BSD Tanatologi - DR AIDA - Cindy Andika
BSD Tanatologi - DR AIDA - Cindy Andika
TANATOLOGI
Presentan :
Andika (12100118)
Preseptor:
2019
Definisi Tanatologi
Fungsi :
Tanda-tanda kematian?
Tidak ada gerakan otot serta postur, dengan catatan pasien tidak sedang berada
dibawah pengaruh obat-obatan
Tidak ada reflex menelan atau batuk ketika tuba endotrakeal didorong kedalam
Tidak ada nafas spontan ketika respirator dilepas untuk waktu yang cukup lama
walaupun pCO2 sudah melampaui nilai ambang rangsangan nafas (50 torr).1
(ARGOR MORTIS ).
(RIGOR MORTIS )
Jenis Kematian
1. Mati somatis (mati klinis)
Terjadi akibat terhentinya fungsi ketiga sistem penunjang kehidupan, yaitu sistem saraf
pusat, sistem kardiovaskular dan sistem pernapasan yang menetap (irreversible).1
Terhentinya ketiga sistem kehidupan diatas yang ditentukan dengan alat kedokteran
sederhana. (reversible)1,2
Suatu kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian
somatis.1
4. Mati serebral
Suatu kerusakan kedua hemisfer otak yang irreversible kecuali batang otak dan
serebelum, sedangkan kedua sistem lainnya yaitu sistem pernapasan dan kardiovaskuler masih
berfungsi dengan bantuan alat.1,2
Kematian dimana bila telah terjadi kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang
irreversible, termasuk batang otak dan serebelum.1,2
6. Diagnosa Kematian
A. Tes Kardiovaskuler
1. Magnus test.Caranya dengan mengikat/menutup ujung jari korban dengan karet, lalu
dilepaskan, maka tidak tampak adanya perubahan warna dari pucat menjadi merah.
2. Diaphonos test.Caranya dengan menyinari ibu jari korban dengan lampu senter dan tidak
terlihat ada sirkulasi (warna merah terang).
3. Fluorescin test.Caranya dengan menyuntikkan zat warna fluorescin maka zat warna
fluorescin akan terlokalisir di tempat suntikan karena tidak ada aliran darah.
4. Tes lilin.Bagian tubuh korban ditetesi lilin cair maka tidak akan terjadi vasodilatasi
(hiperemi) sebagai reaksi terhadap rangsang panas karena sirkulasi tidak ada.
B. Tes pernafasan
Kaca : Tidak tampak uap air ketika kaca diletakkan di depan hidung atau mulut korban.Bulu-
bulu halus : Tidak terdapat reaksi bersin/ geli ketika bulu-bulu halus diletakkan di depan hidung
korban.Winslow test : Dilakukan pada orang yang pernafasannya agonal (tinggal satu-satu
nafasnya) dengan cara menempatkan cermin di dada korban dan disinari dengan lampu senter.
Bila bernafas maka sinar lampu senter akan ikut bergerak dengan syarat pemeriksa tidak boleh
bergerak. Atau bisa menggunakan baskom berisi air yang akan bergerak bila ada pergerakan di
dada.Stetoskop.2,3
C. Tes Saraf
• Suhu tubuh sama dengan suhu lingkungan lebam mayat (post mortal lividity).
• Lebam mayat.
2. Perubahan lambat (late)
• Pembusukan (decomposition).
• Penyabunan (adipocere).
• Mummifikasi.
Tanda-tanda Kematian
Tanda-tanda perubahan yang biasa timbul dini pada saat meninggal atau beberapa menit
kemudian..2, 4
1. Pernapasan berhenti, dinilai selama lebih dari 10 menit (inspeksi, palpasi, auskultasi)
2. Terhentinya sirkulasi yang dinilai selama 15 menit, nadi karotis tidak teraba.
3. Kulit pucat, tetapi bukan merupakan tanda yang dapat dipercaya, karena mungkin terjadi
spasme agonal sehingga wajah tampak kebiruan.
6. Pengeringan kornea menimbulkan kekeruhan dalam waktu 10 menit yang masih dapat
dihilangkan dengan meneteskan air mata.
