Anda di halaman 1dari 10

MATEMATIKA REKAYASA

PENGAMPU : JUNAIDI, ST.,MT

“Solusi Persamaan Diferensial (PD) Biasa Dengan Metode


Deret Tak Hingga dan Transformasi Laplace”

DISUSUN OLEH :

1. MOCHAMMAD IZZULHAQ (21080118140071)


2. ELVIA ROSA NUR AFIFAZHARI (21080118140102)
3. DISTA AJUDIKA PUTRA (21080118140101)

DEPARTEMEN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persamaan diferensial biasa (PDB) adalah persamaan diferensial di mana fungsi yang
tidak diketahui (variabel terikat) adalah fungsi dari variabel bebas tunggal. Dalam bentuk
paling sederhana fungsi yang tidak diketahui ini adalah fungsi riil atau fungsi kompleks, namun
secara umum bisa juga berupa fungsi vektor maupun matriks. Lebih jauh lagi, persamaan
diferensial biasa digolongkan berdasarkan orde tertinggi dari turunan terhadap variabel terikat
yang muncul dalam persamaan tersebut.
Penyelesaian PDB bisa menggunakan metode deret tak hingga dan transformasi
laplace. Deret Tak hingga adalah deret yang jumlah sukunya tak berhingga banyaknya.
Transformasi Laplace adalah suatu teknik untuk menyederhanakan permasalahan dalam suatu
sistem yang mengandung masukan dan keluaran, dengan melakukan transformasi dari suatu
domain pengamatan ke domain pengamatan yang lain.
B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana solusi persamaan diferensial (pd) biasa dengan metode deret tak
hingga?
2) Bagaimana solusi persamaan diferensial (pd) biasa dengan metode transformasi
laplace?

C. Tujuan Penulisan
1) Untuk menjelaskan solusi persamaan diferensial (pd) biasa dengan metode deret
tak hingga
2) Untuk menjelaskan solusi persamaan diferensial (pd) biasa dengan metode
transformasi laplace
PEMBAHASAN
1. Solusi Persamaan Diferensial Biasa Dengan Metode Deret Tak Hingga

Deret Taylor dalam matematika adalah representasi fungsi matematika sebagai


jumlahan tak hingga dari suku-suku yang nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di suatu
titik. Deret ini dapat dianggap sebagai limit polinomial Taylor. Metode deret Taylor adalah
metode yang umum untuk menurunkan rumus-rumus solusi PDB. Metode Euler merupakan
metode deret Taylor yang paling sederhana.

Diberikan PDB
y'(x) = f(x,y) dengan kondisi awal y(x0) = y0
Misalkan
yr+1 = y(xr+1), r = 0,1,…,n
adalah hampiran nilai y di xr+1. Hampiran ini diperoleh dengan menguraikan yr+1 di sekitar xr
sebagai berikut:

atau

Persamaan (P.8.19) menyiratkan bahwa untuk menghitung hampiran nilai yr+1, kita perlu
menghitung y'(xr ), y"(xr ) ,…, y (n) (xr ), yang dapat dikerjakan dengan rumus

yang dalam hal ini, P adalah operator turunan,

Galat Metode Deret Taylor


Galat perlangkah metode deret Taylor setelah pemotongan ke-n adalah
galat per langkahnya adalah

Karena t tidak diketahui, kita hanya dapat menghitung batas atas dan batas bawah galat
Ep dalam selang-buka (0, 50).
Galat longgokan total metode deret Taylor adalah:

Contoh soal:
Diketahui PDB
dy/dx = ½ x - ½ y ; y(0) = 1
Tentukan y(0.50) dengan metode deret Taylor ( h = 0.25)
Penyelesaian:

Misal kita hanya menghitung y(x1) sampai suku orde ke-4 saja
y'(x) = ½ x - ½ y
y"(x) =dx/d ( ½ x - ½ y )
= ½ + f . (-1/2)
= ½ - ( ½ x - ½ y) . ½
=½-¼x+¼y
Diperoleh:

sehingga

Diperoleh:

Sehingga,

Jadi, y(0.50) » 0.8364037


(Bandingkan dengan solusi sejati, y(0.50) = 0.8364023 )

2. Solusi Persamaan Diferensial Biasa Dengan Transformasi Laplace

Proses dalam penyelesaian persamaan diferensial biasa dengan menggunakan


transformasi Laplace adalah sebagai berikut:
Langkah 1 Persamaan diferensial biasa ditransformasikan ke dalam persamaan aljabar dengan
menggunakan transformasi Laplace.
Langkah 2 Persamaan aljabar ini diselesaikan dengan manipulasi aljabar.
Langkah 3 Solusi dari langkah 2 ditransformasi balikkan sehingga dihasilkan solusi
persamaan diferensial biasa.

