PENDAHULUAN
3
Keperawatan yang dijabat oleh Santosa Sekti W, S.Kep., Ns. Dan Sumber
Daya Pelayanan Keperawatan yang dijabat oleh Eko Haryadi, S.Kep., Ns.
B. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan materi teori dasar keperawatan
2. Mendeskripsikan profil, pelayanan unggulan, metode penugasan dan
struktur organisasi ruangan yang dikunjungi
C. Manfaat Penulisan
Hasil laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
pegawai baru mengenai hal-hal yang berkaitan dengan area praktik asuhan
keperawatan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta ini sehingga mempermudah
proses adaptasi atau segera dapat menyesuaikan dengan standar kerja yang
ada
4
BAB II
Moewardi
a. Bidang Pekerjaan
c. Bidang Pengembangan
d. Bidang Penghargaan
5
e. Bidang Disiplin
capaian hasil kerja yang telah disusun dan disepakati bersama antara
untuk mencapai hasil kerja yang disepakati dan bukan penilaian atas
tetap menyusun SKP pada awal bulan sesuai dengan surat perintah
pekerjaan dalam jenjang jabatan setiap Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.
6
Setiap pegawai wajib menyusun SKP. SKP memuat kegiatan tugas
jabatan dan target yang harus dicapai. Setiap kegiatan tugas jabatan
dalam Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK). SKP yang telah disusun
harus disetujui dan ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja.
Dalam hal SKP yang disusun oleh pegawai tidak disetujui oleh Pejabat
b. Angka kredit
c. Target
a. Metode Fungsional
7
Menekankan bahwa setiap perawat diharuskan melaksanakan fungsi-
b. Metode Kasus.
klien dalam satu shift dirawat oleh seorang perawat. Karena penentuan
tugas hanya didasarkan pada klien dan perawat, maka metode ini akan
c. Metode Tim
dan penghargaan.
8
Pada aspek di tetapkan jumlah tenaga keperawatan berdasarkan
perawat di tentukan juga jenis tenaga di ruang rawat yaitu kepala ruang,
clinical care manager (CCM), perawat primer (PP) dan perawat asosiet
penanggungjawab shif.
Rencana kebutuhan disusun untuk jangka panjang lima tahun dan jangka
sebelah barat. Jenis layanan : rawat jalan, rawat inap dan emergency
rujukan.
9
memastikan bahwa nilai-nilai pasien menjadi panduan bagi semua
keputusan klinis.
pelayanan.
a. DPJP :
pulang/follow-up
Evaluation
10
4. Manajemen Transfer Pasien RSUD Dr. Moewardi
2) Kode infeksi
3) Kode Triage
b. Transfer Pasien
1) Transfer Ekstrahospital
2) Transfer Interhospital
Terdiri dari :
serah terima.
a. Pengertian
b. Kategori
>10 korban.
c. Jenis Triange
11
1) Trafick Direktor Triage
dokter, perawat )
3) Couprehensive Triage
1) PAC 1 ( Biru )
2) PAC 2 ( Merah )
Hemodinamik stabil
3) PAC 3 ( Kuning )
4) PAC 4 ( Hijau )
12
Non emergency, Bisa di poliklinik
5) PAC 5 ( Hitam )
Tujuan :
3) Menentukan rujukan
Penyebab :
1) Alam
2) Teknologi
3) Konflik
6. Manajemen Resusitasi
a. Pengertian Syock
Hipotensi <90
>10 mmHg
c. Obat-obatan
13
Adrenalin pada kasus caediovaskuler akut secara IV / IM 0,3-0,5 cc
Kortikosteroid 10-20 mg IV
Kombinasi )
b. Obat-obatan RJP
3) Obat-obatan lain
c. Fibrilation Treatment
14
seminatnya. Terdiri dari SPF Medikal, Bedah, Anak, Gadar, Kep Kritis dan
Maternitas
a. Area
1) Rawat Inap :
c) Ruang Melati 1
f) Ruang Aster V
2) Rawat Jalan
b) Klinik Jantung
c) Klinik paru
d) Klinik Syaraf
f) Klinik Geriatri
h) Klinik Hastiti
b. Keanggotaan
Jumlah anggota SPF Medikal sampai saat ini sekitar 212 orang masih
c. Peran
15
b) Menegakkan diagnose keperawatan
I,II,III,IV)
2) Sebagai edukator
kemampuan kemandirian.
a. Pengertian nyeri
b. Klasifikasi nyeri
a. Tempat
16
b. Causa
Canser Pain
c. Embrioligical
1) Reffered Pain
sekitarnya
2) Phantom Pain
d. Severity
1) Mild : 1-3
2) Moderate : 4-6
3) Severe : 7-10
f. Assesment nyeri
Tujuan:
3) Mengurangi komplikasi
17
Asesment Awal
Asesmen lanjutan
permintaan pasien.
Pengukuran nyeri
pembedahan tidak bisa terlepas dari risiko, baik risiko ringan, sedang
sampai risiko berat yang berakibat pada kematian. Faktor risiko pasien
dan lain–lain.
18
Klasifikasi operasi dibedakan menjadi tiga yaitu Darurat
profilaksis/empiric, komunikasi.
19
tetapkan berdasarkan SK DIREKTUR NO 188.4/531/2015 yang berlaku
rohaniawan.
terdiri dari seluruh pasien (Dewasa dan anak) dan anggota keluarga.
interpersonal.
20
perawatan paliatif adalah komunikasi, koordinasi, advokasi, mengontrol
1) Kontak
2) Melalui droplet.
3) Melalui udara
5) Melalui vektor
1) Kontak
ke pasien lain/lingkungan.
apron.
2) Droplet
ventilasi.
21
b) Berdasarkan transport pasien yaitu batasi gerak dan
3) Udara /airbone
c. Ruang isolasi
Ruang isolasi adalah ruang khusus yang terdapat di rumah sakit yang
1) Pencahayaan
22
d. Penanganan MRSA dan ESWL
pulang.
transmisi infeksi.
tubuh).
23
6) Penanganan limbah feses, urin dan sekresi pasien yang lain dalam
1) Perawatan di bangsal
4) Atau dengan sistem kohorting dengan kasus MRSA dan ESBL yang
dilokasi paling ujung dan diberi jarak minimal 2,5 m dari tempat
tidur lain serta tersedia APD dan sabun cairan antiseptik yang
pembedahan:
24
Keperawatan intra operatif adalah dari pasien ke ruang operatif
asepsis instrumen. Anggota tim operasi terdisri dari anggota tim steril
dan tim non steril. Fungsi keperawatan intra operatif adalah perawat
pencegahan komplikasi.
Wilayah kerja anastesi terdiri dari ruang IBS, OK IGD, ruang resusitasi,
25
tujuan, indikasi, tata cara tindakan, alternatif tindakan, komplikasi dan
peningkatan skill dan knowlege, sarana dan jenjang karir. Kompetensi yang
perilaku. Sebaran anggota SPF bedah terdiri dari ruang IBS, mawar 3,
mawar 2, melati 3 ,anggrek 3, anggrek 2, poli cendana 1,2,3, dan poli gigi
persiapan yang baik, Administrasi yang baik, waktu tunggu yang baik.
26
berkoordinasi dengan bidang terkait bertugas membantu dalam
ketua komite yang terdiri dari wadir, komite medik, bidang pelayanan
keperawatan dan SPF, kemudian sekretaris, sub komite mutu profesi, sub
komite kredensial, dan sub komite etika dan disiplin profesi. Semua SPF
pegawai baru akan dilakukan kredensial pegawai baru, yang meliputi tes
rutin tiap bulan dan periodik. Secara rutin yaitu indikator mutu klinik
keperawatan, sedangan secara periodik tiap 6 bulan atau satu tahun audit
27
18. Panduan Etik Keperawatan
etik terdiri dari buku pedoman etik dan sosialisasi, dan penanganan
dari komite keperawatan akan meminta tanda tangan baik yang melapor
direkomensasikan.
28
Kewenangan klinis tenaga keperawatan adalah uraian intervensi
kristis. Perawat klinis ada 5 yaitu perawat klinis satu, perawat klinis 2,
sesuai dengan kompetensi yang dimiliki dan jenjang karir yang telah
ditentukan.
20. Phlebotomi
a. Pengertian
pengambilan sampel darah baik itu dari vena, arteri, maupun kapiler.