• Kematian klinis ada gaya gravitasi eritrosit menempati tempat terbawah mengisi
vena dan venula bercak warna merah ungu (lividae)
• Muncul 20-30 menit pasca kematian mendekat setelah 8-12 jam, kurang dari 8 jam lebam
mayat masih hilang pada penekanan dan dapat berpindah jika posisi mayat diubah
• Menetapnya lebam karena bertimbunnya sel-sel darah dalam jumlah cukup banyak
tidak bisa berpindah lagi
• Lebam mayat yang belum menetap atau masih hilang pada penekanan menujukan saat
kematian <8-12 jam
• Warna lebam seperti Merah kebiruan itu normal, Cherry-red menandakan adanya
Keracunan CO dan HCN, dan Light brown menandakan adanya Keracunan Nitrobezena /
Potassium Chloride.
3. Tanda pasti kematian seluler (mati yang terjadi adalah mati seluler).
Bila cadangan glikogen habis energi tidak terbentuk actin dan myosin menggumpal
otot menjadi kaku. Kaku mayat dibuktikan dengan memeriksa persendian kaku mayat mulai
tampak 1-2 jam setelah mati klinis arahnya sentripetal lengkap dalam 12 jam
dipertahankan selama 12 jam menghilang bertahap sesuai urutan terbentuknya.
Faktor yang mempercepat: aktivitas fisik prakematian, suhu tubuh yang tinggi, tubuh kurus,
suhu lingkungan tinggi.1
a. Cadaveric spasme
Cadaveric spasme atau instantaneous rigor adalah suatu keadaan dimana terjadi kekakuan
pada sekelompok otot dan kadang-kadang pada seluruh otot, segera setelah terjadi kematian
somatis dan tanpa melalui relaksasi primer. Penyebabnya akibat habisnya cadangan glikogen dan
ATP yang terjadi saat mati klinis disebabkan karena kelelahan.
b. Heat Stiffening
Heat Stiffening yaitu kekakuan otot akibat koagulasi protein oleh panas. Kekakuan ini
terjadi terjadi akibat suhu tinggi, misalnya pada kasus kebakaran. Serabut otot memendek
menimbulkan fleksi leher, siku, paha dan lutut. Posisi seperti petinju.
c. Cold Stiffening
Cold Stiffening adalah suatu kekakuan yang terjadi akibat suhu rendah, dapat terjadi bila
tubuh korban diletakkan dalam freezer, atau bila suhu keliling sedemikian rendahnya, sehingga
cairan tubuh terutama yang terdapat sendi-sendi akan membeku.
Terjadi karena proses pemindahan panas dari tubuh yang panas ke lingkungan yang lebih
dingin dengan cara radiasi, konduksi, evaporasi dan konveksi.Penurunan lebih cepat jika suhu
sekeliling rendah, lingkungan berangin dengan kelembapan rendah, tubuh kurus, posisi
telentang, tidak berpakaian/tipis, umumnya orang tua dan anak kecil.1
Marshall dan Hoare (1962) penelitian terhadap mayat telanjang dengan suhu
lingkungan 15,5oC:3
• Penurunan suhu dengan kecepatan 0,55oC tiap jam pada 3 jam pertama
4. Pembusukan (Dekomposisi)
Merupakan proses degradasi jaringan akibat autolisis dan kerja bakteri.Mulai tampak 24 jam
pascamati. Autolisis adalah perlunakan atau pencairan jaringan yang terjadi dalam keadaan steril
dan muncul akibat kerja digestif oleh enzim yang dilepaskan sel pascamati dan hanya dicegah
dengan pembekuan jaringan.1
Larva lalat dijumpai setelah pembusukkan yaitu 36-48 jam pascamati kumpulan telur lalat
ditemukan beberapa jam pascamati di alis mata, sudut mata, lubang hidung, dan bibir menetas
dalam 24 jam. Perbandingan kecepatan pembusukan mayat dalam tanah:air:udara 1:2:8.1
Pembusukan muncul lebih cepat bila suhu keliling optimal 26,5C, kelembapan dan udara
yang cukup,banyak bakteri pembusuk, tubuh gemuk atau menderita penyakit infeksi atau sepsis.1
• Ciri-ciri:1
• Warna kehijauan pada perut kanan bawah yang secara bertahap menyebar ke
seluruh dada dan perut serta tercium bau busuk.
