Anda di halaman 1dari 2

Nama Lengkap: Andhin Silva Almira

Nama Latin : Terminalia Kangeanensis

Kelompok : Combretaceae (10)

Kelangkaan Air Bersih Mengancam Jutaan Penduduk Indonesia

Musim kemarau berkepanjangan mulai menyebabkan kelangkaan air bersih di


sejumlah daerah. Akibatnya pasokan air untuk pertanian dan penduduk tersendat. Kemarau
panjang di Indonesia diyakini bakal menghasilkan kelangkaan air bersih dan gagal panen.

Di Jawa Tengah sekitar 1.235 desa sudah mengalami kelangkaan air bersih. Debit air
di setidaknya tiga waduk di provinsi tersebut saat ini sudah berada di level paling rendah.
Akibatnya pasokan air untuk sistem irigasi dan kebutuhan warga ikut tersendat. Adapun di
Jawa Barat setidaknya 37 desa terancam krisis air bersih di Sumedang. Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumedang, kini mulai melakukan
pemetaan terhadap daerah-daerah yang dinilai sangat berpotensi akan mengalami krisis air
bersih. Sesuai hasil pemetaan tersebut, kini diketahui ada sebanyak 37 wilayah desa di 10
kecamatan yang pada musim kemarau sekarang bakal didera krisis air bersih. Dengan
estimasi jumlah warga terdampak diperkirakan mencapai 8.411 jiwa. Adapun kesaksian dari
warga Bandung “di musim kemarau tahun 2019 ini debit air di Cicalengka masih ada tapi
tidak sebanyak debit air sewaktu musim hujan dan airnya menguning” Shellamita (18).

Krisis air bersih melanda sebanyak 16 desa yang berada di 11 kecamatan Kabupaten
Cirebon, Jawa Barat, akibat kekeringan. Pemkab Cirebon telah menerbitkan surat keputusan
siaga-darurat krisis air bersih dan kebakaran hutan dan lahan dari awal Juli hingga akhir
Oktober nanti. Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cirebon Eman Sulaeman
memprediksi krisis air bersih tahun ini lebih panjang dibandingkan tahun sebelumnya.
"Sekarang hingga Agustus ini sudah ada 16 desa di 11 kecamatan yang mengajukan bantuan
air bersih. Tahun lalu totalnya 25 desa di 15 kecamatan. Ini kemungkinan bertambah, baru
Agustus saja sudah 16 desa," kata Eman saat berbincang dengan detikcom di Kantor BPBD
Kabupaten Cirebon, Senin (26/8/2019).

Kemudian musim kemarau juga masih melanda Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Total
ada 8 kecamatan yang mengalami krisis air bersih. BPBD Ciamis menyebut permintaan air
bersih dari desa mencapai 30 ribu liter per hari. Terbatasnya armada tangki pengangkut air
membuat BPBD hanya mampu mengirim 18 ribu liter per hari. "Dari awal Juli sampai
sekarang bantuan air bersih yang telah didistribusikan sebanyak 525 ribu liter tersebar di 8
Kecamatan. Setiap hari harusnya bisa mengirim 30 ribu liter, tapi tangki terbatas, hanya bisa
18 ribu liter per hari. Sekarang sudah antre untuk pengiriman ke daerah lain," ujar Kabid
Kedaruratan dan Logistik BPBD Ciamis Ani Supiani, Jumat (30/8/2019).

Kelangkaan air bersih tidak hanya di sebabkan oleh musim kemarau saja di
Merbabu,Jawa Tengah kelangkaan air bersih di sebabkan oleh kerbakaran di sekitaran lereng
Gunung Merbabu yang menyebabkan terbakarnya pipa air bersih sepanjang 2 kilometer.
Akibatnya, sedikitnya lima desa di tiga kecamatan di lereng Gunung Merbabu wilayah
Boyolali mengalami krisis air bersih.
Kelangkaan air bersih juga di rasakan di berbagai daerah di Indonesia di antaranya
Karawang, Cianjur, Sukabumi, Bantul dan Bima di Nusa Tenggara Barat. Namun demikian
Kementerian Pertanian membantah isu musim kemarau melumpuhkan sektor pertanian.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Yanuardi, mengklaim lahan pertanian yang
mengalami kekeringan hanya seluas 5.379 ha. "Jumlah ini hanya 0,11% dari total
keseluruhan areal tanam pada periode yang sama 4.869.051 ha," katanya seperti dilaporkan
Warta Kota. Musim kemarau juga ditengarai berdampak buruk pada budidaya ikan tawar. Di
Cililin, Bandung, saja peternak melaporkan sebanyak 30 ton ikan tawar mati lantaran pasokan
air yang tidak maksimal.

Adapun solusi untuk memecahkan masalah krisis kurangnya air bersih di Indonesia
antara lain :

1. Penetapan hukum yang tegas terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh sektor
swasta maupun masyarakat sekitar. Beberapa pabrik masih “nakal” dalam hal
membuang limbah. Alih-alih mengolah atau menetralkan limbah terlebih dahulu,
pihak pengelola justru langsung membuangnya ke sungai. Pemerintah seharusnya
lebih tegas dalam menindak pelanggaran tersebut. Tidak hanya pada sektor swasta,
tetapi juga pada masyakarat sekitar yang kerap membuang limbah rumah tangga
secara sembarangan.
2. Teknologi dalam penyediaan sanitasi dan air bersih perlu dikembangkan.
Mengingat kepadatan penduduk di Indonesia, teknologi level standar tidak bisa betul-
betul bekerja efektif pada pengairan. Kurangnya ruang dan jarak sumber air yang
dekat juga menjadi alasan lainnya. Dalam penyediaan air, melakukan penyebaran
sumber daya teknologi ke daerah-daerah lebih efektif daripada pemusatan di satu
sektor. Bagaimanapun, sumber air yang tersedia tidak terletak pada satu titik saja.
3. Diperlukan pengkajian terhadap PDAM, baik dari segi tugas, proses kerja,
maupun tanggung jawab kelembagaan. Pemerintah harus menetapkan standar
minimal kinerja untuk PDAM, melakukan pemantauan rutin, penegakan, dan
memberikan insentif sebagai apresiasi pekerjaan.
4. Sosialisasi intensif kepada masyarakat pun mengambil peran yang sangat
penting. Pemerintah harus memberikan imbauan terkait beberapa hal penting kepada
masyarakat. Salah satunya adalah penghapusan BAB (buang air besar) di ruang
terbuka, terutama sumber-sumber air semisal sungai dan danau. Selain itu, limbah
rumah tangga juga perlu diolah dengan tidak mencampur atau membuang limbah cair
bersama benda-benda padat dan cemaran berbahaya. Upaya membenahi kesadaran
akan lingkungan ini bisa dikatakan lebih besar pengaruhnya daripada tindakan
memperbaiki.
5. Menanamkan gagasan pentingnya air bersih sejak dini. Poin ini juga merupakan
tindakan penyuluhan, hanya saja lebih menjurus kepada anak-anak yang berusia lebih
muda. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggaet sekolah-sekolah untuk terus
mengingatkan para siswa. Tema-tema kesehatan, lingkungan, dan peduli sosial
diangkat menjadi salah satu materi pembelajaran. Dengan terlibatnya para generasi
muda, kita bisa lebih antisipatif terhadap masalah air bersih di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai