Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KEMUHAMMADIYAHAN

MUHAMMADIYAH SEBAGAI GERAKAN MODERNISASI

PENANGKAL GERAKAN RADIKALISME

DAN SEKURALISME

Oleh :

Ahmad Fauzi 20180410220

Akhmad Yunus Khafidin 20180410239

Wahyu Adi Kurniawan 20180410243

Yusril Zulkarnain 20180410254

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena dengan rahmat
serta hidayah– Nya kami diberi nikmat sehat dan nikmat umur sehingga kami
dapat menyusun makalah ini.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kemuhammadiyahan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta program
studi Manajemen. Dalam memenuhi persyaratan tersebut penulis mencoba
membuat makalah yang berjudul “Muhammadiyah sebagai Gerakan
Modernisasi Penangkal Gerakan Gerakan Radikalisme dan Sekularisme“.

Dalam menyusun makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa


makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebab pengetahuan dan pengalaman
yang di miliki penulis terbatas.

Akhir kata ,semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Mei 2019

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ......................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................. ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 2

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

D. Manfaat ....................................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3

A. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Modernisasi ..................................... 3

B. Gerakan Radikalisme ................................................................................ 4

C. Gerakan Sekularisme ................................................................................ 6

D. Peran Muhammadiyah dalam Menangkal Gerakan Radikalisme dan


Sekularisme ........................................................................................................ 7

BAB III ................................................................................................................... 9

PENUTUP ............................................................................................................... 9

A. Kesimpulan ................................................................................................. 9

B. Saran ........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara yang terdiri dari banyak pulau,
suku, agama, ras, dan golongan. Dengan kata lain, Indonesai adalah negara
multikultural. Setiap golongan masyarakat memiliki latar belakang, sudut
pandang, dan pemikiran yang berbeda – beda. Indonesia juga merupakan
negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Berjuta – juta warga
negara Indonesia mayoritas adalah beragama Islam. Hal inilah yang
menyebabkan pertikaian, perbedaan pandangan, seperti gerakan radikalisme
dan sekularisme.
Radikalisme kebanyakan muncul dalam kalangan agama. Di beberapa
negara muslim, gerakan-gerakan radikal justru lahir pada saat demokratisasi
sedang digelar. Gerakan – gerakan agama radikal di Indonesia pun juga lahir
saat proses demokratisasi sedang berjalan. Tentunya radikalisme ini sangat
berbahaya karena sangat berkaita dengan kekerasan dalan agama.
Sekularisme berkaitan erat dengan meningkatnya pengaruh politik
gerakan-gerakan keagamaan di berbagai tempat. Banyak perkembangan yang
berhasil menggerogoti peran agama d era modern ini, dengan rumusan lama
tentang pemisahan gereja dan negara. Momen dimana kewajiban bernegara
bergesekan dengan tuntutan iman.
Muhammadiyah merupakan sebuah organisasi Islam terbesar di Indonesia.
Dalam kegiatan amar ma’ruf nahi munkar, Muhammadiyah berusaha untuk
memberikan kebaikan yang bersumber pada Al-Quran dan Sunah. Dalam hal
lain, Muhammadiyah sangat berperan dalam perkembangan negara Indonesia.
Muhammadiyah ingin selalu untuk memberikan dampak baik bagi Indonesai.

1
Dengan itu, Muhammadiyah memiliki banyak peran untuk Indonessia,
diantaranya adalah dengan menangkal gerakan yang dapat mengahancurkan
jati diri bangsa Indonesia yaitu gerakan radikalisme dan sekularisme.
Muhammadiyah memiliki peran penting dalam menangani hal tersebut.
Untuk itu, makalah ini kami akan membahasa tentang peran Muhammadiyah
dalam menangkal gerakan radikalisme dan sekularisme.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Muhammadiyah sebagai gerkan modernisasi
2. Apa arti gerakan radikalisme?
3. Apa arti gerakan sekularisme?
4. Bagaimana peran Muhammadiyah dalam menangkal gerakan radikalisme
dan sekularisme?

C. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kemuhammadiyahan.

D. Manfaat
Penulisan makalah ini bermanfaat bagi diri sendri dan juga pembaca agar
menambah wawasan tentang peran organisasi Muhammadiyah sebagai
gerakan modernisasi dalam menangkal gerakan radikalisme dan gerakan
sekularisme.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Muhammadiyah Sebagai Gerakan Modernisasi


