Anda di halaman 1dari 5

NAMA : FERA YUNIAR

NIM : H411 15 317


TUGAS : FIKOLOGI

Deskripsikan contoh spesies dari ordo Phaeophyceae, Clorophyceae dan


Rhodophyceae serta mnfaatnya!
Phaeophyceae
Contoh spesies, yaitu: sargassum sp

Ciri-ciri umum dari Sargassum ini adalah bentuk thallus umumnya silindris atau
gepeng, cabangnya rimbun menyerupai pohon di darat, bentuk daun melebar, oval, atau seperti
pedang, mempunyai gelembung udara (bladder) yang umumnya soliter, ukuran panjang
umumnya mencapai 3-7 meter, warna thallus umumnya coklat (Aslan, 1991). Sargassum
biasanya dicirikan oleh 3 sifat yaitu adanya pigmen coklat yang menutupi warna hijau, hasil
fotosintesis disimpan dalam bentuk laminaran dan algin serta adanya flagel (Dawes, 1981;
Tjitrosoepomo, 2005).
Sargassum sp. telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam bidang industri
makanan, farmasi, kosmetika, pakan, pupuk, tekstil, kertas, dan lain sebagainya. Hasil ekstraksi
Sargassum sp. berupa alginat banyak digunakan industri makanan untuk memperkuat tekstur
atau stabilitas dari produk olahan, seperti es krim, sari buah, pastel isi, dan kue. Sargassum sp.
juga telah dimanfaatkan di bidang farmasi dan ternak (Tjitrosoepomo, 2005; Poncomulyo et
al., 2006). Menurut Kadi (2005) dalam Pakidi dan Hidayat (2016), Sargassum sp. mengandung
bahan alginat dan iodin yang digunakan pada industri makanan, farmasi, kosmetik dan tekstil.
Selain itu juga, Sargassum sp. mengandung senyawasenyawa aktif steroida, alkaloida, fenol,
dan triterpenoid berfungsi sebagai antibakteri, antivirus, dan anti jamur. Rumput laut
sargassum telah lama dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan obat. Sebagai sumber gisi,
rumput laut memiliki kandungan karbohidrat (gula atau vegetable-gum), protein, sedikit
lemak, dan abu yang sebagian besar merupakan senyawa garam natrium dan kalium. Selain itu,
rumput laut juga mengandung vitamin-vitamin, seperti A,B1,B2,B6,B12, dan C; betakaroten;
serta mineral, seprti kalium, kalsium, fosfor, natrium, zat besi, dan yodium. Hidrokoloid dari
Rumput laut (Karaginan, Agar dan Alginat) sangat diperlukan mengingat fungsinya sebagai
gelling agent, stabilizer, emulsifier agent, pensuspesi, pendispersi yang berguna dalam
berbagai industri seperti industri makanan, minuman, farmasi dan kosmetik, maupun industri
lainnya seperti cat tekstil, film, makanan ternak, keramik, kertas, fotografi dan lain-lain.

Clorophyceae
Contoh spesiesnya, yaitu: Chlorella sp

Chlorella sp adalah salah satu jenis alga hijau bersel satu. Selnya berdiri sendiri dengan
berbentuk bulat atau bulat telur dengan diameter 3-8 mikron, memiliki khloroplas berbentuk
seperti cawan dan dindingnya keras. Warnanya hijau cerah, hidup dipermukaan air tawar,
namun ada juga yang hidup di air asin (Afandi, 2003). Chlorella sp dapat bergerak tetapi sangat
lambat sehingga pada pengamatan seakan-akan tidak bergerak. Alga ini dapat tumbuh pada
salinitas 0-35 ppt. Alga ini masih dapat bertahan hidup pada suhu 40oC, tetapi tidak tumbuh.
Kisaran suhu 25-30oC merupakan kisaran suhu yang optimal untuk pertumbuhan alga ini
(Isnansetyo & Kurniastuty, 1995).
Chlorella sp adalah fitoplankton yang sering dijumpai di perairan umum,baik itu perairan tawar
maupun perairan laut (Wigajatri R.P, dkk 2003). Karena tidak beracun, namun memiliki nilai gizi yang
tinggi, Chlorella sp merupakan salah satu mikroalga yang sering dibudidayakan untuk berbagai
keperluan
seperti obat-obatan, kosmetik, atau untuk alternative biodiesel. Sifat kosmopolitan Chlorella sp mampu
hidup di mana-mana kecuali di tempat yang sangat penting bagi kehidupan. Pertumbuhan Chlorella sp
yang dikultur sangat ditentukan oleh ketersediaan nutrien (unsur hara) dan kondisi lingkungan
(Sylvester et al. 2002). Faktor pembatas dalam budidaya Chlorella sp adalah nitrat dan fosfat.
Beberapa manfaat Chlorella sp diantaranya: (1) berkembangbiak dengan cepat pada kondisi
tumbuhnya, (2) mudah dalam membudidayakan, (3) menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis,
dan
(4) mengandung protein yang tinggi dengan komponen utama asam amino (Nakayama, 1992
dalam Arifin, F, 2012). Selain nutrien dan kondisi lingkungan yang sesuai dengan Chlorella sp,
inokulum juga merupakan faktor yang sangat penting di dalam kultur Chlorella spp karena kultur tidak
mungkin dilaksanakan tanpa adanya inokulum (Sapta et al. 2002).
Chlorella diketahui memiliki kandungan lipid dan protein yang tinggi. Menurut
Prescott dalam Sharma (1992), kandungan lipidnya mencapai 8,5% dari beratkering. Protein
Chlorella mengandung semua asam-asam amino esensial. Oleh karena itu Chlorella dapat
digunakan sebagai bahan makanan untuk penerbangan ruang angkasa. Walaupun Chlorella
dapat digunakan sebagai makanan pengganti di saat krisis, biaya budidayanya sangat mahal.
Menurut Thacker & babcock dalam Sharma (1992), dari segi ekonomis produksi Chlorella
kurang menguntungkan. diketahui memiliki kandungan lipid dan protein yang tinggi. Menurut
prescott dalam Sharma (1992), kandungan lipidnya mencapai 8,5% dari beratkering. Protein
Chlorella mengandung semua asam-asam amino esensial. Oleh karena itu Chlorella dapat
digunakan sebagai bahan makanan untuk penerbangan ruang angkasa. Walaupun Chlorella
dapat digunakan sebagai makanan pengganti di saat krisis, biaya budidayanya sangat mahal.
Menurut thacker & babcock dalam Sharma (1992), dari segi ekonomis produksi Chlorella
kurang menguntungkan.