• Pembuluh darah kulit melebar, hijau kehitaman
• Ciri-ciri:1
• Faktor yang mempercepat: suhu keliling optimal, kelembapan udara cukup, banyak
bakteri pembusuk, tubuh gemuk, penderita infeksi/sepsis.
Perubahan postmortem berupa terbentuknya bahan yang berwarna keputihan, lunak atau
berminyak, berbau tengik dalam jaringan lunak tubuh pascamati.Terbentuk disembarang lemak
tubuh, bahkan didalam hati tetapi lemak superfisial yg pertama kali terkena.1
Biasanya perubahan berbentuk bercak, dapat dilihat di pipi, payudara, bokong, bagian tubuh
atau ekstimitas. Adiposera akan membuat gambaran permukaan luar tubuh dapat bertahan hingga
bertahun-tahun, sehingga identitas mayat dan perkiraan sebab kematian masih dimungkinkan.
Setelah 12 minggu pascamati terlihat secara makroskopik. Faktor yang mempercepat:
kelembapan dan lemak tubuh yang cukup, suhu hangat, invasi bakteri endogen ke jaringan.
Faktor yang memperlambat: air, udara dingin.1
6. Mumifikasi
Proses penguapan cairan atau dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga terjadi
pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat menghentikan pembusukan.Jaringan berubah
menjadi keras-kering, keriput, gelap dan tidak membusuk.Terjadi pada suhu hangat, kelembaban
rendah, aliran udara yang baik, tubuh yang dehidrasi, waktu yang lama (12-14 minggu).1
• Cairanserebrospinal1
• Kadar nitrogen asam amino < 14 mg% dan Kadar kreatin< 5 mg% belumlewat
10 jam
• Kadar nitrogen non protein < 80 mg% belum lewat 24 jam
Cairan vitreus peningkatan kalium bermakna (24-100 jam pascamati). Perubahan kadar semua
komponen darah. .Reaksi supravital sama seperti orang hidup rangsang listrik masih
menimbulkan kontraksi otot mayat 90-120 menit pascamati dan mengakibatkan sekresi kelenjar
keringat sampai 60-90 menit pascamati.1
Mata dalam waktu 30 menit kekeruhan makula dan memucatnya diskus optic. 2 jam
retina pucat, diskus dan makula menjadi kuning, vaskular koroid berupa bercak-bercak berlatar
merah dengan pola segmentasi yang jelas. 3 jam vaskular koroid kabur. 5 jam vaskular
koroid menjadi homogen-pucat. 6 jam kekeruhan kornea, diskus kabur hanya pembuluh besar
yang bersegmentasi yang terlihat dengan latar belakang kuning-kelabu. 10-12 jam kekeruhan
pada mata yang ditutup/tidak. 15 jam makulasaja yang tampak, berwarna coklat gelap.1
Lambung adanya makanan menandakan korban memakan makanan tersebut sebelum mati
Cairanserebrospinal
◦ Kadar nitrogen asam amino < 14 mg% dan Kadar kreatin< 5 mg% belumlewat
10 jam
Reaksi supravital sama seperti orang hidup rangsang listrik masih menimbulkan kontraksi
otot mayat 90-120 menit pascamati dan mengakibatkan sekresi kelenjar keringat sampai 60-90
menit pascamati.1
Daftar Pustaka
1. Idries AM. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama. Jakarta: Binarupa
Aksara; 1997.
2. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Pertama.Bagian Kedokteran Forensik FK Uni.
Indonesia. Jakarta; 2001.
3. Idries AM. Pedoman Praktis Ilmu Kedokteran Forensik bagi Praktisi Hukum. Cetakan
pertama. Jakarta: Sagung Seto; 2009.
4. Dix, J., Graham,M. Causes of death atlas Series : Time of Death, Decomposition and
Identification. New York : CRC Press, 2006.