Modernisasi yang dimaksud dalam gerakan Muhammadiyah adalah
memperbarui cara berpikir sesuai dengan perkembangan dan perubahan
zaman. Bukan pembaruan ajaran Islam, tetapi cara berpikir umat Islam yang
perlu diperbarui. Sasaran gerakan modernisasi adalah manusia. Perubahan
zaman jangan sampai merusak dasar-dasar ajaran Islam. Demikian juga tidak
membuat umat Islam ketinggalan zaman. Sehingga tidak leluasa menjalankan
amal ibadah. Bahkan zaman yang terus berkembang hendaknya memberi
kesempatan kepada umat Islam yang teguh pada jabatan agamanya,
bertambah mendapatkan peluang baru mengamalkan seluruh ajaran
agamanya. Modernisasi juga berarti membersihkan ajaran Islam dari campur
aduknya dengan ajaran-ajaran yang bukan Islam. Mengembalikan ajaran
Islam kepada sumbernya yang asli yaitu Al-Quran dan Al-Hadits (As-Sunnah
As-Shahihah Al-Maqbullah). Membersihkan dari penyakit TBC (Takhayul,
Bid’ah dan Churafat).
Modernisasi mempunyai dua arti yaitu:
1. Dalam bidang akidah dan ibadah, modernisasi bermakna pemurnian
dalam arti mengembalikan akidah dan ibadah kepada kemurniannya
sesuai dengan Sunnah Nabi Saw. Pengertian pemurnian ibadah berarti
menggali tuntunannya sedemikian rupa dari Sunnah Nabi saw untuk
menemukan bentuk yang paling sesuai atau paling mendekati Sunnah
beliau Berkaitan dengan akidah, pemurnian berarti melakukan pengkajian
untuk membebaskan akidah dari unsur-unsur khurafat dan tahayul
2. Dalam bidang muamalat duniawiyah (bukan akidah dan ibadah khusus),
berarti mendinamisakikan kehidupan masyarakat sesuai dengan capaian
kebudayaan yang dicapai manusia di bawah semangat dan ruh al-quran

3
dan Sunnah. Dalam aspek ini beberapa norma di masa lalu dapat berubah
bila ada keperluaan dan tuntutan untuk berubah
B. Gerakan Radikalisme
Radikalisme dalam artian bahasa berarti paham atau aliran yang
mengingikan perubahan atau pembaharuan social dan politik dengan cara
kekerasan atau drastis. Namun, dalam artian lain, esensi radikalisme adalah
konsep sikap jiwa dalam mengusung perubahan. Sementara itu radikalisme
menurut pengertian lain adalah inti dari perubahan itu cenderung
menggunakan kekerasan.
Yang dimaksud dengan radikalisme adalah gerakan yang berpandangan
kolot dan sering menggunakan kekerasan dalam mengajarkan keyakinan
mereka. Sementara Islam merupakan agama kedamaian yang mengajarkan
sikap berdamai dan mencari perdamaian. Islam tidak pernah membenarkan
praktek penggunaan kekerasan dalam menyebarkan agama, paham
keagamaan serta paham politik.
Faktor-faktor penyebab munculnya gerakan Radikalisme:
1. Faktor Sosial-Politik
Gejala kekerasan “agama” lebih tepat dilihat sebagai gejala sosial-
politik daripada gejala keagamaan. Gerakan yang secara salah kaparah
oleh Barat disebut sebagai radikalisme Islam itu lebih tepat dilihat akar
permasalahannya dari sudut konteks sosial-politik dalam kerangka
historisitas manusia yang ada di masyarakat.
2. Faktor Emosi Keagamaan
Harus diakui bahwa salah satu penyebab gerakan radikalisme
adalah faktor sentimen keagamaan, termasuk di dalamnya adalah
solidaritas keagamaan untuk kawan yang tertindas oleh kekuatan
tertentu. Tetapi hal ini lebih tepat dikatakan sebagai faktor emosi
keagamaannya, dan bukan agama (wahyu suci yang absolut)
walalupun gerakan radikalisme selalu mengibarkan bendera dan
simbol agama seperti dalih membela agama, jihad dan mati stahid.
Dalam konteks ini yang dimaksud dengan emosi keagamaan adalah