29
penusukan kulit, atau penusukan arteri. Tiap langkah dalam proses
dapat menyebabkan lisis atau bahkan tabung terbuka dan merusak sel
dicegah. Efek lain yang merugikan bagi pasien antara lain ; memar
pasien.
tidak dapat bertindak bila tidak dapat pelatihan terlebih dahulu. Jika
30
contoh, hampir semua institusi hanya mengijinkan 2 kali kegagalan
Secara garis besar terdapat 2 divisi hukum yang dapat terjadi dalam
31
menunggu beberapa menit, petugas tidak kunjung datang sehingga
c. Malpraktek
32
contohnya, seorang phlebotomis melakukan terus tindakan phlebotomi
walaupun telah gagal 2 kali tanpa memanggil seniornya yang lebih ahli.
atau diobati oleh tenaga kesehatan. Dalam hal ini pasien dapat
1) Pelaksanaan phlebotomy.
4) Keadaan pasien.
kejadian umum dilihat dalam sampel serum dan dapat mengganggu uji
33
autoimun atau reaksi transfusi dan in-vitrohemolisis oleh karena koleksi
spesimen
1) In-vitro hemolisis :
diameternya kecil.
kurang pas.
g. Teknik Phlebotomy
meja.
34
c) Melakukan perabaan (palmasi) pada lokasi vena yang akan
dinding tabung.
35
c) Meminta pasien untuk meletakan tanganya diatas meja,
ditusuk.
menghadap keatas.
menggunakan spuit.
36
a) Memasang bagian jarum yang berpelindung karet pada holder
(jarum vacutainer).
b) Untuk anak kecil dan bayi diambil di tumit (heelstick) pada 1/3
Prosedur
37
c) Peganglah bagian tersebut supaya tidak bergerak dan tekan
ujung jari masih basah oleh alkohol. Hal ini bukan saja karena
pemeriksaan
melaksanakan phlebotomy.
jarum dilepas dari spuit, masukan darah kedalam botol yang berisi
permintaan pemeriksaan.
pemeriksaan laboratorium.
38
f) Spuit dan tabung tempat sampel harus bersih dan kering agar
Kegemukan
yang lebih dalam dan tidak terlihat sehingga sulit untuk dipalpasi.
Oedema
oedema.
Luka bakar
39
perlunya untuk dilakukan pengambilan darah. Bila tidak berhasil,
c) Faktor Teknik
yang salah oleh phlebotomis dan tusukan sudah tepat tetapi darah
d) Komplikasi
1. Pingsan (Syncope)
40
darah. Jika benar maka pasien diminta untuk berbaring.
pasien merasa nyaman dan tidak takut. Agar pasien tidak takut,
satu sisi
panjang
2. Hematoma
Terjadi karena :
d. Tusukan berkali-kali
41
Cara mengatasi : Jika terjadi hematoma lepaskan jarum dan tekan
3. Petechiae
lama.
5. Vena kolaps
6. Pendarahan berlebihan
koagulasi darah pada pasien. Hal ini bisa terjadi karena : Pasien
42
Cara mengatasi : Menekan kuat pada tempat pendarahan dan
7. Kerusakan vena
8. Komplikasi neurologis
bebaskan jalan nafas dan hindari agar lidah tidak tergigit atau
hubungi dokter
ditusuk.
10.Alergi
43
riwayat alergi terhadap bahan-bahan yang akan digunakan dalam
Dalam pengambilan darah diperlukan urutan yang benar. Hal ini berkaitan
dengan kualitas sample yang diinginkan. Berikut ini adalah urutan tabung
sebagai berikut :
d) Tabung tutup kuning. Tabung ini berisi gel separator (serum separator
pemusingan, serum akan berada di bagian atas gel dan sel darah
e) Tabung tutup hijau. Tabung ini berisi natrium atau lithium heparin,
kimia darah.
44
f) Tabung tutup ungu atau lavender. Tabung ini berisi EDTA. Umumnya
(crossmatch)
g) Tabung tutup abu-abu terang. Tabung ini berisi natrium fluoride dan
1. Melati 3
a. Profil Ruangan
Ruang melati III untuk perawatan pasien kelas I dan kelas II.
interna, bedah, paru, anak, obsgyn, jantung dan semua pasien BPJS
Kapasitas tempat tidur ruang Melati III adalah 5 tempat tidur. Jumlah
Visi dan Misi Ruang Melati 3 menginduk pada Visi dan Misi RSUD Dr.
