Ke Ompok 6 Behaviorisme
Ke Ompok 6 Behaviorisme
Disusun Oleh :
Kelompok 6
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA 2019
Behaviorisme dipelopori oleh ilmuwan berkebangsaan Rusia yaitu Ivan M. Sekhenov (1829-
1905). Dia menghabiskan waktunya untuk mencampur secara kaku antara asosiasionisme dengan
materialisme, dan dia menyimpulkan bahwa semua perilaku itu disebabkan oleh stimulasi. Pada tahun
1863, Sekhenov menulis “Reflexes of the brain” dimana ia berpendapat bahwa stimuasi menyebaban
semua perilaku, dan tidak hanya proses pembebasan saja yang ada dalam sistem saraf pusat, tapi juga
ada proses penghalangan. buku ini menandakan awal mula munculnya behaviorisme. Pada abad 20
psikologi.
A. Pengertian Behaviorisme
Behaviorisme adalah pendekatan yang memfokuskan perhatian pada lingkungan dan perilaku
individu. Pendekatan ini berfokus pada interaksi organisme dan lingkungannya dengan kata lain berfokus
pada perilaku, bukan perasaan. Prinsip pendekatan behaviorisme atau perilaku diterapkan secara luas untuk
membantu manusia mengubah perilaku mereka kearah yang lebih baik. Psikolog yang menganut
B. Tokoh-Tokoh Behaviorisme
1. Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)
Beliau mencetuskan sebuah pengkondisian pavlovian (klasikal) yaitu sebuah pengkondisian
yang membentuk berbagai gerak refelks yang dimulai stimulas yang belum jadi kebiasaan
(unconditioned stimulus) dan respon yang belum jadi kebiasaan (undocitioned responses).
Pavlov setuju dengan Sekhenov bahwa ada penghalangan dan juga pembebasan. Perangkat
istilah dari Pavlov adalah sistem sinyal pertama dan kedua. Sistem sinyal pertama terjadi pada
saat stimulus yahng sudah menjadi kebiasaan bertindak sebagai sinyal pada peristiwa. Sistem
sinyal kedua terjadi ketika simbol yang berubah-ubah menghasilkan stimuli, sebagaimana
kontruksi “kotak-kotak puzzle” yang begitu buruk. Dari percobaan tersebut beliau
asosiasi lebih sering digunakan, maka koneksinya akan lebih kuat. Sedangkan kurangnya
penggunaan maka koneksinya akan lemah. hal ini berturut-turut disebut hukum kegunaan
2. Hukum Efek, ketika sebuah sebuah asosiasi diikuti dengan “keadaan yang memuaskan”
maka koneksi menguat. Begitu juga sebaliknya jika keadaan memuakkan maka
koneksinya lemah.
Pada tahun 1913 beliau menulis sebuah artikel yang berjudul “Pshychology as a Behaviorist
Views It” untuk Pshychological review. Disini beliau menerangkan program behavioris.
untuk perilaku manusia, tetapi gagal. Menurut Watson, psikologi pada dasarnya merupakan
ilmu stimuli dan respons. Proses otak tidak penting dan emosi merupakan respon terhadap
stimuli. Pikiran adalah pembicaraan yang tidak terungkapkan. Dan Watson menolak eksistensi
insting manusia, kapasitas atau talenta warisan, dan juga terhadap tempramen.
Skinner menekankan bahwa psikologi harus membahas tentang hal yang dilakukan oleh
individu. Tindakan dan perilaku mereka tidak seharusnya membahas hal-hal yang tidak
terlihat, seperti pikiran, perasaan, dan tujuan. Ia menyakini bahwa imbalan dan hukuman
menentukan perilaku kita. Contohnya seorang anak berperilaku baik karen mendapatkan
imbalan dari orang tuanya atas perilaku baik itu. Menurutnya hal ini terjadi karena kondisi
lingkungan yang terus dialami. Ia berhasil menjadi salah satu penulis psikologi terbaik,
termasuk buku “Walden II” sebagai buku fiksi yang menjelaskan perilaku sebuah komunitas
C. Kesimpulan
Behaviorisme adalah sebuah aliran yang memfokuskan pada tingkah laku manusia dan lingkungan
sebagai sebuah pengkondisian yang membentuk berbagai gerak refelks dan respon. Hal ini dipengaruhi
dengan sering atau tidaknya sebuah asosiasi digunakan.
D. Daftar Pustaka