secara epidemiologik cara penularan hepatitis terbagi atas dua yaitu : Penularan
vertikal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari ibu yang HBsAg positif kepada anak
yang dilahirkan yang terjadi selama masa perinatal. Resiko terinfeksi pada bayi mencapai 50-
60 % dan bervariasi antar negara satu dan lain berkaitan dengan kelompok etnik. Penularan
horizontal; yaitu penularan infeksi virus hepatitis B dari seorang pengidap virus hepatitis B
kepada orang lain disekitarnya, misalnya: melalui hubungan seksual.
Infeksi hepatitis B akut biasanya tidak memerlukan pengobatan karena kebanyakan
orang dewasa membersihkan infeksi secara spontan . Pengobatan antivirus dini mungkin
hanya diperlukan dalam kurang dari 1 % dari pasien , yang infeksi mengambil kursus sangat
agresif ( hepatitis fulminan ) atau yang immunocompromised . Di sisi lain , pengobatan
infeksi kronis mungkin diperlukan untuk mengurangi risiko sirosis dan kanker hati . Saat ini ,
ada tujuh obat berlisensi untuk pengobatan infeksi hepatitis B di Amerika Serikat . Ini
termasuk obat antivirus lamivudine ( Epivir ), adefovir ( Hepsera ), tenofovir ( TDF) ,
telbivudine ( Tyzeka ) dan entecavir ( Baraclude ) dan dua modulator sistem kekebalan
interferon alfa - 2a dan pegylated interferon alfa - 2a ( Pegasys ) . Penggunaan interferon ,
9
yang membutuhkan suntikan harian atau tiga kali seminggu , telah digantikan oleh long-
acting interferon pegilasi , yang disuntikkan hanya sekali seminggu .
Sebelum terjangkitnya penyakit hepatitis, ada baiknya untuk dapat melakukan
pencegahan, yakni Menurut Park ada lima pokok pencegahan yaitu :
10
DAFTAR PUSTAKA
Suyoso, Mustika S and Harijono A., Ensefalopati Hepatik pada Sirosis Hati: Faktor
Presipitasi dan Luaran Perawatan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Jurnal
Kedokteran Brawijaya. 2015; 28(4): 340-344
11