4
agama sebagai pemahaman realitas yang sifatnya interpretatif. Jadi
sifatnya nisbi dan subjektif.
3. Faktor Kultural
Hal ini juga memiliki andil yang cukup besar yang
melatarbelakangi munculnya radikalisme. Hal ini wajar karena
memang secara kultural, sebagaimana diungkapkan Musa Asy’ari 12
bahwa di dalam masyarakat selalu diketemukan usaha untuk
melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring kebudayaan tertentu yang
dianggap tidak sesuai. Sedangkan yang dimaksud faktor kultural di sini
adalah sebagai anti tesa terhadap budaya sekularisme. Budaya Barat
merupakan sumber sekularisme yang dianggab sebagai musuh yang
harus dihilangkan dari bummi. Sedangkan fakta sejarah
memperlihatkan adanya dominasi Barat dari berbagai aspeknya atas
negeri-negeri dan budaya Muslim. Peradaban barat sekarang ini
merupakan ekspresi dominan dan universal umat manusia. Barat telah
dengan sengaja melakukan proses marjinalisasi seluruh sendi-sendi
kehidupan Muslim sehingga umat Islam menjadi terbelakang dan
tertindas. Barat, dengan sekularismenya, sudah dianggap sebagai
bangsa yang mengotori budaya-budaya bangsa Timur dan Islam, juga
dianggap bahaya terbesar dari keberlangsungan moralitas Islam.
4. Faktor Ideologis Anti Westernisme
Westernisme merupakan suatu pemikiran yang membahayakan
Muslim dalam mengapplikasikan syari’at Islam. Sehingga simbol-
simbol Barat harus dihancurkan demi penegakan syarri’at Islam.
Walaupun motivasi dan gerakan anti Barat tidak bisa disalahkan
dengan alasan keyakinan keagamaan tetapi jalan kekerasan yang
ditempuh kaum radikalisme justru menunjukkan ketidakmampuan
mereka dalam memposisikan diri sebagai pesaing dalam budaya dan
peradaban.
5. Faktor Kebijakan Pemerintah.

5
Ketidakmampuan pemerintahan di negara-negara Islam untuk
bertindak memperbaiki situasi atas berkembangnya frustasi dan
kemarahan sebagian umat Islam disebabkan dominasi ideologi, militer
maupun ekonomi dari negera-negara besar. Dalam hal ini elit-elit
pemerintah di negeri-negeri Muslim belum atau kurang dapat mencari
akar yang menjadi penyebab munculnya tindak kekerasan
(radikalisme) sehingga tidak dapat mengatasi problematika sosial yang
dihadapi umat.13 Di samping itu, faktor media massa (pers) Barat
yang selalu memojokkan umat Islam juga menjadi faktor munculnya
reaksi dengan kekerasan yang dilakukan oleh umat Islam. Propaganda-
propaganda lewat pers memang memiliki kekuatan dahsyat dan sangat
sulit untuk ditangkis sehingga sebagian “ekstrim” yaitu perilaku
radikal sebagai reaksi atas apa yang ditimpakan kepada komunitas
Muslim.
C. Gerakan Sekularisme
Salah satu pengertian sekularisme yang dikutip dari dalam webster
dictionary bahwasanya sekularisme didefinisikan sebagai “A system of
doctrines and practices that rejects any form of religious faith and worship”
(Sebuah sistem doktrin dan praktik yang menolak bentuk apa pun dari
keimanan dan upacara ritual keagamaan) atau sebagai: “The belief that
religion and ecclesiastical affairs should not enter into the function of the
state especially into public education” (Sebuah kepercayaan bahwa agama
dan ajaran-ajaran gerejatidak boleh memasuki fungsi negara, khususnya
dalam pendidikan publik). Berangkat dari pengertian ini dapat
diklasifikasikan bahwasanya sekularisme terdiri dari dua dasar
pemikiran,yaitu: sebuah sistem/kepercayaan/paham dan pemisahan agama
dari ruang publik. Konsep ini lahir di Eropa menjelang masa “Renaissance”
atau abad pencerahan di Eropa.
Berangkat dari kondisi traumatis masyarakat eropa terhadap dominasi
gereja terhadap kehidupan publik dan pembatasan rasionalisme di Eropa pada
masa itu, maka sebagai suatu solusi atas masalahnya, muncullah sekulerisme.

6
Istilah sekularisme menarik untuk diikuti dewasa ini dalam kehidupan
bermasyarakat,utamanya dalam politik, walaupun ada yang membedakan
ruang lingkup sekularisme yangterbatas pada lingkup pemerintahan,
ekonomi, sosial masyarakat, dan juga budaya.
Sekularisme dalam definisi keagamaan bermakna keyakinan bahwa hidup
bisa diatur dengan proses penalarantanpa mengambil rujukan dari Tuhan atau
konsep-konsep supra natural.
Dalam definisi social bermakna anggapan bahwa keyakinan keagamaan
bukanlah nilai bersama masyarakat;sedangkan pada tingkat negara atau
pemerintahan bermakna kebijakan untuk mencegahpencampuradukan agama
dan negara, penghentian diskriminasi antara agama dan penjaminanhak asasi
manusia warga negara tanpa memandang agama dan keyakinannya.
Dalam istilah politik, sekularisme secara sederhana merupakan pergerakan
menuju pemisahan antara aturan agama dan aturan pemerintahan.
Pengurangan keterikatan antara pemerintahan danagama dalamsuatu
negara,menggantikan hukum keagamaan dengan hukum sipil, mengganti
prinsip ekonomiyang berdasar agama, dan menghilangkan pembedaan yang
dirasa tidak adil dalam masyarakat dengan ”dalih” agama menjadi gambaran
penerapan prinsip sekularisme dalam suatu pemerintahan. Ketika sekularisme
diterapkan maka dalam suatu negara atau pemerintahan, tidak ada satu agama
atau ajaran apapun yang dalam kehidupan bernegara akan dijadikan asas
dalammenjalankan pemerintahan, bahkan tidak ada satu simbol agama yang
diperbolehkan didalamnya dan sebutan negara seperti ini adalah negara
sekuler. Laïcité adalah konsep masyarakat sekular.
D. Peran Muhammadiyah dalam Menangkal Gerakan Radikalisme dan
Sekularisme
Muhammadiyah memiliki peran yang sangat penting dalam menangkal
gerakan radikalisme dan sekularisme. Muhammadiyah adalah organisasi
Islam dengan dakwah amar ma’ruf nahi muinkar, yaitu menyerukan kepada
kebajikan dan menjauhi hal yang munkar (buruk) yang berpedoman pada Al-