Moewardi.
c. Indikator Mutu
45
4) Pencegahan pasien MRSA dan ISBL.
d. Metode Penugasan
(kamar 14-20)
46
e. Stuktur Organisasi
KEPALA INSTALASI
Suhartati, S.kep.Ns SMF
BIDANG PELAYANAN
KEPERAWATAN
KEPALA RUANG MELATI 3
Partini, S.kep.Ns CASE MANAGER
DMN
PP I PP I PP I PP I
PA PA PA PA
Aris Winanti, AMK Eka S, AMK Maya Widi, AMK Retno Dyah W
Teti I. AMK Adi Laktrini, AMK Sinta R, S.Kep.Ns Argeta Eri, AMK
Nining Amd.Keb Fajar Tri, AMK Anik Iswati, AMK Dewi S,S.Kep.Ns
47
f. Denah lokasi ruangan
KAMAR MANDI
20 A-C
18 A-C 17 A-C
16 A-C 15 A-C
14 A-C 13 A-C
12 A-C 11 A-C
10 A-C
9 A-C
NURSE STATION
8 A-C 7 A-C
6 A-C 5 A-C
4 A-C 3 A-C
2 A-C 1 A-C
PENTRIY KAMAR MANDI
48
2. HCU Melati
a. Profil Ruang
bed 10
penularan lewat airbone, flu burung, Tbc, B20. Tujuan HCU Melati
Fasilitas :
3) Infus Pump
4) Defibrilator
Visi dan Misi Ruang HCU Melati menginduk pada Visi dan Misi RSUD
Dr. Moewardi
c. Indikator Mutu
49
4) Pencegahan pasien MRSA dan ISBL.
d. Metode Penugasan
Primer Modifikasi
e. Struktur Organisasi
Tatik K, AMK
PASIEN BED A,B,C,D PASIEN BED H,I,J
3. Anggrek 1
a. Profil Ruang
50
3) Kamar 3 HCU PARU terdapat 4 tempat tidur
b. Pelayanan Unggulan
c. Indikator Mutu
d. Metode Penugasan
51
e. Struktur Organisasi
KEPALA INSTALASI
KSM
BIDANG PELAYANAN
KEPERAWATAN Eny Widaryanti, S.kep.Ns
PP I PP II PP III PP IV
PA PA PA PA
52
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
RSUD Dr. Moewardi merupakan Rumah Sakit Tipe A Pedidikan. Visi
dari RSUD Dr. Moewardi yaitu : “Rumah Sakit Terkemuka Berkelas Dunia”.
Sedangkan Misi ada 2 diantaranya :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berbasis pada keunggulan
sumber daya manusia. Kecanggihan dan kecukupan alat serta
profesionalisme management pelayanan
2. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian kesehatan yang unggul
berbasis pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan
yang bersinergi dengan mutu pelayanan.
Selain Visi dan Misi RSUD Dr. Moewardi memiliki Motto/Jargon yaitu : Kami
senang melayani Anda dengan cepat, tepat, nyaman dan mudah. Tujuan
umum pelayanan keperawatan di RSUD Dr. Moewardi adalah meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit. Sedangkan tujuan khususnya
ada 5 yaitu : tercapainya zero komplain terhadap asuhan keperawatan,
meningkatkan dokumentasi asuhan keperawatan, menurunkan terjadinya
nosokomial, memperpendek hari rawat, dan terselenggaranya penelitian
keperawatan yang unggul.
B. Saran
1. Bagi Rumah Sakit
Dengan penugasan Penulisan Laporan Orientasi Pegawai Baru ini
diharapkan Rumah Sakit dapat meningkatkan kualitas dalam penerimaan
para pegawai baru di tahun-tahun berikutnya.
2. Bagi Pegawai Baru (Perawat)
Dengan mengikuti Orientasi Pegawai Baru ini diharapkan para pegawai
baru khususnya perawat mampu memahami profil RSUD Dr. Moewardi,
peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, sistem pelayanan
keperawatan yang diterapkan, dan segala sesuatu yang ada di
lingkungan RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
53