2.1 Solusi persamaan diferensial biasa dengan transformasi Laplace

Persamaan diferensial biasa dengan bentuk:


y’’+ ay’+ by = r(t), y(0) = k1, y’ (0) = k1
dapat diselesaikan dengan menggunakan transformasi Laplace. Hal pertama yang harus
dilakukan untuk memperoleh solusi persamaan diferensial biasa tersebut adalah dengan
mengubahpersamaan tersebut ke dalam persamaan transformasi Laplace (persamaan dalam
domain s),yaitu:
s2L (y) − sy(0) – y’(0) + a(sL (y) − y(0)) + bL (y) = L [r(t)]
Jika kita gantikan L (y) dengan Y dan L [r(t)] dengan R kita dapat membuatnya menjadilebih
terlihat sederhana dan mudah untuk diselesaikan,
s2Y − sy(0) – y’(0) + asY − ay(0) + bY = R
Mengumpulkan bagian yang mengandung Y dan memindah ruaskan selebihnya ke sisi kanan
tanda sama dengan, diperoleh
(s2+ as + b)Y = (s + a)y(0) + y’(0) + R
Penyelesaian persamaan aljabar tersebut adalah:
Y = (s + a)y(0)Q + y’(0)Q + RQ
yang disebut sebagai Persamaan Pembantu, dimana

dan disebut sebagai Fungsi Transfer. Persamaan Pembantu inilah yang harus kita
transformasibalikkan untuk memperoleh solusi persamaan diferensial biasa
y = L−1(Y ) = L−1[(s + a)y(0)Q + y’(0)Q + RQ
Jika diketahui y(0) = y’(0) = 0, persamaan pembantu dinyatakan sebagai
Y = RQ
dan fungsi transfer Q dituliskan sebagai
Fungsi transfer ini menyatakan rasio antara transformasi Laplace fungsi keluaran (output) dan
tarnsformasi Laplace fungsi masukan (input),

2.2 Konvolusi
Jika terdapat dua fungsi F dan G yang merupakan transformasi Laplace dari fungsi f(t) dang(t),
perkalian antaran F dan G adalah H yang dinyatakan dalam hubungan
H=FG
Transformasi balik dari H tidak dapat langsung diperoleh dengan mengalikan fungsi f(t) dan
g(t) secara langsung namun harus menggunakan konvolusi yang dinyatakan dalam

Beberapa sifat-sifat konvolusi adalah sebagai berikut;


1) Komutatif f ∗ g = g ∗ f
2) Distributif f ∗ (g1 + g2) = f ∗ g1+ f ∗ g2
3) Asosiatif (f ∗ g) ∗ v = f ∗ (g ∗ v)
4) f ∗ 0 = 0 ∗ f = 0

2.3 Aplikasi konvolusi pada persamaan diferensial linier homogen


Konvolusi dapat digunakan untuk mencari solusi dari persamaan diferensial. Jika
sebelumnyapersamaan pembantu dinyatakan dalam persamaan
Y = RQ
Dengan mentransformasi balikkan R dan Q, solusi persamaan diferensial dapat diperoleh
melalui konvolusi
Contoh soal:
Contoh 1. Jika diketahui,

Solusi untuk memperoleh transformasi Laplace dari t sin ωt, kita gunakan transformasi Laplace
dari turunan kedua fungsi

Sisi kanan dari tanda sama dengan dari persamaan tersebut akan kita cari dengan transformasi
Laplace dari turunan kedua fungsi yang sudah diketahui dalam soal,

Transformasi balik persamaan pembantu akan menghasilkan solusi persamaan diferensial,

Contoh 2.
Tentukan solusi persamaan diferensial berikut dengan konvolusi
Solusi Transformasi Laplace dari persamaan diferensial adalah

Jadi persamaan pembantu dapat dituliskan sebagai

Dan
q(t) = e−t − e−2t
Dengan menggunakan konvolusi, solusi persamaan diferensial dapat diperoleh
DAFTAR PUSTAKA

E. Kreyszig, Advanced engineering mathematics, (John Willey & Sons, Inc., USA,
2011)
https://vdocuments.mx/transformasi-laplace-55c29bd8e781d.html

Anda mungkin juga menyukai