7
Qur’an dan Sunah. Islam, sangat tidak menyukai hal yang berbau kekerasan
dan menyimpang dari ajarannya.
Dalam hal tersebut, Muhammadiyah melakukan berbagai cara untuk
menangkal gerakan radikalisme dan sekularisme, diantaranya adalah :
1. Melalui Pendidikan
Dalam pendidikan, Muhammadiyah memiliki berbagai jenjang
seklah mulai dari sekolah tingkat bawah sampai tingkat atas.
Muhammadyah dalam pendidikan selalu menerapkan hal-hal yang
bersumber dari Al-Quran dan Sunah. Muhammadiyah memberikan
pembelajaran bahwa gerakan radikalisme dan sekularisme
merupakan gerakan yang jauh dari ajaran agama Islam. Dengan itu,
para peserta didik di pendidikan Muhammadiyah mengetahui
bagaimana bahayanya gerakan tersebut, dan Muhammadiyah
mengajak agar menjauhi gerakan radikalisme serta sekularisme.
2. Melalui Dakwah
Dalam dakwah, Muhammadiyah selalu berpedoman kepada Al-
Quran dan Sunah Rasulullah. Dalam berdakwah, Muhammadiyah
memberikan seruan kepada seluruh masyarakt muslim agar tidak
terjerumus kepada hal-hal yang berkaitan atau berkenaan dengan
gerakan radikalisme dan sekularisme. Sehingga masyarakat tahu,
bahwa gerakan itu bertentangan dengan agama Islam.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Modernisasi yang dimaksud dalam gerakan Muhammadiyah adalah
memperbarui cara berpikir sesuai dengan perkembangan dan perubahan
zaman. Bukan pembaruan ajaran Islam, tetapi cara berpikir umat Islam yang
perlu diperbarui.Sasaran gerakan modernisasi adalah manusia. Namun dalam
gerakan tersebut, ada tantangan dari internal sendiri yaitu adanya gerakan
radikalisme dan gerakan sekularisme. Radikalisme dalam artian bahasa
berarti paham atau aliran yang mengingikan perubahan atau pembaharuan
social dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Sedangkan gerakan
sekularisme adalah sebuah kepercayaan bahwa agama dan ajaran-ajaran
gerejatidak boleh memasuki fungsi negara, khususnya dalam pendidikan
public. Dengan adanya tantangan itu, Muhammadiyah yang merupakan
sebuah gerakan modernisasi berupaya melakukan berbagai hal untuk
menangkal gerakan radikalisme dan sekularisme, diantaranya adalah melalui
pendididikan Muhammadiyah dan dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Upaya
tersebut dapat menangkal gerakan yang berbahaya tersebut yang tentunya
dapat menghancurkan negara Indonesia dan khususnya adalah pada agama
Islam.
B. Saran
Untuk lebih mengamankan negara Indonesia dan juga agama Islam,
Muhammadiyah sebaiknya perlu melakukan berbagai banyak hal lagi agar
gerakan radikalisme dan sekularisme benar – benar tidak dapat teradi lagi di
Indonesia.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dikutip dari https://docplayer.info/73028253-Muhammadiyah-sebagai-gerakan-


tajdid.html pada tanggal 5 Mei 2019.

Dikutip dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Radikalisme pada tanggal 5 Mei


2019.

Dikutip dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sekularisme pada tanggal 5 Mei


2019.

Dikutip dari https://id.scribd.com/doc/102607233/MAKALAH-AKHIR-MATA-


KULIAH-UMUM-AGAMA-ISLAM-II-PAHAM-SEKULARISME-
LA%CE%AACITE-NEGARA-PRANCIS pada tanggal 5 Mei 2019.

Dikutip dari http://wahid-hambali.blogspot.com/2013/04/radikalisme-


makalah.html?m=1 pada tanggal 5 Mei 2019.

10

Anda mungkin juga menyukai