Anda di halaman 1dari 2

Mochammad Izzulhaq (21080118140071), Naufal Rahman shaffa (21080118140062), Rafli Muflih

Ramadhan (21080118130051)
Kelas B

Non-Thermal Plasmas (NTP) for Air and Wastewater Treatment


Prinsip Teknologi Plasma untuk Pengolahan Air. Pengolahan air minum dengan sistem plasma
dapat menggantikan pemakaian klorin dan karbon aktif yang biasa digunakan untuk membunuh
mikroorganisme dan menghilangkan kandungan senyawa organik yang berbahaya yang ada dalam air
minum. Tegangan tinggi merupakan parameter yang sangat berpengaruh dalam sistem plasma (Ariza dkk).
Plasma dalam air juga berperan dalam berbagai proses pengoksidasian senyawa organik. Aksi
reaksi yang terjadi pada ion dan elektron dalam plasma di dalam limbah cair industri berlanjut dengan
terbentuknya sinar ultraviolet dan shockwave. Akibat ion dan elektron yang dihasilkan teknologi plasma
mempunyai energi yang sangat tinggi yang menyebabkan air (H2O) akan terurai dan menghasilkan spesies
aktif seperti OH, O, H dan H2O2.
Tergantung pada komposisi gas, kimia plasma menginduksi pembentukan spesies yang sangat
reaktif dan radikal. Proses semacam itu berakhir dalam waktu yang sangat singkat (umumnya <1 ms) dan
ini memungkinkan membatasi ukuran reaktor NTP. Dalam kasus udara lembab yang terkontaminasi VOC,
yang sering ditemukan dalam limbah industri, pelepasan menghasilkan radikal hidroksil (OH) dan O 3.
Radikal OH terbentuk baik oleh disosiasi molekul air dan oleh reaksi antara air dan oksigen tereksitasi.
e + H2O→H + OH + e
O(1D) + H2O→2OH
O3 dihasilkan oleh reaksi antara oksigen aktif (dibentuk oleh disosiasi molekul oksigen) dan
oksigen molekuler.
e + O2→2O + e
O + O2→O3
Parameter utama untuk desain sistem NTP untuk pengolahan udara dan air limbah adalah laju aliran
gas dan konsentrasi awal kontaminan yang masuk. Jika menjaga ukuran reaktor, daya buangan, dan
konsentrasi VOC awal sebagai konstan, peningkatan laju aliran gas menyiratkan waktu tinggal yang lebih
rendah dari VOC di reaktor dan, dengan demikian, berkurangnya interaksi antara spesies oksidan aktif dan
kontaminan yang menghasilkan efisiensi penghilangan yang lebih rendah. Laju aliran yang lebih tinggi juga
mengarah pada laju muat VOC inlet yang lebih tinggi dan, akibatnya, konsumsi energi yang lebih tinggi
untuk mencapai efisiensi penghilangan yang sama. Volume buangan ditentukan oleh celah antara elektroda,
mungkin dikurangi dengan adanya lapisan dielektrik, di mana aliran gas yang terkontaminasi. Celah juga
menentukan perilaku buangan: semakin rendah jeda, semakin homogen buangan, tetapi semakin rendah
waktu tinggal dengan laju aliran gas yang sama.
Parameter performa dalam NTP semakin tinggi SCO2, semakin rendah pembentukan produk
samping antara dan CO. Penggunaan katalis, nilai specific energy density (SED) tinggi, konsentrasi VOC
awal rendah, waktu tinggal tinggi dan, dengan demikian, laju aliran gas rendah (pada ukuran reaktor
konstan) adalah kondisi yang menguntungkan menuju nilai SCO2 yang tinggi. Kelembaban memiliki efek
kontroversial: dengan tidak adanya katalis, perannya dapat menjadi positif untuk VOC tertentu, karena air
merupakan sumber radikal OH untuk kimia plasma. dengan adanya katalis, kelembaban relatif tinggi (RH)
dapat menyebabkan keracunan katalis dan membatasi ketersediaan situs aktif untuk adsorpsi VOC. Selain
itu, karena elektronegativitas air yang tinggi, plasma menunjukkan preferensi dalam menghancurkan
molekul air dan spesies lain dan ini menyiratkan konsumsi energi yang lebih tinggi untuk pengurangan
VOC.
Cara kerja Plasma adalah sebagai berikut. Air limbah yang akan diolah diserap melalui pompa air
yang terpasang di luar alat. Selanjutnya, air limbah tersebut akan terserap dan kemudian masuk ke dalam
reaktor plasma. Dalam reaktor plasma ini terdapat dua jalur aliran, yaitu jalur aliran gas dan aliran air.
Untuk proses pengolahan ini, dibutuhkan aliran gas oksigen sehingga air akan terionisasi dan akan
menghasilkan radikal bebas. Ion radikal inilah yang akan menguraikan polutan yang terkandung dalam air
limbah.
Untuk konsumsi rumah tangga ataupun industri skala kecil, cukup dibutuhkan alat pengolah limbah
yang lebih ringkas. Untuk segmen ini, air limbah cukup diolah dengan satu tabung pengolah reaktor plasma,
tanpa perlu proses pengendapan dan tanpa melalui tabung filter karbon.
Untuk industri besar atau industri yang menghasilkan limbah dengan kandungan polutan organik
tinggi, alat pengolahnya perlu proses yang lebih panjang dan mungkin juga ukuran alat yang lebih besar.
Air limbah masuk ke dalam tabung reaktor plasma dan setelah itu air akan mengalir ke tabung pengendapan.
Tabung pengendapan ini berfungsi untuk memisahkan dan mengendapkan polutan yang berbahan logam
atau non-organik. Tahap selanjutnya, apabila dalam limbah terkandung gas tertentu, gas tersebut akan
dikeluarkan melalui exhausting fan yang prinsip kerjanya mirip dengan cerobong asap. Dan, tahap terakhir
adalah air masuk ke dalam tabung filter. Setelah itu, barulah hasil daur ulang air limbah tersebut bisa
dibuang lagi ke sungai ataupun digunakan lagi untuk proses produksi industri tersebut selanjutnya
Contoh pengolahan memakai Thermo plasma