Rhodophyceae
Contoh spesiesnya, yaitu: Gracilaria sp.

Morfologi rumput laut Gracilaria sp. tidak memiliki perbedaan antara akar, batang dan
daun. Batang dan percabangannya yang menyusun tumbuhan ini yang disebut dengan thallus
(jamak: thalli) karena tidak bisa dibedakan dengan jelas mana batang, dan daun seperti
tumbuhan tingkat tinggi. Ciri umum dari Gracilaria sp. adalah mempunyai bentuk thallus
silinderis atau gepeng dengan percabangan mulai dari yang sederhana sampai pada yang rumit
dan rimbun, di atas percabangan umumnya bentuk thalli (kerangka tubuh tanaman) agak
mengecil, permukaannya halus atau berbintil-bintil, diameter thallus berkisar antara 0,5-2 mm.
Panjang dapat mencapai 30 cm atau lebih dan Gracilaria sp. tumbuh di terumbu karang dengan
air jernih dan arus cukup dengan salinitas ideal berkisar 20-28 ppt. Secara alami gracilaria
hidup dengan melekatkan thallusnya pada substrat yang berbentuk pasir, lumpur, karang, kulit
kerang,
karang mati, batu maupun kayu, pada kedalaman sampai sekitar 10 sampai 15 meter di bawah
permukaan air yang mengandung garam laut pada konsentrasi sekitar 12-30o/oo. Untuk
melekatkan dirinya, Gracilaria sp. memiliki suatu alat cengkeram berbentuk cakram yang
dikenal dengan sebutan 'hold fast'. Jika dilihat secara sepintas, tumbuhan ini berbentuk rumpun,
dengan tipe percabangan tidak teratur, 'dichotomous', 'alternate', 'pinnate', ataupun bentuk-
bentuk
percabangan yang lain (Lideman, et al., 2016).
Menurut Soegiarto et al., (1978), Gracilaria sp. dapat tumbuh di berbagai kedalaman,
namun pada umumnya pertumbuhan jenis ini lebih baik di tempat dangkal dari pada di tempat
yang dalam. Temperatur merupakan faktor terpenting untuk pertumbuhan Gracilaria sp..
Sedangkan temperatur optimum untuk pertumbuhan Gracilaria berkisar antara 20-28 ℃.
Bahkan di daerah Sulawesi pada musim-musim tertentu rumput laut jenis ini banyak terdampar
di pantai karena hempasan gelombang dalam jumlah yang sangat besar Gracilaria sp. tersebar
luas di sepanjang pantai daerah tropis (Anggadiredja dkk, 2006).
Manfaat ekologi dan habitat rumput laut Gracilaria sp. yaitu untuk mengetahui dan
memberikan informasi kepada masyarakat dan lembaga terkait mengenai ekologi dan habitat
rumput laut (Neori, et al., 1996) dan menentukan struktur komunitas dalam ekosistem (sistem
hubungan timbal balik yang komplek antara makhluk hidup dengan lingkungan biotik dan
abiotik yang bersama-sama membentuk suatu sistem ekologi perairan, selain itu rumput laut
Gracilaria sp. sendiri merupakan sumber daya laut yang disamping bermanfaat sebagai bahan
baku makanan sehat juga berperan penting dalam mengendalikan kualitas perairan tambak
yakni sebagai faktor penentu dinamika oksigen perairan tambak. Kemampuan rumput laut
dalam memperbaiki kualitas lingkungan perairan tambak telah terbukti dapat memberikan
banyak manfaat terhadap perairan tambak, diantaranya sebagai faktor pemacu (forcing
funciton) untuk menjaga kualitas air tambak agar tetap kondusif dalam pertumbuhan (Kartono
et al., 2008).
Manfaat ekonomis rumput laut Gracillaria sp. dapat dimanfaatkan sebagai bahan
makanan dan minuman. Selain itu, juga dapat dimanfaatan di bidang farmasi,industri seperti
pembutan agar-agar. Menurut Salmi et al. (2012) dalam Sugianto et al. (2013), rumput laut
merupakan sumber pangan yang memiliki kandungan karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
asam amino dan mineral tinggi. Kandungan serat dan mineral rumput laut juga lebih tiggi
daripada sebagian besar buah dan sayuran.
Menurut Simanjuntak (1995) dalam Putinella (2001) dalam Hendrajat, et al. (2010),
bahwa jenis alga merah seperti Gracillaria sp. banyak digunakan sebagai obat tradisional di
Cina. Hasil analisis kimia menujukkan bahwa alga tersebut mengandung senyawa terpenoid,
asetogenik maupun senyawa aromatik. Umumnya senyawa yang ditemukan pada alga merah
bersifat anti mikroba, antiinflamasi, antivirus dan bersifat fitotaksis.

Anda mungkin juga menyukai