 Industri
Daur ulang limbah oil sludge
Thermal plasma dapat dibuat dengan electric arc, yang terbentuk diantara dua elektroda, dalam
sebuah alat yang disebut plasma torch. Dengan memasukkan gas seperti, udara, argon, nitrogen,
steam dan lain sebagainya kedalam plasma torch, atom atau molekul gas akan bertumbukan dengan
elektron yang terbentuk dalam electric arc. Hasil dari proses ini adalah panas dan gas terionisasi yang
akan memproduksi thermal plasma jet dengan temperature yang sangat tinggi.Plasma yang
dihasilkan dapat dipergunakan untuk mengolah dan mendaur ulang limbah oil sludge. Plasma yang
dihasilkan oleh plasma torch dapat dioperasikan pada suhu 15.000 ・. Plasma ini dapat
dipergunakan untuk menguapkan senyawa organik (hydrocarbon) yang terkandung dalam oil sludge.
Senyawa organik yang menguap dapat dibentuk kembali dalam bentuk minyak, dan dapat
dimanfaatkan.

 Domestik/Industri kecil
Sampah
Caranya memanaskan terlebih dahulu , pertama dibuat suatu tungku, kemudian di dalam ruang
pembakaran tersebut diberikan dua buah eletroda bertegangan tinggi (sekitar 10.000 volt), kemudian
sampahnya dimasukan. Selanjutnya elekrodanya diberikan tegangan listrik sehingga plasmanya terbentuk
di dalam, maka sampah tersebut dengan sendirinya akan terurai. Sampah-sampah organik, cairan,
sayuran, nasi akan berubah menjadi gas, sehingga bisa digunakan untuk menghasilkan listrik.Sementara
sampah non organik seperti logam dan lainnya akan mencair dan terkumpul di bagian dasar ruang
pembakaran tersebut dan bisa digunakan kembali untuk industri logam.

Anda mungkin juga menyukai